Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN DAN KESEHATAN IKAN

NURFITRI RAHIM (L012171005)


ANDI EKA RATU (L012171016)

PROGRAM MAGISTER ILMUPERIKANAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITASHASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Mikroba patogen merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.
Mikroba patogen dapat ditemukan di berbagai tempat, tersebar luas di tanah, air, udara,
tanaman, hewan dan manusia. Mikroba patogen ada yang berupa jamur.
Jamur adalah organisme kecil berinti, berspora, tidak berklorofil, berkembang biak
secara seksual dan aseksual serta mempunyai dinding sel. Jamur merupakan tumbuhan
sederhana yang tidak membutuhkan cahaya untuk tumbuh, tetapi memakan bahan organic
untuk mendapatkan energinya.
Jamur tidak hanya menginfeksi mahluk hidup yang hidup di darat, melainkan di
perairan juga. jamur ini menyerang ikan dengan dua infeksi, infeksi internal dan infeksi
eksternal. Salah satu jamur yang menyerang ikan adalah Saprolgenia sp. Dalam
akuarium, jamur ini kerap dipakai sebagai nama umum untuk serangan jamur yang
menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan. Saprolegnia akan menyerang bagian
tubuh ikan yang luka.
Saprolgenia dapat berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan. Ini bisa menjadi pertanda
adanya kondisi kualitas air yang tidak baik, atau rendahnya oksigen dalam perairan atau
akuarium tersebut. Penyakit pada ikan ini diangkat oleh penyusun karena ini merupakan
penyakit pada tubuh ikan yang sering dijumpai di perairan, terutama di air tawar dapat
berupa dalam bentuk kolam maupun akuarium.

1.2.Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui klasifikasi serta morfologi jamur patogen Saprolegnia sp
b. Untuk mengetahui patogenitas jamur patogen Saprolegnia sp
c. Untuk mengetahui cara reproduksi jamur patogen Saprolegnia sp
d. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit saprolegnia pada ikan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Saprolgenia sp
Saprolegnia merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes.
Saprolegnia merupakan penyakit jamur terbesar kedua penyebab kematian akuakultur,
juga merypakan salah satu patogen paling merusak dan memiliki dampak ekonomi
terbesar di sektor perikanan budidaya air tawar. Saprolegnia dapat menyerang semua
jenis ikan di segala macam lingkungan. Tanda adanya jamur ini terlihat sebagai
serabut putih seperti kapas yang tumbuh pada bagian tubuh ikan yang luka.
Saprolegnia atau dikenal dengan "water molds" dapat meyerang ikan dan juga
telur ikan. Mereka umum dijumpai pada air tawar maupun air payau. jamur ini dapat
tumbuh pada selang suhu 00-300 C, dengan selang pertumbuhan optimal 150-300 C.
Pada umumnya, saprolegnia akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka dan
selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan saprolegnia
biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah,
kadar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik
tinggi. Kehadiran saprolegnia sering disertai dengan kehadiran infeksi bakteri
Columnaris, atau parasit eksternal lainnya.

2.1.1. Klasifikasi
Klasifikasi jamur Saprolegnia sp adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Divisi : Oomycotina
Filum : Phycomycetes
Kelas : Oomycetes
Famili : Saprolegniales
Genus : Saprolegnia
Spesies : Saprolegnia sp
Gambar 1: Saprolegnia sp

2.1.2. Morfologi
Dengan menggunakan mikroskop, akan terlihat jamur Saprolegnia sp
tersusun atas filamen-filamen yang cenderung memiliki ujung-ujung
berbentuk speris. Di ujung-ujung inilah yang menjadi rumah bagi zoospora,
atau sebagai "benih" dari jamur Saprolegnia sp, yang memungkinkan bisa
berkembangbiak. Filamen-fIlamen tersebut disebut dengan hyphae dan inilah
yang membuat jamur Saprolegnia sp terlihat seperti kapas. Hyphae inilah
yang menyerang jaringan ikan.

Gambar 2:bagian-bagian Saprolegnia sp

Di air, jamur Saprolegnia sp terlihat seperti kapas, namun jika tidak di


air akan terlihat sebagai kotoran kesat. Jamur Saprolegnia sp memiliki warna
putih ataupun abu-abu. Warna abu-abu juga bisa mengindikasikan adanya
bakteri yang tumbuh bersama-sama dengan struktur jamur Saprolegnia sp
tersebut. Selama beberapa saat, jamur Saprolegnia sp bisa berubah warna
menjadi coklat atau hijau ketika partikel-partikel di air (seperti alga) melekat
ke filament.

2.1.3. Patogenitas
Menurut Carlson (2007) jamur Saprolegnia sp umumnya merupakan
patogen sekunder, meskipun dalam lingkungan yang bagus, namun tidak
menutup kemungkinan ia bertindak sebagai pathogen primer. Umumnya target
dari saprolegnia ini adalah ikan, baik yang hidup di alam liar ataupun yang
sudah dibudidayakan. Melalui necrosis seluler dan kerusakan epidermal
lainnya, Saprolegnia sp akan menyebar ke permukaan dari host-nya seperti
kapas. Meskipun sering berada di lapisan-lapisan epidermal, namun jamur ini
tidak muncul pada jaringan tertentu saja. Infeksi jamur saprolegnia biasanya
berakibat fatal, yang pada akhirnya menyebabkan heamodilution yaitu
"penurunan konsentrasi (sebagai pendarahan) dari sel dan cairan didalam
darah yang disebabkan oleh meningkatnya zat cair dari jaringan tersebut. " Hal
ini menyebabkan darah kehilangan elektrolit (garam darah) dan membuatnya
tidak mampu mendukung kehidupan. Selanjutnya seiring dengan penetrasi
hyphae Saprolegnia sp ke lapisan jaringan dari kulit ikan akan menyebabkan
air masuk dan akan ikan mengganggu garam ikan. Hal inilah yang
menjelaskan mengapa ikan yang dipengaruhi oleh Saprolegnia sp akan
terlihat lethargic dan seringkali kehilangan keseimbangan, selanjutnya dapat
menyebar dengan cepat ke jaringan-jaringan permukaan dari ikan tersebut.
Sementara itu terkadang terjadi bahwa Saprolegnia sp akan menyerang
sampai kedalam lapisan jaringan, bahkan kerusakan dangkal pada lapisan
jaringan awal ikan (dan khususnya anak ikan) dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, semakin banyak infeksi Saprolegnia sp yang menyebar maka
semakin tinggi tingkat hemodilution dan semakin kecil kemungkinan bagi si
ikan untuk bisa sembuh kembali. Oleh karena itu, menangani
infeksi Saprolegnia sp harus dilakukan dengan cepat.
Kehadiran Saprolegnia biasanya ditandai dengan munculnya “benda”
seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat,
pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Apabila anda sempat melihatnya
di bawah mikroskop maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang
bercabang-cabang.

Gambar 3: serabut putih pada ekor ikan dan telur ikan akibat saprolegnia
2.1.4. Reproduksi
Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual.
Secara aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di
dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang
disebut zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang
sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru.
Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan
gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina
dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina
menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi
spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan
mycelium baru. Cara reproduksi ini dapat kalian lihat pada Gambar 4.

gambar 4: reproduksi Oomycotina

2.2. Tanda-tanda klinis


Infeksi Jamur tampak seperti gumpalan kapas pada permukaan ikan atau
telur. Tumbuh dengan menghasilkan benang berserabut panjang yang disebut hyphae.
Hal ini umumnya dimulai pada kepala dan belakang ikan yang berbentuk seperti
tambalan melingkar yang menjadi lebih besar dan tersebar di seluruh ikan. Laju
infiksi tergantung pada suhu air dan kondisi ikan. Infeksi bias sampai dengan 40 atau
50% dari permukaan tubuh ikan, insang, dan mata. Degenerasi jaringan yang dihasilkan
dari invasi jamur mengganggu keseimbangan osmotik ikan. Ikan yang sakit menjadi
semakin malas dan kehilangan keseimbangan sesaat sebelum kematian. Mortalities dapat
berkisar 10-50%.

2.3. Diagnosis

Hal ini biasanya didasarkan pada penampilan gumpalan abu-abu / putih katun-
wol seperti pertumbuhan jamur pada ikan, meskipun seringkali berwarna cokelat atau
hitam karena bahan telarut yang menempel. Pemeriksaan terhadap ikan segar dan ikan
terinfeksi diperlukan untuk membedakannya dari kondisi lain dengan penampilan
yang serupa. Namun Saprolegnia sering merupakan infeksi sekunder, emeriksaan
histology biasanya dilakukan untuk memeriksa infeksi yang mendasari atau infeksi
utamanya misalnya furunculosis.

2.4.Cara Mencegah
Cara pencegahan yang biasa dilakukan adalah dengan cara penanganan yang
cermat, tidak menempatkan ikan dalam tempat yang sempit sehingga
menyebabkan berdesakan dan ikan menjadi terluka. Yang harus lebih mendapat
perhatian adalah tempat budidaya yang memiliki kandungan bahan organik tinggi
misalnya kolam yang dipupuk menggunakan pupuk organik saja. Harus
menjaga kualitas air agar selalu optimal, menjaga ikan agar mendapat gizi yang
memadai. Apabila gejala serangan Saprolegnia ditemukan, segera lakukan evaluasi
kualitas air akuarium anda dan lakukan koreksi yang diperlukan. Apabila kondisi
serangan pada ikan parah, lakukan pengobatan dengan cara :
a. Ikan direndam menggunakan Kalium Permanganat (PK), 1 gram per 100
liter air selama 60-90 menit.
b. Ikan direndam dalam larutan garam dapur dengan dosis 10 gram per liter
selama 10 menit
c. Ikan direndam menggunakan Malacyte Green. Serbuk Malacyte Green
dilarutkan dalam air sebagai larutan baku (1 gram dalam 450 ml air).
Untuk merendam ikan 1-2 ml larutan baku itu diencerkan dalam air 1 liter
untuk merendam selama 1 jam.
Begitu pula dalam penetasan telur-telur ikan, sangat perlu dibiasakan
menggunakan Malacyte Green ini 1 gram per 200 liter air, selama 1 jam.
Pencegahan jamur pada telur ikan sangat perlu dilakukan apabila telur ikan ditetaskan
di dalam corong-corong penetas pada pembenihan ikan buatan.
BAB III
KESIMPULAN

Saprolegnia merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes. Dalam
akuarium jamur ini ke rap dipakai sebagai mana umum untuk serangan jamur yang
menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan. Kehadiran Saprolegnia biasanya ditandai
dengan munculnya “benda” seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi
kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Serangan Saprolegnia dapat
dihindari dengan melakukan perawatan yang baik terhadap kondisi akuarium, terutama
dengan menjaga kualitas air selalu dalam kondisi optimal, hindari pemeliharaan ikan dengan
kepadatan tinggi untuk mencegah terjadinya luka, dan selalu menjaga ikan agar mendapat
gizi yang memadai. Apabila gejala serangan Saprolegnia ditemukan, segera lakukan evaluasi
kualitas air akuarium anda dan lakukan koreksi yang diperlukan. Apabila kondisi serangan
pada ikan parah, lakukan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Carlson N.R. 2007. Physiology of Behavior. 9th Ed. Boston : Pearson Education, Inc. p. 290-
319, 420-423

Hamzahankgis. 2013. Saprolegnia sp. (online). Tersedia:


http://hamzahankgis.wordpress.com/2013/01/08/saprolegnia-sp/. (06 Februari 2018)

Krettiawan, Hery. -. Infeksi Saprolegnia (saprolegniasi).(online). Tersedia:


http://www.docstoc.com/?doc_id=27557400&download=1. (06 Februari 2018)

Rahmaningsih, Sri. 2011. JAMUR Saprolegnia sp Penyebab Penyakit Pada Ikan.:


http://srirahmaningsih.blogspot.com/2011/08/jamur-saprolegnia-sp-penyebab
penyakit.html. (08 Februari 2018)

Anda mungkin juga menyukai