Semua Jenis Tanah Bersifat Lolos Air
Semua Jenis Tanah Bersifat Lolos Air
kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap
tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer
dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan
jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur
serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah
dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air
larian.
Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga berubah karena
pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat juga terjadi muka air tanah dangkal,
di atas muka air tanah biasa, sedangkan kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi
di permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi berdasarkan tinggi
muka air tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat air.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh
distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran
partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu
lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih
rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya
berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran
tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak
bercelah (unfissured).
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poreus. Secara
kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti telah
mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. (Rumus Fair dan Hatch
1933) dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas.
Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak
terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif
ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan
susunan gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer
yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone, dan
mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air.
A. Pengertian Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai
permudahan dalam pengolahan tanah.(Dede rohmat, 2009). Permeabilitas tanah memiliki lapisan
atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1),
sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).( N.Suharta
dan B. H Prasetyo.2008). Beberapa pendapat tentang permeabilitas tanah adalah sebagai berikut :
1. permeabilitas tanah adalah kemudahan media sarang mengalirkan air atau fluida lainya
melalaui pori – pori tanah. ( Anonymous,2010
2. permeabilitas tanah adalah tingkat kesarangan tanah yang dilalui aliran massa air atau
kecepatan aliran air untuk melewati masa tanah. ( Hanafiah, 2005 )
3. permeabilitas tanah adalah kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam
keadaan jenuh. ( Anonymous, 2010 )
4. permeabilitas tanah adalah kemampuan untuk mentransfer air atau udara. Biasanya diukur
dengan istilah jumlah air yang mengalir melalui tanah dalam waktu yang tertentu dan ditetapkan
sebagai inci/jam. ( wanihadi utomo, 1985 )
Hukum Darcy
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga (pori) dalam tanah
dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi utama yang digunakan dalam penetapan
hukum Darcy ini. Asumsi pertama menyatakan bahwa aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat
laminar. Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan jenuh.
ν = k.i
dengan v = kecepatan aliran (m/s atau cm/s)
k = koefisien permeabilitas
i = gradien hidrolik
Lalu telah diketahui bahwa:
v = Q /At dan i=∆h/L ,
sehingga hukum Darcy bisa dinyatakan dengan persamaan:
Q= (k.A.t.∆h)/L
Dengan A = luas penampang aliran (m2 atau cm2)
t = waktu tempuh fluida sepanjang L (detik)
Δh = selisih ketinggian (m atau cm)
L = panjang daerah yang dilewati aliran (m atau cm)
Koefisien Permeabilitas
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien permeabilitasnya.
Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada berbagai faktor. Setidaknya, ada enam faktor utama
yang memengaruhi permeabilitas tanah, yaitu:
1. Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin
kecil.
2. Distribusi ukuran pori, semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien permeabilitasnya
cenderung semakin kecil.
3. Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya, koefesien
permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
4. Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien permeabilitas tanahnya
akan semakin besar.
5. Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien permeabilitas tanahnya
akan semakin tinggi.
6. Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin tinggi.
h= p/ λw + v2/ 2g + z
Dengan :
h = tinggi energi total (total head)(m)
p/ γ w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
p = tekanan air (t/m2,kN/m2)
v2 / 2g= tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)
v = kecepatan air (m/det)
γ w = berat volume air (t/m3,kN/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
z = tinggi energi elavasi (m)
Karena kecepatan rembesan didalam tanah sangat kecil, maka tinggi energi kecepatan dalam suku
persamaan Bernoulli dapat diabaikan.Sehingga persamaan tinggi energi total menjadi :
h = p/λw + z
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu,di tinjau kondisi tanah.
Setidaknya ada dua cara menentukan koefisien permeabilitas, yaitu dengan uji head tetap dan uji
head jatuh. Uji head tetap digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki koefisien
permeabilitas yang tinggi. Sedangkan uji head jatuh digunakan untuk tanah yang memiliki butiran
halus dan memiliki koefisien permeabilitas yang rendah.
Dengan :
V = Kecepatan aliran (m/det)
A = Luas aliran (m2)
i = dy/dx = gradient hidrolik
dy = ordinat kurva penurunan
dx = absis kurva penurunan
c. Pengolahan
Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah akan semakin mudah
d. Perkolasi
Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik
e. Erosi
Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas dalam tanah, maka erosi
akan minimum
f. Evaporasi
Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik.