Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN

Fakultas Pertanian Universitas Nasional

SERIMULYATI DESTINA HARAHAP


(033112500170019)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum
melongena L.)

Pada abad ke–V sudah banyak tanaman terung ditanam di negeri Cina. Tanaman ini
menyebar ke negara-neraga lain di kawasan Eropa dan kawasan Asia terutama Malaysia,
seterusnya menyebar ke Indonesia yang pusatnya di Pulau Jawa dan Sumatera dan kini
dibudidayakan secara luas oleh masyarakat. Tanaman terung dapat tumbuh optimal pada suhu
antara 20 o C – 32o C, kelembabannya antara 80% - 90%, curah hujan 3 – 4,5 bulan kering
(tidak ada hujan) dalam satu tahun, energi kinetik matahari yang optimal untuk pertumbuhan
dan pembuahan antara 350 cal/m2 , dengan ketinggian tepat 1 mdpl – 1.200 mdpl dan dengan
pH tanah 6,8 – 7,3.
Tanaman terung tergolong tanaman yang menghasilkan biji (Spermotophyta) dan
diklasifikasikan dalam kelas Dicotyledoneae. Tanaman terung memiliki beberapa varietas,
seperti varietas kopek, varietas craigi, varietas bogor dan varietas gelatik. Dalam penelitian
ini peneliti memilih varietas mustang. Verietas mustang merupakan terung hibrida yang
memiliki beberapa keunggulan, seperti sifat genjah, memiliki buah yang berukuran lebih
besar dengan tingkat produksi tinggi, memiliki sifat mudah beradaptasi pada kondisi
lingkungan yang berbeda-beda. Manfaat tanaman terung selain sebagai bahan makanan juga
berkhasiat menyembuhkan beberapa jenis penyakit, seperti wasir, susah buang air seni, retak
tulang, pil keluarga berencana, epilepsi, menurunkan gula darah, mencegah penyakit tumor,
kanker, stress, dan sebagainya.
Pupuk organik cair memiliki fungsi memperbaiki kondisi tanah, memacu penyerapan
unsur hara oleh tanaman dan meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman, serta tidak
meninggalkan unsur kimia yang berbahaya jika tanaman yang dipupuk tersebut dikonsumsi.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
jenis dan dosis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung.
Penelitian dilakukan di Desa Limo Kecamatan Limo (Depok) Jawa Barat. Ketinggian
tempat 50 m di atas permukaan laut. Jenis tanah yang digunakan latosol, penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2005. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor jenis
(pupuk Bioma–150, Growing, EM4) dan faktor dosis (dosis 5 ml/liter air, 10 ml/liter air dan
15 ml/liter air), diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 27 unit percobaan.
Terdapat interaksi jenis dan dosis pada Bioma–150 dengan dosis 15 ml/liter terhadap
diameter batang pada minggu ke-7 MST dan jumlah daun pada minggu ke–8 MST. Dilihat
dari segi jenis pupuk organik cair yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman terung
adalah pemberian pupuk cair Bioma–150 terhadap tinggi tanaman mencapai 94,1 cm pada
minggu ke–12 MST dengan dosis 15 ml/liter, diameter batang terbesar 17,3 mm pada minggu
ke–12 MST dengan dosis 15 ml/liter, berat buah terbaik 286,0 gram pada minggu ke–12 MST
dengan dosis 10 ml/liter, jumlah buah sebanyak 6 buah dalam satu pohon pada minggu ke–
12 MST dengan dosis 15 ml/liter, berat kering brangkasan 138,9 gram pada minggu ke–12
MST dengan dosis 15 ml/liter, yang merupakan pengamatan terbaik. Dosis terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman terung adalah dosis 15 ml/liter air untuk pupuk organik cair
Bioma–150.

Pembimbing I : Ir. Tri Waluyo, M. Agr.


Pembimbing II : Ir. Wayan Rawiniwati, M.Si.

Anda mungkin juga menyukai