Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air,

keamanan, dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup

dan kesehatan. Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan

yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama.

Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan

posisi pada rentang sehat-sakit. (Fundamental Keperawatan, 2005:613)

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki

Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu atau penting untuk

bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan : oksigenasi,

cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan seks.

(Fundamental Keperawatan, 2005:613)

Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran cairan. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral,

dan cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan

ginjal.

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi

tubuh manusia. Kebutuhan cairan dan erektrolit bagi manusia berbeda-beda

sesuai dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan

1
2

cairan yang berbeda dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat

metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang relatif luas

dan persentase air tubuh lebih tinggi di bandingkan dengan orang dewasa.

Kebutuhan cairan sangat di butuhkan tubuh dalam mengangkut zat makanan

kedalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,

memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi, dan membantu pencernaan.

Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat

mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal. Untuk mempertahankan

kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang maka pemasukan harus

cukup sesuai dengan kebutuhan.

Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh. Seseorang dengan

berat badan 70 kg bisa memiliki sekitar 50 liter air di dalam tubuhnya. Air

menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria dewasa, dan 55%

tubuh pria lanjut usia. Air tersimpan dalam dua kompartemen utama, yaitu

cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. (Kebutuhan Dasar Manusia,

2008:70)

Keseimbangan cairan dalam tubuh tidak boleh dianggap sepele karena

dapat mengganggu vitalitas fungsional tubuh. Apabila tidak segera

ditanggulangi maka akan menyebabkan kematian. Perawat sebagai tenaga

kesehatan yang profesional harus tanggap dan cakap dalam mengatasi

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.


3

Perawat harus memiliki kompetensi yang baik dalam beberapa hal

terkait dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit guna

penanggulangan gangguan cairan dan elektrolit. Kompetensi tersebut meliputi

terapi intravena, mengukur intake dan output cairan, dan transfusi darah.

Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan

pembangunan suatu Negara. Menurut Sujudi. A (2005) salah satu penyebab

kesakitan dan kematian anak Balita (di bawah 5 tahun) adalah penyakit

menular berbasis lingkungan seperti penyakit diare. Sebagai gambaran, diare

memberikan kontribusi 13 % terhadap kematian pada anak usia 1- 4 tahun

dan sampai saat ini diare tetap sebagai child killer peringkat pertama di

Indonesia. (Warouw, 2007)

Menurut catatan World Health Organization (WHO), diare membunuh

dua juta anak di dunia setiap tahun. Diare hingga kini masih merupakan

penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak. Saat ini

morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai 195 per 1000

penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara di

Asean (kalbe.co.id diakses tanggal 20 maret 2012).

Kematian yang diakibatkan oleh diare lebih sering karena tubuh

mengalami dehidrasi, yaitu gejala kekurangan cairan dan elektrolit. Tanda-

tanda dehidrasi diantaranya anak memperlihatkan gejala kehausan, berat

badan turun, dan elastisitas kulit berkurang. Ini bisa dilakukan dengan cara
4

mencubit kulit dinding perut. Bila terjadi dehidrasi, maka kulit dinding perut

akan lebih lama kembali pulih (Siswono, 2006).

Dari berbagai penjelasan tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk

membuat sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada An.S Dengan Diare di

Ruang Melati RSUD Kardinah Tegal”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dan mendapatkan

pengalaman nyata serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada

pasien An.S dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan menggunakan

pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Memahami konsep dasar gastroenteritis/diare dan pemenuhan

kebutuhan cairan tubuh

b. Mengumpulkan, mengkaji dan menganalisa data-data klien

dengan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh

c. Menentukan diagnosa keperawatan klien dengan pemenuhan

kebutuhan cairan tubuh

d. Memprioritaskan masalah sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar

manusia pada kasus pemenuhan kebutuhan cairan tubuh


5

e. Menentukan tujuan tindakan keperawatan pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan cairan

f. Menentukan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan cairan

g. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang telah

disusun dalam bentuk pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah

ditetapkan

h. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah ditetapkan

i. Melakukan pendokumentasian

j. Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi riil kasus yang

dilaporkan

C. Manfaat Penulisan

1. Untuk Penulis

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis

dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien diare.

2. Untuk petugas kesehatan/lahan praktek

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

dalam keperawatan sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus diare

pada anak. Dan dapat menjadi bahan masukan bagi perawat di rumah sakit

untuk mengambil langkah langkah kebijakan dalam rangka upaya

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada pasien dengan diare.

Anda mungkin juga menyukai