METODE PENELITIAN
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini antara lain : tali
tambang, tali rafia, pita berwarna, buku identifikasi tumbuhan ”Check List
Tumbuhan Sumatera”, buku identifikasi jenis primata ”Panduan Lapangan
Primata Indonesia”, peta kerja, tally sheet dan obat-obatan (P3K).
15
2. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini antara lain : pengukur
waktu (stopwatch), kamera, golok, binokuler, meteran, kompas suunto, GPS
(Global Positioning System) Garmin 76 Csx, gunting dan alat-alat tulis.
50 m
Jalur transek
2 km
50 m
a. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan ini dimaksudkan untuk mengenal secara keseluruhan
areal yang akan dilakukan studi sekaligus melakukan kegiatan survei. Setelah itu
mencocokkan keadaan lapangan dengan peta kerja yang ada. Kegiatan yang lain
adalah menentukan lokasi pengamatan untuk kelompok satwaliar primata yang
akan diamati. Pada setiap awal jalur pengamatan diberi tanda dengan patok dari
kayu atau bambu atau penendaan pada pohon.
b. Pembuatan Jalur Pengamatan
Jalur pengamatan satwaliar primata dibuat dengan mengikuti jalur
pengamatan dari analisis vegetasi. Pada jalur pengamatan satwa dibuat jalur
dengan panjang jalur transek yaitu 2 km.
16
c. Pengamatan Primata
Dalam hal ini transek dibuat dengan memotong kawasan pengamatan
menjadi beberapa garis transek. Selanjutnya pengamatan pada jalur tersebut
dilakukan pada periode tertentu (pada saat melakukan aktivitas pada satu jalur).
Data yang dikumpulkan dari pengamatan satwaliar primata dengan menggunakan
metode transek garis antara lain :
Nama jenis satwaliar primata
Jumlah individu
Waktu diketemukannya jenis satwaliar tersebut
Amati habitat satwaliar
Letak posisi satwa dan tipe vegetasi.
Dengan menggunakan intensitas sampling 1 % dari luas arael yang diteliti
yaitu diambil sepertiga luasan taman nasional sebesar 13.500 ha, maka didapatkan
total luas unit contoh yang harus diamati adalah 135 ha. Dengan total luas unit
contoh tersebut dan luas setiap unit contohnya 20 ha maka jumlah jalur yang harus
diamati sebanyak 7 jalur.
17
d. Inventarisasi Vegetasi
Inventarisasi vegetasi di habitat primata dengan menggunakan metode
garis berpetak untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan di habitat yang dihuninya.
Kegiatan ini sebagai tambahan data untuk memperoleh gambaran tentang kondisi
habitat yang dihuni oleh satwa primata. Data yang dikumpulkan untuk tingkat
pohon (tumbuhan dengan diameter >20 cm) dan tiang (tumbuhan dengan diameter
10-20 cm) adalah jenis, jumlah individu setiap jenis, diameter dada (130 cm) dan
tinggi total dan tinggi bebas cabang. Sedangkan data yang dikumpulkan untuk
pertumbuhan semai (tumbuhan yang tingginya <1,5 m) dan pancang (tumbuhan
dengan diameter <10 cm dan tingginya >1,5 m) hanyalah jenis dan jumlah
individu setiap jenis yang ditemukan. Soerianegara & Indrawan (2002)
menjelaskan bahwa pada tingkat pertumbuhan semai (a) digunakan ukuran dengan
besar 2x2 m, untuk tingkat pertumbuhan pancang (b) ukurannya sebesar 5x5 m.
Pada tingkat pertumbuhan tiang (c) ukurannya sebesar 10x10 m, untuk tingkat
pertumbuhan pohon (d) ukuran yang digunakan sebesar 20x20 m. Bentuk metode
garis berpetak disajikan pada Gambar 3.
b
a
100 m
Gambar 3. Bentuk unit contoh metode garis berpetak dalam inventarisasi
vegetasi
a. Pendugaan Kepadatan
Dugaan kepadatan suatu jenis primata berdasarkan metode transek garis
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Persamaan King :
xi xi
Dj atau Dj
2 Lw a
Ket : Dj : kepadatan populasi aktual untuk jalur ke-j ( ind/km2)
Σxi : jumlah individu primata yang ditemukan (ind)
L : panjang garis transek
w : lebar kiri/kanan
a : luas jalur pengamatan
Untuk ukuran pendugaan populasi total seluruh areal yang diteliti dapat
menggunakan rumus :
Dj
P xA
a
Ket : P : populasi dugaan untuk seluruh areal ( ind/ha)
Σa : jumlah jalur pengamatan
A : luas total areal penelitian (ha)
b. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi yang dilakukan untuk menentukan komposisi dominasi
suatu jenis pohon pada suatu komunitas. Soeranegara & Indrawan (2002)
menyatakan bahwa persamaan yang digunakan dalam menentukan komposisis
vegetasi adalah sebagai berikut:
INP = KR + FR + DR
Kerapatan (K) = Jumlah individu suatu jenis
Luas unit contoh
Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu jenis x 100 %
Kerapatan seluruh jenis
Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukannya suatu jenis
Jumlah seluruh plot dalam unit contoh
19
poisson)
b. Pola sebaran mengelompok, apabila S X x (memiliki pola sebaran
binomial)
Ket: SX = keragaman rata-rata/simpangan baku rata-rata
x = rata-rata contoh