Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i


DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan .........................................................................................................2
1.3 Permasalahan ..............................................................................................2
1.4 Kerangka Teori ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................4
BAB III KESIMPULAN ..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Skala Wentworth ................................................................................................5


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari
batuan sedimen yaitu batu pasir, batu gamping, lanau, lempung, breksi,
konglomerat, dan batuan sedimen lainnya.

Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang
terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus
berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar
kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen
purba atau yang berumur tua dalam pembelajaran lingkup geologi.

Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan


pengendapannya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi
pada saat ini. Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat
berhubungan erat dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi.

Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang


terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi
tekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu)
diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya
berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya
tidak dapat diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa
jenis endapan yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen:
(1) diendapkan dari udara sebagai benda padat di bawah temperatur yang
relatif tinggi, misalnya material fragmental yang dilepaskan dari gunung api;
(2) diendapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai
laut-dalam.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan transportasi batuan dan penguuran fraksi


batuan ini adalah :
a. Mengetahui sebaran ukuran butir sedimen pada suatu cekungan
sedimentasi
b. Menghitung dan mengukur ukuran butir material sedimen
c. Membuat suatu pengelolahan data secara statistik ataupun data semilog dari
data sebaran sedimen tersebut
d. Mengklasifikasikan nilai ukuran butir berdasarkan ukurannya

1.3 Permasalahan
1. Dengan cara bagaimana mekanisme transportasi batuan?

2. Apa pengertian dari kepencengan(skewness) dari tabel?

3. Apa saja yang perlu di perhatikan saat pengayakan ?

1.4 Kerangka Teori


Analisa ukuran butir adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk
mengetahui ukuran tiap butiran sedimen. Dalam analisa ini tercakup beberapa hal
yang biasa dilakukan seperti pengukuran rata-rata, pengukuran sorting atau
standar deviasi, pengukuran skewness dan kurtosis. Masing-masing pengukuran
tersebut mempunyai rumus-rumus yang berbeda dan mempunyai batasan-batasan
untuk menggambarkan keadaan dari butiran yang diamati atau dianalisa. Batasan-
batasan tersebut biasa disebut dengan verbal limit. Analisa ukuran butir dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan metode grafis dan metode statistik)

Kepencengan (SKEWNESS) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir


terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir
dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak.
Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam
jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butior berlebihan
partikel kasar, maka kepencengannya bernilai negatif )

Analisa besar butir ini pada umumnya berdasarkan kepada teori – teori
kecepatan endapan partikel (settling velocity of particle), analisa ayakan dan
beberapa teori lainnya. Teori kecepatan perngendapan partikellebih cocok
digunakan pada butir – butir batuan yang lebih halus, sedangkan butir – butir
batuan yang relative lebih halus, sedangkan butir – butir batuan yang lebih kasar
lebih cocok digunakan dengan teori ayakan. Teori ayakan ini mulai
dipergunakan pada tahun 1704 (Krumbein, 1932).
BAB II

PEMBAHASAN

Batuan sediment memang sangat menarik untuk dibahas. Selain bentuknya


yang unik dan beragam serta jumlahnya yang melimpah di muka bumi (hampir
75% kulit bumi terdiri atas batuan sedimen), proses-proses yang terjadi juga
sangatlah menarik untuk dibahas. Salah satu proses yang menarik adalah
bagaimana sedimen sebagai penyusun batuan sedimen dapat terangkut dan
diendapkan menjadi batuan sedimen.

Ada tiga kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke


tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload), bedload transport dan
saltation:

Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil


ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin
yang ada.

Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir,
kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak
dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan
dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia
butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa
menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu
dengan lainnya.

Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada
sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan
mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada
mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.
Batuan sedimen klastik terdiri dari berbagai ukuran. Cara yang terbaik
untuk melakukan pemisahan dari setiap ukuran adalah dengan metode
pengayakan. Metode pengayakan (Sieve Analysis) adalah Sieve analisis
(analisa ayakan) adalah suatu percobaan menyaring contoh batuan
melalui satu set ayakan yang dinamakan sieve shacker, dimana lubang-lubang
ayakan tersebut makin kecil ukurannya kebawah. M e t o d e i n i d i l a k u k a n
d e n g a n m e t o d e s t a t i s t i c ya i t u d e n g a n menghasilkan nilai rata-rata,
deviasi standar, kepencengan dan kemancungan kurva.
Metode pengukuran secara langsung hanya berfungsi pada batuan kerikil
atau kerakal dikarenakan ukuran mereka yang cukup besar. Dari ribuan butir,
setiap butir memiliki ukuran sendiri. Oleh karena itu skala interval besar butir
dibuat oleh banyak penulis seperti Hopkins, Attenberg, Udden, Wenworth
Cayeux, U.S Bureau Soils. Namun yang paling sering digunakan dan sekaligus
digunakan dalam praktikum ini adalah skala dari Wenworth. Pembagian
berdasarkan ukuran butir digunakan sebagai awal untuk mengklasifikasikan dan
menamakan sedimen dan batuan sedimen klastik terrigenous.

Tabel 2.1

Skala Wentworth
Pilihan atau Sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau
keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu
sedimentasi dari suatu populasi sedimen (Folk, 1968). Menurut Friedman dan
Sanders (1978), sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap
ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai
penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya
apabila sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata-rata ukuran
butir panjang disebut sortasi jelek.

Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen.
Hubungan ini terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai
pasir sangat halus. Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjuk bahwa
pasir halus mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus.
Sedangkan pasir yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran
pasir sangat halus.

Kepencengan (SKEWNESS) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir


terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir
dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak.
Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam
jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butior berlebihan
partikel kasar, maka kepencengannya bernilai negative.

Selama melakukan pengayakan ada beberapa factor yang perlu


diperhatikan:
a) Berat sampel
b) Lamanya waktu pengayakan
c) Kondisi kawat mesh selama pengayakan
d) Interval ukuran antara ayakan dalam setiap stack. bila terlalu sedikit ayakan
yang digunakan akan menyebabkan banyaknya akumulasi pasir diatas ayakan
yang merupakan ukuran midalnya.
e) Kehati-hatian dalam memindahkan sample dari ayakan kedalam timbangan
f) Kesalahan selama proses penimbanga
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan


sebagai berikut:

1. Batuan sedimen mempunyai ukuran yang berbeda beda.


2. Jenis batuan sedimen dapat dilihat dari ukurannya melalui skala
wentworth.
3. Sortasi mempunyai hubungan yang erat dengan ukuran butiran.
4. Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir dimana pada bagian
tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak.
5. Selama melakukan pengayakan ada beberapa factor yang perlu
diperhatikan:
a) Berat sampel
b) Lamanya waktu pengayakan
c) Kondisi kawat mesh selama pengayakan
d) Interval ukuran antara ayakan dalam setiap stack.
e) Kehati-hatian dalam memindahkan sample dari ayakan kedalam
timbangan
f) Kesalahan selama proses penimbangan
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Laboratorium Analisa Batuan Reservoir.2013.”Penuntun Praktikum


Analisa Batuan Reservoir”.Jakarta:Universitas Trisakti.
2. (Sumber:http://geohazard009.wordpress.com/2009/10/20/skala-
wentworth/27/13/2013)
3. (Sumber:http://dhamadharma.wordpress.com/2010/10/19/laporan-
praktikum-analisa-besar-butir/27/12/2013)
4. (http://jangangantikebayakudenganbikinimu.blogspot.com/2012/06/lapora
n-sedimen-analisis-ukuran-butir.html
5. (http://dhamadharma.wordpress.com/2010/10/19/laporan-praktikum-
analisa-besar-butir

Anda mungkin juga menyukai

  • Konservasi Vina
    Konservasi Vina
    Dokumen4 halaman
    Konservasi Vina
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen11 halaman
    Proposal
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Dokumen8 halaman
    Proposal Kewirausahaan
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal Bisnis
    Proposal Bisnis
    Dokumen8 halaman
    Proposal Bisnis
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • COVER Afr Coy
    COVER Afr Coy
    Dokumen2 halaman
    COVER Afr Coy
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Ball Valve
    Ball Valve
    Dokumen1 halaman
    Ball Valve
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat