Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Pemberaian suatu batuan merupakan salah satu kegiatan utama dalam suatu
kegiatan penambangan dan salah satu metode yang sering digunakan adalah
pemboran dan peledakan selain digaru, sesuai tingkat kekuatan batuan yang akan
ditambang.
Bahan peledak (explosive) adalah bahan suatu bahan kimia senyawa tunggal
atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi
panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia
eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas
disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Penggunaan bahan peledak umum nya di bagi dua, yaitu :
1. untuk kegiatan militer
2. untuk kegiatan non militer

bahan peledak di klasifikasi berdasarkan :

1. komposisi bahan peledak


2. kecepatan cepat rambat
3. kepekaan

akan tetapi, bahan penyusun dari bahan peledak itu sendiri terdiri dari banyak
komponen atau zat yang bersifat reaktif dan tidak stabil, dan akan di bahas dalam
makalah ini .

1.2 rumusan masalah


pembahasan makalah ini diantara nya :
1. definisi bahan peledak
2. reaksi dan produk peledakan
3. klasifikasi bahan peledak berdasarkan kecepatan reaksi
4. klasifikasi bahan peledak industri berdasarkan kecepatan reaksi
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi bahan peledak


Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang
didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran
berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas,
benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia
eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya
berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia
lebih stabil. Bahan peledak (explosive) adalah bahan yang berbentuk
padat, cair, menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian atau
seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam
waktu yang sangat singkat disertai efek panas dan tekanan yang sangat
tinggi. (Nurbudhi,1993:1)
Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000°C.
Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa
mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850
MPa (≈10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan
sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Oleh sebab itu kekuatan energi
tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring
dengan perkembangan keruntuhan batuan.
2.1.1 penggunaan bahan peledak
bahan peledak banyak di gunakan ;
1. jenis peledakan untuk kebutuhan militer,
a. ledakan rendah ( single base, double base dan composte)
b. ledakan tinggi
c. komposisi prioteknik
2. jenis peledakan no militer yang biasa nya di gunakan dalam kegiatan
pembangunan atau kesejahteraan dan industri lain nya.
2.2 reaksi dan produk peledakan
Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang
diharapkan karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan
tersebut dilakukan yang mempengaruhi kualitas bahan kimia
pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya
proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang
menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan
terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan
sebagai berikut:
1. Pembakaran
merupakan reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga
keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi
itu sendiri dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi
pembakaran memerlukan unsur oksigen (O2) baik yang
terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan
atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran
cukup dengan mengisolasi material yang terbakar dari
oksigen. Contoh reaksi : minyak disel (diesel oil) yang
terbakar sebagai berikut:
CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 →12 CO2 + 13 H2O
Dengan kriteria :
a. Melibatkan reaksi kimia
b. Oksigen tersedia berlebih di udara bebas
c. Motor bakar ( bensin atau solar),tidak perlu diisi oksigen
d. Metoda pemadaman kebakaran, isolasi benda terbakar
dari oksigen
2. Deflagrasi
Merupakan proses kimia eksotermis di mana transmisi dari
reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal
(panas). Deflagrasi merupakan fenomena reaksi
permukaanyang reaksinya meningkat menjadi ledakandan
menimbulkan gelombang kejut ( shock wave ) dengan
kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau
lebih rendah dari kecepatan suara (subsonic).
Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black
powder) sebagai berikut:
a. Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S → 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S
+14CO2 + 10CO + 10N2
b. Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S → 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +
14CO2 + 10CO + 10N2
3. Ledakan,
menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari
gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi
suara keras dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi
tersebut dapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi
kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer energi ke
gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak
disertai panas dan bunyi yang keras.
Contoh :
a. Tangki bertekanan meledak
b. Balon karet meletus
Kriteria :
a. Tidak melibatkan reaksi kimia
b. Tranfers energi ke gerakan massa ( efek mekanis )
c. Di sertai panas dan bunyi
4. Detonasi
Merupakan proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan
reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan
temperatur sangat besar yang semuanya membangun ekspansi
gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat
tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona
peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut ( shock
compression wave ) dan proses ini berlangsung terus menerus
untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi
hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi
ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi
ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression
wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu
merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan
yang lebih besar.
Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan peledakan
antara lain:
a. TNT : C7H5N3O6 → 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 +
5,25 C
b. ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 → CO2 + 7 H2O + 3 N2
c. NG : C3H5N3O9 → 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25
O2
d. NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 → 6 CO2 + 7 H2O
+ 4 N4 + O2
Kriteria :
a. Melibatkan reaksi kimia
b. Oksigen untuk reaksi terdapat dalam bahan itu sendiri (
tanpa oksigen dari udara )
c. Handak dapat digunakan dalam lubang ledak
d. Reaksi ledakan tidak dapat di padamkan
e. Reaksi sangat cepat ( > kecepatan suara = supersonic
Contoh : VoD anfo = 4500m/s
f. Shock compression, yang mempunyai daya dorong sangat
tinggi, merobek retakan yang sudah ada sebelum nya.
g. Shock wave, berupa bahaya symphatetic detonation, yang
menentukan safety distance.
h. Ada ledakan ( gerakan massa, bunyi dan panas)
2.3 klasifikasi bahan peledak
Adapun klasifikasi bahan peledak menurut beberapa tokoh :
1. Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:
a. Bahan peledak kuat ( high explosive) bila memiliki sifat detonasi
atau meledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps
(1.650 – 8.000 m/s)
b. Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat
deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps
(1.650 m/s).

2. Menurut Anon (1977), bahan peledak kimia dibagi menjadi 3 jenis :

3. Mike Smith (1988) yaitu :


a. Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite, Gelatine
b. Agen Peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi, Hybrid
ANFO, Slurry mixtures
c. Bahan peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible,
shaped Charges, Binary, LOX, Liquid.
d. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas,
Expansion agents, mechanical methods, waterjets, jet piercing
Bahan peledak juga bisa di bedakan

1. berdasarkan komposisi
a. Bahan Peledak senyawa tunggal
Bahan peledak ini terdiri dari satu senyawa saja. Yang merupakan bahan
peledak senyawa tunggal antara lain PETN (Penta Erythritol
Tetra Nitrate) dan TNT (Trinitro Toluen).
Dan beberapa senyawa kimia yang di gunakan sebagai bahan peledak
yaitu :
A. Uranium
B. Plutonium
C. Amonium nitrat
D. Trinitro toluen ( TNT)
E. Nitrogliserin
F. Fosfor kuning ( P4)
G. Aseton peroksida
b. Bahan Peledak senyawa campuran
Bahan peledak ini merupakan campuran dari berbagai senyawa tunggal
misalnya : ANFO, dinamit dan sebagainya.

2. Berdasarkan Kepekaan
Beberapa bahan peledak dengan mudah dapat meledak apabila terkena
api, panas, gesekan dan benturan. Sebaliknya ada juga bahan peledak
yang bila kena api hanya terbakar, dan apabila kena gesekan dan
benturan sukar meledak, bahan peledak ini pada prinsipnya hanya akan
meledak apabila ada ledakan lain yang mendahuluinya. Berdasarkan
kepekaan ini bahan peledak dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Bahan Peledak primer
Bahan peledak primer adalah bahan peledak yang mudah
meledak dengan adanya api, benturan, gesekan dan sebagainya.
Misalnya : Hg(OCN)2, DDNP, PbN6dan lain-lain. Bahan
peledak ini biasanya digunakan untuk mengisi detonator.
b. Bahan Peledak sekunder
Bahan peledak sekunder adalah bahan peledak yang relatif tidak
mudah meledak dengan adanya api, benturan dan gesekan. Bahan
peledak ini hanya akan meledak apabila ada ledakan yang
mendahuluinya, misalnya adanya ledakan detonator. Bahan peledak
sekunder antara lain DNT dan ANFO.

Berdasarkan kepekaan ini maka penyimpanan kedua jenis bahan


peledak ini tidak boleh disatukan, misalnya dinamit dengan detonator.
Bila ditinjau dari kecepatan reaksinya, bahan peledak sekunder lebih
tinggi.

3. Penggunaanya berdasarkan tujuan


a. Bahan Peledak militer, Merupakan bahan peledak yang
digunakan dalam operasi-operasi militer.
b. Bahan Peledak komersil
Merupakan bahan peledak yang digunakan dalam operasi-
operasi konstruksi maupun pembangunan sarana dan prasarana
untuk kesejahteraan manusia. Pada kenyataannya ada beberapa
bahan peledak militer yang digunakan sebagai bahan peledak
komersil dan sebaliknya, misalnya: PETN, Black powder,dsb.

4. Berdasarkan kecepatan rambat reaksi


Ledakan merupakan reaksi kimia yang merambat dari satu titik ke titik
yang lain dalam massa bahan peledak. Berdasarkan kecepatan rambat
reaksinya bahan peledak dibagi menjadi :

a. Low explosive
Merupakan bahan peledak yang kecepaan rambat reaksinya di
bawah 1000 meter per detik, misalnya black powder (sumbu
api). Peristiwa perambatan reaksinya disebut pembakaran
(sangat lambat) atau deflargasi (agak cepat).
b. High explosive
Merupakan bahan peledak yang kecepatan rambat reaksinya di atas
1000 meter per detik, misalnya : dinamit, TNT, PETN. Peristiwa
perambatan reaksi disebut detonasi (ledakan).

Anda mungkin juga menyukai