A. Pendahuluan
a. Salah seorang siswa Memimpin Do’a untuk menciptakan suasana relegius dalam belajar (KI-
1)
b. Guru Memperhatikan kehadiran Siswa dalam rangka membangun rasa peduli lingkungan
antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya (KI – 2)
c. Memotivasi kesiapan belajar siswa (komunikatif dan kreatif) (KI – 2)
d. Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk (Menumbuhkan rasa ingin tahu) siswa
terhadap materi yang akan disampaikan
e. Guru menginformasikan metoda yang digunakan dalam PBM (Tanggung Jawab)
f. Menayakan pengalaman siswa tentang materi yang akan disampaikan (Rasa Ingin Tahu)
B. Inti
Gerak Tari yaitu perubahan posisi atau sikap anggota badan pada saat menari. Gerak
tari merupakan unsur utama pada tari. Pada gerak tari pengolahan keindahannya
dibagi menjadi gerak stilatif dan distortif.
Gerak Stilatif adalah Gerak yang telah mengalami proses pengolahan yang mengarah
kepada bentuk tari yang indah.
Gerak Distorsif yaitu pengolahan gerak yang telah melalui proses perombakan dari
aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.
Macam - Macam Ragam Gerak Tari :
Ragam Gerak Tari Klasik yaitu gerak tari yang banyak menggunakan gerak murni dan
gerak ekspresif serta imitatif yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga
menirukan kegiatan manusia dan perangai hewan tetapi gerakannya sudah terpilih
dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola – pola gerak yang sudah
ditentukan.
Ragam Gerak Tari Kerakyatan yaitu gerak tari yang banyak menggunakan imitatif dan
ekspresif. Gerakannya menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan
perangai binatang.
Ragam Gerak Tari Kreasi Baru yaitu gerak tari yang dibentuk dari paduan beberapa
ragam gerak tari tradisional sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa
lebih dinamis dan energik karena didukung oleh generasi muda dan ditata oleh
koreografer yang kreatif.
Unsur - Unsur Tari :
a. Gerak ( Wiraga ), merupakan unsur utama dalam seni tari yang meliputi gerak badan
dari kepala sampai kaki.
b. Irama ( Wirama ), Irama membantu penari dalam mengatur gerak dan menguatkan
gerak serta tarian terasa lebih hidup.
c. Perasaan ( Wirasa ), merupakan gerak dalam tarian yang harus dapat menjelaskan
ekspresi perasaan.
d. Wujud ( Wirupa ), merupakan suatu tampilan tarin yang harus dapat menjelaskan
karakter tokoh penari yang dibawakan.
C. Penutup
a. Siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran dengan dibantu guru
b. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian pembelajaran dengan memberikan pertanyaan lisan
pada beberapa orang siswa
c. Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
d. Menyampaikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan pada pertemuan
mendatang, diharapkan siswa membaca dari sumber-sumber yang ada
e. Kegiatan diakhiri dengan salam
BAHAN AJAR
A. Pendahuluan
a. Salah seorang siswa Memimpin Do’a untuk menciptakan suasana relegius dalam belajar (KI-
1)
b. Guru Memperhatikan kehadiran Siswa dalam rangka membangun rasa peduli lingkungan
antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya (KI – 2)
c. Memotivasi kesiapan belajar siswa (komunikatif dan kreatif) (KI – 2)
d. Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk (Menumbuhkan rasa ingin tahu) siswa
terhadap materi yang akan disampaikan
e. Guru menginformasikan metoda yang digunakan dalam PBM (Tanggung Jawab)
f. Menayakan pengalaman siswa tentang materi yang akan disampaikan (Rasa Ingin Tahu)
B. Inti
Pengertian Pameran
Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan
perupa kepada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan
terjadi komunikasi antara perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal
ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran
adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan hingga dapat
diapresiasi oleh masyarakat luas.”
Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan baik
di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah
menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran
kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir
semester atau akhir tahun ajaran. Adapun konteks pameran dalam arti luas, di
masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis karya seni rupa untuk
diapresiasi oleh masyarakat luas.
Jenis-Jenis Pameran
Berdasarkan waktu penyelenggaraannya, pameran bisa dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
Pameran periodik yakni pameran yang diselenggarakan secara teratur dalam waktu
tertentu, misalnya sebulan sekali atau setahun sekali.
Pameran insidental yakni pameran yang diselenggarakan jika diperlukan sehingga
waktunya tidak bisa ditentukan.
Pameran permanen yaitu pameran yang diadakan dengan tempat yang tetap dan
dibuka dengan waktu yang telah ditentukan. Contohnya, pameran di museum.
Penyelenggaraan pameran setidaknya memiliki beberapa tujuan yaitu tujuan sosial dan
kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. Secara khusus
penyelenggaraan pameran di sekolah mempunyai kegunaan untuk menumbuhkan dan
menambah kemampuan dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah
wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya seni rupa secara lebih objektif.
Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan
harapan memperoleh apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas
berkarya.
Proses penyelenggaraan pameran akan berjalan dengan lancar bila didukung perlengkapan
dan peralatan pameran seperti ruang pameran, meja, buku tamu, buku pesan, panil, katalog,
folder, lampu penerangan dan sound system. Kelancaran proses penyelenggaran dipengaruhi
pula oleh kemampuan kerjasama panitia sesuai beban tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing.
Melaksanakan kegiatan pameran seni rupa harus dilakukan dengan perencanaan yang
matang, tersusun secara sistematis dan logis. Kerjasama dan tanggungjawab dalam
melaksanakan kegiatan mendukung kelancaran kegiatan pameran. Penataan ruang pameran
karya seni rupa yang baik akan mendukung kegiatan apresiasi sehingga tercapai tujuan yang
di harapkan. Melalui kegiatan pameran kita tidak hanya belajar mengapresiasi karya seni
rupa, tetapi juga belajar untuk berdisiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab,
belajar untuk saling menghargai dan bekerjasama, selain itu juga belajar mengakui
kekurangan dan kelemahan serta belajar untuk berkomitmen untuk berbuat lebih baik di masa
yang akan datang.
ᄃ
Persiapan Pameran Karya Seni Rupa di Sekolah
Setelah menyusun perencanaan kegiatan pameran ᄃ sejak menentukan tujuan hingga
pembuatan proposal, maka kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan (pelaksanaan)
pameran. Kegiatan utama dalam persiapan pameran seni rupa ini menyiapkan dan memilih
karya serta menyiapkan perlengkapan pameran.
Jenis karya seni rupa yang dipamerkan ini dapat ditentukan satu jenis karya saja atau
campuran dari berbagai jenis. Penentuan jenis karya ini akan mempengaruhi perlengkapan
pameran yang harus di sediakan. Sebagai contoh jika kebanyakan yang dipamerkan adalah
karya seni rupa dua dimensi maka kemungkinan besar panitia pameran harus menyediakan
tempat untuk menggantung karya-karya seni rupa tersebut . Sebaliknya jika karya yang
dipamerkan kebanyakan karya seni rupa tiga dimensi, maka tempat untuk meletakkan karya
tersebut harus mendapat perhatian lebih besar.
b. Meja
Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar
penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang kerajinan lainnya.
c. Buku tamu
Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat
digunakan untuk mengetahui berapa orang dan siapa saja yang mengunjungi pameran.
e. Panil
Panil fungsinya untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan
sebagainya. Selain itu panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.
g. Katalog
Katalog berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial (penyelenggara pameran)
berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang
dipamerkannya.
h. Folder
Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual untuk membantu menjelaskan kepada
pengunjung pameran tentang karya seni rupa yang ditampilkan.
i. Lampu penerangan
Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan. Lampu ini dipasang di
setiap papan pamer (panil) atau di plafon. Pemasangan lampu dan pemilihan jenis lampu
untuk memperjelas karya seni rupa sehingga lampu dan penempatannya harus diatur dan
dipilih sedemikian rupa agar tidak menyilaukan.
j. Sound system
Sound system digunakan dalam acara pembukaan, dan untuk memperdengarkan musik
instrumentalia berirama lembut selama pameran berlangsung yang berfungsi untuk
mendukung suasana pameran sehingga pengunjung merasa lebih nyaman ketika
mengapresiasi karya seni rupa yang dipamerkan di sekolah.
BAHAN AJAR
A. Pendahuluan
a. Salah seorang siswa Memimpin Do’a untuk menciptakan suasana relegius dalam belajar (KI-
1)
b. Guru Memperhatikan kehadiran Siswa dalam rangka membangun rasa peduli lingkungan
antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya (KI – 2)
c. Memotivasi kesiapan belajar siswa (komunikatif dan kreatif) (KI – 2)
d. Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk (Menumbuhkan rasa ingin tahu) siswa
terhadap materi yang akan disampaikan
e. Guru menginformasikan metoda yang digunakan dalam PBM (Tanggung Jawab)
f. Menayakan pengalaman siswa tentang materi yang akan disampaikan (Rasa Ingin Tahu)
Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan titik tolak atau
landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik lainnya, yaitu: kritik
formalistik, kritik ekspresivistik dan instrumentalistik.
Kritik formalistik melihat kualitas karya berdasarkan konfigurasi unsur-unsur
pembentukannya, prinsip penataannya, teknik, bahan dan medium yang digunakan dalam
berkarya seni. Jika kritik formalistik lebih cenderung kepada penilaian aspek-aspek
formalnya, maka kritik ekspresivistik lebih cenderung menilai sebuah karya berdasarkan
kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh perupa melalui sebuah karya
seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul,
tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.
Jenis kritik lainnya yaitu kritik Instrumentalistik, yaitu jenis kritik seni yang
cenderung menilai karya seni berdasarkan kemampuannya mencapai tujuan moral, religius,
politik atau psikologi. Dalam prakteknya, penggunaan jenis kritik Instrumentalistik ini
disesuaikan dengan jenis dan tujuan pembuatan karya seni rupanya.
C. Penutup
a. Siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran dengan dibantu guru
b. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian pembelajaran dengan memberikan pertanyaan lisan
pada beberapa orang siswa
c. Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
d. Menyampaikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan pada pertemuan
mendatang, diharapkan siswa membaca dari sumber-sumber yang ada
e. Kegiatan diakhiri dengan salam
BAHAN AJAR
A. Pendahuluan
a. Salah seorang siswa Memimpin Do’a untuk menciptakan suasana relegius dalam belajar (KI-
1)
b. Guru Memperhatikan kehadiran Siswa dalam rangka membangun rasa peduli lingkungan
antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya (KI – 2)
c. Memotivasi kesiapan belajar siswa (komunikatif dan kreatif) (KI – 2)
d. Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk (Menumbuhkan rasa ingin tahu) siswa
terhadap materi yang akan disampaikan
e. Guru menginformasikan metoda yang digunakan dalam PBM (Tanggung Jawab)
f. Menayakan pengalaman siswa tentang materi yang akan disampaikan (Rasa Ingin Tahu)
B. Inti