Laporan Tetap Praktikum
Laporan Tetap Praktikum
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN
Oleh :
KELOMPOK VII
i
ii
Evi Triana
NIM. J1A013
Fathiyah Mulachela
NIM. J1A013
Haliluddin
NIM. J1A013
Hardyanti
NIM. J1A013
Nedia Prameswari
NIM. J1A013
Silfia Yunianti
NIM. J1A013
Menyetujui,
Koordinator Praktikum Analisis Pangan
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan
rahmat-Nya laporan tetap Analisis Pangan ini dapat terselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Analisis Pangan di Fakultas Teknologi Pangan dan
Agroindustri Universitas Mataram.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis haturkan terima kasih kepada
Dosen, Koordinator Praktikum, dan para Co. Assisten yang telah banyak
membantu serta membimbing penulis baik dalam praktikum maupun dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak
kekurangannya baik dari segi isi, penampilan maupun teknik pengetikannya.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran-saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini selanjutnya.
Akhirnya penulis mengharap agar laporan ini dapat menjadi sumbangan ilmu
pengetahuan bagi rekan-rekan yang lain dan juga dapat menambah
pengetahuan penulis khususnya di bidang teknologi pangan.
Penyusun
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
iv
v
v
vi
DAFTAR PUSTAKA
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peralatan merupakan salah satu bagian yang mendasari dalam
bertujuan agar bekerja dalam praktikum berjalan dengan baik. Selain pengenalan
hasil percobaan. Selain itu, kesalahan juga dapat menimbulkan pengaruh pada
non glassware. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat tersebut
digunakan.
seperti gelas ukur, erlenmeyer dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk
peralatan non glasware adalah timbangan analitik, kertas saring dan lain
karena itu, praktikum ini sangat dipenting untuk mengetahui informasi tentang
1
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan informasi
kepada peserta praktikum tentang nama-nama alat yang ada dilaboratorium dan
tersebut.
2
TINJAUAN PUSTAKA
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola
secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam
yang aman bagi para pekerja atau pemakaiannya yaitu praktikan, aman terhadap
lainnya. Laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan
pendidikan sains memiliki banyak kendala. Disamping peralatan dan bahan yang
dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan persiapan yang matang. Oleh
karena itu, faktor yang keempat yang mempengaruhi praktikum adalah persiapan
dan pelaksanaan. Aspek persiapan meliputi persiapan alat dan bahan (Udaibah,
2014).
3
Dalam mengukur suatu zat atau bahan hendaknya menggunakan suatu
alat. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat kimia adalah gelas ukur.
Akan tetapi, pengukuran dari gelas ukur ini penggunaannya tidaklah terlalu teliti.
Salah satu contoh alat praktikum pengukuran yang mempunyai tingkat ketelitian
tinggi yaitu pipet ukur. Namun pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas
bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan memiliki fungsi spesifik.
4
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah soxhlet, labu
ukur, timbangan analitik, desikator, oven, gelas beaker, erlenmeyer, buret, rotary
evaporator, moisture meter, color reader, hot plate, analyzer texture, tabung
Prosedur Kerja
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
sangat tinggi.
sebuah percobaan.
6
dikendalikan.
airnya.
pembiakan larutan.
7
eksperimen yang memerlukan
eksperimen titrasi.
larutan
kimia.
8
14 Analyzer Digunakan untuk menganalisis
texture
tekstur dari suatu zat.
pengembunan.
9
18 viskometer Digunakan untuk mengukur
suatu bahan.
10
KESIMPULAN
1. Alat-alat praktikum analisis pangan terdiri dari alat pemanas, alat gelas dan
alat ukur.
2. Alat-alat pemanas contohnya adalah hot plate, oven, tanur, pembakar gas
3. Alat-alat gelas terdiri dari erlenmeyer, buret, tabung reaksi, gelas kimia,
11
ACARA II
PENENTUAN KADAR AIR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen dalam bahan pangan yang
flavor, kesegaran dan daya simpan dari bahan pangan. Kadar air yang tinggi
disebabkan oleh pertumbuhan dari mikroorganisme. Air memiliki sifat fisik yaitu
warna, flavor, dan kekeruhan, serta memiliki sifat kimiawi yaitu padatan dan gas
terlarut, pH serta kesadahan. Dalam bahan pangan air dibedakan menjadi 3 yaitu
air bebas, air yang terikat secara lemah, dan air dalam keadaan terikat kuat
(Winarno, 2007).
pengolahan dan pengujian bahan pangan. Kadar air berkaitan dengan kualitas
dan kuantitas bahan. Penentuan kadar air perlu dilakukan dalam menentukan
nilai gizi bahan makanan dan untuk memenuhi standar komposisi serta
Penentuan kadar air dalam bahan harus disesuaikan dengan sifat bahan
yang dianalisis karena ada metode penetapan yang dapat menentukan kadar air
senyawa volatil bahan karena menguap terkena panas saat proses penetapan
12
kadar air. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengetahui dan
menentukan kadar air yang ada di dalam bahan pangan dengan menggunakan
metode oven.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar air
13
TINJAUAN PUSTAKA
Air termasuk zat gizi. Setiap bahan pangan mengandung air. Air dapat
berasal dari energi zat gizi pangan selama metabolisme, atom karbon dan atom
H bergabung dengan oksigen menghasilkan CO2 dan H2O. Air berfungsi sebagai
media hampir semua reaksi kimia yang ada di dalam tubuh dan ikut serta dalam
reaksi tersebut, air dapat melarutkan mineral, vitamin, asam amino, glukosa, dan
banyak molekul kecil lainnya, air berperan sebagai pengangkut zat penting ke
cara, yaitu metode thermogravimetri, distilasi, khemis, dan fisis. Prinsip analisa
penetapan kadar air secara thermogravimetri adalah pemanasan bahan pada titik
didih air sehingga air akan menguap, lalu ditimbang berat sebelum dan sesudah
pemanasan. Selisih berat bahan sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar
air bahan. Sedangkan prinsip analisa penetapan kadar air dengan metode
titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat bercampur dengan air serta
mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air sehingga air akan terpisah dan
Analisa kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven, kadar air
dihitung sebagai persen berat, artinya berapa gram berat contoh, dengan selisih
berat dari contoh yang belum diuapkan dengan contoh yang telah diuapkan
(dikeringkan). Sampel yang berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan
sebanyak 1-2 gram dalam cawan ditimbang beratnya. Sampel dikeringkan dalam
oven pada suhu 100-105oC selama 3-5 jam. Kemudian didinginkan dalam
14
desikator dan ditimbang perlakuan ini diulang sampai tercapai berat konstan.
Kadar air dihitung dengan pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam
simpannya. Kadar air juga mempengaruhi kualitas suatu bahan pangan. Jika
kadar air bahan terlalu tinggi, maka bahan tersebut akan rentan terserang
ditetapkan berdasarkan waktu pada saat kadar air produk sama dengan kadar air
moisture analyzer dalam penentuan kadar air lebih praktis dan lebih cepat
daripada penentuan kadar air dengan menggunakan oven. Moisture analyzer ini
lebih praktis karena kita tidak perlu menghitung kadar airnya. Dengan
sampel ecara langsung yang ditampilakan pada monitor. Selain itu, dengan suhu
yang sama dengan oven. Waktu yang digunakan untuk penentuan kadar air pada
sampel lebih singkat. Jika menggunakan oven dalam penentuan kadar air
dengan metoe pengeringan, harus dihitung kadar air sampel tersebut dan waktu
15
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat-alat Praktikum
b. Bahan-bahan Praktikum
Prosedur Kerja
Ditumbuk
Ditimbang botol
16
Didinginkan dalam desikator dan ditimbang
a-b
Kadar air (%) = a
x 100 %
Katerangan:
17
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil pengamatan
(gram) (gram) 1 2 3
Hasil perhitungan
1. Kedelai
Diketahui :
a = (27,2827 + 2,0388)
= 29,3215
b = 28,2455
a-b
%kadar air = a
x 100%
29,3215 – 28,2455
= 29,3215
x 100%
= 3,669 %
18
2. Tempe daun
Diketahui :
a = (27,2827 + 2,0082)
= 29,2909
b = 26,87802
a-b
%kadar air = a
x 100%
29,2909 – 26,87802
= 29,2909
x 100%
= 8,2354 %
3. Tempe plastik
Diketahui :
a = (27,2827 – 2,0323)
= 29,315
b = 29,0408
a-b
%kadar air = a
x 100%
29,315 – 29,0408
= 29,315
x 100%
= 0,9353 %
19
PEMBAHASAN
kandungan air dalam bahan pangan mempengaruhi tekstur, warna, cita rasa,
penampakan, dan daya simpan bahan. Penentuan kadar air dalam pengolahan
pangan dibutuhkan untuk menentukan kualitas dan kuantitas bahan. Selain itu,
kadar air dalam bahan yang digunakan juga untuk menentukan proses
berat bahan yang terjadi menunjukkan kadar air yang terkandung dalam bahan.
dasar makanan Asia Timur. Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein
nabati utama. Salah satu produk olahan dari biji kedelai adalah tempe. Tempe di
buat dengan cara fermentasi terhadap biji kedelai atau bahan lain menggunakan
Hasil analisa kadar air dapat dilihat pada histogram berikut ini:
Kedelai
Gambar 2.1. Penentuan kadar air
kadar air yang paling tinggi dibandingkan dengan sampel kedelai dan tempe
plastic, dimana jumlah kadar air pada tempe daun yaitu sebesar 8,2354%,
sedangkan untuk kedelai sebesar 3,669% dan untuk tempe plastic sebesar
kelembaban relatifnya tinggi dan kadar airnyapun tinggi. Hasil pengamatan ini
juga menunjukkan bahwa kadar air kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan
kadar air tempe yang dibungkus plastic. Seharusnya, tempe yang dibungkus
plastik memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan kedelai karena tempe
menyebabkan kadar air pada tempe meningkat. Berbeda dengan kedelai yang
memiliki kadar air rendah karena memiliki ukuran yang kecil dan kadar airnya
Faktor yang mempengaruhi kadar air bahan pangan adalah daya simpan
bahan yaitu waktu simpan yang di butuhkan oleh suatu bahan untuk
mempertahankan mutu suatu bahan. Air bebas adalah air yang terdapat di
bagian permukaan bahan atau benda padat, diantara sel-sel maupun dalam pori-
pori, air ini mudah teruapkan pada pengeringan. . Air terikat yaitu air yang berada
dalam bahan dalam bentuk kristal dan air yang terikat dalam sistem dispersi
koloid .Aktivitas air adalah sebuah angka yang menghitung intensitas air di
dalam unsur-unsur bukan air atau benda padat. Kelembaban mutlak (absolut),
adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram pada 1 cm3 atau jumlah uap air
yang dikandung udara pada suatu daerah tertentu yang dinyatakan dalam gram
21
uap air tiap m3 udara. Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap
air di udara pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang
bebas hama penyakit, bebas bau busuk, bau asam, bau apek, bau asing, bebas
dari bahan kimia dan memiliki suhu normal. Selain itu memiliki kadar air
maksimal 16%. Sedangkan SNI kedelai ditetapkan dengan kose SNI 3144:2009,
tempe kedelai didefinisikan sebagai produk yang diperoleh dalam fermentasi biji
22
KESIMPULAN
3. Penentuan kadar air bertujuan untuk mengetahui masa simpan suatu bahan
pangan
4. Kadar air tertinggi yakni pada sampel tempe daun sebesar 8,2354%
5. Kadar air terendah ada pada sampel tempe plastik yakni sebesar 0,9353%
23
ACARA III
PENENTUAN KADAR ABU
PENDAHULUAN
Latar Belakang
abu dan komposisinya tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya.
Kadar abu dalam bahan pangan sangat mempengaruhi sifat dari bahan pangan.
Kadar abu merupakan jumlah total mineral yang terdapat dalam bahan pangan,
organik. Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada macam bahan dan
cara pengabuannya. Pada umumnya residu anorganik ini terdiri atas oksida dan
garam yang mengandung anion seperti fosfat, klorida, sulfat, dan halida lain dan
juga kation seperti sodium, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan mangan.
Kadar abu juga berhubungan dengan mineral suatu bahan. Mineral yang
terdapat dalam suatu bahan dapat berupa dua jenis garam yaitu garam-garam
organik.
Uji kadar abu yang menggunakan metode langsung cara kering, ditandai
destruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi dalam tanur pengabuan
(furnace) tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan
dan berat konstan tercapai. Oksidator disini berupa oksigen dan menghasilkan
residu berupa total abu. Residu yangdidapatkan merupakan total abu dari suatu
24
sampel. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengetahui kadar
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar abu
25
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang
terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua
macam garam yaitu garam organik dan garam anorganik. Yang termasuk dalam
Sedangkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat,
ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya sangatlah sulit. Oleh karena
Penetapan kadar abu total dan kadar abu tak larut asam dilakukan
dengan pengabuan ekstrak dalam krus di dalam tanur pada suhu 800oC. Disini
kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai
terbentuknya ekstrak. Selain itu penetapan kadar abu juga dimaksudkan untuk
pengabuan cara kering banyak dilakuakan untuk analisis kadar abu. Caranya
dalam suatu tanur (furnace) pengabuan, tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk
26
abu berwarna putih keabuan dan berat tetap (konstan) tercapai. Oksigen yang
dilakukan pada suhu tinggi 500°-600°C. Residu yang tertinggal ditimbang dan
suatu proses pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan dan sebagai
parameter nilai gizi bahan pangan. Dalam menentukan kadar abu dibagi menjadi
dua metode, yaitu cara basah dan cara kering. Cara basah relatif lebih cepat,
lebih sedikit menggunakan sampel dan suhu yang digunakan untuk pengabuan
relatif rendah daripada cara kering. Cara basah biasanya untuk menganalisis
makanan. Yang disebut kadar abu ialah material yang tertinggal bila bahan
makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800°C. Semua bahan
organik akan terbakar sempurna menjadi air dan CO2 serta NH3 sedangkan
ketika mula-mula kosong, dapat dihitung berat abu yang telah terjadi. Bila berat
abu dinyatakan dalam persen berat asal sampel pada permulaan pengabuan,
dilakukan cepat, karena abu yang kering ini umumnya bersifat higroskopik,
sehingga bila pengerjaan dilakukan lambat, abu akan bertambah berat karena
27
28
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
c. Alat-alat Praktikum
d. Bahan-bahan Praktikum
Prosedur Kerja
29
. Dihitung kadar abu sampel :
BA
Kadar abu (%) = x 100%
BS
Keterangan : BA = berat abu (gram)
30
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Hasil Perhitungan
= 21,5887 – 21,5488
= 0,0399 gram
BA
Jawab : % kadar abu =BS x 100%
0,399
=4,0313 x 100%
= 0,99%
31
Berat sampel = 4,0184 gram
= 20,1687 – 21,5488
= -1,381 gram
BA
Jawab : % kadar abu = BS x 100%
1,381
= 4,0184 x 100%
= 34,37%
3. Kedelai (kelompok 9)
= 0,2319 gram
BA
Jawab : % kadar abu = BS x 100%
0,2319
= x 100%
4,0051
= 5,79%
32
PEMBAHASAN
pembakaran senyawa organic yang terdapat dalam bahan pangan. Kadar abu
menunjukkan total mineral dalam bahan pangan. unsur mineral dikenal sebagai
zat organik atau kadar abu. Penentuan kadar abu dalam bahan pangan
bertujuan untuk mengetahui nilai gizi produk pangan terurama total mineral.
Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan metode pengabuan cara basah
dan cara kering. Jumlah sampel yang akan diabukan tergantung dari keadaan
bahannya (kadar abu dan kadar air bahan). Bahan yang mengandung kadar air
tinggi perlu dilakukan pengeringan dengan oven agar proses pengabuan tidak
Sampel yang digunakan untuk menentukan kadar abu ini adalah sampel
tempe plastik, tempe daun dan kedelai. Dari hasil pengamatan dapat dilihat
bahwa tempe plastik memiliki berat kurs porselin 21,5488 gram dimana berat
sampelnya 4,0313 gram sebelum diabukan, dan setelah tempe plastik diabukan
maka berat sampel menjadi 21,5887 gram sehingga kadar abunya menjadi
0,99%. Sedangkan pada sampel tempe daun memiliki berat kurs porselin
21,5488 gram dan berat sampel sebelum pengabuan yaitu 4,0184 gram dan
jumlah kadar abu 34,36%. Sampel yang terakhir yaitu kedelai dimana kurs
4,0051 gram dan setelah pengabuan diperoleh berat kedelai menjadi 21,7807
gram sehingga diperoleh jumlah kadar abu 5,79%. Sampel yang memiliki kadar
abu yang paling tinggi yaitu 21,7807% adalah kedelai di karenakan kedelai tidak
33
mengalami proses pengolahan dan juga kedelai memiliki kadar mineral tinggi,
sedangkan pada tempe plastik dan tempe daun telah mengalami serangkaian
Hasil analisa kadar abu dapat dilihat pada histogram sebagai berikut:
kadar abu. Sedangkan lama pengeringan dan interaksi kedua tidak memberikan
beberapa faktor seperti spesies, keadaan unsur hara tanah dan lain-lain.
sehingga kadar abu yang paling baik terdapat pada sampel tempe daun karena
memiliki kandungan organik dan mineral cukup banyak. Menurut literatur pada
saat pengabuan ada komponen volatil yang hilang yaitu unsur NA, S, CI, dan P.
Kadar abu yang didapatkan adalah kadar abu atau total yang terdapat dalam
suatu bahan, tetapi tidak diketahui zat. Faktor jenis bahan suhu dan waktu
pengabuan. Selain ini proses pengabuan kurang lama menyebabkan warna abu
kurang sempurna.
34
Tempe kedelai memiliki standar tempe yakni SNI 3144:2009 menetapkan
mengenai syarat mutu tempe kedelai. Sesuai dengan standar tersebut syarat
mutu tempe kedelai dengan perincian sebgai berikut yang pertama dari kreteria
keadaan yaitu keadaan baunya, normal dan khas, warna noermal, rasa normal,
kedua kadar air maksimal 65%, ketiga kadar abunya maksimal 1,5, kadar lemak
minimal 10%, kadar protein (n×6,25)minimal 16, kadar serat kasar maksimal 2,5,
Faktor yang mempegaruhi kadar abu bahan antara lain komposisi bahan,
air tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan. Selain itu terdapat faktor yang
yang menyebabkan perbedaan kadar abu pada sampel yaitu proses pengolahan
yang kurang lama menyebabkan warna abu yang kurang sempurna atau masih
ada warna hitam pada abu sehingga menyebabkan hasil yang didapatkan kurang
sampel maupun saat penumbukan bahan (belum halus atau homogeny secara
35
KESIMPULAN
bahan.
3. Semakin kecil kadar abu yang diperoleh, maka kandungan mineral dalam
4. Dari semua bahan, bahan yang mempunyai kadar abu paling rendah yaitu
tempe plastik yaitu sebanyak 0,99% dan yang tertinggi yaitu tempe daun
sebanyak 34,36%.
5. Metode yang diguankan dalam penentuan kadar abu adalah metode basah
36
ACARA IV
PENENTUAN KADAR GARAM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Garam merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion positif dan ion
negatif. Gabungan antara ion positif dan negatif ini disebut sebagai garam netral.
mempengaruhi mutu ikan asin yang dihasilkan. Garam yang dipakai dalam
pengawetan ikan sebaiknya memakai garam yang murni. Garam murni terdiri
dari NaCl, tetapi garam perdagangan yang terbuat dari air laut yang diuapkan
pada umumnya tidak terdiri dari NaCl saja, tetapi juga mengandung Calsium (Ca)
Ca dan Mg mempunyai sifat higrofis dan kadar air yang lebih tinggi
sehingga dapat menyebabkan garam menjadi kering. Makin kecil kadar Ca dan
Mg, maka akan lebih baik hasil penggaraman. Sebaliknya bila kadar Mg tinggi,
dapat menyebabkan ikan menjadi merah, tetapi bila kadar Ca yang tinggi, dapat
kandungan kadar garam pada ikan. Bila dibandingkan dengan produk olahan
yang tidak menggunakan garam. Garam murni terdiri dari NaCl, tetapi garam
perdagangan yang terbuat dari air laut yang diuapkan pada umumnya tidak terdiri
dari NaCl saja, tetapi juga mengandung Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg)
(Andarwulan, 2011).
37
Ca dan Mg mempunyai sifat higrofis dan kadar air yang lebih tinggi
sehingga dapat menyebabkan garam menjadi kering. Makin kecil kadar Ca dan
Mg, maka akan lebih baik hasil penggaraman. Metode mohr adalah cara titrasi
langsung untuk pengendalian mutu. Metode volhard metode tidak langsung yang
digunakan menentukan padatan garam bebas. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prinsip
Refraktometer.
38
TINJAUAN PUSTAKA
garam dipakai untuk memenuhi zat gizi dan biasanya sudah dimodifikasi dengan
tiroksin. Suatu hormon dalam kelenjar tiroid. Tiroksin merupakan hormone utama
yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid. Setiap molekul tiroksin mengandung 4 atom
iodium sebagian besar iodium mudah diserap di dalam usus halus dan sebagian
kecil langsung masuk ke dalam saluran darah melalui dinding lambung (Arifin,
2008).
Ion Klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Unsur Cl dan air
terdapat dalam bentuk ion klorida (Cl-). Ion klorida adalah salah satu anion
organic utama yang diutamakan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak
senyawa klorida (NaCl), KCl (kalium klorida), dan kalsium klorida (CaCl2). Ion
klorida terdapat dalam bentuk senyawa. Kadar klorida tiap senyawa berbeda-
beda. Untuk menentukan ion klorida dalam air dapat menggunakan metode
endapan dengan ion Ag+. Khusus dalam penelitian ini, setelah larutan garam
dipakai adalah K2CrO3 yang ditinjukkan dengan adanya peruabahan warna dari
kuning jernih kearah merah keruh pada akhir titrasi (Salosa, 2013).
39
Refrakt otometer bekerja dengan prinsip pembinaan cahaya ketika melalui
suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke dalam larutan, maka
dalamnya. Sumber cahaya ditransmisikan oleh serat optik ke dalam salah satu
sisi prisma dan secara interval akan dipantulkan ke interface prisma dan sampel
larutan. Bagian cahaya ini akan dipantulkan kembali ke sisi yang berlawanan
pada sudut tertentu yang tergantung dari indera bias larutannya (Hidayanto,
2010).
Natrium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang
memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan sebagai
bahan makanan sangat baik fungsinya dalam tubuh. Sebagian besar Na terdapat
40
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
ikan asin pasar, ikan asin toko, aquades, K2CrO4 5%, AgNO3 0,1 M.
Prosedur Kerja
Ikan Asin Pasar dan Ikan Asin Toko
41
Dicuci abu dengan aquades sedikit mungkin dan dipindahkan
kedalam Erlenmeyer 250ml
42
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 hasil pengamatan Kadar NaCl Ikan Asin
Kelompok Sampel Berat Volume M Kadar
sampel titrasi AgNO3 garam
(gr) (mL) (%)
10 Ikan asin 3,0096 9,1 0,1 0,176
pasar
11 Ikan asin 2,0103 7,8 0,1 0,226
toko
16 Ikan asin 2,0067 13 0,1 0,378
pasar
17 Ikan asin 2,0020 15,1 O,1 0,440
toko
Hasil perhitungan
1. Ikan Asin Pasar (kelompok 10)
T = 9,1 Ml
M AgNO3 = 0,1 N
Jawab :
T×M×5,84
Kadar garam (%) = x 100 %
W
9,1×0,1×5,84
= x 100 %
3009,6
5,3144
= x 100%
3009,6
= 0,176%
T = 7,8 mL
43
M AgNO3 = 0,1 N
Jawab :
T×M×5,84
Kadar garam (%) = x 100%
W
7,8×0,1×5,84
= x 100%
2010,3
4,5552
= x 100%
2010,3
= 0,226%
T = 13mL
M AgNO3 = 0,1 N
Jawab :
T×M×5,84
Kadar garam (%) = x 100%
W
13×0,1×5,84
= x 100%
2006,7
7,592
= x 100%
2006,7
= 0,378%
T = 15,1 mL
M AgNO3 = 0,1 N
44
Jawab :
T×M×5,84
Kadar garam (%) = x 100%
W
15,1×0,1×5,84
=
2002
8,8184
=
2002
= 0,440%
45
PEMBAHASAN
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif dan ion negatif
hasil reaksi senyawa asam dengan basa. Contoh garam adalah garam dapur
merupakan salah satu cara pengawetan yang sudah lama dilakukan orang.
pengolahan lainnya, yaitu untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan
pada suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walalupun biasanya harus
ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan
mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu
nilai biologinya mencapai 90% dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah
penetuan kadar garam bahan ini bertujuan mengendalikan mutu dari beberapa
sehingga semua garam NaCl larut dan terpisah dengan lemak. Titrasi yang
46
kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan AgNO3 sebagai larutan
ikan asin menunjukkan bahwa ikan asin pasar dan ikan asin toko pada dua
gelombang menunjukkan hasil yang berbeda. Kadar garam (%) ikan asin pasar
adalah 0,17% sedangkan kadar garam (%) ikan asin toko adalah 0,22%.
bahwa kadar garam (%) pada ikan asin pasar adalah 0,37% dan ikan asin toko
0,44%. Semakin besar volume titrasi yang dipakai dan semakin berat ukuran
sampel maka kadar garam (%) akan semakin besar. Perbedaan antara kadar
garam antara satu gelombang dengan gelombang yang lain dengan sampel yang
sama ini disebabkan karena perbedaan volume titrasi pada sampel. Semakin
tinggi volume titrasi yang diberikan dalam penentuan kadar garam, maka
faktor pengali pada rumus penentuan kadar garam. Standar Nasional Indonesia
(SNI) mensyaratkan kadar garam pada ikan asin tidak lebih dari 20% karena
kadar garam yang tinggi akan memacu timbulnya penyakit hipertensi. Disisi lain
konsentrasi atau kadar garam yang tinggi juga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dalam daging ikan, karena garam yang terdapat di jaringan ikan akan
jasad renik yang membutuhkan oksigen akan terhambat. Garam juga dapat
terurai menjadi ion natrium dan ion klorida yang bersifat racun terhadap jasad
diketahui bahwa jumlah persentasi kadar garam tidak melebihi kadar garam
47
standar sel bahkan jauh di bawah itu. Sedikitnya jumlah kadar garam (%) ini
disebabkan karenajumlah garam yang terdapat dalam ikan asin tidak terlalu
tinggi. Ikan asin pasar umumnya mengandung kadar garam yang lebih rendah
dibandingkan dengan ikan asin toko. Hal ini disebabkan karena umumnya
pedagang di pasar tidak memperhatikan kaidah SNI dan ikan asin umumnya
lebih cepat rusak karena kandungan garamnya lebih rendah. Menurut SNI 2721
3 : 2009 penanganan dan pengolahan ikan asin kering yang baik menghasilkan
staphylococous aureus 1x103CFu/gram, kadar air 40%, kadar garam 20% dana
asin dari pasar (kelompok 10), ikan asin dari toko (kelompok 11), ikan asin dari
pasar (kelompok 16) ikan asin dari toko berturut-turut adalah 0,176%, 0,226%,
0,578% dan 0,440% dengan volume titrasi yaitu 9,1ML, 7,8 ML, 13 ML dan 15
mL. hasil pengamatan penentuan kadar garam dapat dilihat pada histogram
dibawah ini.
Kadar garam%
0.5 0.44
0.378
0.4
0.3 0.226
0.176
0.2
0.1
0
Ikan Asin Ikan Asin Toko Ikan Asin Ikan Asin Toko
Pasar Pasar
48
Menurut Nur (2009) garam yang digunakan untuk proses penggaraman
NaCl cukup tinggi (95%) dan sedikit mengandung elemen Mg dan Ca. elemen
tersebut mempengaruhi mutu ikan asin yang dihasilkan. Secara umum garam
terdiri atas 39,39% Na dan 60,69% Cl, bentuk Kristal berwarna putih dan
mempengaruhi kadar garam dalam suatu larutan. Apabila volume titrasi tinggi
maka kadar garam pada bahan juga tinggi. Hal ini disebabkan karena larutan
penitrat akan bercampur dengan molekul NaCl yang ada pada bahan, sehingga
apabila bahan tersebut mengandung molekul NaCl sedikit, maka larutan penitrasi
yang ditambahkan relatif kecil warna orange yang terbentuk menandakan bahwa
konsentrasi garam karena semakin tinggi garam maka kadar garam semakin
tinggi. Ketebalan ikan juga mempengaruhi karena semakin tebal daging ikan
maka kadar garam tinggi. Kemudian kadar lemak dalam daging mempengaruhi
dalam bahan dan yang terakhir adalah kesegaran bahan karena apabila kondisi
49
KESIMPULAN
berikut :
1. Garam adalah senyawa ionik yang merupakan hasil reaksi senyawa asam
2. Metode Mohr adalah metode titrasi langsung dalam penetuan kadar garam
3. Kadar garam ikan asin dari pasar (kelompok 10), ikan asin dari toko
(kelompok 11 ), ikan asin dari pasar (kelompok 16) dan ikan asin dari toko
50
ACARA V
PENENTUAN KADAR PATI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat secara sederhana dapat diartikan satu senyawa yang terdiri
dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan
atau dapat pula menjadi tiga macam yaitu monosakarida, disakarida dan
kelompok yang dapat dicerna adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa dan
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak dapat larut
dalam air, berwujud, bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang hewan dan manusia yang
menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting (Nielsen, 2007). Pati
didapat kebanyakan dari bahan alam terutama bahan makanan. Pati selain di
pangan yaitu sebagai zat perekat untuk memperbaiki kekuatan tenunan dan
51
Pati tersusun dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan amilopektin
ungu pekat pada tes iodine sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Oleh karna itu
perlu dilakukan peraktikum ini untuk mengetehui kadar pati bahan pangan dan
hasil pertanian.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar pati
52
TINJAUAN PUSTAKA
atas amilosa dan amilopektin. Pati dapat diperoleh dari biji–bijian, umbi-umbian,
sayuran maupun buah – buahan. Sumber alami pati antara lain adalah jagung,
labu, kentang, ubi jalar, kentang, pisang, barley, gandum, beras, sagu, ubi kayu,
ganggang dan sorgum. Modifikasi pati bertujuan mengubah sifat kimia atau sifat
fisik pati secara alami, yaitu dengan cara memotong structural molekul,
menyusun kembali struktur molekul atau substitusi gugus kimia pada molekul
pati. Salah satu jenis pati termodifikasi yaitu pati tahan cerna (Herawati, 2011).
tradisional menjadi fase cair. Kristal pati mengandung 9-10% w/w kandungan air.
Karakteristik unit yang dimiliki oleh pati adalah sifat proses termalnya lebih
kompleks dari polimer konvensional karena banyaknya reaksi fisika dan reaksi
kimia yang telihat sepanjang proses. Contoh fenomena yang terdiri selama
Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut
disebut amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin. Struktur amilosa
merupakan struktur lurus dengan ikatan α (1,4) glikosidik. Amilosa terdiri dari
Pati tersusun paling sedikit oleh tiga komponen amilosa, amilopektin dan
53
terhadap sifat fungsional dan amilografi tepung jagung. Komposisi amilosa dan
amilopektin di dalam biji jagung terkendali secara genetik. Secara umum jagung
tipe endosperma gigi kuda maupun mutiara mengandung amilosa 25-30% dan
amilopektin 70-75%, dari total pati. Jagung pula memiliki kandungan pati hampir
100% amilopektin. Adanya gas tunggal bersifat resesif epistasis yang terletak
amilosa sangat sedikit. Pati merupakan komponen yang paling penting dalam
makanan karena mempunyai sifat fungsional yang baik. Proses olahan umumnya
yang baik. Sifat-sifat tersebut dapat diperoleh antara lain dengan pemilihan pati
Bentuk dan ukuran butir pati ternyata memberikan sifat yang khas pada
masing–masing tanaman. Dengan melihat bentuk dari butir pati dapat ditentukan
asal dari butir–butir tersebut. Karena pati merupakan polimer dari molukul
glukosa yang mengalami kondisasi akibat reaksi enzimatis dalam tanaman hidup
maka hidrolisa dari senyawa pati ini akan menghasilkan unit–unit glukosa.
dengan beberapa metode, antara lain : metode hidrolisis asam, metode polimer,
sagu, jagung, kentang, talas dan ubi jalar. Pemanfaatan pati sebagai bahan baku
industri makanana, pati sangat penting untuk pembuatan makanan bayi, kue,
pudding, bahan pengental susu, permen, jelly, dan pembuatan dekstrin (Herlina,
2011).
54
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Adapun alat-alat yang digunkan pada praktikum ini adalah pisau, talenan,
air, kompor, desikator, spatula, gelas kimia, pipet volume, rubber bulb, buret,
tapioka, singkong, aquades, HCl 25%, NaOH 45%, pereaksi Luff Schrool, KI
Prosedur Kerja
55
Ditambahkan aquades 200 mL
56
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel 6.1 Hasil pengamatan Penentuan Kadar Pati
Berat Sampel Volume titrasi
NO Sampel Reduksi (ms) Kadar pati
(gram) sampel (mL)
Hasil Perhitungan
1. Singkong
Fp = 20
Jawab
=25,9-12,6
mg gula reduksi
Kadar pati (%) = x Fp x 100%
mg bahan
33,81
= x 20 x 0,90 x 100%
20
= 30, 43%
2. Tapioka
57
Dik Berat sampel singkong =2 gr =200 mg
Fp = 20
Jawab
=25,9-22,6
mg gula reduksi
Kadar Pati (%) = x Fp x 100%
mg bahan
7,95
= x 20 x 0,90 x 100%
200
= 71,55 %
58
PEMBAHASAN
Pati merupakan karbohidrat yang diperoleh dari hasil ekstraksi dari suatu
tanaman tertentu. Pati dapat diperoleh dari umbi-umbian, serealia atau batang
dari suatu tanaman. Penghasil pati antara lain padi, gandum, ubi kayu, jagung
atau kentang. Sebagian besar pati digunakan dalam bidang pangan dan sedikit
yang terdapat pada tanaman dalam bentuk granula. Granula pati banyak
tersimpan pada bagian batang, akar, umbi, biji-bijian dan buah. Pati berbeda
sedangkan pati merupakan polisakarida kompleks yang tidak larut dalam air dan
Analisis kadar pati pada suatu bahan pangan sangat penting untuk
mengetahui cara pengolahan yang baik dan tepat pada bahan pangan tersebut
agar dapat dikonsumsi oleh konsumen pati pada umumnya hanya dapat
mengenyangkan dan tidak dapat memberikan nutrisi lain bagi tubuh seperti
protein maupun lemak. Bahan pangan yang mengandung pati biasanya dijadikan
sumber karbohidrat dengan jumlah kalori yang cukup tinggi, maka dalam
mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung pati haruslah bijak agar tidak
Analisis kadar pati akan megetahui kadar pati, kadar pati suatu bahan pangan
sehingga akan mengetahui juga jumlah kalori pada bahan pangan tersebut pada
posisi tertentu dan kita juga akan mengetahui yang tepat suatu bahan pangan
untuk dikonsumsi oleh orang dengan berat badan, jenis kelmin dan usia tertentu.
59
Penentuan kadar pati pada singkong dan tapioka menggunakan metode
Luft schrool. Metode Luff Schrool adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan
Cu2+ menjadi Cu1+. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff
dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada
dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita
akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana
proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan.
Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat
netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat
iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi
ekivalen.
Hasil analisa penentuan kadar pati dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
30
20
10
0
Singkong Tapioka
60
Gambar. 5.1. Penentuan Kadar Pati
Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa sampel singkong
yang memiliki berat sampel yaitu 200 mg dan memiliki kadar pati yaitu 20,43 %
sedangkan sampel tapioca memiliki kadar pati 7,155%. Dari hasil dan dilihat
bahwa kadar pati singkong lebih tinggi dibandingkan dengan kadar pati tapioca.
tergantung pada hasil pati tesebut misalnya pati yang berasal dari biji beras
50,61% dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati 80%. Hasil
akuratnya pemberian berbagai larutan yang digunakan sebagai reagen dalam uji
coba penentuan kadar pati ini, kualitas singkong yang dijadikan sampel dalam
penentuan kadar pati juga turut menjadi salah suatu faktor penyebab perbedaan
hasil konsentrasi pati dan kesalahan pada saat pemanasan dalam gelas beaker
yang tidak ditunggu sampai benar-benar dingin untuk kemudian diencerkan atau
konsentrasi pati pada varietas singkong. Sedangkan untuk kadar pati tapioca
yaitu, 7,155 %, hasil yang ditetapkan tidak sesuai literatur yang dimana menurut
whister (1984) dinyatakan bahwa kandungan air 70%, pati 24%, serat 2%,
protein 1% serta komponen lain (mineral, lemak, gula ) 3%. Hasil yang
pelaksanaan ataupun kurang teliti pada saat melakukan perhitungan kadar pati.
Tapioka memiliki kadar pati yang lebih rendah dari singkong, hal ini dikarenakan
tapioka sudah melalui proses pengolahan yang terlalu lama dan rumit yang dapat
membuat kadar patinya berkurang. Adapun syarat mutu tepung tapioka menurut
SNI 01-3451-1994 yaitu kadar air maksimal 15,0%, kadar abu maksimal 0,6%,
61
serat dan benda asing maksimal 0,6%, derajat putih minimal 94,3%, derajat
karena dalam suhu panas ikatan antar molekul dalam pati akan mudah putus.
penggunaan asam yang terlalu berlebihan akan mempengaruhi hasil akhir dan
analisa glukosa.
62
KESIMPULAN
sebagai berikut:
tanaman
2. Metode luft school adalah berdasarkan proses reaksi dari larutan luft school
3. Kadar pati pada singkong yaitu 20.43% dan kadar tapioca yaitu 7,155%
4. Kadar pati singkong lebih tinggi dibandingkan tapioka karena bahan pangan
63
ACARA VI
PENENTUAN KADAR LEM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh
bersifat padat. Lemak merupakan senyawa organik yang terdapt di alam serta
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti dietil eter,
kloroform, benzene, hexane dan hidrokarbon lainnya. Terdapat dua jenis lemak
yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh terdapat pada pangan
Kadar lemak dalam suatu bahan pangan dapat diketahui dengan cara
mengekstraksi lemak. Metode ekstraksi lemak terdiri dari ekstaksi lemak kering
dan ekstraksi lemak basah. Ekstraksi lemak kering dapat dilakukan dengan
pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut (Darmasih, 2009). Analisis lemak dalam
suatu bahan pangan penting dilakukan khususnya untuk mahasiswa gizi. Hal
tersebut karena dalam penentuan nilai gizi suatu bahan pangan harus diketahui
pula kandungan lemak dalam bahan pangan tersebut. Oleh karena itu penentuan
kadar lemak perlu dilakukan untuk dapat mengetahui kandungan lemak pada
bahan pangan.
64
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui prinsip dasar
Mojonnier dan metode Babcock dan untuk membandingkan kadar lemak dari
65
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam.
perbedaan keduanya adalah perbedaan konsistensi atau sifat fisik pada suhu
kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Perbedan
titik cair dari lemak disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap,
panjang rantai karbon, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam
lemak tidak jenuh. Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi
yang sangat penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga
mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara
lain sebagai sumber energi, bagian dari membran sel, mediator aktivitas biologis
antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-
yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh (Purwaningsih, 2014). Asam lemak bebas (ALB)
merupakan asam lemak dalam keadaan bebas dan tidak berikatan lagi dengan
gliserol. Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya reaksi hidrolisis terhadap
minyak yang mengalami ketengikan. Asam lemak bebas dalam minyak tidak
dan bau yang tidak disukai. Oleh sebab itu, dalam pengolahan minyak
Analisis terhadap lemak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan tujuan
mengetahui sifat lemak, yang meliputi kelarutan, kepolaran, kejenuhan lipid, dan
66
mengetahui kandungan lemak pada suatu bahan pangan. Metode analisis lemak
ada berbagai macam, antara lain dengan metode Soxhlet, metode Babcock,
dasarnya dapat dibedakan menjadi metode analisis kering dan basah. Dalam hal
ini, metode yang cocok digunakan untuk menganalisis bahan padat adalah
metode Soxhlet, sedangkan untuk bahan cair digunakan metode Babcock (Dina,
2013).
dengan pelarut lemak seperti petroleum eter, petroleum benzena, dietil eter,
aseton, methanol, dan lain-lain. Prinsip lain dari metode Soxhlet ini adalah berat
lemak bahan uji diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya,
minyak atau lemak suatu bahan yang dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet
merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat
diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji
harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses
ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam
67
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung dan labu
tabung reaksi, pisau, talenan, pengas air, desikator, kertas saring, mortar, pistle,
b. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tempe goreng,
Prosedur Kerja
68
Dialirkan air melalui kondensor dan diatur suhu
69
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Tabel 6.1 Hasil Pengamatan Kadar Lemak
Sampel Berat Berat kurs Berat akhir Kadar lemak
Sampel porselin (gr) (gr) %
Tempe goreng 5 36,9417 39,4975 31,046
Tempe rebus 5 36,2017 36,6634 9,234
Tempe tanpa 5 30,9849 31,4517 9,33
perlakuan
Tempe tanpa 5 29,3033 30,0938 10,198
perlakuan
Hasil Perhitungan
1. Tempe Goreng
Diketahui
Ws = 5 gr
= 28,4973 – 36,9452
= 1,523
1,5323
= 5
x 100%
= 31,046 %
2. Tempe Rebus
Diketahui
70
Ws = 5 gr
= 36,6634 – 36,2017
= 0,4617
0,4617
= 5
x 100%
= 9,234 %
Diketahui
Ws = 5 gr
= 31,4517-30,9849
=0,4665
04665
= 5
x 100%
= 9,33%
Diketahui
Ws = 5 gr
71
= 30,0938-29,,3033
=0,7905
0,7905
= 5
x100%
=15,81%
72
PEMBAHASAN
golongan lipid. Suatu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipid (termasuk
minyak dan lemak) adalah kelarutannya dalam pelarut organik (pelarut non polar)
dan sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air dan pelarut polar lainnya.
Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu
ruang berada dalam keadaan padat, sedangkan minyak adalah trigliserida yang
dalam suhu ruang berbentuk cair. Peran daripada lemak (lipid) dalam makanan
manusia dapat merupakan zat gizi yang menyediakan energi bagi tubuh, dapat
bahan lain yang diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal
sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses
digunakan dalam penentuan kadar lemak suatu bahan pangan ialah metode
metode yang digunakan dalam praktikum ini ialah metode soxhlet dengan
sampel yang berupa tempe goreng, tempe rebus dan tempe tanpa perlakuan,
yang dimana metode soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semi
kontinyu (Utari, 2013). Sampel yang digunakan dalam penentuan kadar lemak
(Ketaren, 1986), ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang
efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Prinsip Soxhlet
73
ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga
pendingin balik (Darmasih, 1997). Dalam penentuan kadar minyak atau lemak,
bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain
memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan
sudah jernih. Pelarut yang jernih menandakan bahwa lemak yang terdapat dalam
soxhlet telah masuk semua kedalam labu didih, pelarut dan minyak dapat
dipisahkan dengan cara dipanaskan karena titik didih lemak lebih tinggi dari
pelarut, sehingga kita bisa mengukur berat lemak hasil ekstraksinya (Ketaren,
2011).
Hasil analisa penentuan kadar lemak (%) dapat dilihat pada histogram
sebagai berikut:
bahwa kadar lemak tempe goreng yaitu 31,046%, tempe rebus sebesar 9,234%,
74
tempe tanpa perlakuan sebesar 9,33% dan tempe tan perlakuan yang satunya
terdapat pada sampel tempe rebus yaitu 31,046. Tempe rebus adalah tempe
yang dimasak melalui proses pemenasan dalam air mendidih, yang dimana
tempe yang direbus akan memiliki kandungan lemak rendah karena sudah
mengalami perebusan yang dilakukan dalam air mendidih sehingga air dan
lemak tidak bisa menyatu. Kadar air dalam lemak menjadi bertambah sedangkan
kadar lemak menjadi berkurang sebagai akibat dari perebusan. Sedangkan untuk
tempe goreng dengan tambahan minyak, lemak yang ada pada tempe akan
dengan metode soxhlet ialah bahan yang digunakan lebih sedikit (efesiensi
bahan) dan larutan sari yang alirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu,
sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi sampel selalu baru dan
kerugian metode ini pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya
pada bahan pangan, yaitu jumlah asam lemak dan gliserol yang menyusun.
Semakin tinggi asam lemak dan gliserol yang dimiliki maka kandungan lemaknya
pun akan semakin tinggi pula. Faktor lainnya yaitu proses pengolahan, jika
dapat menyebabkan kandungan lemak pada bahan tersebut rusak atau bahkan
hilang. Kerusakan pada lemak atau minyak dapat terjadi karena proses oksidasi
75
oleh oksigen dari udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam lemak atau
minyak yang terjadi selama proses pengolahan atau penyimpanan. Asam lemak
tidak jenuh semakin reaktif terhadap oksigen dengan bertambah jumlah ikatan
rangkap pada rantai molekul. Selain itu ada pula proses-proses pada pengolahan
penambahan zat atau pemisahan. Ada pula cara ekstraksi untuk menganalisa
juga bisa mempengaruhi terhadap kandungan lemak dari bahan pangan itu
sendiri
Kesalahan yang sering terjadi pada saat ekstraksi kadar lemak ini adalah
praktikan tidak mengetahui apakah pelarut tersebut sudah bening atau belum,
kesalahan ini akan sangat fatal karena jika praktikan menghentikan proses
perhitungan kadar lemak bahan akan berkurang sehingga hasil yang didapatkan
76
KESIMPULAN
1. Lemak adalah senyawa non polar yang tidak larut dalam air, yang dihasilkan
3. Kadar lemak yang paling tertinggi terdapat pada sampel tempe goreng yakni
sebanyak 9,236 %.
digunakan.
77
ACARA V
PENENTUAN KADAR VITAMIN C
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam
jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme
tergolong larut dalam air. Sumber vitamin C yang merupakan vitamin yang
tergolong larut dalam air. Sumber vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-
yang banyak mengandung vitamin C antara lain buah jeruk, jambu biji, apel, kiwi,
anggur, strawbery, dan lain sebagainya. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30
sampai 100 mg vitamin c yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun terdapat
rumus molekul C6H806. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192o C.
Bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai
berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam klorofrm, eter dan benzena.
Dengan logam membentuk garam. Asam askorbat merupakan salah satu vitamin
sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, berat badan berkurang, lesu,
lemah dan lain sebagainya. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang dapat
78
Vitamin C sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam
memicu gusi yang sehat dan imunitas. Vitamin C merupakan senyawa yang
paling mudah mengalami proses oksidasi akibat adanya panas, oksigen, maupun
pengolahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian untuk menentukan kadar
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari penerapan
79
TINJAUAN PUSTAKA
mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas
usus halus kemudian masuk dalam peredaran darah melalui vena porta. Tubuh
Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksi prolin dan
Vitamin C adalah zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam
jumlah kecil, untuk memelihara fungsi metabolisme. vitamin ini sangat diperlukan
diperlukan vitamin C dari luar tubuh. Vitamin C sering terdapat bersama dengan
zat-zat atau vitamin lainnya dalam makanan. Bahan makanan yang mengandung
buahan yaitu jambu biji, nanas, jeruk, sirsak dan masih banyak yang lainnya,
sedangkan pada sayur yaitu brokoli, tomat, dan lain sebagainya (Masfufatun,
2014).
manusia. Tomat memiliki zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Yang cukup
menonjol dari komposisi tersebut adalah vitamin a dan vitamin C. Tomat seperti
berbagai macam produk makanan. Komposisi gizi zat buah tomat dalam 100 gr
adalah protein 1 gr, kalsium 5 gr, fosfor 1500 si, vitamin B, vitamin a 1500 si,
80
vitamin C 40 mg. Vitamin-vitamin tersebut sangat dibutuhkan di dalam tubuh
Tomat merupakan komoditas yang cepat rusak, jika tanpa perlakuan saat
berbagai produk pangan menjadi salah satu pilihan untuk dapat mengkonsumsi
gizi dari bahan baku buah tomat. Salah satu produk tomat yang cukup populer
adalah saus tomat. Pada proses pengolahan saus tomat, proses pemanasan
perubahan kimiawi dan fisik pada bahan pangan termasuk buah tomat, salah
sebagian besar vitamin bersifat larut dalam air sehingga pemanasan tertentu
81
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
pengaduk, gelas ukur, labu ukur, erlenmeyer, corong, kertas saring, pipet ukur,
pipet tetes, buret, rubber bulb, blender, piring, sendok, tissu, dan timbangan
analitik.
b. Bahan-Bahan Praktikum
tomat, tomat hijau, tomat matang, amilum 1%, larutan iodium, dan aquades.
Prosedur Kerja
82
Dipipet filtrat sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml
Keterangan :
FP = Faktor pengenceran
83
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Vitamin C
Sampel Berat sampel (gr) Volume titrasi Kadar Vitamin C
(mL) (%)
Saut tomat 10,0471 0,54 18,919
Tomat matang 10,0463 1,2 42,046
Tomat hijau 10,0012 2,9 102,067
Hasil Perhitungan
1. Saus Tomat
Dik : W = 10,0471 gr
T = 0,54 ml
10,0471
= 18,919 %
2. Tomat Matang
T = 1,2 ml
84
W
10,0463
= 42, 046 %
1. Tomat Hijau
T = 2,9 ml
10,0012
= 102, 067 %
85
PEMBAHASAN
besar hewan. Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan banyak
dijumpai pada tanaman sebagai l-asam askorbat dan sumber vitamin C di alam
dan oksigen. Fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi dalam
titrasi oidimetri. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana pada
prinsip bahwa vitamin C memiliki potensial redoks yang lebih kecil daripada
titik akhir pada titrasi iodium ini adalah dengan menggunakan indikator amilum
yang akan memberikan warna biru pada titik akhir. Vitamin C akan bereaksi
dengan iodin, untuk mengetahui akhir titrasi KIO3 dengan ditambahkan indikator
amilum, titrasi berakhir dengan perubahan warna yaitu berwarna biru (Gandjar,
2007).
matang dan tomat hijau. Saus tomat memiliki kandungan vitamin C sebesar
86
tomat hijau dengan kandungan vitamin C sebesar 102,067%. Kandungan vitamin
C yang berbeda-beda ini disebabkan karena pada saus tomat sudah mengalami
proses pemanasan sehingga kandungan vitamin C nya lebih rendah dari sampel
rendah dari tomat hijau, karena tomat tersebut sudah mengalami penuaan
karena zat-zat aktif pada proses pematanga buah belum tinggi atau masih
rendah sehingga kadar vitamin C nya cenderung lebih tinggi. Untuk lebih
tertinggi terdapat pada Tomat hijau mentah sebesar 102,067%, sedangkan tomat
matang sebesar 42,046%, dan saus tomat sebesar 18,919%. Hasil tersebut
sesuai dengan penelitian Antarlina (2009), yang mengatakan bahwa buah muda
umumnya memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi dan memiliki kadar air yang
87
lebih rendah dibandingkan dengan buah matang. Dengan adanya kandungan air
pada suatu bahan, maka akan mempengaruhi kadar vitamin C pada buah
tersebut, karena vitamin C pada umumnya larut dalam air. Apabila kandungan air
tinggi, maka kandungan vitamin C suatu buah semakin rendah, begitu pula
sebaliknya.
Saus tomat adalah produk yang dihasilkan dari campuran bubur tomat
yang diperoleh dari tomat matang dan diolah dengan bumbu-bumbu, dengan
atau tanpa penambahan bahan pangan lain. Pembuatan saus dilakukan dengan
cara penguapan air buahnya sehingga diperoleh kekentalan sari buah yang
diinginkan. Syarat mutu saos tomat menurut SNI 01-3546-2004 adalah keadaan,
bau, rasa,dan warna harus normal, penambahan bahan pengawet dan pewarna
logam sesedikit mungkin, dan cemaran max 2x102 dan dikemas dalam wadah
yang terstandarisasi.
buah tersebut, semakin layu atau tidak segar menyebabkan kadar vitamin C
disimpan pada suhu ruang atau suhu tinggi maka vitamin C akan berkurang.
88
89
KESIMPULAN
1. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan banyak dijumpai pada
lebih kecil dari iodium dan akan memberikan warna biru pada titik akhir
reaksi.
4. Syarat mutu saus tomat harus mengandung vitamin C sebanyak 10% dan
90
ACARA VIII
PENENTUAN KADAR SERAT KASAR
PENDAHULAN
Latar Belakang
Serat merupakan bagian dari tanaman yang tidak dapat diserap tubuh.
Serat adalah zat non gizi ada dua jenis serat yaitu serat makanan (diety fiber)
dan serat kasar (crude fiber). Peran utama dari serat dalam makanan adalah
pada kemampuannya mengikat mengikat air, selulosa, dan pektin. Adanya serat
disekresikan keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah
akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kerusakan melalui
air, selulosa, dan pektin. Dengan adanya serat membantu mempercayai sisa-sisa
didefinisikan sebagai sisa- sisa skeletal sel-sel tanaman yang tahan terhdap
disebut “availableI carbohydrate” adalah gula, pati dan dekstrin, karena zat- zat
sebagai selulosa. Dietary fiber adalah suatu bahan yang tidak dapat diserap oleh
pencernaan manusia. Serat yang terlarut terdapat pada buah, sayur, jenis
kacang-kacangan dan biji-bijian. Serat tersebut terlarut dan membentuk gel dan
91
air. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk dapat menentukan kadar
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar serat bahan
92
TINJAUAN PUSTAKA
Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
asam atau basa kuat, bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan
kadar serat kasar yaitu asam sulfat (H2SO4) dan natrium (NaOH). Pada
umumnya serat banyak terdapat pada bagian didinding sel suatu tumbuhan.
Dinding sel terdiri dari beberapa jenis karbohidrat seperti selulosa, hemiselulosa,
pektin dan non karbohidratseperti polimer lignin, beberapa gumi dan beberapa
memutus ikatan ligneselulosa yang terdapat serat besar seperti selulosa dan
gabungan beberapa senyawa yang saling berhubungan satun sama lain. Lignin
dicerna oleh enzim percernaan usus halus manusia sehat terutama terdiri dari
polisakarida bukan pati dan lignin. Serat pangan adalah bagia tumbuhan yang
karbohidrat, analog, oligosakarida, lignin dan bahan yang terkait dengan dinding
sel tanaman. Karbohidrat analog yang dimaksudkan meliputi dekstrin cerna, pati
93
Serat mempunyai peran penting bagi kesehatan tubuh. Serat sangat
alverculity, hemoroid, diabetes militus penyakit jantung korener dan batu ginja.
Menurut pola makanan dan tidak anjuran kebutuhan sehari secara khusus untuk
serat masakan. Konsumsi serat rata-rata 25 gr/hari dapat dianggap cukup untuk
Serat kasar adalah salah satu komponen atau jenis polisakarida dan
komponen kimiawi yang penting, karena memiliki komponen kimia yang panjang
sehingga sukar untuk dicerna oleh enzim dan saluran pencernaan manusia.
Meskipun ada beberapa yang dapat dicerna oleh usus dengan bantuan bakteri.
Serat dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu serat yang larut dalam air
kemudian membentuk gel dalam saluran pencernaan dengan cara menyerap air
dan meningkatkan tekstur dan volume tinja. Dari seluruh makanan yang berserat,
komposisi serat yang tidak larut dalam air umumnya lebih dominan dibandingkan
94
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
timbangan analitik, spatula, kertas saring, pipet ukur, rubber bulb, pipet
volume, buret, blender, gelas piala, sendok, piring, labu ukur 100 ml,
corong buchner, pipet tetes, gelas ukur, erlenmayer, oven, hot plate,
nanas, selai nanas, aquades, H2S04 0,215, NaOH 0,313 % dan etanol 96
%.
Prosedur Kerja
Nanas dan Selai Nanas
Berat Residu
% kadar serat = x 100%
Berat Sampel
96
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Tabel 8.1 Pengamatan Penentuan Kadar Serat Kasar
No Sampel Berat Berat kertas Berat akhir Kadar
sampel (gr) saring (gr) (gr) serat %
1. Nanas 4 1,1094 1,823 1,832
2. Selai nanas 4 1,0040 4,038 0,857
Hasil Perhitungan
1. Nanas
Diketahui:
= 0,7750 – 1,0183
= 0,2433
Jawab :
Berat Residu
% kadar serat = x 100%
Berat Sampel
0,2433
= x 100%
4
= 6,08 %
2. Selai Nanas
Diketahui:
= 1,0303 – 1,1106
97
= 0,0803
Jawab :
Berat Residu
% kadar serat = x 100%
Berat Sampel
0,0803
= x 100%
4
= 2,0075 %
98
PEMBAHASAN
Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat terhidrolisis oleh
bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membutuhkan kadar serat kasar yaitu
asam sulfat ( H2SO4 1,25) dan natrium hidroksida ( NaOH 1,25). Serat kasar
setelah didegesti dengan larutan asam sulfat standar dan sodium hidroksida
menghilangkan semua bahan yang larut dalam asam dengan pendidihan dalam
asam sulfat. Bahan yang mengandung banyak serat kasar akan lebih tinggi
kecernaannya dibanding bahan makanan yang lebih banyak nitrogen (Arif, 2010)
Metode yang digunakan dalam penentuan kadar serat ini adalah dengan
ini adalah ekstraksi lemak, karbohidrat dan protein sehingga yang tertinggal
berat konstan (Setyowati, 2008). Kadar serat dengan metode Gravimetri ini
kandungan serat kasar berupa selulosa dan dapat diketahui apabila berat residu
aspek yang penting dalam penilaian kualitas bahan pangan itu sendiri.
bahan panen. Serat juga merupakan suatu indikasi untuk menentuan nilai gizi
dari suatu bahan pangan. Berdasarkan praktikum kali ini adapun bahan yang
digunakan adalah nanas, selai nanas, H2SO4 1,25 % , NaOH 0,313 %,dan etanol
99
96 %. Pada percobaan kali ini penentuan kadar serat kasar bertujuan untuk
Hasil analisa penentuan kadar serat kasar dapat dilihat pada histogram di
bawah ini:
1.5
1 0.857
0.5
0
Nanas Selai Nanas
kadar serat yang sebanyak 1,832 %, sedangkan pada selai nanas kadar serat
kasar yang dperoleh adalah 0,8575 %. Kadar serat kasar diketahui berdasarkan
perbandingan berat sampel dan kertas saringnya, karena itulah kertas yang
diperoleh bahwa kadar serat nanas lebih banyak dibandingkan pada serat selai
nanas. Hal ini disebabkan karena nanas yang mentah atau belum dilakukan
serat kasarnya masih murni sehingga lebih banyak. Serat kasar pada makanan
hanya terdapat pada bahan pangan nabati, dan kadarnya bervariasi menurut
jenis bahan itu sendiri. Kadar serat dalam makanan dapat mengalami perubahan
Menurut Wardani (2016) kandungan gizi nanas per 100 gram menurut
SNI 01-3166-1992 yakni karbohidrat 13,7 gram, protein 0,4 gram, lemak 0,2
100
gram, vitamin A 130 iu, vitamin C 24 mg dan serat 0,4 gram serta beberapa zat
gizi lainnya. Sedangkan selain nanas mempunyai kandungan gizi yang tidak jauh
berbeda dengan buah nanas itu sendiri yakni protein 0,4 gram, lemak 0,2 gram,
karbohidrat 16 gram, vitamin A 130 iu, dan vitamin C 24 mg. Semakin muda buah
nanas, maka kandungan serat pada bahan akan semakin tinggi sehingga apabila
asam atau basa. Penetuan kadar serat ini mengacu pada SNI- 012891 1992.
Bahan- bahan yang ditentukan kadar serat kasarnya adalah buah nanas dan
olahannya berupa selai nanas. Nanas adalah tumbuhan tropis yang bersal dari
Brazil. Nanas mempunyai nama latin Ananas comosus dan termasuk dalam
family Bromeliaceae. Nanas kaya akan akan vitamin A dan vitamin C yang
bersifat antioksidan. Selain itu juga mengandung kalsium, fosfor, magnesium dan
tidak menjadi minuman maupun makanan lain, salah satunya selai. Kadar serat
kasar 100 gr buah nanas adalah 0,4-0,5 gram dan serat total 1,2 gram.
pangan adalah umur tanaman, dimana semakin tua umur bahan maka
kandungan serat kan semakin rendah. Kemudian jenis tanaman dan komposisi
bahan pangan.
101
KESIMPULAN
1. Serat kasar merupakan bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis
kasar.
3. Metode yang digunakan dalam penentuan kadar serat ini adalah dengan
4. Kadar serat pada nanas sebesar 1,832 % sedangkn ppda selani nanas
102
ACARA IX
PENENTUAN WARNA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat bergantung pada
beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur, nilai gizi dan juga sifat mikrobiologis.
salah satu parameter mutu produk pertanian baik yang masih segar maupun
yang sudah diolah. Warna sering digunakan untuk mengetahui perubahan yang
terjadi baik fisik maupun kimia dalam produk pangan atau hasil pertanian. Selain
sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai
dengan adanya warna seragam dan merata. Warna pada makanan merupakan
hal pertama yang menjadi faktor penentu bagi konsumen untuk memilih suatu
produk diantara banyak produk lain. Warna yang menarik dan cerah sering
diasumsikan sebagai produk dengan kualitas yang baik, dan sebaliknya warna
yang kusam diasumsikan dengan kesan negatif terhadap suatu produk tersebut.
Pengukuran warna secara visual atau kualitatif sangat sulit dilakukan karena
sedikit. Pengukuran warna dapat dilakukan dengan alat yaitu colour checker
ataupun colour reader. Alat tersebut dapat mengukur warna dengan hasil berupa
angka dan dibagi menjadi Lightness, Chroma dan Hue. Oleh karena itu, perlu
103
dilakukan praktikum ini untuk menentukan warna pada beberapa hasil pertanian
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara pengukuran
warna (L, C dan H) pada beberapa komoditi hasil pertanian menggunakan colour
checker.
104
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas bahan makanan ditentukan antara lain oleh cita rasa, warna,
tekstur dan nilai gizi. Akan tetapi sebagian besar konsumen sebelum
mempertimbangkan cita rasa dan nilai gizi akan lebih tertarik pada tampilan atau
satu parameter mutu produk pertanian baik yang masih segar maupun yang telah
diolah sehingga sangat penting dalam mempelajari cara mengukur warna. Warna
sering digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi baik fisik maupun
dengan menggunakan alat yang bernama colour checker. Alat ini dapat
mengukur warna dengan hasil berupa angka dan dibagi menjadi Lightness,
Chroma dan Hue. Hue merupakan karakteristik warna berdasar cahaya yang
dipantulkan oleh objek, dalam warna dilihat dari ukurannya mengikuti tingkatan 0
sampai 359. Sebagai contoh, pada tingkat 0 adalah warna merah, 60 adalah
warna kuning, untuk warna hijau pada tingkatan 120, sedangkan pada 180
adalah warna Cyan. Untuk tingkat 240 merupakan warna Biru, serta 300 adalah
sampai 100% sebagai warna paling tajam. Lightness adalah tingkatan warna
105
yang memunculkan kesan warna terang atau gelap. Nilai koreksi warna pada
Brightness / Lightness berkisar antara 0 untuk warna paling gelap dan 100 untuk
mutu, selain itu warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau
ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata. Dalam bahan pangan
Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan (Yumizal, 2008).
dan flavonoid. Pigmen ini terjadi setelah adanya penambahan atau degradasi
klimakterik, yang diikuti perubahan tekstur. Hal ini disebabkan oleh perubahan
pada dinding sel dan substansi pectin yang lain (Winarno, 1986).
106
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
Alat Praktikum
a. Alat-alat pratikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah colour checker,
b. Bahan-bahan praktikum
Prosedur Kerja
107
Dicatat nilai yang terbaca pada colour checker
108
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel 9.1 Hasil Pengamatan Uji Warna
Sampel Ulangan L a b Hue Warna
Tepung SEGITIGA 1 76,40 1,75 6,79 80,789 Hijau
BIRU Kekuningan
Tepung MILA 1 18,68 7,35 6,99 68,523 Kuning
Hasil Perhitungan
1. Tepung SEGITIGA BIRU
Diketahui : L =76,40
a = 1,75
b = 6,79
Ditentukan : Hue............?
b
Jawab : Hue = tg -1
(a)
10,79
= tg -1
( 1,75 )
= tg-1(6,166)
= 80,789
2. Tepung MILA
Diketahui : L =18,68
a = 7,35
b = 6,99
Ditentukan : Hue............?
b
Jawab : Hue = tg -1
(a)
109
18,68
= tg ( 7,35 )
-1
= tg-1(2,5415)
= 68,523
110
PEMBAHASAN
menjadi hilang Penampakan dari makanan dan minuman merupakan hal yang
dapat menjadi ukuran untuk kesegaran bahan pangan atau produk pangan.
jika warna produk tersebut warnyanya menarik maka akan banyak disukai
(Suyatma, 2009).
kekuningan atau kebiruan. Derajat Putih (L) merupakan pengukuran yang umum
warna (color measurement system) yaitu Hunter L, a, b Color Scale; CIE L*a*b*
pengukuran warna pertama kali dibentuk pada tahun 1931 oleh CIE. Seiring
111
dengan perkembangan teknologi, perbaikan terus dilakukan untuk
hijau, dan 0 adalah netral. Notasi b (blue-green) dimana positif b (+b) adalah
sampel tepung SEGITIGA BIRU dan sampel tepung MILA. Berdasarkan data
hasil pengamatan pada setiap tepung memiliki tingkat kecerahan (derajat putih)
yang berbeda-beda. Pada sampel tepung segitiga biru, diperoleh nilai a yaitu
1,75, nilai b yaitu 10,79 dan derajat putih (nilai L) yaitu sebesar 76,40 sehingga
diperoleh nilai Hue sebesar 80,789. Sedangkan pada sampel tepung MILA,
diperoleh nilai a yaitu 7,35, nilai b yaitu 6,99 dan derajat putih (nilai L) yaitu 18,68
sehingga diperoleh nilai Hue sebesar 68,523. Hal ini menunjukkan bahwa,
sampel tepung SEGITIGA BIRU memiliki tingkat kecerahan yang lebih baik
Nilai Hue
85 80.789
80
75
68.523
70
65
60
Tepung SEGITIGA BIRU Tepung MILA
112
Tepung SEGITIGA BIRU mengandung kadar protein sebanyak 11,0-12,5
% (b/b), kelembaban maksimal 14,3 %, kadar abu maksimal 0,64% (db), daya
serap air minimal 58 %, dan kadar gluten minimal 26,5%. Sedangkan tepung
14.00%, kadar gluten sebanyak 28,6%, dan kadar abu maksimal 0,55%.
Kandungan abu yang lebih tinggi pada tepung SEGITIGA BIRU akan
dengan tepung MILA. Hal ini disebabkan karena, protein akan mudah mngalami
denaturasi akibat emanasan yang membuat warna nya menjadi berubah dan
agak kuning. Selain itu, kelembaban yang lebih tinggi pada kandungan tepung
SEGITIGA BIRU lebih mudah terserap air sehingga menyebabkan warna pada
Colour reader dapat mengukur warna dengan hasil berupa angka dan
dibagi menjadi Lightness, Chroma dan Hue. Hue merupakan karakteristik warna
berdasar cahaya yang dipantulkan oleh objek, dalam warna dilihat dari
adalah warna merah, 60 adalah warna kuning, untuk warna hijau pada tingkatan
120, sedangkan pada 180 adalah warna Cyan. Untuk tingkat 240 merupakan
yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan. Adanya reaksi
Misalnya warna cokelat pada kembang gula karamel atau roti yang dibakar.
Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Mailard, yaitu antara gugus
amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi. Misalnya susu bubuk yang
113
disimpan lama akan berwarna gelap. Reaksi antara senyawa organik dengan
udara akan menghasilkan warna hitam atau cokelat gelap. Reaksi oksidasi ini
dipercepat oleh adanya logam serta enzim. Penambahan zat warna, baik zat
warna alami maupun zat warna sintetik, yang termasuk dalam golongan bahan
aditif makanan.
114
KESIMPULAN
1. Warna merupakan salah satu parameter mutu produk pertanian baik yang
2. Color reader adalah alat pengukur warna yang didesain dengan tiga
gelap.
4. Sampel tepung SEGITIGA BIRU memiliki tingkat kecerahan yang lebih baik
sempurna.
makanan adalah pigmen yang secara alami terdapat pada, adanya reaksi
warna hitam atau cokelat gelap dan penambahan zat warna, baik zat
115
ACARA X
VISKOSITAS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Viskositas zat cair adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau karena benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besarnya
gesekan disebut derajat kekentalan zat cair. Jadi, semakin besar viskositas zat
cair maka semakin sulit benda padat zat cair tersebut bergerak. Viskositas dalam
zat cair yang berperan adalah gaya kohesi (gaya tarik menarik antar molekul
sejenis) dengan partikel zat cair. Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai
suatu gesekan di dalam fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk
menggunakan salah satu lapisan fluida di atas lapisan lain ada gaya yang
bekerja. Karena pengaruh gaya lapisan zat cair dapat bergerak dengan
kecepatan (y) yang nilainya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga
muncul gradient kecepatan. Zat cair maupun gas memiliki viskositas, hanya saja
yang kental, agak kental, dan cair. Seperti produk saus, kecap, susu kental
manis, sirup, dan lain-lain. Kekentalan pada zat cair mempengaruhi laju
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukan besar dan kecilnya
tahan dalam fluida terhadap gesekan fluida yang mempunyai viskositas rendah,
116
misalnya air mempunyai tahanan terhadap gesekan yang lebih kecil
dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar. Gejala
Dalam produk pangan, terdapat perbedaan kekentalan zat cair yang dihasilkan,
karena sesuai dengan ketentuan penambahan zat-zat tertentu. Oleh karena itu,
bahan pangan.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kekentalan
117
TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila
cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya
air). Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas
tinggi. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlah
volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu (Lewis, 2008).
diperlukan suatu gaya. Gaya tersebut untuk mengimbangi adanya gaya gesekan.
Fluida, baik berupa cair maupun gas, mempunyai viskositas. Fluida yang
berbeda mempunyai besar viskositas yang berbeda. Sirup lebih kental (lebih
viskos) daripada air. Minyak lebih kental daripada sirup. Zat cair pada umumnya
jauh lebih kental dari gas. Untuk fluida yang berbeda, makin kental fluida
menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur kekentalan (yang juga dapat
bahan sampel yang diuji. Untuk dapat mengukur viskositas sampel dalam
118
bergerak sambil direndam dalam cairan. Pada metode ini sebuah spindle
dicelupkan ke dalam cairan yang akan diukur viskositasnya. Gaya gesek antara
(Moechtar, 2010).
Fluida adalah zat alir, yaitu zat yang dalam keadaan biasa dapat
mengalir. Karena fase cair dan gas memiliki karakter tidak mempertahankan
mengalir; dengan demikian keduanya disebut fluida. Salah satu ciri fluida
adalah kenyataan bahwa jarak antar molekulnya tidak tetap, bergantung pada
waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antar molekul pada fluida (Wahyudi,
2011).
methode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam cairan yang akan diukur
cairan dan diputar dengan kecepatan tertentu. Bentuk dari spindle dan kecepatan
dipengaruhi oleh Shear Rate, dalam hal ini dinyatakan oleh bentuk geometri
spindle serta kecepatan putarnya. Oleh karena itu untuk membuat sebuah report
yaitu jenis spindle, kecepatan putar spindle, type viskometer, suhu sample, shear
rate (bila diketahui) dan lama waktu pengukuran (bila jenis sample-nya Time
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
119
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 November 2016 di
Mataram.
Alat Praktikum
a. Alat-alat pratikum
b. Bahan-bahan praktikum
Prosedur Kerja
120
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel 10.1 Hasil Pengamatan Viskositas Bahan Pangan Cair
Faktor
Nilai Waktu Viskositas
Sampel Ulangan RPM Pengali
Terbaca (Menit) (mp.s)
(10K)
1 28 1 2 10000 280000
Pisang
2 28,5 1 2 10000 285000
Ijo
3 31 1 2 10000 310000
1 18,5 1 2 10000 185000
Pisang
2 14,5 1 2 10000 145000
Kepok
3 15 1 2 10000 150000
Hasil Perhitungan
1. Pisang Ijo
a. Ulangan 1
Ditanyakan : Viskositas.....?
Jawaban :
= 28 x 10000
= 280000 mp.s
b. Ulangan 2
Ditanyakan : Viskositas.....?
121
Jawaban :
= 28 x 10000
= 285000 mp.s
c. Ulangan 3
Ditanyakan : Viskositas.....?
Jawaban :
= 31 x 10000
= 310000 mp.s
2. Pisang Kepok
a. Ulangan 1
Ditanyakan : Viskositas.....?
Jawaban :
= 18,5 x 10000
= 185000 mp.s
b. Ulangan 2
Ditanyakan : Viskositas.....?
122
Jawaban :
= 14,5 x 10000
= 145000 mp.s
c. Ulangan 3
Ditanyakan : Viskositas.....?
Jawaban :
= 15 x 10000
= 150000 mp.s
123
PEMBAHASAN
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita
lihat lebih kental dari pada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas dapat
dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain
dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu
bagian fluida terhadap yang lain. Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang
fluida produk pangan pisang ijo dan pisang kepok dengan masing-masing tiga
kali ulangan. Pada sampel pisang ijo untuk ulangan pertama didapat nilai
viskositas adalah 280.000 mp.s, pada ulangan kedua adalah 285.000 mp.s, dan
pada ulangan ketiga adalah 310.000. mp.s. Sedangkan, untuk sampel pisang
kepok pada ulangan pertama diperoleh nilai viskositas sebesar 185.000 mp.s,
pada ulangan kedua diperoleh nilai viskositas sebesar 145.000 mp.s dan pada
ulangan ketiga diperoleh nilai viskositas sebesar 150.000 mp.s. Nilai viskositas
yang berbeda-beda pada sampel pisang ijo dan pisang kepok dengan tiga kali
124
begitu nilai viskositas yang kecil akan menjadikan daya pengencerannya fluda
dengan pisang kepok disebabkan karena kandungan air pada pisang ijo lebih
rendah dibandingkan dengan pisang kepok. Selain itu, kandungan serat maupun
vitamin pada pisang kepok lebih tinggi membuat pada proses pengujian
viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Kehadiran zat lain,
yaitu penambahan gula tebu dapat meningkatkan viskositas air. Adanya bahan
karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin
cepat. Ukuran dan berat molekul, viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan
kekentalannya tinggi, laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi. Berat
molekul, viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. Kekuatan
antar molekul, viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas
CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
125
Konsentrasi, Untuk suatu larutan viskositasnya bergantung pada konsentrasi
126
KESIMPULAN
besar hambatannya.
3. Produk pangan yang memiliki nilai viskositas tertinggi adalah pada sampel
pisang ijo pada ulangan ketiga yaitu memiliki viskositas sebesar 31.000
mp.s.
4. Semakin tinggi nilai viskositas produk pertanian, maka akan semakin kental
127
ACARA XI
PENENTUAN KADAR PROTEIN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Protein merupakan senyawa makromolekul kompleks yang terdiri dari
berasal dari hewan disebut protein hewani dan dari tanaman disebut protein
makanan yang mengandung tinggi protein seperti olahan daging, olahan kedelai,
dan lain-lain. Protein sangat berguna bagi tubuh untuk membangun jaringan
kadar N dalam bahan. Metode ini sering disebut penetapan protein kasar karena
senyawa-senyawa nitrogen yang lain selain protein juga terukur sebagai protein
(Starijo, 2015). Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kadar
protein.
128
Tujuan Prakktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar protein
129
TINJAUAN PUSTAKA
dunia. Kedelai merupakan sumber protein yang paling baik di antara jenis
berupa globulin. Protein kedelai merupakan sumber asam amino esensial yang
mineral dan serat. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang
menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur, seperti kecap, tahu dan
karena kadar proteinnya yang tinggi. Salah satu produk fermentasi berbahan
dasar kedelai adalah kecap dan tempe (Rahayu, A., 2005). Sedangkan contoh
lauk pauk berbahan dasar kedelai dengan kandungan gizi yang tinggi adalai
tahu. Dimana biji kedelai mengandung protein 35-40%, lemak 18-22% dan
Protein berasal kata “Protos” dari bahasa Yunani yang berarti “yang
paling utama” adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
sama lain dengan ikatan peptida. Protein merupakan suatu zat makanan yang
sangat penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam
tubuh serta sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah polimer dari
logam seperti besi dan tembaga.Protein merupakan salah satu unsur makro yang
terdapat pada bahan pangan selain lemak dan karbohidrat. Fungsi utama protein
130
dalam tubuh adalah sebagai zat pembentuk jaringan baru dan mempertahankan
jaringan yang sudah ada agar tidak mudah rusak (Winarno, 2007).
metode yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Kadar protein yang ditentukan
berdasarkan cara Kjeldahl disebut sebagai kadar protein kasar (crude protein)
karena terikut senyawa N bukan protein, misalnya urea, asam nukleat, ammonia,
nitrat, nitrit, asam amino, amida, purin dan pirimidin. Protein akan mengalami
memiliki muatan positif dan negatif yang sama pada saat inilah protein berubah
131
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
air, labu kjeldahl, erlenmeyer, gelas beker, pipet tetes, buret, mortar, pisau,
dan nampan.
b. Bahan-bahan Praktikum
Prosedur Kerja
Ditimbang 0,7-3,5 gram bahan yang telah ditumbuk, dimasukkan ke
dalam labu kjedahl
Dipanaskan dengan api kecil dan setelah asap hilang api dibesarkan,
pemanasan diakhiri setelah cairan menjadi jernih tak berwarna
132
Dibuat perlakuan blanko yaitu seperti perlakuan di atas tanpa sampel
133
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Tabel 11.1 Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Protein
Sampel Volume Volume Berat Kadar N Kadar
Titrasi Titrasi Sampel Total (%) Protein (%)
Blanko Sampel (mg)
(mL) (mL)
Kedelai 100 47,46 1204,3 0,61 % 3,49 %
Tahu 100 32,22 3093,6 0,307 % 1,92 %
Tempe 100 27,18 3064,5 0,33 % 2,08 %
Hasil Perhitungan
1. Kedelai
Diketahui:
B = 100 mL
S = 47,46
W =1204,3
N NaOH = 0,01 N
Ditanyakan:
(𝐵−𝑆)
Kadar N total (%) = 𝑊
x N x 14,008 x 100%
(100 −47,46)
= 1204,3
x 0,01 x 14,008 x 100%
52,54
= 1204,3 x 0,01 x 14,008 x 100%
= 0,61 %
= 0,61 % x 5,71
= 3,49 %
2. Tahu
134
Diketahui:
B = 100 mL
S = 32,22
W =3093,6
N NaOH = 0,01 N
Ditanyakan:
(𝐵−𝑆)
Kadar N total (%) = x N x 14,008 x 100%
𝑊
(100 −32,22)
= 3093,6
x 0,01 x 14,008 x 100%
67,78
= 3093,6 x 0,01 x 14,008 x 100%
= 0,307 %
= 0,307 % x 6,25
= 1,92 %
3. Tempe
Diketahui:
B = 100 mL
S = 27,18
W =3064,5
N NaOH = 0,01 N
Ditanyakan:
(𝐵−𝑆)
Kadar N total (%) = 𝑊
x N x 14,008 x 100%
(100 −27,18)
= 3064,5
x 0,01 x 14,008 x 100%
135
72,82
= 3064,5 x 0,01 x 14,008 x 100%
= 0,33 %
= 0,33 % x 6,25
= 2,08 %
136
PEMBAHASAN
Protein merupakan salah satu unsur makro yang terdapat pada bahan
pangan selain lemak dan karbohidrat. Protein merupakan sumber asam amino
protein juga mengandung fosfor, belerang dan ada beberapa jenis protein yang
pada struktur protein adalah adanya atom nitrogen (N). Dengan demikian salah
satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk mengukur kadar protein adalah
2010).
mengandung protein. Berbagai bahan makanan yang dibuat dari kedelai telah
dasarnya sama. Tempe adalah salah satu produk pangan di Indonesia yang
perhitungan kadar protein tempe adalah sebesar 2,08%. Kadar tersebut tidak
protein minimal pada tempe adalah 16%. Kadar protein tempe yang tinggi
fermentasi terjadi pembebasan asam amino hasil aktivitas enzim proteolitik pada
2010). Tahu adalah produk olahan kedelai yang digemari masyarakat sebab
137
memiliki harga yang cukup murah. Hasil pengamatan dan perhitungan kadar
protein yang dihasilkan pada sampel tahu adalah 1,92%. Kadar protein pada
penelitian ini tidak sesuai dengan SNI (01-3142-1998) bahwa standar protein
untuk tahu adalah minimal 9%. Sedangkan untuk kadar protein paling tinggi
merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam
dengan asam sulfat dan dikatalis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan
Hasil analisis kadar protein dapat dilihat pada histogram sebagai berikut:
3.00%
1.92% 2.08%
2.00%
1.00%
0.00%
Kedelai Tahu Tempe
tinggi pada sampel kedelai yaitu 3,49 %, ini menunjukkan kedelai yang belum
138
mendekati kandungan protein kedelai yang sudah ada. Dibandingkan dengan
beras, jagung, tepung, singkong, kacang hijau, daging, ikan segar dan telur
menyamai kadar protein susu skim kering. Kedelai dalam bentuk kering yang
Kadar protein pada olahan kedelai yaitu pada tempe sebesar 2,08 %
kemudian tahu 1,92%. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
tempe dibuat dengan fermentasi biji kedelai yang menggunakan beberapa tipe
menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh tubuh. Dan apabila sudah
melewati proses permentasi, biji kedelai tersebut akan menjadi padat dan
mempunyai nilai gizi lebih tinggi dibandingkan yang bukan produk fermentasi
(Cahyadi, 2007).
Kehilangan protein pada pembuatan tahu lebih besar dari pada pembuatan
protein.
mengalami ekstraksi dengan air, setelah itu diendapkan dengan larutan kalsium
139
sulfat. Bila diamati penurunan berat kedelai, pada pembuatan tahu terjadi
kehilangan berat pada pembuatan tempe yang hanya sekitar 51,7% berat kering,
yang lebih besar dibandingkan dengan kehilangan berat sekitar 44,1% berat
kering. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan tahu lebih banyak kedelai yang
2011).
sebaliknya protein kekurangan satu atau lebih asam amino essensial mempunyai
140
KESIMPULAN
1. Protein adalah zat makanan yang paling kompleks karena terdiri dari karbon,
3. Kadar protein yang paling tinggi yaitu pada sampel kedelai sebesar 3,49%
karena kedelai yang belum diolah mengandung protein yang paling tinggi
4. Kadar protein yang paling tinggi pada produk olahan kedelai adalah tempe
jumlah memadai.
141
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Anonim. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Analisa Pangan dan Hasil Pertanian I.
Arif, S,. 2010. Analisis Bahan Makanan Dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit
Liberty.
Arifin, Zainal. 2008. Beberapa Unsur Mineral esensial makro dalam sistem biologi
Azizah, Barokati, dan Nina Salamah. 2013. Standarisasi Parameter Non Spesifik
:21-30.
142
Budijanto, S., A. B. Sitanggang, B. E. Silalahi, dan W. Murdiati. 2010. Penentuan
Darmasih, S., Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Dina. 2013. Analisis kadar dan sifat fisiko kimia lemak dan minyak. Pt bhratara.
Jakarta
UNEJ.
Kanisius.
Handrian, Riky Gusti. 2013. Peningkatan Kadar Vitamin C Buah Tomat Dataran
Hawa. 2014. Keragaman Mutu Pati Beberapa Varietas Jagung. Jurnal Penelitian
143
Hidayanto, eko., Abdul Rofiq., Heri Sugianto. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter
Kaparang, R., S. D. Harikedua, dan I Ketut Suwetja. 2013. Penentuan Mutu Ikan
Februari 2013.
Universitas Indonesia.
Kusnadi, D. C., V. P. Bintoro, dan A. N. AlDBaarri. 2012. Daya Ikat Air, Kadar
Mahdiasanti, Ika Wuri. 2010. Mengukur Kadar Vitamin C Pada Buah Sirsak
Kesehatan AAKMAL.
Pustaka.
144
Maknum, 2012. Pelatihan Pembuatan Alat-alat Pratikum IPA Fisika Bagi Guru
14(1).43.36.
Meliani dan Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta: UIN
P IPA FITK-Press.
Nur. 2009. Suksesi Mikroba Dan Aspek Biokimiawi Fermentasi Mandai Dengan
Purwaningsih, sri, dkk. 2014. Komposisi Kimia Dan Asam Lemak Ikan Glodok
145
Puspitasari. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA SMA
Pendidikan.1(1).18-21.
Saloko, Satrijo., dkk. 2016. Buku Petunjuk Praktikum Analisis Pangan. Mataram:
Universitas Mataram.
Sari, dkk., 2015. Kualitas Serat Kasar, Lemak Kasar dan BETN Terhadap Lama
146
Sartika, dewi. Dkk. 2000. Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam
Vol 2 No 4: 56-74.
Sasmita, Djaka, 2009. Hand Out Teknik Laboratorium Kimia Fisika. Fakultas
SNI. 1995. Penentuan Kadar Abu dan Abu Tidak Larut Asam. SNI 01-3709-1995.
Stadelman, W.J., V.M. Olson, G.A. Shmwell, S. Pasch. 1988. Egg and Poultry
Starijo, kirna dan Susy Malawa I. 2015. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty.
Stomerang, Hariono, dkk. 2014. Kajian Awal Perhitungan film plastic (bahan
plastik kemasan) dan pati batang ubi kayu. Jurnal teknik kimia. Vol 5. No.
1: 115-121.
147
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 2003. Analisa Bahan Pangan dan
Kimia.
FMIPA
Tim Dosen, 2015. Buku Petunjuk Praktikum Analisis Pangan. Mataram : FATEPA
Press.
78
Wardani, Murdijati. 2009. Hortikultura Teknik Analisa Pasca Panen. Trans Media
Yogyakarta.
Pekanbaru.
148
Wikipedia. 2012. Ikan asin. https://id.wikipedia.org/wiki/ikan-asin. (Diakses pada
Zulkifli, Mochamad, dkk. 2014. Sabun dari distilat asam lemak minyak sawit
149