Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa kematian yang
terbanyak terjadi karena komplikasi saat kehamilan dan persalinan dari 42 hari
pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak
langsung terhadap kehamilan. WHO memperkirakan 585.000 perempuan
meninggal setiap hari karena komplikasi kehamilan dan proses kelahiran yang
tidak aman.(WHO 2014)
Negara-negara di kawasan WHO telah membuat kemajuan yang berarti
dalam mencapai Millenium Delopment Goals (MDGs) tapi ini tidak cukup untuk
mencapai target MDGs. Masih banyak yang harus dilakukan untuk
mempertahankan keuntungan sejauh sementara mengejar pasca-2015 Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan SDGs. SDGs yang ditetapkan oleh para pemimpin
dunia dalam mereka Deklarasi Milenium PBB yang langsung berhubungan
dengan kesehatan ini termasuk Menurunkan angka kematian anak, dan
meningkatkan kesehatan ibu. Tingkat kematian balita dinegara-negara bervariasi
diantara 14 dan 157 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu 53
dan 1.100 per 100.000 kelahiran hidup. SDGS menargetkan kematian ibu tahun
2030 kurang dari 70 / 100.000 kelahiran hidup, dengan empat negara mencapai
target mengurangi angka kematian ibu sebanyak tiga perempat. (Who.2015
MDGs to SDGs).
Masalah kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia. Angka kematian Ibu di Indonesia merupakan yang
tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450
per seratus ribu kelahiran hidup. Berdasarkan data yang dimiliki oleh WHO,
Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi untuk angka kematian ibu di
negara ASEAN. Peringkat pertama ditempati oleh Laos dengan 470 kematian
ibu per 100.000 kelahiran, sementara angka kematian paling kecil dimilikioleh
Singapura dengan 3 kematian per 100.000 kelahiran (Sulaiman, 2014).

1
Menurut menteri kesehatan indonesia angka kematian bayi pada tahun
2002-2003 yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2007 angka
kematian bayi 248/100.000 kelahiran hidup. WHO memperkirakan terdapat 216
kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan tahun 2015. Jumlah total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000
kematian di seluruh dunia. Measles Mumps Rubella (MMR) di negara
berkembang mencapai 239/100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih tinggi
dibandingkan negara maju. Negara berkembang menyumbang sekitar 90 % atau
302.000 dari seluruh total kematian ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun
2015. Indonesia termasuk salah satu negara berkembang sebagai penyumbang
tertinggi angka kematian ibu di dunia. WHO memperkirakan di Indonesia terdapat
sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah total
kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini sudah terjadi penurunan
dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan jumlah kematian ibu di kota palembang pada tahun
2015 berdasarkan laporan sebanyak 13 orang dari 29.091 kelahiran hidup (Profil
Pelayanan Kesehatan Dasar, 2016).
Jumlah angka kematian ibu di kota Palembang berdasarkan Profil Kesehatan
Sumatera Selatan tahun 2013 sebanyak 13 orang dari 29.911 Kelahiran Hidup.
Sementara pada tahun 2014, jumlah AKI mengalami penurunan sebanyak 12
orang dari 29.235 Kelahiran Hidup. Sedangkan jumlah Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2014 sebanyak 52 kematin bayi dari 29.235 Kelahiran Hidup. (Profil
Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2015).
Jumlah angka kematian ibu di provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014
banyak 155 per 100.000 Kelahiran Hidup. Data terebut mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan tahun 2013, yaitu 146 per 100.000 Kelahiran Hidup
(KH). Jumlah kematian ibu yang masih tinggi karena deteksi dini faktor resiko
oleh tenaga kesehatan kurang cermat, penanganan persalinan yang kurang
adekuat/tidak sesuai prosedur serta sistem rujukan tidak sesuai dengan prosedur
jijaring manual rujukan (Profil Dinas Kesehatan Sumatera Selatan,2015).Data ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskemas 23 Ilir sebaknyak 337

2
ibu hamil dari bulan Januari sampai November 2017. (Data KIA Puskesmas 23
Ilir Palembang, 2017).
Sekitar 50 - 60% kehamilan disertai mual muntah dari 360 wanita hamil, 2%
diantaranya mengalami mual dan muntah di pagi hari dan sekitar 80% mual dan
muntah sepanjang hari kondisi ini biasanya bertahan mencapai puncak pada usia
kehamilan 9 minggu, Namun demikian sekitar 18% kasus mual dan muntah akan
berlanjut sampai kelahiran ( Fauziah, 2012).
Di tinjau dari segi kebidanan, ini merupakan masalah yang harus di tangani.
Hal ini juga merupakan tanggung jawab bidan sebagai penolong persalinan. Oleh
karena itu diharapkan agar bidan dapat menjalin komunikasi dan berbaur dengan
masyarakat untuk berbagi ilmu pengetahuan atau saling bertukar-pendapat, hal ini
juga mempermudah bidan dalam memberikan asuhan berupa konsultasi.
Berdasarkan data dan penjelasan yang tercantum di atas penulis ingin
membahas tentang “Asuhan Kebidanan pada Ny “N” Umur 25 Tahun G1P0A0
Hamil 10 Minggu 5 Hari dengan Emisis Gravidarum di Puskesmas 23 Ilir
Palembang Tahun 2017”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah dari kasus
diatas yaitu Bagaimana Pemberian “Asuhan Kebidanan pada Ny “N” Umur 25
Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5 Hari dengan Emisis Gravidarum di
Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2017”?

1.3 Tujuan Laporan Studi Kasus


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan “Asuhan Kebidanan pada Ny “N” Umur 25 Tahun
G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5 Hari dengan Emisis Gravidarum di
Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2017”

3
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian data subjektif dan objektif
dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny “N” Umur 25 Tahun
G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5 Hari dengan Emisis Gravidarum di
Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2017.
b) Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah, menegakkan diagnosa dan
menentukan kebutuhan dari Asuhan Kebidanan pada Ny “N” Umur 25
Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5 Hari dengan Emisis Gravidarum di
Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2017.
c) Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah atau diagnosa potensial yang
mungkin terjadi dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny “N”
Umur 25 Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5 Hari dengan Emisis
Gravidarum di Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2017.
d) Mahasiswa dapat merencanakan dan melaksanakan tindakan Asuhan
Kebidanan pada Ny “N” Umur 25 Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5
Hari dengan Emisis Gravidarum di Puskesmas 23 Ilir Palembang
Tahun 2017. Mahasiswa dapat mengevaluasi perencanaan dan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dalam Asuhan Kebidanan
pada Ny “N” Umur 25 Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5 Hari
dengan Emisis Gravidarum di Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun
2017.
e) Mengevaluasi hasil dari Asuhan Kebidanan pada Ny “N” Umur 25
Tahun G1P0A0 Hamil 10 Minggu 5 Hari dengan Emisis Gravidarum di
Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2017.

1.4 Manfaat Laporan Studi Kasus


a. Untuk Institusi Pendidikan Terkait
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pembuatan
laporan study kasus lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan Emisis
Gravidarum.

4
b. Untuk institusi Puskesmas 23 Ilir
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan kerangaka acuan agar lebih
meningkatkan pelayanan terutama pengawasan terhadap status gizi ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang.

c. Untuk Mahasiswa
Bagi peneliti laporan ini menjadi pengalaman berharga dalam memperluas
wawasan dan pengetahuan tentang resiko hamil dengan Emisis
Gravidarum.

Anda mungkin juga menyukai