Anda di halaman 1dari 26

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Gambar 2. 1 Femur pada posisi anterioR


( Arif muttaqin,2011)

1
Gambar 2.2 Femur pada posisi posterior

(Arif muttaqin, 2011)

1. Anatomi Tulang
Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam
berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang
optimal. Aktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifitasnya
interaksi antara sendi yang normal dengan unit-unit neuromuskuler yang

2
menggerakkannya. Elemen tersebut juga berinteraksi untuk mendistribusikan
stress mekanik ke jaringan sekitar sendi, otot, tendon, ligament, rawan sendi
dan tulang saling bekerjasama agar fungsi tersebut dapat berlangsung dengan
sempurna
( Noer sjaifoellah, dkk, 2011)
Tulang dalam garis besarnya dibagi dalam :
a. Tulang panjang/tulang pipa (long bone)
Terutama dijumpai dalam anggota gerak. Yang termasuk tulang panjang
misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan humerus
b. Tulang pendek (short bone)
Misalnya tulang-tulang karpal dan tulang-tulang falangs
c. Tulang pipih (fist bone)
Tulang-tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan
ditengahnya lapisan tulang seperti spons. Yang termasuk tulang pipih
misalnya tulang parietal, iga, scapula dan pelvis
d. Tulang tak beraturan (irregular bone)
Misalnya tulang vertebra dan tulang wajah
e. Tulang sesamoid
Tulang sesamoid termasuk kelompok lain, berkembang dalam tendon
otot-otot dan dijumpai di dekat sendi. Yang termasuk tulang sesamoid
misalnya tulang patella
f. Tulang sutura (sutural bone), ada diatap tengkorak
(Arif Muttaqin, 2008:5)

Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut
korteks dan bagian dalam endosteum yang bersifat spongiosa berbentuk
trabekular dan diluarnya dilapisi oleh periosteum. Periosteum pada anak lebih
tebal dari pada orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada
anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa

3
(Price, Sylvia. A, 2002 : 1357)

2. Fisiologi Sel-Sel Tulang


Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :
Osteoblas , Osteosit dan Osteoklas.
a. Osteoblast
Osteoblast membangun tulang dengan membentuk kolagen type I dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteosit melalui proses yang
disebut osifikasi. Ketika sedang aktif osteoblast mensekresikan sebagian besar
fosfatase alkali, yang memegang peranan setelah terjadi patah tulang.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu
lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan osteosit,
osteoklas mengikis tulang, Sel-sel ini menghasilkan enzim-enzim
proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan
mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah
( Price, Sylvia. A, 2012 : 1358-1359 )

3. Pembentukan Tulang
Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa
pemanjangan dan penebalan tulang. Kecepatan pembentukan tulang berubah
selama hidup. Pembentukan tulang ditentukan oleh rangsangan hormone,
faktor makanan, dan jumlah stress yang dibebankan pada suatu tulang, dan

4
terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentukan tulang
(Elizabeth J. Corwin, 2002 : 291)

4. Fungsi Tulang
Fungsi utama tulang adalah :
a. Membentuk rangka badan
b. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot dan mempertahankan
alat-alat dalam, seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung dan
paru-paru
c. Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium dan
garam
d. Ruang di tengah tulang-tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai
fungsi tambahan lain yaitu sebagai jaringan hemopoitik untuk
memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit
(Arif Muttaqin, 2008:3)

5. Struktur Tulang Femur


Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang ini
bersendi dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini
ia menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya
berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan ujung.
a. Ujung atas
Memperlihatkan sebuah kepala yang menduduki 2/3 dari daerah itu,
dipuncaknya ada lekukan seperti ligamentum teres. Dibawah kepala ada
leher yang panjang dan gepeng. Pada dataran, ditempat leher menjadi
batang, disebelah luar terdapat thokhanter mayor, dan sebelah belakang
dan tengah terdapat thokhanter minor. Pada dasar leher dari tulang ada
dua garis yang menghubungkan thokhanter mayor dan minor, yaitu garis
interthokhanter didepan dan Krista interthokhanter disebelah belakang.
b. Batang femur
Bentuk silinder, halus dan bundar didepan dan sisi-sisinya, melengkung

5
kedepan dan kebelakang ada batas yang sangat jelas, disebut linea aspera,
tempat kaitan sejumlah otot, diantaranya adductor dari paha.
c. Ujung bawah
Lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah lekukan interkondiler,
sebuah permukaan popliteum dan sebuah permukaan pateralis. Kedua
kondilnya sangat jelas menonjol, yang medial lebih rendah dari lateral.
Femur mengadakan tiga persendian tiga tulang, yaitu tulang koxa, tulang
tibia, dan tulang patella, tetapi tidak bersendi dengan tulang fibula.
(Mansjoer Arif, 2000:75,77-80)

B. DEFINISI
Menurut Brunner dan Suddarth (2010), Fraktur adalah terputusnya
kontunuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya
Menurut Mansjoer Arif, (2011) Fraktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa
Menurut Smeltzer (2013) Fraktur adalah terputusnya kontuinitas jaringan
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tahanan yang
berlebihan
Berdasarkan menurut beberapa definisi diatas fraktur adalah terputusnya
jaringan yang disebabkan oleh benturan atau tahanan berlebih

C.ETIOLOGI
Fraktur disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan atau sudut dari
tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap
( Sylvia A. Price 2002 : 1365 )

6
Penyebab paling sering adalah trauma, terutama pada anak dan dewasa muda.
Apabila tulang melemah, patah dapat terjadi hanya dengan trauma minimal atau
tekanan ringan, hal ini disebut fraktur patologis, sering terjadi pada orang tua
yang mengidap osteoporosis, penderita tumor, infeksi atau penyakit Fraktur
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan atau sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap
( Sylvia A. Price 2002 : 1365 )
Penyebab paling sering adalah trauma, terutama pada anak dan dewasa muda.
Apabila tulang melemah, patah dapat terjadi hanya dengan trauma minimal atau
tekanan ringan, hal ini disebut fraktur patologis, sering terjadi pada orang tua
yang mengidap osteoporosis, penderita tumor, infeksi atau penyakit lain. Fraktur
juga dapat disebabkan stress tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang
(Elizabeth, J Corwin, 2000: 298)

D.EPIDEMIOLOGI
Badan kesehatan dunia (WHO) kondisi cidera menjadi masalah utama kesehaan
masyarakat diseluruh negara dan lebih dari dua pertiga dialami negara berkembang.
Terdapat lebih 7 juta orang meninggal dunia dikarenakan insiden kecelakaan fisik, di
indonesia terjadinya fraktur yang disebabkan oleh cidera karena jatuh, kecelakaan lalu

7
lintas dan trauma tajam/tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur
sebanyak 1.775 orang (3,8%) dari 20.29 kasus kecelakaan lalulintas, mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (8,5%) dari 14.127 trauma benda tajam/tumpul yang mengalami
fraktur sebanyak 236 orang (1,7%)
(helmi,2012)

E.PATOPISIOLOGI
1. Narasi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
tulang, maka terjadilah trauma pada tulang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontiunitas tulang. Setelah terjadinya fraktur, perisium dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks marrow dan jaringan lunak yang membungkus tulang menjadi rusak.
Perdarahan terjadi karena tersebut dan terbentuk lah hematoma dirongga medula tulang.
Jaringantulang segera berdekatan kebagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami
nikrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan
vasolidasi,eksudasi,piasma dan filtrasi sel darah putih

2. Skema

Adanya trauma pada femur Penyakit

(Osteoporosis, tumor dan infeksi)

8
Langsung Tidak langsung

Kegagalan tulang menahan tekanan


Terutama tekanan membengkok, memutar
Dan menarik

Fraktur femur terbuka Fraktur Fraktur femur tertutup

Prosedur pemasangan adanya por de entree prosedur pemasangan


Fiksasi internal fiksasi interna

Adanya luka dan Resiko tinggi infeksi Resiko tinggi infeksi


Benda asing

Kerusakan fragmen tulang


Spasme otot Cedera jaringan lunak
Alat imobilisasi Kerusakan neuromuskuler
Deformitas

Keluhan nyeri Keterbatasan pergerakan Penurunan


kemampuan otot Perubahan bentuk tubuh

Nyeri akut Kerusakan Defisit perawatan Defisit Ansietas


mobilitas fisik diri Pengetahuan

F. MANAJEMEN KOLABORASI
1. Pemeriksaan penunjang
a. Pemerikasaan roentgen untuk menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma.
b. Scan tulang, tomografi, CT scan/MRI untuk membuktikan adanya fraktur,
juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan tulang.

9
c. Arteriogram dilakuakan bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler.
d. Hitung darah lengkap, hematokrit, mungkin meningkat (hemokonsentrasi)
atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur dan organ jatuh pada
multiple trauma), peningkatan sel
2. Medikal
a. Antibiotik untuk mencegah infeksi bakteri
b. Analgesik-anti inflamsi untuk mengurangi nyeri
c. Anti pendarahan
3. Terapi non medikal
Pemasangan bidai/spalak merupaka tindakan yang bertujuan untuk
mengurangi pergerakan atau pergeseran tulang pada saat ada gerakan yang tanpa
disadari pasien
4. Diet
Diet pasien pada kasus ini cukup mudah, hanya menkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi kalsium selama proses dan juga zink. Sealain itu berikan diet
tinggi kalori dan tinggi protein.
5. Aktivitas
Selama pasien belum dilakukan pembedahan atau pemasangan bidai lebih baik
jangan terlalu banyak bergerak agar tidak memperparah pergeseran tulang atau
kontuinitas tulangan. Lakukan aktivitas perlahan setelah di lakukan pembedahan agar
otot otot tidak kaku.
6. Pendidikan kesehatan
a. Anjurkan klien mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium dan protein
b. Lakukan aktivitas secara perlahan
c. Mengkonsumsi suplemen yang mengandung zink dan kalsium

G. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Anamessa
1). Identitas Pasien
Meliputi nama,jenis kelamin, umur, alamat, agama, status perkawinan,

10
pendidikan terkahir, dan pekerjaan
2). Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur femur adalasa rasa
nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan
untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
gunakan:
a) Provoking inciden : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
prepitasi nyeri
b) Quality of pain : seperti apa yang dirasakan
c) Region : apakah seperti menjalar atau menyebar dan dimana rasa
sakit terjadi
d) Severty ( scale) of pain: seberapa jauh rasa nyeri. Bisa bedasarkan
skala nyeri
e) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan apakah bertambah
buruk. Pada malam hari atau siang hari.
3). Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data untuk menentukan sebab dari fraktur yang nantinya
akan membantu dalam membuat rencana asuhan keperawatan terrhadap
pasien.
4). Riwayat penyakit
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan
memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan pulih kembali

b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
1) . Kulit
Kebersihan, turgor, lesi/luka, tekstur, integritas, warna kulit,
kelembaban, keluhan lain.

11
2) . Kepala dan Leher
Kebersihan, luka, pusing, fungsi pergerakan, kelenjar gondok, keluhan
lain.
3) Mata (penglihatan)
Kebersihan, konjungtiva, pupil, sklera, fungsi penglihatan, strabismus,
perdarahan, pemakaian alat bantu, tanda-tanda peradangan, keluhan
lain.
4) Hidung (penciuman)
Kebersihan, pembengkakan, peradangan, mukos/secret, fungsi
penciuman, perdarahan, keluhan lain.
5) Telinga (pendengaran)
Kebersihan, struktur telinga, perdarahan, peradangan, fungsi bicara,
keluhan lain.
6) Mulut (pengecapan)
Kebersihan, keadaan gigi, keadaan mukosa/selaput lendir, fungsi
pengecapan, peradangan, perdarahan, fungsi bicara, keluhan lain.
7) Dada (pernafasan dan sirkulasi)
Kebersihan, pergerakan dada, pola pernafasan, frekuensi pernafasan,
bunyi nafas, penggunaan otot pernafasan tambahan, sianosis, kapilari
refilling, batuk, retraksi dinding dada, luka/perdarahan, nyeri dada,
keluhan lain.
8) Abdomen
Kebersihan, distensi, luka, nyeri, peristaltic, acites, pelebaran vena,
kehamilan, keluhan lain.

9) Ekstermitas atas dan bawah


Kebersihan, kelengkapan, fraktur, luka, fungsi pergerakan, kontraktur
sendi, kekuatan otot, nyeri, keluhan lain, look feel move serta CTR
pasien
c. Pemeriksaan penunjang

12
1) Pemerikasaan roentgen untuk menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma.

2) Scan tulang, tomografi, CT scan/MRI untuk membuktikan adanya

fraktur,juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan

tulang.

3) Arteriogram dilakuakan bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler.

4) Hitung darah lengkap, hematokrit, mungkin meningkat

(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur

dan organ jatuh pada multiple trauma), peningkatan sel darah putih,

adanya stress normal setelah trauma, beban kreatinin untuk clierens

ginjal.

5) Profil koagulasi perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi

multiple atau cidera hati.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang,

edema jaringan lunak, agen injury (fisik, biologi, mekanik).

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbasan gerakan sekunder

13
terhadap fraktur

c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan trauma jaringan sekunder

akibat fraktur

d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik (misanya :

alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restrain) immobilitas fisik,

tulang menonjol.

e. Defisit pengetahuan tentang kondisi penyakit, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang paparan, mis interpretasi informasi,

tidak mengenal dengan sumber informasi.

f. Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.

g. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, trauma, adanya port de

entree pada fraktur terbuka, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer

(kulit tidak utuh, trauma jaringan sebagainya)

3. Rencana asuhan keperawatan


No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

14
1. Nyeri akut Selama 3 hari 1. Evaluasi 1.Mempengaruhi
berhubungan keperawatan keluhan nyeri, pengawasan
dengan spasme klien perhatikan lokasi keefektifan
otot, gerakan menyatakan dan karakteristik intervensi dalam
fragmen nyeri berkurang serta intensitas pelaksanaan
tulang , edema atau hilang nyeri asuhan
jaringan lunak, dengan kriteria, keperawatan
agen menunjukkan kepada klien
injury(fisik, tindakan santai,
biologi, mampu
mekanik) berpartisipasi
dalam 2.Pertahankan 2.Menghilangkan
aktivitas/tidur/ist imobilisasi nyeri dan
irahat. bagian yang sakit mencegah
dengan tirah dislokasi tulang an
baring perluasan cedera
tulang pada
jaringan

3.Tinggikan dan 3.Meningkatkan


dukung aliran balik vena,
ekstermitas yang menurunkan
terkena edema dan
menurunkan nyeri.

4.Lakukan dan 4.Mempertahan


awasi latihan kan
gerak pasif/aktif kekuatan/mobilitas

15
otot yang sakit dan
memudahkan
resolusi inflamasi
pada jaringan
cidera

5..Berikan 5.Meningkatkan
alternatif, sirkulasi umum:
tindakan menurunkan area
keperawatan tekanan lokal dan
contoh: pijatan, kelelahan otot
pijatan
punggung,
perubahan posisi

6.Lakukan 6.Menurunkan
kompres edema/pembentuk
dingin/es 24-48 an hematoma,
jam pertama dan menurunkan
sesuai keperluan sensasi nyeri

7. Ajarkan tekhnik 7. Tekhnik distraksi


distraksi dan dan relaksasi
relaksasi (ajak sebagai pengalihan
klien ngobrol klien terhadap
atau nafas nyeri
dalam)

8. Kolaborasi 8. analgetik indikasi


pemberian untuk nyeri yang
analgetik menekan reseptor

16
nyeri pada otak

2. Defisit Selama 3 hari 1.Berikan privasi 1.Lingkungan yang


perawatan diri keperawatan dan lingkungan nyaman, aman,
berhubungan klien mampu yang kondusif dapat menurunkan
dengan merawat dirinya untuk melakukan ansietas dan
keterbatasan sendiri secara setiap aktivitas meningkatkan
gerakan adekuat, dengan kemampuan diri.
sekunder kriteria : tubuh
terhadap klien bersih dan
fraktur klien mampu
melakukan 2.Jadwalkan 2.Kelelahan
aktivitas aktivitas untuk menurunkan
perawatan diri memberikan motivasi untuk
sesuai dengan periode aktivitas
tingkat istirahat yang perawatan diri
kemampuan adekuat

3.Ajarkan tentang 3.Alat Bantu dapat


berbagai alat memperbaiki
Bantu yang kemampuan
tersedia untuk perawatan diri
digunakan di
rumah

4.Jelaskan 4.Perawatan diri


pentingnya meningkatkan
meningkatkan harga diri dan

17
perawatan diri menurunkan
perasaan
ketidakberdayaan.

3. Kerusakan Selama 3 hari 1. Kaji skala 1. Dengan


mobilitas fisik keperawatan kekuatan otot mengetahui skala
berhubungan klien melakukan klien kekuatan otot
dengan trauma aktivitas secara klien maka dapat
jaringan bertahap dan menentukan
sekunder akibat tidak terjadi intervensi yang
fraktur komplikasi sesuai
akibat aktivitas
tersebut, dengan
kriteria : tidak 2. Dorong klien 2. Latihan rentang
terjadi untuk gerak aktif/pasif
kontraktur sendi melakukan mengkonsentrasik
dan klien mapu latihan rentang an sendi serta
melakukan gerak aktif dan mempertahankan
ROM exercise pasif dimulai kekuatan otot dan
sesuai dari anggota sendi
keadaannya gerak yang
tidak rusak

3.Berikan 3.Imobilisasi terus-


dorongan untuk menerus dapat
melakukan mengakibatkan
latihan yang kekakuan sendi
sesuai dengan
tingkat aktivitas
penyakit

18
4.Gerakkan pasif
4.Bantu pasien dan aktif dapat
melakukan mempertahan
gerak sendi kan fungsi sendi
sendiri secara
pasif dan aktif
5. Untuk mencegah
5. Mandirikan ketergantungan
klien dalam klien terhadap
ADL sesuai orang lain secara
tingkat total
kemampuan
klien
6.Bantuan mungkin
6.Kolaborasi : diperlukan untuk
rujuk ke terapi mengembangkan
fisik sesuai instruksi mendetail
kebutuhan pada program
aktivitas fisik

1.Kulit kering
rentang terhadap
4. Kerusakan Selama 3 hari 1.Ajarkan lecet dan infeksi
integritas kulit keperawatan pentingnya
berhubungan klien mampu kebersihan kulit
dengan faktor menunjukkan yang baik
mekanik(misal sikap untuk 2.Tehnik yang baik
nya : alat bantu dapat mencapai mengurangi
yang dapat penyembuhan 2.Gunakan tehnik masuknya
menimbulkan luka sesuai yang tepat organisme
luka, tekanan, waktu dengan selama pathogen kedalam

19
restrain) kriteria: mengganti luka.
immobilitas -menunjukkan balutan
fisik, tulang perilaku/tehnik
menonjol untuk 3.Mencegah infeksi
mencegah nasokomial
kerusakan 3.Lakukan cuci
kulit/memudah tangan sebelum
kan dan sesudah
penyembuhan melakukan
sesuai tindakan
indikasi. perawatan
-Mencapai secara aseptic
penyembuhan dan antiaseptic. 4.Antibiotik
luka sesuai mencegah infeksi
luka sesuai 4.Kolaborasi
waktu/penyem pemberian
buhan lesi obat-obatan
terjadi. antibiotik

1..Banyak fraktur
memerlukan gips,
5. Defisit Selama 3 hari 1.Beri penguatan bebat atau penjepit
pengetahuan keperawatan metode selama proses
tentang kondisi klien mampu mobilitas dan penyembuhan.
penyakit, memahami ambulasi sesuai Kerusakan lanjut
prognosis dan kondisi, dengan dan pelambatan
kebutuhan prognosis dan instruksi penyembuhan
pengobatan pengobatan dengan terapi dapat terjadi
berhubungan dengan kriteria: fisik bila sekunder terhadap
dengan kurang - melakukan diindikasikan ketidaktepatan
paparan, mis dengan benar penggunaan alat

20
inteprestasi prosedur yang ambulasi
informasi, tidak diperlukan
mengenal - mampu
dengan sumber menjelaskan
informasi. alasan
tindakan 2.Penyusunan
aktivitas sekitar
2.Buat daftar kebutuhan dan
aktivitas yang memerlukan
dimana pasien bantuan
dapat
melakukannya
secara mandiri
dan yang
memerlukan
bantuan 3.Mencegah
kekakuan seni,
3.Dorong pasien kontraktur,
untuk kelelahan otot,
melanjutkan meningkatkan
latihan aktif kembalinya
untuk sendi aktivitas sehari-
diatas fraktur hari secara dini

4.Penyembuhan
fraktur
memerlukan
4.Diskusikan waktu tahunan
pentingnya untuk sembuh
perjanjian lengkap, dan

21
evaluasi klinis kerjasama pasien
dalam program
pengolahan
membantu untuk
penyatuan yang
tepat baru tulang.

5.Menurunkan
resiko trauma
tulang/jaringan
5.Kaji ulang dan infeksi yang
perawatan luka dapat berlanjut
yang tepat menjadi
osteomielitis

1.Menjamin bahwa
pasien tidak
sendiri atau
6. Cemas Selama 3 hari 1.Pertahankan ditelantarkan,;
berhubungan keperawatan hubungan yang menunjukkan rasa
dengan klien sering dengan menghargai, dan
perubahan menyatakan pasien, menerima orang
dalam status tentang berbicara dan tersebut,
kesehatan perasaannya dan berhubungan membantu
cara sehat untuk dengan pasien meningkatkan rasa
menghadapi percaya.
masalahnya

22
dengan kriteria :
-Menunjukkan
tentang normal 2.Dapat mengurangi
dari perasaan ansietas dan
dan ketidakmampuan
berkurangnya 2.Berikan pasien untuk
rasa informasi membuat
takut/ansietas akurat dan keputusan/pilihan
-Menunjukkan konsisten berdasarkan realita
kemampuan mengenai
untuk prognosis,
mengatasi hindari
masalah argumentasi
-Menggunakan mengenai
sumber- persepsi pasien
sumber dengan terhadap situasi 3.Membantu pasien
efektif tersebut untuk merasa
diterima pada
3.Berikan kondisi sekarang
linkungan tanpa perasaan
terbuka dimana dihakimi dan
pasien akan meningkatkan
merasa aman perasaan harga diri
untuk dan kontrol
mendiskusikan
perasaan atau 4.Penerimaan
menahan diri perasaan akan
untuk berbicara membuat pasien
4.Izinkan pasien dapat menerima
untuk situasi
mengekpresika

23
n rasa marah,
takut, putus asa
tanpa
konfrontasi.
Berikan
informasi
bahwa
perasaanya
adalah normal
dan perlu 5.Menciptakan
diekspresikan interaksi
interpersonal yang
5.Berikan lebih baik dan
iformasi yang menurunkan
dapat dipercaya ansietas dan rasa
dan konsisten, takut
juga dukungan
untuk orang
terdekat

1. Dapat
mengidentifi-
kan timbulnya
7. Resiko infeksi Selama 3 hari 1.Kaji isi kulit, infeksi
berhubungan keperawatan perhatikan lokal/nekrosis
dengan Tidak terdapat keluhan jaringan yang
prosedur tanda-tanda peningkatan dapat
invasif, trauma, peradangan/infe nyeri rasa menimbulkan
adanya port de ksi dengan terbakar atau osteomielitis
entree pada kriteria: adanya edema,
fraktur terbuka, -Mencapai eritema, 2. Tanda perkiraan

24
ketidakadekuat penyembuhan darainase/bau gas gangrene dan
an pertahanan luka sesuai tak enak. kemampuan untuk
tubuh primer waktu, bebas 2. Observasi luka berbicara
(kulit tidak drainase purulen untuk
utuh, trauma atau eritema dan pembentukan
jaringan demam gula, krepitasi,
sebagainya) perubahan
- warna kulit,
kecoklatan, bau
drainase yang
tidak 3. Kekauan otot,
enak/asam. spasme tonik otot
rahang dan
3. Kaji tonus otot disfagia
reflek tendon menunjukkan
dalam terjadinya tetanus
kemampuan
untuk berbicara
4. Dapat
mengidentifikasi
terjadinya
4. Selidiki nyeri osteomielitis
tiba-
tiba/keterbatasa
n gerakan
dengan edema
lokal/eritema 5. Adanya drainase
ekremitas purulen akan
cedera memerlukan
kewaspadaan
5. Lakukan luka/linen untuk

25
prosedur isolasi mencegah
rekontaminasi
silang.

6. Sebagai
profilaksis untuk
mikroorganis
metertentu
6. Kolaborasi
berikan
antibiotik
sesuai indikasi

26

Anda mungkin juga menyukai