Informasi yang dilaporakan adalah bagian yang penting dari proses pengelolahan dan pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana atau apakah koektif diperlukan.Meskipun pengamatan secara langsung dan audit yang mendadak kadang digunakan, informasi yan di laporkan adalah cara paling umum untuk memperoleh informasi.
Para psikolog menyadari bahwa orang dapat merespon terhadap ”tuntutan” dari situasi eksperimental dengan berperilaku secara berbeda dengan apa yang akan mereka lakukan dalam situasi lain. Manajer dan badan regulasi secara aktif mencoba untuk memberikan tuntutan kepada mereka untuk berperilaku dnegan cara tertentu. Manajer menggunakan persyaratan pelaporan untuk menyediaan informasi yag dibutuhkan untuk mengevaluasi perilaku dan kinerja. Pengirim bisa dengan sengaja melaporkan infomasi palsu, mereka bisa saja berbohong, informasi yang di laporkan adalah fungsi penting dari audit laporan keuangan oleh akuntan publik independen.
1. Antisipasi penggunaan informasi
Ketika persyaratan pelaporan dikenakan adalah umum bagi si pengirim untuk paling tidak berfikir, jika tidak bertnya “ mengapa mereka menginginkan informasi ini ? bagaimana mereka akan menggunakannya ? ‘ Si pengirim ingin mengetahui apakah si penerima akan mengambil suatu tindakan yang berkaitan dengan atau memiliki pendapat mengenai si pengirim karena informasi yang dilaporkan sebagai suatu dasar untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya. Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama sama dengan informasi lainnya, untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadap informasi yang dilaporkan.Karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara yang mereka yakin akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan. Persyaratan pelaopran kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pengirim ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilku pengirim atau sesuatu yang dipengaruhi oleh si pengirim bertanggungjawab. 2. Insentif Dalam beberapa kasus, seseorang mengetahui bahwa penerima tidak akan senang dengan informasi tersebut, tetapi tidak ada yang dapat dilakukan mengenai hal itu.Faktanya kadang orang yang menginginkan informasi tersebut bahkan tidak dapat memaksakan persyaratan pelaporan dalam kasus mana “ pengirim kemungkinan besar tidak akan mengirimkan informasi itu.Tetapi ketika penerima paling tidak memiliki cukup kekuasaan langsung maupun tidak langsung untuk memaksakan persyaratan pelaporan maka ia juga kemungkinan besar memiliki paling tidak suatu kekuasaan atas tindakan si pengirim. Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu yang penting mengenai seberapa besar kemungkinan bahwa si pengirim akan mengubah perilakunya.Semakin besar potensi yang ada bagi si penerima untuk memberikan penghargaan atau sanksi kepada si pengirim,semakin hati hati si pengirim akan bertindak dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh si penerima. 3. Penentuan Waktu Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam prilaku pengirim atau tidak. Supaya pelaporan persyaratan dapat menyebabkan pengirim mengubah prilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah pengiriman telah bertindak, maka ia ada peluang untuk mengubah prilaku masa lalu. 4. Strategi Respon Iteratif Mengubah suatu perilaku memerlukan biaya yang bias dibilang mahal. Adanya banyak tuntutan, batasan, dan keinginan bersaing satu sama lain. Perubahan apa pun itu yang terjadi dalam perilaku melibatkan berbagai dimensi yang menghabiskan banyak waktu, tenaga, uang dan banyak hal lainnya. Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, strategi yang paling murah adalah untuk terus berpeilaku seperti biasa, melaporkan sejujurnya perilaku tersebut dan menunggu respons penerima. Kemungkinan pelapor mengubah perilakunya dalam menanggapi persyaratan pelaporan saja bergantung sebagian pada : a) Seberapa jelas apa yang diiinginkan oleh penerima untuk tejadi, b) Seberapa jelas apa informasi yang dilaporakan tersebut akan digunakan oleh si penerima. c) Penghargaan atau saksi apa yang dapat diberikan oleh si penerima kepada si pengirim. d) Penghargaan atau saksi manakah yang mungkin digunakan oleh si penerima. e) Seberapa besar perubahan dalam perilaku pada suatu dimensi dapat mempengaruhi kinerja pada dimensi dimensi penting lainnya. 5. Pegarah Perhatian Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan bukannya dampak dari pelaporan informasi karena dampak tersebut timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak bergantung kepada informsi yang dilaporkan kepada siapapun. Tetapi dampak tersebut dipertimbangkan karena dampak tersebut dapat terjadi respons terhadap persyaratan pelaporan dari luar, meskipun hal tersebut juga dapat terjadi tanpa adanya persyaratan. Banyak “manajemen waktu“ menggunakan dampak mengarahkan perhatian untuk menghasilkan perubahan prilaku. Meskipun dampak menagarahkan perhatian mungkin kurang ampuh dan kurang rentan terhadap prediksi dibandingkan dengan dampak antisipasi,dampak tersebut dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa situasi.
10.3 DAMPAK DARI PERSYARATAN PELAPORAN
Komppleksitas dari lingkungan akuntansi adalah penghalang terhadap penilaian dampak dari persyaratan pelaporan. Terdapat begitu banyak hal yang terjadi pada waktu yang bersamaan sehingga sulit untuk mengatakan dengan pasti yang manakah yang menyebabkan perilaku yang di amati. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku di semua bidang akuntansi yang mana diantaranya: 1. Akuntansi Keuangan Adanya badan – badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan, seperti SEC, FASB, GAAP. Beberapa prinsip akuntansi kemudian diterapkan setelah perdebatan terlebih dahulu mengenai dampak yang ditimbulkan. Beberapa hal kontroversial dari pernyataan standar akuntansi tersebut merupakan contoh bagaimana prinsip akuntansi mempengaruhi prilaku. Sebelum ditetapkan dan diakui sebagai biaya atau dikapitasasi,hal – hal tersebut terlebih dahulu mengalami proses perdebatan yang melibatkan beberbagai kelompok ( pemerintah, praktisi bisnis, akademisi dan akuntansi praktisi ). Hal tersebut melahirkan ISAK no 4 yang menginterpretasikan paragraf 32 dari PSAK no 10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Prinsip akuntansi yang kontroversial lainnya termasuj perlakuan atas biaya penelitian dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan. 2. Akuntansi Perpajakan Akuntansi perpajakan adalah bidang yang sangat sensitive dalam kaitannya dalam persyaratan pelaporan. Akuntasi perpajakan keperilakuan merupakan bidang yang relatif masih belum dieksplorasi. Tetapi, bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitif kaitannya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa persyaratan laporan telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar pajak itu sendiri,tetapi juga pada pihak lain seperti karyawan dengan maksud untuk membuat hukuman pajak lebih dipatuhi. Pengetahuan bahwa informasi tersebut akan dilaporkan kepada kantor pajak oleh orang lain diharapkan akan membuat pembayar pajak kemungkinan kecil akan coba menghindari pajak. Perhaatikan bahwa hukum pajak tidak berubah, persyaratan pelaporan menurunkan peluang untuk berbuat curang tanpa mendapatkan hukuman. 3. Akuntansi Sosial Hanya seditkit saja yang diketahui mengenai dampak dari akuntansi sosial terhadap pengirim informasi. Masih terdapat relative sedikit akuntansi sosial bagi public, dan kebanyak riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang dilaporkan. Karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak terdapat dampak apapun terhadap persyaratan pelaporan, meskipun masi terdapat dampak terhadap pelaporan secara sukarela. Karena akuntansi social merupakan bidang perhatian yang relative baru dan sering kali mengalami konflik ]dengan criteria kinerja yang sudah lebih mapan, maka terutama sangat penting untuk menggabungkan persyaratan pelaporan dengan pedoman keperilakuan dan sanksi untuk ketidakpatuhan yang sangat eksplisit. 4. Akuntansi Manajemen Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apapun yang diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi. Akan tetapi, hanya terdapat sedikit data akuntansi manajemen yabg tersedia bagi public karena data tersebut jarang dilaporkan diluar organisasi. Sangat sulit juga untuk digeneralisasi karena setiap organisasi memiliki system akuntansi manajemen, sekelompok persyaratan pelaporan, dan hubungan organisasional yang unik. 10.4 PENILAIAN DAMPAK TERHADAP PENGIRIM INFORMASI Terdapat banyak cara untuk menilai dampak dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi. Yang paling tersedia adalah pengambilan keputusan deduktif, yang melibatkan pemikiran secara hati-hati mengenai bagaimana persyaratan pelaporan akan berinterasksi dengan kekuatan-kekuatan motivasional lainnya guna membentuk perilaku manajer. Teknik ini sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan suatu persyaratan pelaporan. Metode lain adalah dengan menanyakan kepada para pelapor mengenai perilaku mereka. Suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan survey, yang dapat terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan jawaban yang terbuka atau atas gabungan dari keduanya. DAFTAR PUSTAKA