PUSKESMAS TEGALREJO
Disusun oleh
FATIMATUS SOLEKHAH
20120310152
i
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA
FATIMATUS SOLEKHAH
20120310152
Mengetahui
Kepala Puskesmas Tegalrejo
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang
Maha Esa, yang telah memberikan hidayah dan anugerah-Nya sehingga presentasi
kasus dengan judul “HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL DENGAN
UNDERWEIGHT PADA PEREMPUAN LANSIA DENGAN
PENGETAHUAN YANG KURANG TERHADAP PENYAKITNYA DAN
STATUS EKONOMI YANG SEDANG PADA RUMAH TANGGA YANG
TIDAK BER PHBS” ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga serta para sahabat,
tabiin, tabi’it tabiin dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Presentasi kasus ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti
ujian kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Puskesmas Tegalrejo. Pada
kesempatan ini, izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah berperan serta dalam membantu penyelesaian presentasi kasus
sekaligus laporan home visit ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus ini
2. Dr. dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3. dr. Iman Permana, M.Kes, Ph.D. selaku dokter pembimbing fakultas
kedokteran yang telah memberikan banyak masukan dan pertimbangan guna
menyempurnakan penulisan presentasi kasus ini
4. dr. Widyastuti selaku dokter pembimbing Puskesmas yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan
5. dr. Prie Aka Mahdayanti Kepala Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta yang telah
bersedia memberi kami kesempatan untuk belajar banyak di puskesmas ini.
iii
6. Seluruh karyawan Puskesmas Tegalrejo yang telah membantu kelancaran
home visit kasus ini
7. Pasien Ny. B, yang telah bersedia menjadi pasien dan meluangkan waktunya
untuk home visite
8. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian presentasi
kasus ini yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini masih belum
sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar
dikemudian hari penulis dapat mempersembahkan suatu hasil yang lebih baik.
Akhir kata, penulis mengharapkan presentasi kasus ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama ilmu
kedokteran.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 12 September 2017
Penyusun
Fatimatus Solekhah
iv
DAFTAR ISI
v
ANALISA KASUS ............................................................................................14
BAB III ...............................................................................................................20
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................20
A. HIPERTENSI ..............................................................................................20
1. Penatalaksanaan Hipertensi .................................................................... 20
2. Gaya hidup ............................................................................................. 20
3. Farmakologi ............................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................24
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. B
Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 08 Agustus 1961
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jatimulyo RT.021/RW.012
Agama : Islam
Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar
Kunjungan Puskesmas : 5-09-2017
Kunjungan Rumah : 6-09-2017
B. AUTOANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Pusing
1
Tahun 2011/06/15 TD 150/90
Tahun 2011/12/03 TD 160/100
Tahun 2012/07/05 TD 160/100
Tahun 2012/11/29 TD 140/90
Tahun 2015/11/07 TD 130/80
Tahun 2016/03/20 TD 140/90
Tahun 2017/09/05 TD 150/90
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Sakit Jantung : Disangkal
Riwayat Sakit Ginjal : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Operasi : Disangkal
2
- Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga sudah 38 tahun ikut
majikannya.
- Gaya hidup
Pola makan pasien 1-2 kali sehari namun tidak teratur. Pasien kadang
mengonsumsi buah semangka untuk menurunkan tekanan darahnya,
namun pasien tidak suka makan sayur-sayuran,setiap harinya pasien
minum air putih, pasien tidak minum kopi, tidak merokok dan tidak
konsumsi alcohol, dan tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang,
pasien sering jalan-jalan disekitar rumah, pasien setiap harinya biasa
tidur 5-6 jam.
6. Riview Sistem
a. Sistem saraf pusat : Pusing (+)
b. Sistem saraf perifer : Kesemuta pada kedua telapak
tangan dan kaki (-)
c. Sistem kardiovaskular : Nyeri dada (-), tidak ada keluhan
d. Sistem respirasi : Sesak nafas (-), tidak ada keluhan
e. Sistem gastrointestinal : Mual (-), tidak ada keluhan
f. Sistem urinary : BAK nyeri (-), tidak ada keluhan
g. Sistem muskuloskeletal : Badan nyeri (-), tidak ada keluhan.
3
Memiliki jamban jongkok di dalam rumah. Sarana pembuangan air
limbah, Limbah kamar mandi dan dapur dialirkan ke dalam saluran
menuju selokan bagian belakang rumah. terdapat tempat
pembuangan sampah di depan rumah. Rumah memiliki teras.
Lingkungan sekitar rumah
Rumah pasien terletak di lingkungan padat penduduk yang batas
dinding antar rumah berjarak kira-kira 50 cm dari rumah sekitar
penduduk. Halaman depan pasien sekitar 3 meter, berhadapan
langsung dengan rumah warga yang lain. Jalanan di rumah pasien
hanya cukup dilewati 1 mobil. Setiap harinya sampah rumah tangga
dikumpulkan dan akan di ambil oleh petugas sampah.
3m
2. Anamnesis Illness
Illness merupakan keaadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang
didapat dari penyakit tersebut (bersifat subyektif). Illness terdiri dari empat
komponen berupa perasaan, ide/pemikiran, dan harapan pasien terhadap
penyakit yang dia alami, serta efek penyakit terhadap fungsi/kehidupan
sehari-hari pasien. Berikut adalah illness Ny. B :
Tabel 1. Anamnesis Illness
No Komponen Pasien
1. Perasaan Saat pasien mengetahui dirinya terkena hipertensi,
pasien sedikit khawatir dan pasien menerima akan
4
sakit yang dideritanya, Tetapi kalau sudah terlalu
merasakan pusing yang berlebihan pasien akan
mengontrolkan ke puskesmas.
2 Ide/Pemikiran Pasien tidak paham tentang sakit yang dialaminya.
pasien tidak mengetahui akan komplikasi dari
penyakit yang akan terjadi nantinya Sehingga tidak
tahu bahwa harus rutin control dan minum obat
supaya tidak kambuh dan sakit lagi.
3 Harapan Pasien berharap sakitnya tidak kambuh lagi,
dengan berusaha mengatur pola makan yang sehat
dan hidup yang sehat.
4 Efek Terhadap Pasien merasa mudah lelah sehingga aktivitas
Fungsi pasien atau pekerjaannya menjadi terganggu.
5
Berdasarkan jumlah nilai identifikasi PHBS, rumah tangga pasien
tergolong tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran&Kesan Umum : Compos Mentis, Baik.
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit, regular, isi, dan tegangan
cukup
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 22 x/menit
3. Antropometri
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 40 kg
IMT : 17,77 kg/m2
Status Gizi : Underweight
4. Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala : Simetri, mesosefal
5. Pemeriksaan Mata
Palpebra : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis(-/-), hiperemis (-/-)
Sklera : Ikterik(-/-)
Pupil : Reflek cahaya(+/+), isokor (3mm/3mm)
6. Pemeriksaan Hidung : Secret (-/-), epitaksis (-/-)
7. Pemeriksaan Telinga : Otore (-/-), nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)
8. Pemeriksaan Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
Kelenjar Limfonodi : Tidak membesar, nyeri (-)
JVP : Tidak meningkat
9. Pemeriksaan Dada
6
Pulmo:
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-), deformitas (-),
retraksi (-)
Palpasi : Simetris, nyeri tekan (-), vokal fremitus normal
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor:
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi : Batas jantung Kanan atas: SIC II parasternal
dextra. Kanan bawah: SIC IV parasternal dextra. Kiri atas: SIC II
parasternal sinistra. Kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : S1-S2 reguler, bising (-)
10. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit, jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar lien tak teraba, massa
(-)
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang perut
11. Pemeriksaan Ekstremitas
Tabel 3. Pemeriksaan Ekstremitas
Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Edema - - - -
Akral Hangat Hangat Hangat Hangat
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Tremor - - - -
Pulsatil Normal Normal Normal Normal
Nadi Reguler Reguler Reguler Reguler
7
D. PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA
Berikut ini adalah perangkat keluarga yang terdiri atas family
genogram, family map, family life cycle, family life line, family APGAR,
family SCREEM.
1. Genogram
1 2
NY.
B
r
r
Legenda:
B = Breadwinner = Laki-laki
C = Caregiver
D = Decision Maker = Perempuan
X = Meninggal dunia
= Pasien
hhh 1 = Istri pertama
hh 2 = Istri kedua = Tinggal bersama
hhh
hh
Gambar 2. Genogram
8
2. Bentuk Keluarga
Single parent family (Keluarga orang tua tunggal), dimana dalam keluarga
ini ditinggal mati tidak pernah menikah.
3. Family Map
Ny.B NY. S
Keterangan :
= fungsional
≠ disfungsional
Gambar 3. Family Map
5. Family APGAR
Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur sehat atau
tidaknya suatu keluarga dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga/tingkat
kesehatan keluarga.
Respon
Hampir
Hampir
Kriteria Pertanyaan Kadang tidak
selalu
(1) pernah
(2)
(0)
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah √
Adaptasi
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
Kemitraan √
terhadap permasalahan yang saya
hadapi
9
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
Pertumbuhan √
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki
Saya puas dengan kehangatan / kasih
Kasih sayang √
sayang yang diberikan keluarga saya
Saya puas dengan waktu yang
Kebersamaan disediakan keluarga untuk menjalin
√
kebersamaan
Total 5
8-10 = fungsi keluarga baik ( Highly functional family)
4-7 = disfungsional sedang / fungsi keluarga kurang baik (Modeetely
Klasifikasi
dysfunctional family)
0-3 = keluarga tidak fungsional (Severely dysfunctional family)
Berdasarkan skor APGAR keluarga pasien tergolong dalam
Kesimpulan
disfungsional sedang/fungsi keluarga kurang baik.
Tabel 4. Family APGAR
6. Family SCREEM
Tabel 5. Family SCREEM
Aspek Sumber Daya Patologi
- Hubungan pasien keluarga terjalin
baik.
- Hubungan dengan tetangga dan
Social lingkungan sekitar baik.
- Hubungan dengan teman-teman
dengan tetangga terjalin baik.
10
penyakitnya masih kurang.
- Pasien memiliki jaminan
kesehatan KIS dari pemerintah.
Medical
- Akses ke puskesmas mudah
E. DIAGNOSIS KERJA
Hipertensi stage 1
F. DIAGNOSIS HOLISTIK
HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL DENGAN UNDERWEIGHT
PADA PEREMPUAN LANSIA DENGAN PENGETAHUAN YANG
KURANG TERHADAP PENYAKITNYA DAN STATUS EKONOMI
YANG SEDANG PADA RUMAH TANGGA YANG TIDAK BER PHBS
G. MANAJEMEN KOMPREHENSIF
1. Promotif
Edukasi kepada pasien dan anggota keluarga yang tinggal berdekatan atau
tetangga dekat pasien mengenai:
Gambaran hipertensi sebagai penyakit kronis yang dapat dikendalikan.
Ditekankan bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun dapat
dikontrol.
Gambaran faktor risiko hipertensi (Usia, ras, jenis kelamin,faktor
keturunan, kebiasaan gaya hidup tidak sehat), komplikasi hipertensi
bias mengenai jantung (gagal jantung, infark miokardium/angina),
otak (stroke atau transient ischemic attack), ginjal (penyakit ginjal
11
kronis), mata (retunopati hipertensi), penatalaksanaan hipertensi
diberikan obat anti hipertensi yang diminum secara rutin setiap hari
dan harus kontrol rutin.
Pentingnya modifikasi gaya hidup sehat berkesinambungan untuk
mengendalikan hipertensi, yaitu makanan gizi seimbang, aktifitas fisik
teratur, dan pola istirahat yang cukup.
Pentingnya menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
Pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan penyakit pasien.
2. Preventif
Konseling CEA untuk meluruskan kesalahpahaman persepsi pasien
selama ini terhadap penyakitnya
Menerapkan diet DASH (Dietary Approach to stop Hypertension)
untuk hipertensi, mengatur pola makan dengan memperbanyak
konsumsi sayur dan buah, produk susu rendah lemak dengan
kandungan lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya potassium dan
calcium, mengurangi asupan garam hingga maksimal 2-6,5 gram/hari
(satu sendok teh), mengurangi makanan berminyak dan bersantan.
Melakukan aktifitas fisik atau olahraga intensitas sedang
(berjalan,jogging, bersepeda) rutin selama 30 menit hampir setiap
hari.
Istirahat cukup minimal 6-8 jam/hari.
Melakukan manajemen stres yang baik.
Konsultasi dengan ahli gizi untuk pengelolan makanan terkait
hipertensi pada pasien, mengenai diet DASH (Dietary Approach to
stop Hypertension).
Melakukan monitoring tekanan darah sebulan sekali dan diperlukan
pemeriksaan penunjang seperti cek profil lipid,asam urat 3 bulan
sekali, gula darah, ureum dan kreatinin untuk melihat fungsi ginjal,
ekg, ro thorax.disertai minum obat secara teratur.
Screening anggota keluarga untuk penyakit hipertensi.
12
3. Kuratif
a. Pengobatan hipertensi stage 1 dengan diberikan obat antihipertensi :
amlodipine 5 mg diminum 1x1 (pagi), dan diberikan obat anti nyeri
paracetamol 500mg diminum bila nyeri kepala.
R/ Amlodipin tab mg 5 No. XV
S 1 -0 -0 (pagi)
R/ Paracetamol tab mg 500 No.V
S Prn (bila nyeri)
4. Rehabilitatif
Pada pasien ini belum memerlukan terapi rehabilitatif
5. Paliatif
Pada pasien ini belum memerlukan terapi paliatif
13
BAB II
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
14
tubuh pasien 17,77kg/m2 (≤18,5 kg/m2) termasuk golongan underweight
(WHO Asia Pasific,2000).
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke,
kelemahan jantung,penyakit jantung, penyakit ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan
jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian.
Pasien mendapatkan terapi farmakologi yaitu amlodipine adalah
dihidropyridine calcium chanel antagonist yang menghambat masuknya
kalsium ekstraceluler menuju otot polos pembuluh darah melalui blockade
dari kalsium tipe L yang menyebabkan relaksasi dari otot pembuluh darah
yang menyebabkan penurunan tekanan darah.
Dari perhitungan indeks masa tubuh pasien adalah 17,7 ini tergolong
kategori underweight, karena secara umum IMT 23 ke atas membawa arti
pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998
mengklasifikasikan BMI dibawah 18,5 sebagai sangat kurus atau underweight,
IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT
melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi seorang desa adalah
diantara 18,5-22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat yaitu tingkat
pertama (25-29,9) tingkat dua (30-40), tingkat tiga (>40) (CDC, 2002).
Sehingga perlu berkolaborasi dengan ahli gizi terkait dengan kebutuhan gizi
pasien agar dapat mencapai normal dan mempertahankanya.
Dari perangkat penilaian keluarga family APGAR, keluarga pasien
merupakan keluarga dengan disfungsional sedang atau fungsi keluarga kurang
baik. Hal tersebut menjadi salah satu hal positif dalam pengelolaan pasien
berkaitan dengan adanya dukungan keluarga. Menurut beberapa penelitian
yang telah dilakukan, adanya dukungan keluarga dapat meningkatkan kualitas
hidup dan mengurangi tingkat depresi pada pasien dengan penyakit kronis.
Dari segi kondisi rumahnya, rumah pasien termasuk dalam rumah
sehat. Ventilasi cukup, pencahayaan cukup, sanitasi baik. Sumber air berasal
dari PAM. Meskipun jarak rumah antar rumah tetangga berhimpitan tembok
namun lingkungan sekitar tempat tinggal pasien bersih. Kondisi rumah dan
15
lingkungan pasien perlu diperhatikan karena lingkungan rumah yang sehat
akan membentuk jiwa dan raga yang sehat pula.
16
2. Underwei Kecukupa Pasien - Mengkonsumsi buah Dokter
dan sayuran setiap
ght n gizi Keluarga
hari
(kurang seimbang - Membatasi gula, dan Ahli
garam dan minyak
gizi) Gizi
- Menjaga pola makan
dan mengutamakan
kebersihan makanan
- Minum air putih 8
gelar perhari
- Melakukan aktifitas
fisik
17
Penerapan Prinsip Kedokteran Keluarga
1. Primary care
Prinsip ini sudah diterapkan pada pasien ini, dimana pasien datang periksa
ke pelayanan primer terlebih dahulu yaitu puskesmas. Pasien mendapat
obat yaitu amlodipine 5 mg untuk hipertensinya, pct 500 mg untuk pusing.
2. Person center care
Pelayanan yang diberikan oleh kita sebagai tenaga kesehatan harus
memberikan kenyamanan kepada pasien.
3. Holistic care
Saat menegakan diagnosis, memandang pasien pada kasus ini tidak hanya
dari segi klinisnya tetapi juga menanyakan dari segi psikis adalah masalah
atau beban pikiran serta dari riwayat social yang mungkin mempengaruhi
dari perjalan panyakit pada pasien ini. Pengetahuan pasien tentang
penyakit yang dialaminya sejauh apakah pasien mengerti tentang
penyakitnya.
4. Comprehensive care
Dalam menangani kasus pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan
menyeluruh mulai dari promotif, yaitu bertujuan memberikan edukasi
pasien tentang penyakitnya sehingga pasien bisa lebih memahami
penyakitnya. meminimalisasi dan mencegah komplikasi terkait penyakit
pasien. Pada segi preventif diberikan edukasi untuk rutin memeriksakan ke
puskesmas untuk mengetahui hasil terapi dan untuk mencegah progesifitas
penyakitnya. menerapkan pola makan yang baik. Pada segi kuratif lebih
ditekankan pada aspek farmakologis dan non farmakologis untuk
mengontrol penyakitnya. Dari segi rehabilitative dan paliatif belum
diperlukan pada pasien ini.
5. Continuing care
Dilakukan home visit pada tanggal 05 september 2017 untuk meonitor
keadaan pasien dilingkungan rumah, serta menggali informasi yang lebih
lengkap mengenai kondisi keseluruhan dari pasien yang dipandang dari
aspek bio-psiko-sosio-kultural.
18
6. Collaborative care
Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi.
Terkait kasus ini keadaan pasien jika dilihat dari gizi yang masih kurang.
Pasien perlu konseling dengan ahli gizi agar mendapatkan pola makan
yang baik untuk perbaikan terhadap gizinya.
7. Patient centered, family focus and community centered care
Penyakit yang diderita pasien merupakan penyakit yang memiliki
pengaruh herediter sehingga perlu diperhatikan juga kondisi anggota
keluarga yang lain, untuk saling mendukung atau mensuport pasien sdalam
menjalankan untuk mengontrol hipertensinya.
8. Quality care dan cost effective
Pasien bias mendapatkan obat-obatan yang tersedia dilayanan primer dan
tidak perlu membayar lebih mahal untuk ke dokter spesialis. Karena
pelayanan yang berkualitas dapat diberikan di layanan primer dengan
biaya yang lebih terjangkau.
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. HIPERTENSI
1. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertesi terdiri dari modifikasi gaya hidup
dan terapi farmakologi(permenkes No.5 tahun 2014)
2. Gaya hidup
Berdasarkan DASH, prencanaan diet yang dilakukan
berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium,rendah natrium,
dan mengurangi konsumsi alkohol. Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah, mempertinggi khasiat obat hipertensi,
dan menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler.
Pola diet DASH merupakan pola diet yang menekankan
pada konsumsi bahan makanan rendah natrium (<2300mg/hari),
tinggi kalium (4700 mg/hari), magnesium (>420 mg/hari), kalsium
(>1000mg/hari), dan serat (25-30g/hari), serta rendah asam lemak
jenuh dan kolesterol (<200mg/hari) yng banyak terdapat pada
buah-buahan, kacang-kacangan,sayuran , ikan, dagingtanpa lemak,
susu rendah lemakdan bahan makanan dengan total lemak dan
lemak jenuh rendah. Bahan makanan yang terdaapat dalam pola
diet DASH merupakan bahan makanan segar dan alami tanpa
melalui proses pengolahan industry terlebih dahulu sehingga
memiliki kadar natrium yang relative rendah. JNC VII tahun 2013
mengesahkan pola diet DASH sebagai salah satu upaya dalam
mencegah peningkatan tekanan darah pada subyek hipertensi. 16
pola diet DASH yang terdiri dari konsumi bahan makanan diatas
terbukti secara klinis menurunkan tekanan darah secara signifikan
dengan atau tanpa pengurangan asupan natrium. 13,14 bahan
makanan yang terdapat dalam pola diet DASH adalah produk
20
serealia dan biji-bijian sebanyak 7-penukar per hari, sayuran
sebanyaak 4-5 penukar per hari, buah-buahan 4-5 penukar per hari,
produk susu rendah atau tanpa lemak 2-3 penukar perhari, ikan,
daging lebih dari 2 penukar per hari, kacang-kacangan 4-5 penukar
per minggu, minyak 2-3 penukar dalam sehari dan pemanis 5
penukar per minggu.
21
3. Farmakologi
Berdasarkan ESH-ESC (2013) obat-obat anti hipertensi antara lain
a. Diuretic
Berawal dari efeknya meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air sehingga
mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel. Tekanan darah turun akibat
berkurangnya curah jantung, sedangkan resistensi perifer tidak berubah pada awal
terapi. Kemungkinan lain adalah berkurangnya volume cairan intertisial berakibat
berkurangnya kekakuan dinding pembulu darah dan bertambahnya daya lentur
vascukal.
b. ACE Inhibitor
Bekerja pada otot jantung dan otot polos vaskuler, berperan dalam peristiwa
kontraksi jantung. Meningkatnya kadar kalsium dalam sitosol akan meningkatkan
kontraksi. Masuknya kalsium dari ekstrasel ke intrasel dipacu oleh perbedaan
kadar kalsium, dengan perbandingan kadar kalsium ekstrasel 10000 kali lebih
banyak dibandingkan dengan intrasel saat diastole. Dengan pemberian CCA kanal
kalsium akan terhambat, dan menyebabkan vasodilatasi coroner dan perifer,
penurunan kontraksi jantung, serta penurunan automatisasi serta kecepatan
produksi pada SA dan AV node.
22
d. Angiotensin Reseptor Blocker (ARB)
e. Beta Blocker
23
DAFTAR PUSTAKA
Fauci. 2008. Harrison’s Principle of internal Medicine. 17th Edition. McGraw Hill
Company : USA.
Guyton (1995). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC:287-305.
http://www.nhlbi.nih.gov/health/educational/lose_wt/BMI/bmicalc.htm.
Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Et al. 2009. Oesteoartritis. Dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Intern Publishing: Jakarta.
Yogiantoro. 2009. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Intern Publshing: Jakarta.
24