BAB 1
PENDAHULUAN
sampai usia 1000 hari kehidupan juga pertumbuhan gigi anak juga di mulai
sejak usia kandungan kurang lebih 5-6 minggu. Tumbuhnya gigi di mulai
pada usia 6-8 bulan, lengkap pada usia 2-3 tahun. Setelah anak mendapat ASI
eklusif akan segera mendapat makanan tidak cair, sehingga perlu dibersihkan
giginya meskipun baru tumbuh dua gigi. Akan tetapi sering terlupakan
perawatan pada gigi anak meskipun semua gigi susunya telah tumbuh semua,
Salah satu fungsi gigi adalah untuk pengunyah makanan, bagi balita
anak. Orang tua (ibu) dan anak merupakan satu kesatuan ikatan dimana ibu
kesehatan. Tidak hanya perana ibu saja, tapi jika anak berada di lingkungan
sekolah, maka guru yang memegang peranan sebagai kunci utama dalam
dapat merubah pola tingkah laku dan kebiasaan dalam menjaga kesehatan
infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi,
anak. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi, WHO, (2012).
Penelitian yang berkaitan dengan karies gigi yang pernah dilakukan yaitu dari
masih kurang yaitu belum dilaksanakan dengan baik cara menjaga kesehatan
gigi dan mulut anak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal tersebut
gigi dan hanya 38% ibu yang menyikat gigi anaknya setelah sarapan dan
sebelum tidur serta 14,67% tidak menyikat gigi anak balitanya, Gultom,
kesehatan gigi anak usia prasekolah yaitu anak yang memiliki relasi baik dan
nyaman dengan ibunya maka akan harga diri, perkembangan emosional dan
Karies gigi secara historis telah dianggap komponen paling penting dari
karies gigi masih rendah. Karies gigi merupakan penyakit pada gigi yang
peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat pada golongan streptokokus
Karpinski, (2013).
tertinggi karies gigi pada anak-anak di Amerika dan kawasan Eropa, indeks
agak rendah dari Mediterania Timur dan wilayah barat pasifik, sementara
prevalensi Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini pada anak usia 3-5
tahun sebesar 90,0%. Hasil penelitian di Australia pada tahun 2009 di prolrh
prevalensi ECC pada anak usia 0-4 tahun sebesar 56,1%, sedangkan di
Thailand pada tahun 2004 prevalensi ECC pada anak usia 15-19 bulan
sebesar 82,8%. Penelitian yang di lakukan oleh Schorth R, pada anak usia di
ECC pada anak usia 2-5 tahun di Amerika Serikat tahun 2010 adalah 27,5%.
2007, antara lain: prevelensi penduduk yang mempunyai masalah gigi adalah
23,4%, penduduk yang telah kehilangan seluruh gigi aslinya adalah 1,6%,
prevelensi nasional karies aktif adala 43,4%, dan penduduk dengan masalah
2007 menunjukan bahwa prevelensi masalah gigi dan mulut pada kelompok
umur 1-4 tahun mencapai 6,9% dan yang menerima perawatan 27,4%.
Hingga saat ini prevelensi dan keparahan karies pada anak usia bawah lima
kota Samarinda sendiri angka kejadian karies gigi pada tahun 2012 terdapat
5.394 kasus, dan untuk wilayah Samarinda Utara terdapat 367 kasus. Ditahun
2013 angka kejadian karies gigi cukup meningkat drastis yakni 5.916 kasus,
dari 367 kasus menjadi 412 kasus, Data Dinas Kesehatan Kota Samarinda.,
(2012).
orang dari 48 wali murid dan didapatkan hasil 15 dari 20 orang yang di
Semakin meningkatnya angka karies gigi saat ini dipengaruhi oleh salah
pendukung gigi. Karies gigi ini nantinya menjadi sumber infeksi yang dapat
5
tingkat kecerdasan anak, yang secara jangka panjang akan berdampak kepada
kualitas hidup masyarakat , Asse, (2010). Dampak lain dari karies gigi
adalah, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi membuat
penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh
sekolah.
6
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian
tingkat kurang.
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Perawat
kesehatan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan gigi pada anak
7
prasekolah.
c. Bagi responden
prasekolah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata), Notoadmodjo,
(2005).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengatahuannya. Akan tetapi perlu
di takankan, bukan berati seseorang yang berpendidikan rendah
mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang
suatu objek mengandung dau aspek, yaitu aspek positif dan negatif.
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahuai maka akan
menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu, Dewi dan
Wawan, (2010).
dua yaitu:
a. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
1. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah di gunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara
coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”.
Metode ini telah di gunakan oleh orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang
pun ini masih sering di gunakan, terutama oleh mereka yang belum
atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu
masalah yang di hadapi. Metode ini telah banyak jasanya, terutama
dalam meletakan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai
cabang ilmu pengetahuan.
2. Secara kebetulan
Penemuan kebenaran terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang
bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh
summers pada tahun 1926.
3. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak kebiasaan
seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan terjadi juga pada masyarakat modern. Para pemegang
otoritas, baik pemimpin pemerintah, maupun ahli ilmu pengetahuan
pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam
penemuan pengetahuan.
4. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik demikian bunyi pepatah. Pepatah
ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan.
12
yang dihitung mulai pada saat dilahirkan sampai pada saat ulang
tahun.
b. Faktor Internal
1) Faktor lingkungan
Ann.Mariner yang di kutip dari Nursalam (2003), lingkungan
merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok.
2) Sosial budaya
Sosial budaya yang ada dimasyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
dalam menerima informasi .
2.2 Ibu
2.2.1 Pengertian Ibu
Kamus besar bahasa Indonesia (Departermen Pendidikan Nasional,
(2003). ”Ibu” berarti wanita yang melahirkan seorang anak. Wanita itu
adalah : pengurus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan
wanita yang sehat jasmani dan rohani dan serta sosial sangat diperlukan.
Wanita itu adalah makhluk bio-psiko-sosial-cultural dan spiritual yang
utuh dan unik, memmpunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam
sesuai dengan tingkat perkembangannya (Sofyan, 2006).
2.2.2 Peran Ibu
Peran ibu meliputi :
15
a. Ciri Fisik
Penampilan atau gerak-gerik mudah dibedakan dengan anak yang
berada ditahapan sebelumnya anak pra sekolah umumnya sangat
aktif. Mereka telah memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya
dan sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sendiri.
Beri kesempatan pada anak untuk lari, memenjat ,usahan kegiatan
tersebut sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan dan dibawah
pengawasan (Museri, 2006).
b. Ciri Sosial
Anak pra sekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang
sekitarnya. Umumnya pada tahapan ini memiliki satu atau dua
sahabat yang cepat berganti. Meraka umumnya dapat menyesuaikan
diri secara sesuai, meraka mau bermain dengan teman. Sahabat yang
bisa dipilih sama jenis tetapi kemudian berkembang menjadi sahabat
yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda. Pada usia 4-6 tahun
anak sudah memiliki keterikatan selain dengan orang tua termasuk
17
2) Perkembangan Psikoseksual
Pada tahap ini anak pra sekolah termasuk dimana masa ini genital
menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif (Hidayat, 2005).
3) Perkembangan Mental
Menurut Whalley dan Wong (1998) pada perkembangan kognitif
salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah
kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar
dan halus. Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaaan
sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
menumbuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan,
keterampilan yang mencangkup pemanfaatan menggunakan alat-alat
untuk menggunakan suatu objek. (Nursalam, 2007).
a. Perkembangan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar pada anak usia 3-6 tahun sudah
dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari dengan
lancar, mengembangan kemampuan olahraga seperti meluncur dan
21
sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri yang menempel pada waktu
tertentu yang berubah menjadi asam laknat yang akan menurunkan pH
mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email
yang berlanjut menjadi karies gigi. Secara perlahan-lahan kavitasi
(pembentukan lubang). Kapitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam
proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari
inti lesi sehingga permukaaan mudah rusak secara mekanis, yang
menghasilkan kapitasi yang makroskopik dapat dilihat. Pada karies dentin
yang baru mulai, yang terlihat hanya lapisan ke empat (lapisan transparan,
terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan
terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan ke lima (lapisan
opak/tidak tembus penglihatan, didalam tubuli terdapat lemak yang
mungkin merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru
setelah terjadi kavitasi, bekteri akan menembus tulang gigi pada proses
karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan ke tiga (lapiasan
demineralisasi,suatu daerah sempit, dimana dentin partibular di serang),
lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010).
2.4.3 Etiologi Terjadinya Karies Gigi
Ada yang membedakan faktor etiologi dengan faktor resiko karies
yaitu etiologi adalah faktor penyebab primer yang langsung
mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang
berasal dari saliva) dan faktor resiko karies adalah faktor modifikasi yang
tidak langsung mempengaruhi biofilm dan dapat mempermudah terjadinya
karies. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti
penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang
terjadi selam beberapa kurun waktu. Karies dinyatakan sebagai penyakit
multifaktorial yang adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab
terbentuknya karies (Chemiawan, 2004).
Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling
mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang
kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama (Chemiawan, 2004).
24
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pengalaman
Ket :
: Variabel diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi pada
anak usia prasekolah
28
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.2.1 Lokasi
4.3 Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011).
Populasi dalam penelitian ini yang berjumlah 48 responden.
4.4 Sampel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya
menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan Ibu tentang karies
gigi di TK Jami’atul Muttaqin Samarinda.
30
Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
sampai selesai dan setelah terisi kuisioner diambil saat itu juga oleh peneliti.
a. Persiapan
1) Menentukan masalah
b. Pelaksanaan
1) Melakukan penelitian
2) Membagikan kuesioner
a. Data primer
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat secara langsung dari objek
penelitian yaitu responden yang diteliti.
32
b. Coding
c. Tabulation
tersebut.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
BAB 5
HASIL PENELITIAN
disajikan sesuai dengan data yang didaptkan dari responden meliputi umur
dan pendidikan
5.1.1 Usia
Total 48 100,0
1 IRT 21 47,9
2 PNS 3 6,3
3 SWASTA 12 25,0
4 WIRASWASTA 10 20,2
Total 48 100,0
Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan (n:48)
5.2 PEMBAHASAN
responden berusia 26-30 tahun merupakan usia yang matang bagi seorang
pada usia 20-25 tahun. Hasil ini sesuai dengan rata-rata usia perkawinan bagi
(2006) yang menyatakan bahwa anak kecil yang tidur dengan dot berisi sisi
40
atau jus serta sering makan (>3 kali sehari) cemilan manis dan minuman
bersoda akan meningkatkan terjadinya resiko karies gigi, sebaliknya ibu yang
faktor yang mempengaruhi karies gigi pada ibu yang paham adalah
gigi anak. Ibu sebenarnya memahami bahwa sebelum tidur anak seharusnya
menggosok gigi, namun setiap kali diajak menggosok gigi anak marah atau
ngambek, akhirnya ibu membiarkan anak tidur tanpa menggosok gigi terlebih
cukup tinggi dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Anita (2008) bahwa anak yang diberikan Oral
5.3.1 Kendala
Penelitian ini dilakukan kunjungan dari rumah kerumah. Serta jarak antar
rumah kerumah yang lain yang jauh dan memakan waktu yang lama.
41
Dan ada juga beberapa responden yang menolak untuk diteliti dan
diteliti.
5.3.2 Keterbatasan
tersedia.
42
BAB 6
PENUTUP
6.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasaan yang telah diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan :
(43,8%).
(18,8%).
6.2 Saran
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Perawat
kesehatan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan gigi pada anak
prasekolah.
c. Bagi responden
43
gigi dalam upaya mengurangi kejadian karies gigi pada anak prasekolah.