PENDAHULUAN
yang berkaitan erat. Hal ini nampak dalam KUHP Indonesia yang mengancam
sejarah pemidanaan diberbagai bagian dunia mengungkapkan fakta dan data yang
maka harapan yang ditimbulkan pada masa lampau dengan adanya berbagai
bentuk dan sifat pidana mati yang kejam agar kejahatan-kejahatan yang berat
belaka.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk pengertian yang sama, sering juga digunakan istilah-istilah yang lain, yaitu
hukuman pidana.
syarat tertentu. Sedangkan Roeslan Saleh mengartikan pidana sebagai reaksi atas
delik, dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan Negara
mempunyai arti yang luas dan berubah-ubah karena istilah itu dapat berkonotasi
dengan bidang yang cukup luas. Istilah tersebut tidak hanya sering digunakan
dalam bidang hukum, tetapi juga dalam istilah sehari-hari dibidang pendidikan,
moral, agama, dan sebagainya. Oleh karena pidana merupakan istilah yang lebih
khusus, maka perlu ada pembatasan pengertian atau makna sentral yang dapat
atau ringan daripada penderitaan yang diakibatkan oleh penjatuhan pidana. Pidana
berasal dari kata straf (Belanda) yang adakalanya disebut dengann istilah
1
Mahrus Ali. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Sinar Grafika. Jakarta. 2012. hlm 185.
2
Ibid, h. 185 – 186
3
hukuman. Istilah pidana lebih tepat dari istilah hukuman, karena hukum sudah
pidana mengandung unsur-unsur dan ciri-ciri, yaitu (1) pidana itu pada
akibat lain yang tidak menyenangkan; (2) pidana itu diberikan dengan sengaja
oleh orang atau badan yang mempunyai kekuasaan (oleh yang berwenang), dan
(3) pidana itu dikenakan kepada seseorang yang telah melakukan tindak pidana
menurut undang-undang, dan (4) pidana itu merupakan pernyataan pencelaan oleh
dikenal didalam sistem hukum eropa kontinental, yaitu teori absolut, teori relatif,
1. Teori Absolut
Menurut Johannes Andenaes tujuan dari pidana menurut teori absolut ialah”
tuntutan keadilan yang sifatnya absolut ini terlihat dengan jelas dalam
mempromosikan tujuan atau kebaikan lain, baik bagi pelaku sendiri maupun
3
Adama Chazawi.2013, Pelajaran Hukum Pidana I,Rajawali Pers, Jakarta. Hlm. 23-24.
4
Mahrus Ali. Op.Cit. h. 186 – 187
4
bagi masyarakat. Tetapi dalam semua hal harus dikenakan hanya karena
yakni:5
sipelaku
dijadikan alasan untuk menuduh tidak menghargai hukum, tipe ini disebut
vindicative.
dan anggota masyarakat yang lain bahwa setiap ancaman yang merugikan
orang lain atau memperoleh keuntungan dari orang lain secara tidak
5
c. Pidana dimaksudkan untuk menunjukan adanya kesebandingan antara apa
yang disebut dengan the gratify of the offence dengan pidana yang
adil (just desert) yang didasarkan atas filsafat Kant. Menurut konsep tersebut,
2. Teori Relatif,
pelaksanaan pidana sering kali bersifat out of control sehingga sering terjadi
Secara umum ciri-ciri pokok atau karakteristik teori relatif ini sebagai
berikut:7
7
Ibid, h. 191
6
a. Tujuan pidana adalah pencegahan ( prevention )
b. Pencegahan bukan tujuan akhir tetapi hanya sarana untuk mencapai tujuan
pencegahan kejahatan
3. Teori Gabungan
kritik yang dilancarkan baik terhadap teori absolut maupun teori relatif.
upaya untuk membalas tindakan orang itu, tetapi juga agar ada upaya untuk
mendidik atau memperbaiki orang itu sehingga tidak melakukan keahatan lagi
7
sebagai kajian, konsep KUHP telah menetapkan tujuan pemidanan pada pasal
54 yaitu8
a. Pemidanaan bertujuan
masyarakat
martabat manusia.
8
Ibid, h. 192
8
tertentu aspek pembalasan sebagai salah satu tujuan pemidanaan masih
dipertahankan.
Dalam sistem hukum pidana ada dua jenis sanksi yang keduanya
mempunyai kedudukan yang sama, yaitu sanksi pidana dan sanksi tindakan.
yaitu berupa perawatan dirumah sakit dan dikembalikan pada orang tuanya
atau walinya bagi orang yang tidak mampu bertanggungjawab (Pasal 44). Hal
ini berbeda dengan bentuk-bentuk sanksi tindakan yang tersebar di luar KUHP
Kedua jenis sanksi tersebut (sanksi pidana dan sanksi tindakan) dalam teori
hukum pidana lazim disebut dengan double track system (sistem dua jalur),
yaitu sistem sanksi dalam hukum pidana yang menempatkan sanksi pidana
dan sanksi tindakan sebagai suatu sanksi yang mempunyai kedudukan yang
sejajar dan bersifat mandiri. Sanksi pidana diartikan sebagai suatu nestapa atau
perbuatan yang dilarang oleh hukum pidana, dengan adanya sanksi tersebut
9
Ibid, h. 194
9
Jenis-jenis pidana tercantum di dalam pasal 10 KUHP. Jenis-jenis
pidana ini berlaku juga bagi delik yang tercantum di luar KUHP, kecuali
pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok terdiri dari pidana mati,
tambahan hanya dijatuhkan jika pidana pokok dijatuhkan, kecuali dalam hal
tertentu.
Pertama adalah pidana pokok yang terdiri dari lima jenis pidana:
1. Pidana mati.
Pidana mati adalah salah satu jenis pidana yang paling tua, setua
umat manusia. Pidana mati, paling menarik dikaji oleh para ahli karena
memiliki nilai kontradiksi atau pertentangan yang tinggi antara yang setuju
dengan yang tidak setuju. Kalau di negara lain satu persatu menghapus
detik yang diancam dengan pidana mati. Paling tidak delik yang diancam
dengan pidana mati di dalam KUHP ada 9 buah, yaitu sebagai berikut:10
b. Pasal 111 ayat (2) KUHP (membujuk negara asing untuk bermusuhan
10
Ibid, h. 196
10
d. Pasal 124 Bis KUHP (menyebabkan atau memudahkan atau
menganjurkan huru-hara).
e. Pasal 140 ayat (3) KUHP (makar terhadap raja atau presiden atau
mengakibatkan kematian).
i. Pasal 479 k ayat (2) Pasal 479 o ayat (2) KUHP, (Kejahatan
bagi manusia, pidana mati adalah pidana yang terberat. Karena pidana ini
terhadap hak hidup bagi manusia, yang sesungguhnya hak ini hanya
berada di tangan Tuhan, maka tidak heran sejak dulu sampai sekarang
Selain itu, kelemahan dan keberatan pidana mati ini ialah apabila
telah dijalankan, maka tidak dapat memberi harapan lagi untuk perbaikan,
baik revisi atas jenis pidananya maupun perbaikan atas diri terpidananya
11
kekeliruan atas tindak pidana yang mengakibatkan pidana mati itu
2. Pidana Penjara
mentaati semua peraturan tata tertib bagi mereka yang telah melanggar.
Pidana penjara adalah jenis pidana yang dikenal juga dengan istilah pidana
penjara seumur hidup hanya tercantum dimana ada ancaman pidana mati
(pidana mati atau seumur hidup atau pidana dua puluh tahun).
3. Pidana Kurungan
a. Custodia Hunesta
delik culpa dan beberapa delik dolus, seperti pasal 182 KUHP tentang
11
Adama Chazawi. Op.Cit. h. 29
12
Mahrus Ali. Op.Cit. h. 197
12
b. Custodia Simplex
dalam hal penentuan masa hukuman kepada seseorang. Hal ini sesuai
dalam segala hal pidana kurungan lebih ringan daripada pidana penjara.
tindak pidana yang lebih ringan daripada tindak pidana yang diancam
kurungan diperberat tetapi tidak boleh lebih dari 1 tahun 4 bulan (18
ayat 2), sedangkan untuk pidana penjara bagi tindak pidana yang
13
Ibid,
14
Adama Chazawi. Op.Cit. h. 32 – 33
13
sepertiganya, yang karena itu bagi tindak pidana yang diancam dengan
tahun.
Pasal 69 KUHP)
15
Teguh Prasetyo. Hukum Pidana. (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 121
14
4. Pidana Denda
Pidana denda adalah jenis pidana yang dikenal secara luas di dunia,
pidana denda adalah satu-satunya pidana yang dapat dipikul oleh orang
Dalam KUHP pidana denda diatur dalam pasal 30 dan Pasal 31.
Pasal 30 menyatakan:17
c. Lamanya kurungan pengganti paling sedikit adalah satu hari dan paling
demikian. Jika dendanya lima puluh sen atau kurang, dihitung satu
hari, jika lebih dari lima puluh sen dihitung paling banyak satu hari,
16
Mahrus Ali. Op.Cit. h. 198
17
Ibid, h. 199
15
a. Orang yang dijatuhi denda, boleh segera menjalani kurungan sebagai
denda itu.
membayar dendanya.
dilakukan atau dibayar oleh orang lain, yang dalam hal pelaksanaan
pidana lainnya kemungkinan seperti ini tidak bisa terjadi. Jadi dalam
hal ini pelaksanaan pidana denda dapat melanggar prinsip dasar dari
18
Adama Chazawi. Op.Cit. h. 40 – 41
16
arti jika benda tidak dibayar terpidana wajib menjalani pidana
c. Dalam hal pidana denda tidak terdapat maksimum umumnya yang ada
bersangkutan, yang dalam hal ini sama dengan jenis lain dari
5. Pidana Tutupan
kejahatan atau cara melakukan perbuatan itu atau akibat dari perbuatan
17
Pidana tambahan yang terdiri dari tiga jenis. Pertama, pencabutan hak-hak
suatu pidana di bidang kehormatan dengan melalui dua cara, yaitu (1)
tidak bersifat otomatis tetapi harus ditetapkan dengan putusan hakim, dan
(2) tidak berlaku selama hidup, tetapi menurut jangka waktu menurut
aturan-aturan umum;
18
Kedua, perampasan barang-barang tertentu. Pidana tambahan ini
Ada dua macam barang yang dapat dirampas, yaitu barang-barang yang
(3) Dalam hal pemidanaan karena kejahatan yang tidak dilakukan dengan
(4) Perampasan dapat juga dilakukan terhadap orang yang bersalah yang
berdasarkan kitab undang-undang ini atau aturan umum yang lain, maka
terpidana.
perlu untuk melaksanakan UU No. 20 tahun 1946 diatur lebih lanjut dalam
Pemerintah Tutupan.
19
Di dalam Peraturan nomor 8 Tahun 1948 ini, terlihat bahwa rumah
baik dari yang ada pada penjara, misalnya dapat kita baca dalam pasal 55 2
orang dipidana tutupan harus lebih baik dari makanan orang dipidana
penjara. Uang rokok bagi yang tidak merokok diganti dengan uang seharga
rokok tersebut.
1948 tersebut, dapat diketahui bahwa narapidana tutupan itu lebih banyak
karena orang yang dipidana tutupan itu tidak sama dengan orang-orang
bukan jenis pidana yang berdiri sendiri, melainkan pidana penjara juga.
hanya bagi orang yang melakukan tindak pidana karena didorong oleh
kepada hakim.
20
Pengertian Sanksi Tindakan dan Jenis-jenisnya
berarti bagian dari (aturan) hukum yang dirancang secara khusus unut
hukum itu, atau memberikan suatu hadiah bagi yang mematuhinya. Jadi,
dan lainnya.19
atau;
19
Mahrus Ali. Op.Cit. h. 202
21
c. Dalam hal ini yang ke-2, anak tersebut dimasukkan dalam rumah
Pendidikan Paksa
perbuatan asosial.
pemidanaan?". Sedangkan sanksi tindakan bertolak dari ide dasar: "untuk apa
bersifat antisifatif terhadap pelaku perbuatan tersebut. Jika fokus sanksi pidana
yang bersangkutan menjadi jera), maka fokus sanksi tindakan terarah pada
upaya memberi pertolongan agar dia berubah. Jelaslah, bahwa sanksi pidana
Perbedaan ide dasar antara sanksi pidana dan sanksi tindakan seperti
teori absolute dan teori relative sesungguhnya berkisar pada perbedaan hakikat
ide dasar sanksi pidana dan sanksi tindakan. Teori absolute memandang bahwa
22
(backward looking), yakni memusatkan argumennya pada tindakan kejahatan
yang telah dilakukan. Menurut teori ini, pemidanaan diberikan karena si pelaku
harus menerima sanksi itu demi kerugian yang sudah diakibatkan, demi alasan itu
Teori relatif (teori tujuan) berporos pada tiga tujuan utama pemidanaan,
atas kesalahan si pelaku, tetapi sebagai sarana mencapai tujuan yang bermanfaat
khusus yang ditujukan pada si pelaku maupun pencegahan umum yang ditujukan
pada masyarakat.
penuntutan pidana, yaitu ne bis in ide, terdakwa meninggal dunia, daluarsa, dan
mengenai ne bis in dem atau tidak boleh suatu perkara dituntut dua kali atas
perbuatan yang oleh hakim telah diadili dengan putusan yang berkekuatan tetap
20
Ibid, h. 204 – 205
23
yang menjadi dasar gugurnya penuntutan pidana diatur di dalam Pasal 76 KUHP
yang berbunyi:
“Kecuali dalam hal putusan hakim masih mungkin diulangi, orang tidak
boleh dituntut dua kali karena perbuatan yang oleh Hakim Indonesia terhadap
tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan putusan yang telah berkekuatan tetap
dapat berupa:
1. Putusan bebas
3. Putusan pemidanaan
pidana meninggal dunia, tidak ada lagi penuntutan bagi perbuatan yang
petunjuk alat bukti lenyap atau tidak memiliki nilai untuk hukum pembuktian.
24
Daya ingat manusia baik sebagai terdakwa maupun sebagai saksi seringkali
masa lalu. Bahan pembuktian yang diperlukan dalam perkara yang telah
macam daluarsa yang didasarkan pada sifat perbuatan pidana yang dilakukan,
antara lain:
penuntutan pidana di atur di dalam pasal 82 ayat (1) KUHP yang berbunyi:
dimulai, atau kuasa pejabat yang ditunjuk untuk itu oleh aturan-aturan
21
Ibid, h. 208
25
Ketentuan pasal 82 ayat (1) KUHP tersebut seringkali disebut
pada perkara tertentu, yaitu perkara pelanggaran yang hanya diancam dengan
ancaman pidana denda beserat biaya lain yang harus dikeluarkan, atau
penebusan harga tafsiran bagi barang yang terkena rampasan, dan harus
bersifat sukarela dari inisiatif terdakwa sendiri yang sudah cukup umum.
diperluas menjadi sebelas hal, yaitu telah ada putusan yang memperoleh
luar proses, maksimum denda di bayar dengan sukarela bagi tindak pidana
yang dilakukan hanya diancam dengan pidana denda paling banyak kategori
II, maksimum denda dibayar dengan sukarela bagi tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak
tindak pidana aduan yang tidak ada pengaduan atau pengaduannya ditarik
22
Ibid, h. 209
26
orang yang dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang
dalam hal tertentu orang pelaksanaan pidana yang harus dijalankan orang itu
menjadi gugur.23
23
Ibid, h. 209
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belanda straf, dan dalam bahasa Inggris disebut sentence, serta dalam bahasa
latin sanctio. Digunakannya istilah pidana di sini dan bukan hukuman adalah
tersebut.
dengan aliran-aliran dalam hukum pidana yang mana aliran-aliran ini berusaha
untuk memperoleh suatu sistem hukum pidana positif yang prektis yang
manusia.
terdapat suatu doktrin yang menyatakan bahwa hukuman atau pidana dijatuhkan
B. Saran
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
28
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami.
29
DAFTAR PUSTAKA
Chazawi, Adama. 2013, Pelajaran Hukum Pidana I, Rajawali Pers, Jakarta. Hlm.
30