Halaman
Tabel Halaman
PENDAHULUAN
Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari
batuan sedimen yaitu batu pasir, batu gamping, lanau, lempung, breksi,
konglomerat, dan batuan sedimen lainnya.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang
terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus
berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar
kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen
purba atau yang berumur tua dalam pembelajaran lingkup geologi.
1.3 Permasalahan
1. Dengan cara bagaimana mekanisme transportasi batuan?
Analisa besar butir ini pada umumnya berdasarkan kepada teori – teori
kecepatan endapan partikel (settling velocity of particle), analisa ayakan dan
beberapa teori lainnya. Teori kecepatan perngendapan partikellebih cocok
digunakan pada butir – butir batuan yang lebih halus, sedangkan butir – butir
batuan yang relative lebih halus, sedangkan butir – butir batuan yang lebih kasar
lebih cocok digunakan dengan teori ayakan. Teori ayakan ini mulai
dipergunakan pada tahun 1704 (Krumbein, 1932).
BAB II
PEMBAHASAN
Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir,
kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak
dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan
dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia
butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa
menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu
dengan lainnya.
Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada
sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan
mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada
mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.
Batuan sedimen klastik terdiri dari berbagai ukuran. Cara yang terbaik
untuk melakukan pemisahan dari setiap ukuran adalah dengan metode
pengayakan. Metode pengayakan (Sieve Analysis) adalah Sieve analisis
(analisa ayakan) adalah suatu percobaan menyaring contoh batuan
melalui satu set ayakan yang dinamakan sieve shacker, dimana lubang-lubang
ayakan tersebut makin kecil ukurannya kebawah. M e t o d e i n i d i l a k u k a n
d e n g a n m e t o d e s t a t i s t i c ya i t u d e n g a n menghasilkan nilai rata-rata,
deviasi standar, kepencengan dan kemancungan kurva.
Metode pengukuran secara langsung hanya berfungsi pada batuan kerikil
atau kerakal dikarenakan ukuran mereka yang cukup besar. Dari ribuan butir,
setiap butir memiliki ukuran sendiri. Oleh karena itu skala interval besar butir
dibuat oleh banyak penulis seperti Hopkins, Attenberg, Udden, Wenworth
Cayeux, U.S Bureau Soils. Namun yang paling sering digunakan dan sekaligus
digunakan dalam praktikum ini adalah skala dari Wenworth. Pembagian
berdasarkan ukuran butir digunakan sebagai awal untuk mengklasifikasikan dan
menamakan sedimen dan batuan sedimen klastik terrigenous.
Tabel 2.1
Skala Wentworth
Pilihan atau Sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau
keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu
sedimentasi dari suatu populasi sedimen (Folk, 1968). Menurut Friedman dan
Sanders (1978), sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap
ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai
penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya
apabila sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata-rata ukuran
butir panjang disebut sortasi jelek.
Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen.
Hubungan ini terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai
pasir sangat halus. Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjuk bahwa
pasir halus mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus.
Sedangkan pasir yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran
pasir sangat halus.
KESIMPULAN