Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TUGAS AKHIR LABORATORIUM

ANALISA FLUIDA RESERVOIR


“PRODUK MINYAK BUMI”

Oleh :
Desvira Dwi Juliyanti / 071001600001

Fajar Nugraha / 071001600005


Dipa Marthadinata / 071001600017

Fairuzimtinanda / 071001600031

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji dan sukur kehdirat Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah, serta inayah-nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyesaikan laporan makalah kami tentang Drive Mechanism.

Makalah ilmiah ini telah kami susun secara maksimal atas bantuh dari berbagai
pihak sehingga laporan makalah ini bisa selesai dengan lancara. Untuk itu, kami
selaku penyusun, banyak berterimakah kepada semua pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan supportnya selama ini.

Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, guna menghasilkan laporan makalah yang lebih baik.

Kami berharap, makalah ilmiah tentang Drive Mechanism yang kami susun bisa
memberikan manfaat dan inpirasi bagi pembaca.

Jakarta, 20 Mei 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas


bumi. Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-
beda tergantung dari komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana
terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya. Evaluasi terhadap suatu reservoir
dimulai sejak reservoir migas ditemukan oleh satu pemboran eksplorasi. Apabila r
eservoir tersebut dinilai prospektif sehingga kemudian dikembangkan ( developed
), serta diproduksikan minyak dan atau gasnya, maka evaluasi
reservoir merupkan pekerjaan rutin yang tidak dapat diabaikan, yang harus dilaku
kan berkesinambungan guna menentukan strategi pengurasan ( recovery ) yang p
aling menguntungkan. Memproduksikan migas dari reservoir berbeda dengan men
geluarkan minyak dari dalam suatu tangki minyak.
Minyak terproduksikan dari dalam reservoir karena tenaga dorong alamiah
( natural reservoir drive mecanism ) yang bekerja pada reservoir
tersebut Selain itu jumlah minyak yang bisa diproduksikan tergantung kepada cara
memproduksikan serta letak ( lokasi ) sumur sumur penghasilnya.
Minyak dari dalam tangki bisa kita peroleh seluruhnya, namun minyak dari dalam
reservoir tidak seluruhnya bisa kita peroleh . Hanya
sebagian kecil minyak bisa diperoleh dengan mengandalkan tenaga dorong alamia
hnya. Berbagai teknologi telah dikembangkan dan diterapkan guna
meningkatkan perolehan minyak dari reservoir, antara lain dengan melaksanakan
teknik secondary oil recovery, tertiary/enhanced oil recovery (EOR), horizontal dr
illing, microbial technology.
Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu
adanya batuan reservoir, lapisan penutup dan perangkap. Batuan adalah kumpulan
dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral dibentuk dari beberapa ikatan
kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang menyusunnya akan menentukan
jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan
sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat (sedimen klastik) serta batuan shale
(sedimen non-klastik) atau kadang-kadang vulkanik. Masing-masing batuan
tersebut mempunyai komposisi kimia
yang berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap batua
n dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan
menyimpan dan menyalurkan minyak bumi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LPG (Liquefied Petroleum Gas)


LPG adalah satu diantara product hasil penyulingan minyak mentah
berbentuk gas cair. Komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan
butana (C4H10) kurang lebih 99% dan selebihnya adalah etana (C2H6) dan
pentana (C5H12) yang dicairkan. Dari sisi pemakaiannya, LPG biasanya
digunakan sebagai bahan bakar industri dan rumah tangga. Bahkan, sekarang
ini telah ada kendaraan bermotor yang sudah memakai gas terlebih LPG
sebagai bahan bakarnya. LPG di buat dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya sehingga gas berubah menjadi cair.
Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk gas. Volume LPG dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu LPG dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung LPG tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,
tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
LPG yang telah dipasarkan sudah lebih dahulu ditambahkan zat pembau
(penambah bau) yakni senyawa merkaptan (ethyl mercaptan). Maksud
menambahkan senyawa merkaptan tadi yaitu untuk memudahkan customer
mengerti jika berlangsung kebocoran gas. Jadi, apabila tak ditambahkan zat itu
maka pasti akan begitu memiliki resiko menyebabkan bahaya, karena seperti
yang kita kenali kalau karakter dari gas ini apabila lepas ke hawa akan
gampang menebar dan pastinya gampang terbakar.
Terkecuali dipakai sebagai bahan bakar kendaraan, LPG banyak juga
dipakai sebagai bahan baku ataupun sebagai bahan kombinasi di pabrik-pabrik
petrokimia, dan pastinya membuahkan sebagian jenis product. Mengenai
sebagian product petrokimia yang disebut, seperti biji plastik, product
kosmetik, dan pupuk.

Sifat-sifat LPG adalah sebagai berikut:

 Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.


 Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
 Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau
silinder.
 Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
 Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah.

2.2 Avtur (Aviation Turbine)


Avtur adalah salah satu jenis bahan bakar berbasis minyak bumi yang
berwarna bening hingga kekuning-kuningan, memiliki rentang titik didih
antara 145 hingga 300oC. Bahan bakar Avtur atau Jet-A1 adalah bahan bakar
untuk pesawat terbang yang memakai mesin turbin. Bahan bakar ini di buat
dari kerosene (minyak tanah). Karena terbuat dari kerosene, maka karakter
avtur dan minyak tanah begitu serupa, seperti mempunyai rentang rantai
karbon dan senyawa hidrokarbon yang sama yaitu hidrokarbon parafinik
(CnH2n+2) dan monoolefinik (CnH2n) atau naftenik (sikloalkan, CnH2n) dalam
rentang C10 – C15.
Kelebihan Avtur dibanding dengan bahan bakar yang lain yaitu
mempunyai volalitas yang lebih kecil. Kecilnya volalitas pada bahan bakar
avtur mempunyai kelebihan sendiri, yaitu bisa meminimalkan peluang
kehilangan bahan bakar dalam jumlah besar akibat penguapan, saat pesawat
ada diatas ketinggian.
Diluar itu, keuggulan lain pada avtur apabila dibanding dengan kerosin
yaitu kandungan daya per volumenya lebih tinggi, hingga bisa memberi daya
bagi pesawat untuk lakukan penerbangan dengan jarak yang lebih jauh.
Performa atau mutu berbahan bakar avtur dinilai dari sebagian segi, mencakup
ciri-ciri kemurnian, jenis pembakaran turbin dan performanya pada temperatur
yang rendah. Berdasarkan pada ciri-ciri itu, maka avtur mesti penuhi kriteria
yang sudah ditetapkan, seperti mempunyai freezing point (titik beku)
maksimum -47°C dan flash point (titik nyala) minimal 38°C.
Bahan bakar pesawat udara tidak boleh ada air yang terkandung dalam
minyak atau water content. Boleh dikatakan 0% water content, karena pada
saat mengudara suhu otomatis akan berubah drastis (bisa mencapai -20 derajat
celcius), bila ada kandungan air dalam avtur, maka air -air tersebut akan
berubah menjadi kristal - kristal es atau icing. Perubahan tersebut sangat
berbahaya dalam penerbangan, karena dapat menyumbat tube - tube maupun
filter bahan bakar dalam mesin pesawat udara.
Maka dari itu, pengawasan terhadap proses produksi, pengiriman maupun
pengisian dalam pesawat memerlukan standarisasi yang sangat ketat. Biar
tidak terjadi hal - hal yang tidak kita inginkan pada saat pesawat mengudara.

2.3 Avgas (Aviation Gasoline)


Sama seperti dengan avtur, product hasil olahan minyak bumi ini dapat
juga disebutkan cukup asing di telinga orang-orang. Avgas yaitu bahan bakar
minyak yang di buat spesial untuk pesawat terbang dengan mesin yang
mempunyai ruangan pembakaran internal dan bermesin piston (piston engine).
Terkecuali dipakai sebagai bahan bakar pesawat, avgas juga dipakai sebagai
bahan bakar untuk mobil balap dan pesawat tempur. Avgas didapat dari hasil
pengembangan gasoline (bensin), pengembangannya mencakup titik nyala,
titik beku dan volality. Komponen utama avgas adalah alkylate yang pada
dasarnya merupakan campuran dari berbagai isooctane dan beberapa hasil
distilasi minyak bumi yang berupa reformate.
Performa atau kualitas avgas ditetapkan oleh ciri-ciri anti ketukan (anti
knock) yang diperuntukkan oleh bilangan oktan (octane number). Bahan bakar
ini mempunyai karakter yang begitu gampang menguap dan gampang terbakar
pada temperatur normal. Karena sifatnya itu, hingga dalam mengatasi product
ini, semua prosedur dan perlengkapan mesti memperoleh perhatian serius, titik
beku dari avgas maksimum -58°C.
Avgas memiliki kandungan timbal, yaitu jenis zat beracun dan akan
beresiko jelek pada lingkungan. Timbal dipakai pada avgas karena pemakaian
timbal mempunyai tujuan untuk hindari munculnya ketukan didalam mesin,
atau mungkin dengan kata lain, zat itu berperan untuk tingkatkan nilai oktan
(octane booster) pada avgas. Meskipun demikian, sekarang ini sudah
diketemukan cara lain untuk tingkatkan oktan pada bahan bakar
berkualitas terutama avgas, yaitu dengan memakai etanol. Keunggulan dari
etanol sendiri yaitu tak beracun dan pastinya lebih ramah lingkungan.

2.4 Bensin/Gasoline
Bensin atau gasoline yaitu satu diantara produk hasil olahan minyak bumi
yang cukup familiar di telinga orang-orang. Komponen paling utama yang ada
pada bensin adalah isooktana (C8H18) dan n-heptana (C7H16). Sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor, kwalitas bensin ditetapkan oleh kandungan
bialngan oktannya, sama seperti dengan avgas bilangan oktan pada bensin
tunjukkan seberapa besar tenaga yang didapatkan pada mesin sebelumnya
bensin terbakar habis, dan mewakili ciri-ciri anti ketukan yang berlangsung
pada mesin saat pembakaran tengah berjalan. Jadi, semakin tinggi jumlah
oktan pada bensin maka semakin tinggi juga kuaalitas bensin itu.
Pemasaran bensin di Indonesia dikelompokkan dalam sebagian jenis
berdasar pada mutunya. Mengenai jenis bensin yang disebut yaitu : bensin
jenis Premium (oktan 88), Pertamax (oktan 92), Petralite (oktan 90) dan
pertamax plus (oktan 95). Jadi, dinilai dari jumlah oktan pada masing-masing
product bensin itu, maka dapat disebutkan kalau kwalitas pembakaran pada
Pertamax Plus jauh tambah baik apabila dibanding dengan Premium.
Gambar 2.1
Jenis-Jenis bensin

Untuk memberi jumlah oktan pada bensin, dapat dikerjakan dengan


memberikan zat aditif yang dimaksud dengan TEL (Tetra Ethyl Lead) dan
MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether). Tetapi, seperti dengan timbal pada
avgas, ke-2 zat aditif ini dapat memiliki kandungan timbal dan pastinya
beresiko bagi manusia dan lingkunan. Tetapi, saat ini kita tak perlu cemas
lagi, karena senyawa itu sudah ditukar dengan Etanol yang lebih ramah
lingkungan.
Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak
mentah lewat distilasi, belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk
mesin-mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi campuran hasil
akhir. Setiap barel minyak bumi umumnya menghasilkan 74 liter bensin (46%
basis volume), namun besaran ini tergantung pada kualitas minyak bumi dan
kualitas bensin yang akan dihasilkan.

Karakteristik bensin yaitu :

 Mudah menguap pada temperatur normal.


 Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.
 Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).
 Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l).
 Dapat melarutkan oli dan karet.
 Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).
 Sedikit meninggalkan jelaga setelah dibakar.

2.5 Kerosin/Kerosene
Kerosin atau lebih sama dengan sebutan minyak tanah adalah cairan yang
tidak berwarna dan gampang terbakar. Kerosin didapat dengan cara didistilasi
fraksional dari minyak bumi dengan suhu 150-275°C dan rentang rantai
karbon pada C12-C15. Untuk mengurangi kandungan belerang dan
pengaratannya, maka kerosin akan di proses semakin khusus pada unit Merox
atau Hydrotreater, dan mutunya sebagai bahan bakar minyak akan
ditingkatkan di unit hydrocracking.
Sebelumnya produk hasil pemrosesan minyak bumi ini didistribusikan ke
orang-orang, sudah terlebih dulu ditambahkan zat pewarna (biasanya berwarna
kuning) supaya orang-orang bisa membedakan minyak tanah dengan air.
Terkecuali dipakai sebagai bahan bakar rumah tangga, kerosin dapat juga
dipakai sebagai bahan bakar pesawat (avtur).
Kandungan minyak tanah :
1. Parafin
Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus
(alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-
butana (C4H10), isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2-
metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18).
Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh lebih
banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam
minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil
daripada n-parafin.

2. Naften
Naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur
cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naften
yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun
dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10),
metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di
dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa
hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.

3. Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan
atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya
benzena (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak
bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat
yang relatif besar.

4. Senyawa Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas
(S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida
(R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik).

2.6 Solar (Diesel)


Solar atau diesel biasanya dipakai sebagai bahan bakar untuk pembakaran
pada mesin-mesin diesel, seperti mesin kendaraan ataupun mesin-mesin
industri. Solar didapat dari sistem distilasi minyak mentah pada suhu 200-
300°C. Karakter umum pada solar yakni tak berwarna atau sedikit kekuning-
kuningan, tak gampang menguap pada temperatur normal, mempunyai
kandungan sulfur yang lebih tinggi apabila di banding dengan bensin dan
kerosin. Diluar itu, solar juga mempunyai titik nyala yang tambah lebih tinggi,
yaitu pada antara 40-100°C.
Kualitas solar ditetapkan berdasarkan pada sebagian segi tertentu. Segi
penilaian kwalitas itu mencakup : pembakarannya hanya menyebabkan sedikit
ketukan, gampang terbakar, kekentalan, kandungan sulfur (sekecil mungkin),
dan stabil (tak beralih dalam sisi kualitas dan bentuk saat disimpan). Bahan
bakar ini dibedakan dari sisi bilangan cetane, yakni bilangan yang
menunjukkan kekuatan pembakaran dan kekuatan mengontrol jumlah ketukan
yang berlangsung pada mesin. Makin tinggi bilangan cetane pada solar maka
makin tinggi juga kualitas solar itu. Biasanya, jumlah bilangan cetane pada
solar yang diperuntukkan bahan bakar mesin kendaraan lebih tinggi apabila
dibanding dengan jumlah cetane pada solar untuk mesin-mesin industri.
Bahan bakar diesel dapat digolongkan dalam berbagai macam jenis yang
dibedakan oleh kekentalan, jumlah cetane dan sebagainya. Tetapi walaupun
memiliki perbedaan, struktur utama pada diesel tersebut tidak memiliki
perbedaan. berikut adalah jenis-jenisnya:
1. High Speed Diesel (HSD)
HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan untuk mesin
diesel yang memiliki performa untuk jumlah cetane 45. Umumnya mesin
yang menggunakan bahan bahar HSD merupaka mesin yang menggunakan
sistem injeksi pompa dan elektronik injeksi. Jadi pada dasarnya bahan
bakar ini diperuntukkan untuk kendaraan bermotor dan bahan bakar
peralatan industri.
2. Marine Fuel Oil (MFO)
MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat (residu) sehingga
memiliki kekentalan yang lebih tinggi. Jenis ini sering dugunakan sebagai
bahan bakar langsung pada sektor industri untuk mesin-mesin diesel yang
memiliki kecepatan proses yang rendah.
3. Minyak Bakar
Minyak bakar memiliki sifat dan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan
MFO, tetapi biasanya digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk
menghasilkan panas, contohnya saja sebagai bahan bakar furnace pada
proses pemanasan minyak mentah.
4. Industrial Diesel Oil (IDO)
IDO dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah pada temperatur
rendah, biasanya jenis ini memiliki kandungan sulfur yang tergolong
rendah sehingga dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine.
5. Biodiesel
Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang cukup baik
sebagai pengganti solar yang berasal dari fraksi minyak bumi, hal ini
disebabkan karena biodiesel merupakan sumber energi yang dapat
diperbaharui karena berasal dari minyak nabati dan hewani walaupun.
Secara kimia, susunan biodiesel terdiri dari campuran mono-alkyl ester
dan rantai panjang asam lemak. Biodiesel merupakan bahan bakar yang
tidak memiliki kandungan berbahaya bila terlepas ke udara, karena sangat
mudah untuk terurai secara alami. Dalam proses pembakarannya, bahan
bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon monoksida serta hidrokarbon
yang relatif rendah sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitar, hal ini
lah yang membuat biodiesel memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar.
6. Diesel Permorma Tinggi
Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih
tinggi jika dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang berasal dari
petroleum lainnya. Jenis bahan bakar telah mengalami proses peningkatan
kualitas dari segi cetane number serta pengurangan kandungan sulfur
sehingga lebih di anjurkan bagi mesin diesel sistem injeksi comonrail,
untuk lebih jelasnya, sistem injeksi comonrail adalah sebuah tube
bercabang yang terdapat di dalam mesin dengan katup injektor yang
dikendalikan oleh komputer dimana masing-masing tube tersebut terdiri
dari nozzle mekanis dan pulunger yang dikedalikan oleh selenoid serta
actuator piezoelectric. Pada solar jenis ini memiliki jumlah bilangan cetane
53 serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm sehingga digolongkan
sebagai diesel modern yang memiliki standar gas buang EURO 2.

2.7 Aspal
Aspal yaitu hidrokarbon yang berbentuk kental dan menempel (adhesive),
berwarna cokelat hitam, tahan pada air dan memiliki kandungan sulfur,
oksigen dan klor yang begitu tinggi. Aspal datang dari fraksi berat minyak
bumi (residu) yang di proses jadi dua jenis, yakni aspal padat dan aspal cair.
Manfaat paling utama aspal pada jalan raya yakni untuk mengikat batuan
supaya tak lepas dari permukaan jalan, sebagai bahan pelapis dan perekat,
sebagai pengisi ruangan kosong pada agregat kasar, agregat halus dan agregat
filter.
Aspal merupakan senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun oleh
hidrokarbon dan atom-atom N, S, dan O dalam jumlah yang kecil. Dimana
unsur- unsur yang terkandung dalam bitumen, antara lain : Karbon (82-88%),
Hidrogen (8-11%), Sulfur (0-6%), Oksigen (0-1,5%), dan Nitrogen (0-1%).
Aspal ini memiliki keunggulan dalam penyerapan air hujan, dimana
apabila hujan turun maka air akan meresap secara perlahan ke dalam aspal dan
nantinya akan diteruskan ke sungai. Akan tetapi hal tersebut membuat jalanan
menjadi cepat rusak sehingga dalam jangka waktu tertentu aspal yang ada di
jalan perlu diperbaiki ulang.
Aspal tidak larut dalam larutan asam encer dan alkali atau air, tapi larut
sebagian besar dalam ether, gasoline ,dan chloroform. Aspal sendiri dihasilkan
dari minyak mentah yang dipilih melalui proses destilasi minyak bumi. Proses
penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 350°C dibawah
tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi ringan, seperti gasoline
(bensin), kerosene (minyak tanah), dan gas oil.

Komponen aspal diklasifikasikan menjadi empat kelas senyawa :

 Jenuh, hidrokarbon jenuh berkorelasi dengan titik pelunakan bahan.


 Naphthene aromatik, yang terdiri dari senyawa aromatik polisiklik
terhidrogenasi parsial.
 Aromatik kutub, yang terdiri dari tinggi berat molekul fenol dan asam
karboksilat.
 Asphaltenes, yang terdiri dari fenol berat molekul tinggi dan senyawa
heterosiklik.

Aromatik naphthene dan aromatik kutub biasanya komponen


mayoritas. Selain itu, sebagian besar bitumen alami mengandung senyawa
organosulfur , mengakibatkan kandungan sulfur keseluruhan hingga
4%. Nikel dan vanadium ditemukan di tingkat <10 ppm, seperti khas
beberapa minyak bumi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun
jutaan tahun yang lalu. Minyak bumi memiliki peranan penting bagi
kehidupan karena seluruh aspek kehidupan manusia hampir semuanya
berpegang pada industri minyak bumi, baik sebagai sumber energi maupun
sebagai bahan baku industri petrokimia.
Ada banyak produk-produk minyak bumi di dunia ini seperti LPG, Avtur,
Avgas, Bensin, Kerosine, Solar, Aspal, dll. Masing-masing produk minyak
bumi ini sendiri punya manfaat yang sangat besar untuk kehidupan manusia.
Salah satu manfaatnya adalah untuk bahan bakar kendaraan, untuk bahan
bakar rumah tangga, untuk kepentingan umum, dan tentunya masih sangat
banyak manfaat yang bisa di dapat dari produk-produk minyak bumi ini.
Sehingga mempelajari produk-produk minyak bumi sangatlah penting dan
sangatlah berguna untuk menambah ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. william. (1995). Organic Chemistry. USA : Saunders College


Publishing.
Jasji, E. (1966). Pengolahan Minyak Bumi. Jakarta: Lemigas
Nugroho, A.(2006). Bioremediasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Cetakan I.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45874/20/05/2018

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45314/20/05/2018

http://id.wikipedia.org/wiki/Kilang_minyak/20/05/2018

http://eprints.polsri.ac.id/891/3/BAB%20II.pdf/20/05/2018

https://bisakimia.com/2016/07/16/aspal-2/20/05/2018

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hasil-olahan-minyak-bumi/20/05/2018

Anda mungkin juga menyukai

  • Konservasi Vina
    Konservasi Vina
    Dokumen4 halaman
    Konservasi Vina
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen11 halaman
    Proposal
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Dokumen8 halaman
    Proposal Kewirausahaan
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Proposal Bisnis
    Proposal Bisnis
    Dokumen8 halaman
    Proposal Bisnis
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • COVER Afr Coy
    COVER Afr Coy
    Dokumen2 halaman
    COVER Afr Coy
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat
  • Ball Valve
    Ball Valve
    Dokumen1 halaman
    Ball Valve
    Desvira Dwi Juliyanti
    Belum ada peringkat