Efisiensi tahap merupakan pendekatan fraksionasi terhadap kondisi kesetimbangan yang
dihasilkan oleh tahap yang sebenarnya atau seberapa banyak methanol yang dapat dipisahkan dari campuran methanol – aquadest . Diperoleh nilai efisiensi tahap sebesar 50 % dengan membandingkan perolehan tahap teoritis yaitu sebesar 4 dengan tahap sebenarnya sebesar 8 tahap , dimana 8 tahap ini diperoleh dari kolom yang digunakan pada percobaan distilasi kontinyu yaitu kolom plate. Nilai efisiensi yang didapat jauh dari hasil yang seharusnya dapat mencapai 100 % . Hal ini dapat dikarenakan rasio refluks yang dapat mempengaruhi jumlah distilat yang dikembalikan ke kolom dan jumlah distilat yang terbentuk , adanya methanol yang pindah ke lingkungan saat pengambilan sampel , dan fraksi mol methanol di bottom yaitu 0,17 yang menunjukkan masih adanya methanol yang belum teruapkan sehingga distribusi uap methanol tidak tersebar secara merata . Sehingga proses pemisahan methanol – aquadest berjalan dengan kurang sempurna . kemudian jumlah tahap yang diperoleh dari grafik yaitu 4 yang dipengaruhi oleh fraksi distilat yang diperoleh sebesar 0,85 . Jadi semakin tinggi perbandingan refluks , maka kadar methanol dalam distilat semakin tinggi . hal ini disebabkan karena sebagian cairan hasil kondensasi uap yang keluar masuk kembali ke dalam kolom sehingga terjadi kontak kembali dengan fasa uapnya di sepanjang kolom . akibatnya waktu kontak antar fase semakin lama dan perpindahan panas dan perpindahan massa terjadi kembali sehingga terwujudnya keseimbangan yang semakin besar dan komposisi methanol yang diperoleh dalam distilat semakin tinggi . selain itu juga dipengaruhi oleh jumlah tetesan yang kembali ke kolom dan jumlah tetesan yang kembali ke distilat . sehingga nilai rasio refluks 2,56 dan fraksi distilat mempengaruhi jumlah tahap teoritis dan jumlah tahap teoritis mempengaruhi efisiensi tahap . nilai efisiensi tahap 50 % menunjukkan pemisahan methanol dari campuran kurang maksimal sehingga methanol yang terpisahkan hanya sebagian .