PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membentuk hiatus hymenalis. Prevalensi dari hymen imperforata ini adalah 0,1%
Masalah dari hymen imperforata ini adalah kasusnya sering terlupakan atau
tidak terdeteksi sampai saat terjadinya menarke. Padahal hymen imperforata jika
terlalu lama terdeteksi setelah menarke maka dapat meningkatkan risiko untuk
Pada saat ini, hymen imperforata hanya dapat diketahui dengan cara
pemeriksaan ginekologi yang masih merupakan hal yang cukup tabu terutama
sangat luas. Rentang usia menarke terjadi pada usia remaja yaitu 9-15 tahun
(Donenberg, 2004). Oleh karena variasinya sangat luas, kelainan waktu menarke
hanya bisa dideteksi jika memang telah jauh melewati angka normalnya sehingga
hymen imperforata hanya terdeteksi jika sudah lama diderita setelah menarke.
1
2
Aktivitas fisik dapat mempengaruhi komposisi lemak dan kadar hormon yang
berat badan lahir. Hal ini mempengaruhi faktor kebiasaan yang lebih berpengaruh
terhadap aktivitas fisik daripada faktor biologis seperti penyakit kronis yang
(2010), remaja kota atau kota secara umum lebih daripada remaja desa atau desa
tapi, remaja perempuan desa lebih aktif daripada remaja perempuan kota. Menurut
Louicoides et al. (2004), aktivitas fisik pada remaja desa dan kota dipengaruhi
oleh musim. Pada musim dingin remaja kota lebih aktif dari remaja desa
sedangkan, pada musim panas remaja desa lebih aktif daripada remaja kota.
Menurut Davis et al. (2010), tidak terdapat perbedaan signifikan antara pola
bahwa baik remaja desa maupun kota tidak memenuhi tingkat rekomendasi
aktivitas fisik di Amerika Serikat. Penelitian ini masih sangat dibutuhkan karena
Menarke juga dapat dipengaruhi oleh faktor herediter seperti ras dan suku
dengan suku yang beragam seperti Jawa, Sunda, Batak, Tionghoa, Minangkabau,
Bali, Madura dan lain-lain (Kemendagri, 2015). Keragaman ini membuat hasil
dari penelitian ini tidak hanya dapat menjadi referensi di Yogyakarta saja tapi
dapat juga dijadikan referensi di daerah lain dengan keragaman yang seperti
Yogyakarta.
tahun.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan usia menarke pada
2. Apakah terdapat perbedaan pola aktivitas fisik dan usia menarke remaja usia
C. Tujuan Penelitian
usia menarke serta mengetahui perbedaan pola aktivitas fisik dan usia menarke
antara daerah desa dan kota pada remaja usia 13-15 tahun di DI Yogyakarta
D. Keaslian Penelitian
1. Baker et al. (2007) dengan judul Advanced Pubertal Status at Age 11 and
Amerika Serikat yang secara genetis tentu berbeda dengan penelitian ini yang
berbeda. Pada penelitian tersebut juga tidak membandingkan aktivitas fisik dan
usia menarke pada remaja kota dan desa sedangkan dalam penelitian ini
membandingkan perbedaan aktivitas fisik dan usia menarke pada remaja desa dan
kota.
5
digunakan adalah kesulitan sosial sedangkan pada penelitian ini variabel bebas
yang digunakan adalah aktivitas fisik. Desain dari penelitian di atas adalah Cohort
terikatnya. Pada penelitian di atas mempunyai dua variabel terikat yaitu usia
menarke dan siklus menstruasi, sedangkan dalam penelitian ini hanya mempunyai
satu variabel terikat yaitu usia menarke sehingga pembahasan pada penelitian ini
dapat lebih terkonsentrasi pada usia menarke. Pada penelitian tersebut tidak
mengukur aktivitas fisik dan tidak membandingkan pola aktivitas fisik dan usia
menarke antara desa dan kota sementara pada penelitian ini mengukur aktivitas
fisik serta membandingkan pola aktivitas fisik dan usia menarke pada remaja desa
dan kota.
E. Manfaat Penelitian
- Bagi peneliti, dapat mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan usia
menarke dengan lebih jelas terutama pada orang di lingkungan kerja peneliti.
6