Anda di halaman 1dari 29

55

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Peneltian


4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Tanjungpinang yang merupakan ibu kota Propinsi Kepulauan Riau ditetapkan

berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2001 terletak di Pulau Bintan. Pada

mulanya, Tanjungpinang merupakan kota administratif, sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 1983 tanggal 18 Oktober 1983 yang secara administratif

membawahi Kecamatan Tanjungpinang Timur dan Kecamatan Tanjungpinang Barat,

dan kemudian pada tahun 2001 sesuai dengan SK Mendagri Nomor 5 Tahun 2001

tanggal 21 Juni 2001, maka secara administratif Kota Tanjungpinang dibagi menjadi 4

kecamatan dan 18 kelurahan.


Kedekatannya secara geografis dengan Pulau Batam sebagai pusat pertumbuhan di

Kepulauan Riau dan Kota Singapura sebagai pusat perdagangan dunia menjadikan

Kota Tanjungpinang berada pada posisi yang strategis.


Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kota Tanjungpinang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Tanjungpinang Nomor 46 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Kota Tanjungpinang yang dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota

Tanjungpinang Nomor 46 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Organisasi Dan Tata Kera Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, sebagai berikut:

55
56

ALTERNATIF STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA DINAS
(Drs. HUZAIFA DADANG AG, M.Si)
NIP. 19620512 199203 1 007 SEKRETARIS

(Drs. MUHAMMAD YASIR)


KELOMPOK
JABATAN NIP.19630111 198803 1 015
SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN KEUANGAN
FUNGSIONAL EVALUASI DAN PELAPORAN KEPEGAWAIAN (SYARIFAH DEWI FITRIANI,
(SOFIAH MARDIANSYAH, ST) SE. M.Si)
(YULVI, SE)
NIP. 19800810 200902 2 006 NIP. 19770921 200502 2 008
NIP. 19740723 200502 2 005

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PEMBINAAN PAUD DAN PEMBINAAN SD PEMBINAAN SMP PEMBINAAN KETENAGAAN
PEND. NONFORMAL (HUSNARY, M.Pd) (Drs.THAMRIN DAHLAN, (Drs. SOEMANTRI)
(SRI SUMARLINI, M.Pd)
NIP.19641131 198606 1 002 M.Si) NIP. 19651122 199303 1 008
NIP. 19610902 198008 2 001
NIP. 19660610 199702 1 003

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


KURIKULUM DAN KURIKULUM DAN KURIKULUM DAN PTK PAUD DAN PEND.
PENILAIAN PAUD PNF PENILAIAN SD PENILAIAN SMP NONFORMAL
(SITI HAJAR, S.Sos) (MASRI, S.Pd) (Dra. TATAT HADIYAT)
(ZULVIANINGSIH Z, S.Pd)
NIP. 199601214 198303 2 009 NIP. 19671218 198807 1 001 NIP. 19641107 199103 2 003

NIP. 19720320 199903 2 003


SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
KELEMBAGAAN DAN KELEMBAGAAN DAN KELEMBAGAAN DAN PTK SD
SARPRAS PAUD PNF SARPRAS SD SARPRAS SMP (Dra. ELLYSA
(RIA NURMALIA, SE) (MAHZUMI,S.Sos) (NURROHMAN, SS. PURNAMAWATY, M.Pd)
NIP. 19810126 200801 2 013 NIP. 19640718 198908 1 002 M.Ec.Dev) NIP. 19680511 199203 2 008
NIP. 19690226 200604 1 010

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PESERTA DIDIK DAN PESERTA DIDIK DAN PESERTA DIDIK DAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
KARAKTER KARAKTER SMP PTK SMP
KARAKTER SD
PAUD PNF (FITRIATI, S.Pd, M.Si)
(NURHAYATI, S.Sos, M.Si) (IMAM SUDARYANTO, SP) NIP. 19710921 199103 2 004
NIP. 19750320 200604 1 007 (Dra. ELYSA HAFRIDA)
NIP. 19671111 199103 2 011

NIP. 19650924 199103 2


008
SATUAN UPT DINAS *
PENDIDIKAN Catatan
* Sesuai kebutuhan
57

4.1.2 Analisis Data


1. Analisis Deskriptif

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur F %
>58 tahun 0 0
42-58 tahun 54 60,7
<42 tahun 35 39,3
Jumlah 89 100
Sumber : SPSS For Windows 16

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar umur responden

adalah 42-58 tahun (60,7%).


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja F %
>9 tahun 14 15,7
1-9 tahun 71 79,8
<1 tahun 4 4,5
Jumlah 89 100
Sumber : SPSS For Windows 16

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar masa kerja

responden adalah 1-9 tahun (79,8%).


Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Pelatihan Kerja
Variabel X 1 (Pelatihan Kerja)
SS S TS STS RATA-
NO 4 3 2 1 TOTAL BOBOT RATA
% % % %
27 31 10 21 89 236 2,68
1
30,4% 34,9% 11,3% 23,4% 100%
24 52 13 0 89 273 3,10
2
27% 58,4% 14,6% 0 100%
31 23 10 25 89 236 2,68
3
34,9% 25,8% 11,3% 28% 100%
33 25 10 21 89 244 2,77
4
37,2 28 11,3% 23,4% 100%
58

5 24 50 15 0 89 274 3,11
27% 56,2% 16,8% 0 100%
6 18 35 8 28 89 215 2,44
20,2% 39,3% 9% 31,5% 100%
7 24 52 12 1 89 278 3,16
27% 58,4% 13,5% 1,1% 100%
8 32 34 12 11 89 240 2,73
36% 38,2% 13,5% 12,3% 100%
9 24 25 24 16 89 237 2,69
27% 28% 27% 18% 100%
10 17 29 15 28 89 228 2,59
19,1% 32,6% 16,8% 31,5% 100%
Jumlah 2.478
Rata-Rata 28
Sumber : Hasil pengolahan Data (2018)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :


a. Pada item pertanyaan pertama sebanyak 27 responden atau sebesar 30,4%

menjawab sangat setuju, 31 responden atau sebesar 34,9% menjawab setuju,

10 responden atau sebesar 11,3% menjawab tidak setuju dan 21 responden

atau sebesar 23,4% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa pegawai perlu dibekali pelatihan kerja.


b. Pada item pertanyaan kedua sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 52 responden atau sebesar 58,4% menjawab setuju,

13 responden atau sebesar 14,6% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa pelatihan kerja dapat meningkatkan partisispasi volume pekerjaan

untuk mencapai target.


c. Pada item pertanyaan ketiga sebanyak 31 responden atau sebesar 34,9%

menjawab sangat setuju, 23 responden atau sebesar 25,8% menjawab setuju,

10 responden atau sebesar 11,3% menjawab tidak setuju dan 25 responden


59

atau sebesar 28% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa pelatihan kerja meningkatkan kemampuan untuk melihat

masalah dari berbagai arah.


d. Pada item pertanyaan keempat sebanyak 33 responden atau sebesar 37,2%

menjawab sangat setuju, 25 responden atau sebesar 28% menjawab setuju,

10 responden atau sebesar 11,3% menjawab tidak setuju dan 21 responden

atau sebesar 23,4% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa tingkat kesesuaian materi pelatihan sesuai dengan keutuhan

pegawai.
e. Pada item pertanyaan kelima sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 50 responden atau sebesar 56,2% menjawab setuju,

15 responden atau sebesar 16,8% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa tingkat ketepatan metode pelatihan yang digunakan sesuai dengan

penyampaian materi.
f. Pada item pertanyaan keenam sebanyak 18 responden atau sebesar 20,2%

menjawab sangat setuju, 35 responden atau sebesar 39,3% menjawab setuju,

8 responden atau sebesar 9% menjawab tidak setuju dan 28 responden atau

sebesar 31,5% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa pelatihan kerja yang diberikan sesuai dengan pekerjaan.


g. Pada item pertanyaan ketujuh sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 52 responden atau sebesar 58,4% menjawab setuju,

12 responden atau sebesar 13,5% menjawab tidak setuju dan 1 responden

atau sebesar 1,1% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju
60

bahwa instruktur program pelatihan benar-benar menguasai materi secara

teori maupun pelaksanaan di lapangan.


h. Pada item pertanyaan kedelapan sebanyak 32 responden atau sebesar 36%

menjawab sangat setuju, 34 responden atau sebesar 38,2% menjawab setuju,

12 responden atau sebesar 13,5% menjawab tidak setuju dan 11 responden

atau sebesar 12,3% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa program pelatihan sebaknya dilaksanakan berkesinambungan.


i. Pada item pertanyaan kesembilan sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 25 responden atau sebesar 28% menjawab setuju,

24 responden atau sebesar 27% menjawab tidak setuju dan 16 responden

atau sebesar 18% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa setelah mengikuti pelatihan kerja evaluasi yang diberoleh dapat

meningkatkan pengetahuan.
j. Pada item pertanyaan kesepuluh sebanyak 17 responden atau sebesar

19,1% menjawab sangat setuju, 29 responden atau sebesar 32,6% menjawab

setuju, 15 responden atau sebesar 16,8% menjawab tidak setuju dan 28

responden atau sebesar 31,5% menjawab sangat tidak setuju. Artinya

responden setuju bahwa setelah mengikuti pelatihan kerja dapat

menyelesakan pekerjaan dengan cepat dan tepat sesuai dengan ketentuan.


Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Masa Kerja
Variabel X 1 (Masa Kerja)
SS S TS STS RATA-
NO 4 3 2 1 TOTAL BOBOT RATA
% % % %
24 50 15 0 89 276 3,10
1
27% 56,2% 16,8% 0% 100%
61

44 40 5 0 89 306 3,44
2
49,4% 45% 5,6% 0 100%
27 30 10 22 89 242 2,72
3
30,3% 33,7% 11,3% 24,7% 100%
29 43 17 0 89 280 3,15
4
32,6% 48,3% 19,1% 0% 100%
5 27 31 10 21 89 242 2,72
30,3% 34,8% 11,3% 23,6% 100%
6 48 30 11 0 89 304 3,42
54% 33,7% 12,3% 0% 100%
7 24 52 12 1 89 278 3,12
27% 58,4% 13,5% 1,1% 100%
8 27 29 12 21 89 242 2,72
30,3% 32,6% 13,5% 23,6% 100%
9 24 28 21 16 89 238 2,67
27% 31,4% 23,6% 18% 100%
10 27 30 12 20 89 242 2,72
30,3% 33,7% 13,5% 22,5% 100%
Jumlah 2.372
Rata-Rata 27
Sumber : Hasil pengolahan Data (2018)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :


a. Pada item pertanyaan pertama sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 50 responden atau sebesar 56,2% menjawab setuju,

15 responden atau sebesar 16,8% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa semakin lama bekerja akan meningkatkan pengalaman kerja.


b. Pada item pertanyaan kedua sebanyak 44 responden atau sebesar 49,4%

menjawab sangat setuju, 40 responden atau sebesar 45% menjawab setuju, 5

responden atau sebesar 5,6% menjawab tidak setuju dan 0 responden atau

sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat setuju

bahwa pekerjaan sangat membutuhkan pengalaman kerja.


62

c. Pada item pertanyaan ketiga sebanyak 27 responden atau sebesar 30,3%

menjawab sangat setuju, 30 responden atau sebesar 33,7% menjawab setuju,

10 responden atau sebesar 11,3% menjawab tidak setuju dan 22 responden

atau sebesar 24,7% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa pengalaman kerja membantu menyelesaikan tugas-tugas secara

efektif dan efisien.


d. Pada item pertanyaan keempat sebanyak 29 responden atau sebesar 32,6%

menjawab sangat setuju, 43 responden atau sebesar 48,6% menjawab setuju,

17 responden atau sebesar 19,1% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.


e. Pada item pertanyaan kelima sebanyak 27 responden atau sebesar 30,3%

menjawab sangat setuju, 31 responden atau sebesar 34,8% menjawab setuju,

10 responden atau sebesar 11,3% menjawab tidak setuju dan 21 responden

atau sebesar 23,6% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa bekerja sesuai dengan jabatan yang diberikan.


f. Pada item pertanyaan keenam sebanyak 48 responden atau sebesar 54%

menjawab sangat setuju, 30 responden atau sebesar 33,7% menjawab setuju,

11 responden atau sebesar 12,7% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa melaksanakan jabatan dengan sebaik-baiknya.


g. Pada item pertanyaan ketujuh sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 52 responden atau sebesar 58,4% menjawab setuju,

12 responden atau sebesar 13,5% menjawab tidak setuju dan 1 responden


63

atau sebesar 1,1% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa mampu memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan bidang

pekerjaan secara tepat.


h. Pada item pertanyaan kedelapan sebanyak 27 responden atau sebesar 30,3%

menjawab sangat setuju, 29 responden atau sebesar 32,6% menjawab setuju,

12 responden atau sebesar 13,5% menjawab tidak setuju dan 21 responden

atau sebesar 23,6% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa dengan keterampilan yang dimiliki maka inisiatif dalam bekerja.


i. Pada item pertanyaan kesembilan sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 28 responden atau sebesar 31,4% menjawab setuju,

21 responden atau sebesar 23,6% menjawab tidak setuju dan 16 responden

atau sebesar 18% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa menguasai peralatan kerja yang disediakan oleh dinas.


j. Pada item pertanyaan kesepuluh sebanyak 27 responden atau sebesar 30,3%

menjawab sangat setuju, 30 responden atau sebesar 33,7% menjawab setuju,

12 responden atau sebesar 13,5% menjawab tidak setuju dan 20 responden

atau sebesar 22,5% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa bekerja tanpa menunggu perintah terlebih dahulu adalah suatu

tindakan untuk menciptakan peluang baru.


Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Produktivitas
Kerja
Variabel X 1 (Produktivitas Kerja)
SS S TS STS RATA-
NO 4 3 2 1 TOTAL BOBOT RATA
% % % %
32 21 10 26 89 241 2,71
1
36% 23,6% 11,3% 29,2% 100%
64

33 25 9 22 89 248 2,79
2
37,1% 28,1% 10,1% 24,7% 100%
24 51 14 0 89 277 3,11
3
27% 57,3% 15,7% 0% 100%
32 23 10 24 89 241 2,71
4
36% 25,8% 11,3% 27% 100%
5 24 52 13 0 89 278 3,12
27% 58,4% 14,6% 0% 100%
6 24 52 13 0 89 278 3,12
27% 58,4% 14,6% 0% 100%
7 33 25 9 22 89 248 2,79
37,1% 28,1% 10,1% 24,7 100%
8 30 22 21 16 89 244 2,74
33,7% 24,7% 23,6% 18% 100%
9 21 36 12 20 89 236 2,65
23,6% 40,4% 13,5% 22,5% 100%
10 27 30 12 20 89 242 2,72
30,3% 33,7% 13,5% 22,5% 100%
Jumlah 2.553
Rata-Rata 28
Sumber : Hasil pengolahan Data (2018)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :


a. Pada item pertanyaan pertama sebanyak 32 responden atau sebesar 36%

menjawab sangat setuju, 21 responden atau sebesar 23,6% menjawab setuju,

10 responden atau sebesar 11,3% menjawab tidak setuju dan 26 responden

atau sebesar 29,2% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa dapat menentukan urutan prioritas pekerjaan, walaupun

mengerjakan tugas yang banyak.


b. Pada item pertanyaan kedua sebanyak 33 responden atau sebesar 37,1%

menjawab sangat setuju, 25 responden atau sebesar 28,1% menjawab setuju,

9 responden atau sebesar 10,1% menjawab tidak setuju dan 22 responden


65

atau sebesar 24,7% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai teknis.


c. Pada item pertanyaan ketiga sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 51 responden atau sebesar 57,3% menjawab setuju,

14 responden atau sebesar 15,7% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa mampu menggunakan logika dengan baik.


d. Pada item pertanyaan keempat sebanyak 32 responden atau sebesar 36%

menjawab sangat setuju, 23 responden atau sebesar 25,8% menjawab setuju,

10 responden atau sebesar 11,3% menjawab tidak setuju dan 24 responden

atau sebesar 27% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa mampu mengorganisasikan pekerjaan.


e. Pada item pertanyaan kelima sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 52 responden atau sebesar 58,4% menjawab setuju,

13 responden atau sebesar 14,6% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa selama bekerja hasiil pekerjaan baik bila dibandingkan dengan waktu

lalu.
f. Pada item pertanyaan keenam sebanyak 24 responden atau sebesar 27%

menjawab sangat setuju, 52 responden atau sebesar 58,4% menjawab setuju,

13 responden atau sebesar 14,6% menjawab tidak setuju dan 0 responden

atau sebesar 0% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa selama bekerja berusaha bekerja lebih baik dari rekan kerja.
66

g. Pada item pertanyaan ketujuh sebanyak 33 responden atau sebesar 37,1%

menjawab sangat setuju, 25 responden atau sebesar 28,1% menjawab setuju,

9 responden atau sebesar 10,1% menjawab tidak setuju dan 22 responden

atau sebesar 24,7% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa pencapaian volume kerja sesuai harapan


h. Pada item pertanyaan kedelapan sebanyak 30 responden atau sebesar 33,7%

menjawab sangat setuju, 22 responden atau sebesar 24,7% menjawab setuju,

21 responden atau sebesar 23,6% menjawab tidak setuju dan 16 responden

atau sebesar 18% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden sangat

setuju bahwa dalamm menjalankan pekerjaan melebihi batas waktu.


i. Pada item pertanyaan kesembilan sebanyak 21 responden atau sebesar

23,6% menjawab sangat setuju, 36 responden atau sebesar 40,4% menjawab

setuju, 12 responden atau sebesar 13,5% menjawab tidak setuju dan 20

responden atau sebesar 22,5% menjawab sangat tidak setuju. Artinya

responden setuju bahwa seluruh tugas yang didapat dikerjakan dan ahsilnya

sesuai waktu yang direncanakan.


j. Pada item pertanyaan kesepuluh sebanyak 27 responden atau sebesar 30,3%

menjawab sangat setuju, 30 responden atau sebesar 33,7% menjawab setuju,

12 responden atau sebesar 13,5% menjawab tidak setuju dan 20 responden

atau sebesar 22,5% menjawab sangat tidak setuju. Artinya responden setuju

bahwa melaksanakan perkerjaan dengan segera walaupun tidak diituntut

diselesaikan secepatnya.
2. Uji t atau Uji Parsial
Tabel 4.6
Hasil Uji Parsial
67

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.921 .933 -3.130 .002
PELATIHANK
.611 .095 .571 6.434 .000
ERJA
MASAKERJA .539 .116 .412 4.646 .000
Sumber : SPSS For Windows 16

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel pelatihan kerja secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja dengan

tingkat signifikansi = 0,05 adalah 6,434>1,663, begitu juga dengan

variabel masa kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja dengan tingkat signifikansi = 0,05 adalah

4,646>1,663

3. Uji f atau uji simultan


Tabel 4.7
Hasil Uji Simultan
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 5298.640 2 2649.320 798.121 .000a
Residual 285.472 86 3.319
Total 5584.112 88
a. Predictors: (Constant), MASAKERJA,
PELATIHANKERJA
b. Dependent Variable: PRODUKTIVITASKERJA
Sumber : SPSS For Windows 16
68

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel pelatihan kerja dan masa

kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

dengan tingkat signifikansi = 0,05 adalah 738,121>3,10.

1. Koofisien Deteminan (R2)

Tabel 4.8
Hasil Uji Determinan
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .974 .949 .948 1.822
a. Predictors: (Constant), MASAKERJA,
PELATIHANKERJA
b. Dependent Variable: PRODUKTIVITASKERJA
Sumber : SPSS For Windows 16

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara besarnya angka koofisien

determinasi (R Square) 0,949 sama dengan 94,2%, artinya pelatihan kerja

dan masa kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja sebesar 94,2%

dan sisanya (100%-94,2% = 5,8%) dipengaruhi oleh variable lain.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar pelatihan kerja

responden adalah kategori sedang X=28 artinya X diantara 20,55-35,45 dan


69

pelatihan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas

kerja dengan tingkat signifikansi = 0,05 adalah 6,434>1,663.


Dari pelatihan kerja (X1) dengan produktivitas kerja (Y) dengan tingkat

signifikansi 0,000<0,05 berarti terdapat korelasi yang signifikan. Pelatihan

kerja menurut Yuniarsih dan Suwatno (2008) merupakan penciptaan suatu

lingkungan di mana para karyawan dapat memperoleh atau mempelajari sikap,

kemampuan, keahlian, pengetahuandan perilaku yang spesifik yang berkaitan

dengan pekerjaan. Menurut Veithzal dan Sagala (2009) pelatihan adalah proses

yang secara sistematis mengubah perilaku karyawan untuk mencapai tujuan

organisasi. Dari hasil penelitian terlihat bahwa untuk indikator peserta,

responden mengatakan pelatihan kerja yang diberikan masih ada yang tidak

sesuai dengan pekerjaannya dengan rata-rata terendah dari semua pertanyaan

yaitu 2,44.
Pelatihan membantu pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis

dan penerapannya dalam dunia kerja pada perusahaan demi meningkatkan

produktivitas kerja dalam mencapai tujuan yang diinginkan suatu organisasi

perusahaan. Pelatihan juga merupakan motivasi bagi karyawan untuk bekerja

lebih baik dan terarah.


Hal ini sesuai dengan penelitian Safitri Indriyani (2015) menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan pelatihan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan pada PT. Paradise Island Furniture. Hal ini dibuktikan dengan

koefisien beta (β) sebesar 0,303 (p<0.05; p=0,000) dan kontribusi pengaruh

pelatihan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Paradise Island
70

Furniture sebesar (ΔR2) 0,070; (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan

disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Paradise Island

Furniture.
Faktor pertama yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah pelatihan

kerja. Menurut Sudarmanto (2009), “pelatihan merupakan usaha yang

direncanakan oleh perusahaan untuk memfasilitasi pembelajaran kompetensi

karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan”. Hasibuan (2006) mengatakan

bahwa pelatihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan

berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.

Pelatihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

sekarang.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,

teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan meningkatkan

keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan. Pelatihan bertujuan untuk

meningkatkan ketrampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan.


Hal ini juga terlihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar produktivitas

kerja responden adalah kategori sedang 56 orang (62,9%). Keberhasilan

pelatihan dalam suatu organisasi ditentukan dengan pengetahuan, kemampuan

berpikir, sikap dan kecakapan karyawan. Pengetahuan merupakan hasil proses

dari usaha manusia, sehingga dengan adanya pengetahuan yang cukup akan

membantu pekerjaan yang dilakukan cepat selesai dan dengan hasil yang baik.

Kemampuan berpikir juga menentukan keberhasilan pelatihan. Seorang


71

karyawan yang berpikir untuk menemukan pemahaman dengan pekerjaan yang

dilakukan maka pekerjaan akan menghasilkan hasil yang maksimal dan baik.

Sikap juga menentukan keberhasilan pelatihan. Sikap yang baik dalam

menghadapi suatu masalah akan sangat membantu dalam kelancaran pekerjaan

yang dilakukan. Faktor terakhir adalah kecakapan. Kecakapan yang dimiliki

seorang karyawan dalam melaksankan tugasnya akan berpengaruh pada hasil

yang didapatnya nanti, sehingga produktivitas kerja dapat dicapai dengan

maksimal.
Pelatihan yang baik membawa manfaat seperti meningkatkan pengetahuan

para karyawan atas budaya dan para pesaing luar, membantu para karyawan

yang mempunyai keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru, membantu

para karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim

untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas, memastikan bahwa

budaya perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran,

menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para karyawan

untuk memberikan kontribusi bagi perusahaan pada saat pekerjaan dan

kepentingan mereka berubah atau pada saat keahlian mereka menjadi absolut,

mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih

efektif satu sama lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan para wanita

(Noe et al, 2008: 266).


Suatu pelatihan berupaya menyiapkan para karyawan untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan yang pada saat itu dihadapi. Pelatihan cenderung lebih

ditekankan pada masalah-masalah teknis operasional. Dari pelaksanaan


72

pelatihan tersebut diharapkan menghasilkan output yang berkualitas yang dapat

meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa program pelatihan kerja dapat memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga pegawai menjadi

produktif dan dapat memberikan kontribusi dan manfaat sebesar-besarnya bagi

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang.


4.2.2 Pengaruh Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar masa kerja

responden adalah kategori sedang sedang X=27 artinya X diantara 20,91-33,09

Dari hasil penelitan juga dilihat bahwa variabel masa kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja dengan tingkat signifikansi

= 0,05 adalah 34,646>1,663.


Dari hasil penelitian terlihat bahwa dari indikator masa kerja, keterampilan

dan kemampuan teknik , responden mengatakan masih ada yang tidak dapat

menguasai peralatan kerja yang diberikan dengan rata-rata terendah dari semua

pertanyaan yaitu 2,4467. Siagian (2008) menyatakan bahwa masa kerja

menunjukan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan

atau jabatan. Kreitner dan Kinicki (2009) menyatakan bahwa masa kerja yang

lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah dalam

suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi

dengan lingkungan yang cukup lama sehingga seorang pekerja akan merasa

nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya

kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua.
73

Pegawai dengan masa kerja yang lama telah melewati proses tahapan karir

(career stage) yang panjang pula. Tahapan karir atau career stage Menurut

Super dan Bachrarh yang dikutip oleh Mulya (2009) merupakan pola karir atau

proses yang telah dilewati seseorang selama ia kerja. Dalam proses kerja

seorang tentunya telah melewati serangkaian tahap tertentu, baik yang

menyenangkan ataupun tidak. Semakin banyak tahapan yang telah mereka

lewati akan semakin membantu pegawai dalam merencanakan karirnya dan

memecahkan masalah yang mungkin terjadi dalam perjalanan karirnya


Hal ini sesuai dengan penelitian Kodet Kusworo Hadi (2010) menyatakan

bahwa dengan r 0,72 dan t hitung sebesar 4,402 lebih besar dari t tabel 2,093

maka dinyatakan ada pengaruh masa kerja karyawan terhadap produktivitas

kerja karyawan. Pengaruh masa kerja terhadap produktivitas kerja pegawai.

Peningkatan produktivitas didalam instansi dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain adalah masa kerja. Produktivitas bukan merupakan perhitungan

kuantitas tetapi merupakan pengukuran dari suatu tingkat efisiensi antara input

dan output. Instansi dalam kegiatannya tentu tidak lepas dari usaha untuk

memperoleh keuntungan yang optimal atas dasar pengorbanan yang minimal.

Untuk mecapai tujuan instansi tersebut, maka setiap perusahaan akan berusaha

untuk memperoleh sumber daya manusia yang potensial dan tentunya yang

berpengalaman. Ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang yang diterapkan

dalam bekerja, dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat bagi dirinya

sendiri. Pengalaman tersebut dimiliki seseorang karena adanya keinginan untuk


74

terus belajar dan berkembang untuk mempelajari hal-hal yang baru sehingga

dapat meningkatkan potensi yang dimiliki dalam bekerja

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengambil responden 89 responden dan beroientasi pada

pelatihan kerja dan masa kerja. Belum lagi keterlibatan kuantitas data dan

banyaknya relasi variabel yang cukup kompleks, sedangkan masih banyak data

yang belum ter-cover. penelitian ini dibatasi hanya pelatihan kerja dan masa

kerja, sehingga masih dibutuhkan prediktor-prediktor lain untuk menjelaskan

produktivitas kerja

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
75

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut.


1. Terdapat pengaruh pelatihan kerja terhadap produktivitas kerja. Sebagian

besar pelatihan kerja responden adalah kategori sedang X= 28 artinya X

diantara 20,55-35,45 dan pelatihan kerja secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap produktivitas kerja dengan tingkat signifikansi = 0,05

adalah 6,434>1,663.
2. Terdapat pengaruh masa kerja terhadap produktivitas kerja. sebagian besar

masa kerja responden adalah kategori sedang sedang X=27 artinya X

diantara 20,91-33,09 Dari hasil penelitan juga dilihat bahwa variabel masa

kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

dengan tingkat signifikansi = 0,05 adalah 4,646>1,663

3. Terdapat pengaruh pelatihan kerja dan masa kerja secara simultan terhadap

produktivitas kerja dengan tingkat signifikansi = 0,05 adalah 738,121>3,10

4. Terdapat pengaruh antara pelatihan kerja dan masa kerja terhadap

produktivitas kerja sebesar 94,2% dan sisanya (100%-94,2% = 5,8%)

dipengaruhi oleh variabel lain

5.2 Saran 76
Dari hasil penelitan didapatkan bahwa :
1. Indikator pelatihan kerja, masih ada pelatihan kerja yang diberikan masih

ada yang tidak sesuai dengan pekerjaannya dengan rata-rata terendah dari

semua jawaban pertanyaan, untuk itu dalam memberikan pelayanan yang


76

baik dan berkualitas, baik dari segi pendidikan dan sumberdaya manusia

yang baik, maka harus mencapai produktivitas yang tinggi melalui

peningkatan keterampilan dan wawasan para pegawai melalui pelatihan

yang sesuai dengan pekerjaan pegawai agar kinerja pegawai sesuai dengan

pekerjaannya
2. Dari indikator masa kerja, masih ada yang tidak dapat menguasai peralatan

kerja yang diberikan dengan rata-rata terendah. Keterampilan dan

kemampuan merupakan salah satu unsur dalam kematangan berkaitan

dengan pengetahuan sehingga untuk mencapai produktivitas kerja perlu

peningkatan keterampilan sehingga perlu diberikan pembekalan sesuai

dengan keterampilan dan kemapuan teknik.


3. Dari indikator produktivitas kerja, masih ada pekerjaan responden pekerjaan

yang dikerjakan hasilnya masih ada yang tidak sesuai dengan waktu yang

telah direncanakan, volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja

baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya dan ada

keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan individu agar tidak

terjadi hambatan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Ambar T Sulistiyani & Rosidah. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia:


Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Azwar S .(2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Liberty. Yogyakarta

B. Siswanto Sastrohadiwiryo, DR. (2009), Manajemen Tenaga Kerja


Indonesia, edisi 2, PT. Bumi Aksara, Jakarta
77

Cut Nizma. (2013). Pengaruh Pelatihan Dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap


Prestasi Kerja Perawat Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah
Sakitumum Daerah Langsa. Skripsi.

Fernando Stefanus Lodjo. (2013) Pengaruh Pelatihan, Pemberdayaan Dan


Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja. Skripsi.

Idrus, Muhammad. (2009).Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta :


Erlangga.

Ignasia Sely Soaputty (2010). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja Dan
Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan. Skripsi
Ihsan Fuad. (2007). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. PT RINEKA CIPTA.
Jakarta
Kodet Kusworo Hadi. (2010). Pengaruh Masa Kerja Dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Tetap Bagian
Pembatikan. Skripsi
Kreitner, R. and Kinicki, A. (2009). Organizational Behavior. Fifth
Edition.McGraw Hill. New York
Kuncoro Johanes Hanto. (2010). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja
Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja. Skripsi
Mathis Robert L. dan Jackson John H. (2006), Human Resource Management,
alih bahasa. Salemba Empat. Jakarta
Malayu S.P Hasibuan. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara

Moekijat. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
Dan Angka Kreditnya

Ranftl. (2007). Tujuh Kunci untuk Produktivitas Tinggi, dalam Timpe, A. Seri
Manajemen Sumber Daya Manusia: Produktivitas. Jakarta: Gramedia’
78

Safitri Indriyani. (2015). Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Disiplin Kerja


terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Paradise Island
Furniture. Skripsi
Siagian,Sondang. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara.

Sinungan, Muchdarsyah. (2009). Produktivitas (Apa dan Bagaimana). Jakarta :


Bumi Aksara.
Soebagio Atmodiwiro. (2010). Manajemen Training. Jakarta: Balai Pustaka

Suharsimi, arikunto. (2009). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek:


edisi Revisi 5, Jakarta: Rineka Cipta

Sukamto. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:


CV Mandar Maju
Suma’mur, PK, (2009). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung
Agung, Jakarta

Tarwaka.,(2009). Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan


ProduktivitasKerja. Cetakan Pertama. Surakarta:Uniba Press
T. Hani Handoko. (2010). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

Veithzal Rivai dan Jauvani Sagala. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya manusia. Jakarta: Salemba


Empat.

Yuhana Susanti. (2009). Pengaruh Motivasi Kerja, Tingkat Pendidikan Dan


Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi. Skripsi
79

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN MASA KERJA TERHADAP


PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KOTA
TANJUNGPINANG TAHUN 2017
Petunjuk umum pengisian :

a. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik.


b. Centrang (√) salah satu jawaban yang anda pilih.
c. Setelah kuesioner diisi, mohon untuk dikembalikan pada peneliti.
d. Terima kasih dan selamat mengisi.
80

No. Responden

Identitas pengisi :

1. Nama Inisial :
2. Umur responden :
3. Masa Kerja :

Pernyataan : Pelatihan

NO PERNYATAAN Sangat Setuju Tidak Sangat


Setuju setuju Tidak
Setuju
ANALISIS KEBUTUHAN
1. Pegawai perlu dibekali pelatihan
kerja agar dapat menjalankan tugas
dengan sebaik-baiknya
2. Pelatihan kerja dapat meningkatkan
partisipasi dalam volume pekerjaan
untuk mengejar target. .
SASARAN
3 Pelatihan kerja meningkatkan
kemampuan untuk melihat masalah
dari berbagai arah.

KURIKULUM
4 Tingkat kesesuaian materi pelatihan
sesuai dengan kebutuhan kerja
pegawai
5 Tingkat ketepatan metode pelatihan
yang digunakan sesuai dengan
penyampaian materi.

PESERTA
6 Pelatihan kerja yang diberikan
sesuai dengan pekerjaan Saya
INSTRUKTUR
7 Instruktur Program Pelatihan benar-
benar menguasai baik secara teori
maupun pelaksanaan di lapangan
PELAKSANAAN
81

8 Program Pelatihan sebaiknya


dilaksanakan berkesinambungan
EVALUASI
9 Setelah mengikuti pelatihan kerja,
evaluasi yang saya peroleh dapat
meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan
dalam melaksanakan pekerjaan.

10 Setelah saya mengikuti pelatihan


kerja, Saya dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan tepat
sesuai dengan ketentuan

Pertanyaan : Masa Kerja

NO PERNYATAAN Sangat Setuju Sangat Tidak


Setuju Tidak setuju
Setuju
LAMA BEKERJA
1. Semakin lama saya bekerja akan
meningkatkan pengalaman kerja saya
2. Pekerjaan yang saya lakukan saat
ini, sangat membutuhkan pengalaman
kerja yang telah saya miliki
sebelumnya.
3 Pengalaman kerja yang saya miliki,
membantu sayamenyelesaikan tugas-
tugas secara efekti dan efisien
JABATAN DALAM BEKERJA
4 Saya bekerja sesuai dengan
prosedur kerja yang berlaku.
5 Saya bekerja sesuai dengan Jabatan
yangYang diberikan.
6 Saya Melaksanakan jabatan saya
dengan sebaik-baiknya
KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN TEKNIK
7 Saya mampu memahami segala sesuatu
yang berhubungan dengan bidang
pekerjaan secara cepat
82

8 Dengan ketrampilan yang saya


miliki, saya memiliki inisiatif dalam
bekerja.
9 Saya dapat menguasai peralatan
kerja yang
disediakan oleh perusahaan
10 Saya bekerja tanpa menunggu
perintah terlebih dahulu adalh suatu
tindakan untuk menciptakan
peluang baru

Pertanyaan : Produktivitas Kerja

NO PERNYATAAN Sangat Setuju Tidak Sangat


Setuju setuju Tidak
Setuju
KUALITAS HASIL KERJA
1. Saya dapat menentukan urutan
prioritas perkerjaan, walaupun
mengerjakan tugas yang banyak.
2. Saya mampu nenyelesaikan
perkerjaan sesuai teknis
3 Saya mampu menggunakan logika
dengan baik
4 Saya mampu mengorganisasikan
perkerjaan
KUANTITAS HASIL KERJA
5 Selama bekerja, hasil pekerjaan saya
lebih baik bila dibandingkan dengan
waktu yang lalu
6 Selama bekerja, saya berusaha
bekerja lebih baik dari rekan kerja
7 Pencapaian volume kerja yang saya
hasilkan telah sesuai dengan harapan
KETEPATAN WAKTU
8 Saya melebihi batas waktu dalam
menjalankan pekerjaan
9 Seluruh tugas pekerjaan selama ini
dapat saya kerjakan dan hasilnya
sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan instansi
83

10 Saya akan tetap melaksanakan


pekerjaan dengan segera walaupun
tidak dituntut diselesaikan secepatnya

Anda mungkin juga menyukai