MIOMA UTERI
A. DEFINISI
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim disertai jaringan ikatnya
sehingga dapat dalam bentuk padat -karena jaringan ikatnya dominan dan lunak-
karena otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena
tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operasi.
Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apa pun dan
mioma uteri tidak dijumpai sebelum datang haid (menarche) dan akan mengalami
pengecilan setelah mati haid (menopaaause). Bila pada masa menopause tumor
yang berasal dari mioma uteri masih tetap besar atau bertambah besar,
abdomen sebelum menarche, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kista ovari dan
Tumor uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang
jinak yang berbatas tegas, tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan
jaringan ikat fibrous. Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya (Wiknjosastro, 2007). Mioma uteri
merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. Sehingga dapat
dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya, dominan dan lunak sehingga otot
B. ETIOLOGI
3. faktor genetik
C. PATOFISIOLOGI
Sarang tumor diuterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%, sisanya
mioma intraligameter.
2. Mioma intra mural : mioma terdapat diding uterus diantara serabut mioma
meometrium.
pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum dapat pula
uterus. Mioma pada servik dapat menonjol kedalam saluran servik sehingga
ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka
tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang
pseudokapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
mencapai berat lebih 5 kg. jarang sekali mioma ditemukan pada wanita
subur berumur 20 thn, paling banyak pada umur 35 – 45 tahun ( kurang lebih
dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata
tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut hanya 5-10 %
D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma berada
2. Rasa nyeri adalah yang timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang
3. Gejala dan tanda penekanan. Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat
mioma uteri. Penekanan pada kandung akan menyebabkan poliuri, pada ureter
dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada penekanan dapat
4. Adanya rasa penuh atau berat pada perut bagian bawah dan teraba massa yang
padat kenyal
metroragi, dismenorea
7. Infertilitas
8. Abortus
E. PATOLOGI
Berdasarkan teori genitoblast (sel nest) Meyer dan de Snoo dan rangsangan terus-
menerus setiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri menjadi :
2. Lokalisasi bervariasi
a) Subserosa
3. Intramural
Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan
4. Submukosa
5. Servikal mioma
c) Perdarahan berkepanjangan
mempengaruhi :
b) Persalinan prematuritas
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
4. Biopsi endometrial.
sitoskopi).
H. KOMPLIKASI
Degenerasi ganas
1. Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6 % dari
abdomen akut.
1. Degenerasi ganas
2. Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6 % dari
abdomen akut.
uteri submukosum
c) Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar dan
letak subserus
serviks
e) Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam
intramural
g) Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema,
h) Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat beruah bentuk, dan
peradangan dalam hal ini bersifat suci hama (steril). Lebih sering lagi
komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor
akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan
J. PENGOBATAN
semua mioma uteri tidak membutuhkan pengobatan dalam bentuk apa pun,
terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau
tanpa pengangkatan uterus, hal ini dapat dikerjakan pada mioma sub mukosum
histerektomi (per abdominal atau per vaginam) tindakan ini dilakukan dengan
alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Penanganan operatif ini
dilakukan bila ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus , pertumbuhan tumor
cepat, bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya, penekanan pada
jaringan sekitarnya
sehingga penderita mengalami menopause. Tindakan ini dilakukan jika tidak ada
keganasan pada uterus. Penanganan konservatif dilakukan bila mioma yang kecil
K. DIAGNOSIS
Terdapat gangguan miksi atau buang air besar, dan terasa nyeri terutama saat
menstruasi. Pada pemeriksaan dalam, dapat teraba tumor padat pada abdomen
L. PENATALAKSANAAN
sikap konservatif dengan istirahat baring dan pengawasan yang ketat memberi
hasil yang cukup memuaskan. Antibiotik tidak banyak gunanya karena proses
peradangannya bersifat suci hama. Akan tetapi, bila dianggap perlu, dapat
janin, harus dilakukan sectio caesaria. Dalam masa nifas mioma dibiarkan kecuali
dilakukan secepatnya setelah 3 bulan; akan tetapi pada saat itu mioma sudah
M. RENCANA KEPERAWATAN
Pemberian Analgetik
- Tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas,dan keparahan
sebelum pengobatan
- Berikan obat dengan prinsip 5
benar
- Cek riwayat alergi obat
- Libatkan pasien dalam pemilhan
analgetik yang akan digunakan
- Pilih analgetik secara tepat
/kombinasi lebih dari satu analgetik
jika telah diresepkan
- Tentukan pilihan analgetik
(narkotik, non narkotik, NSAID)
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital, sebelum
dan sesuadah pemberian analgetik
- Monitor reaksi obat dan
efeksamping obat
- Dokumentasikan respon setelah
pemberian analgetik dan efek
sampingnya
- Lakukan tindakan-tindakan untuk
menurunkan efek analgetik
(konstipasi/iritasi lambung)
Manajemen Lingkungan:
Kenyamanan
- Pilihlah ruangan dengan
lingkungan yang tepat
- Batasi pengunjung
- Tentukan hal hal yang
menyebabkan ketidaknyamanan
pasien sepeti pakaian lembab
- Sediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih
- Tentukan temperatur ruangan yang
paling nyaman
- Hindari penyinaran langsung
dengan mata
- Sediakan lingkungan yang tenang
- Perhatikan hygiene pasien untuk
menjaga kenyamanan
- Atur posisi pasien yang membuat
nyaman