Anda di halaman 1dari 30

BAB I

ANALISIS SITUASI PUSKESMAS

1.1 Analisis Geografis

Puskesmas Banjaran Kota terletak di Desa Banjaran Kulon Kecamatan

Banjaran, dengan luas wilayah kerja 1,912.41 Ha. Secara administratif

Puskesmas Banjaran Kota berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Kecamatan Pameungpeuk

 Sebelah Barat : Kecamatan Cangkuang

 Sebelah Timur : Kecamatan Arjasari

 Sebelah Selatan : Kecamatan Cimaung

1. Peta Wilayah Kerja

2 1

Keterangan Peta :
NO DESA LEGENDA

1 Desa Banjaran Wetan Batas Kecamatan

2 Desa Banjaran Jl.Raya Propinsi

3 Desa Ciapus Jalan Desa

4 Desa Tarajusari Kantor Kecamatan

Kantor Desa

5 Desa Mekarjaya Puskesmas

Pustu

2. Luas Wilayah Kerja

Puskesmas Banjaran Kota mempunyai 5 desa binaan, dengan luas

wilayah 1912,419 Ha. Desa yang terluas adalah Desa Banjaran Wetan

dengan luas 714,731 Ha dan luas wilayah terkecil adalah Desa Tarajusari

yaitu 155,673 Ha.

Tabel 1 Luas Wilayah Kerja dan Jumlah RT/RW Puskesmas


Banjaran Kota
Luas Wilayah Jumlah
No. Nama Desa/Kelurahan
( Ha ) RT RW

1 Banjaran Wetan 714,73 80 20

2 Banjaran Kulon 295,00 46 13

3 Ciapus 282,24 80 19

4 Tarajusari 155,67 55 14

5 Mekarjaya 464,77 61 21

JUMLAH 1912,42 322 87

Sumber : Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2015

3. Profil Puskesmas

1 Nama Puskesmas Banjaran Kota

2 Kode Puskesmas P 3204.160.201

Jl. Pajagalan No. 18 Banjaran 40377


3 Alamat
Tlp.022-5945253

4 Status Puskesmas TTP

5 Status Pusk.dalam Program TB PRM


Paru ( Puskesmas Rujukan Mandiri )

6 Kondisi Puskesmas Baik

7 Rehab / Renovasi Gedung Tahun 2012 ( Rehab Total )

8 Jumlah Pusk. Pembantu -

9 Jumlah Poskesdes 1

10 Jumlah Desa yang dilayani 5 desa

4. Kependudukan

Berikut ini adalah data kependudukan di wilayah kerja Puskesmas

Banjaran Kota pada tahun 2015:

Tabel 2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga, Jumlah KK dan Jiwa Miskin


Wilayah Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015

Jml Kepadatan Jml Kepala Jml KK Jml Jiwa


No Desa
Penduduk Penduduk/Ha Keluarga Miskin Miskin

1 Banjaran Wetan 16.528 23,12 4.930 353 8.368

2 Banjaran 10.939 37,08 3.183 338 6.449

3 Ciapus 14.125 50,05 4.236 471 7.936

4 Tarajusari 11.664 74,93 3.279 150 4.041

5 Mekarjaya 8.957 19,27 2.804 583 6.973

JUMLAH 62.213 32,53 18.432 1.895 33.767

Sumber : Data demografi UPT KB tahun 2015

Jumlah jiwa yang miskin yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Banjaran Kota adalah 33.767 jiwa, dan yang tebanyak terdapat di Desa

Banjaran Wetan sebanyak 8.368 jiwa, sementara jumlah KK miskin adalah

sebanyak 1.895 KK, dan yang terbanyak adalah di Desa Mekarjaya yaitu

sebanyak 583 KK.


Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Puskesmas Banjaran
Kota Tahun 2015
Jumlah Jiwa

Menurut Jenis Kelamin Menurut Kelompok Umur

No Desa

Bayi < 1 Th
Perempuan
Laki-laki

16-21 Th

22-59 Th
7-15 Th

60 Th >
Jumlah

5-6 Th
Balita
1 Banjaran Wetan 8.397 8.131 16.528 50 380 2785 1787 8861 1600

2 Banjaran Kulon 5.442 5.497 10.939 272 432 2324 1391 7714 1252

3 Ciapus 7.118 7.007 14.125 813 587 2823 1642 8088 1191

4 Tarajusari 5.880 5.784 11.664 561 417 2021 1030 5592 699

5 Mekarjaya 4.678 4.279 8.957 141 303 1506 1076 4799 911

JUMLAH 31.515 30.698 62.213 1.837 2.119 11.459 6.926 35.054 5.653

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota tahun

2015 adalah 62.213 jiwa dengan proporsi jenis kelamin laki-laki yang lebih

banyak dari jenis kelamin perempuan. Golongan umur 22-59 tahun

mencapai 56,34 % dari jumlah penduduk seluruhnya.

5. Sasaran Penduduk Rentan Kesehatan

Sasaran penduduk rentan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Banjaran Kota adalah sebagai berikut :

Tabel 4 Jumlah Proyeksi Penduduk Rentan Kesehatan Puskesmas Banjaran


Kota Tahun 2015
Jumlah Penduduk Rentan Kesehatan

Bayi Balita Ibu Ibu Lansia Jumlah


No Desa
(0-11 bl) (12-59 bl) Hamil Nifas (>65)

1 Banjaran Wetan 386 1117 362 348 706 2919

2 Banjaran 173 687 236 226 426 1748

3 Ciapus 233 896 258 248 341 1976

4 Tarajusari 270 677 177 170 349 1643

5 Mekarjaya 127 512 164 158 329 1290

Jumlah 1.189 3.889 1.197 1.150 2.151 9.576

Sumber : Data Program Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015


Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah proyeksi penduduk rentan

kesehatan di wilayah Puskesmas Banjaran Kota adalah 9.576 jiwa (15,4%

dari jumlah penduduk).

6. Tingkat Pendidikan

Gambaran mengenai tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas

Banjaran Kota tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Puskesmas


Banjaran Kota Tahun 2015
Tamat Tamat
No Desa Tamat SD Akademi/PT
SLTP SLTA

1 Banjaran Wetan 1.500 1.278 1.161 209

2 Banjaran 923 723 1.560 359

3 Ciapus 1.575 1.095 1.388 174

4 Tarajusari 786 632 1.204 277

5 Mekarjaya 1.357 917 148 31

Jumlah 6.141 4.645 5.461 1.050

Sumber : Data demografi UPT KB tahun 2015

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota sebagian besar

tingkat pendidikannya adalah SD (35,50%).

Tabel 6 Jumlah Penduduk Berumur 10 tahun ke atas yang Melek Huruf


No Desa Melek Huruf Tidak Melek Huruf

1 Banjaran Wetan 11.567 83

2 Banjaran 8.381 23

3 Ciapus 9.513 38

4 Tarajusari 7.071 22

5 Mekarjaya 6.043 64

Jumlah 42.575 230

Penduduk yang tidak melek huruf tersebar di 5 desa dan yang paling

banyak terdapat di Desa Banjaran wetan yaitu 83 orang.


1.2 Sumber Daya Kesehatan

A. Tenaga Kesehatan

Tabel 7 Tenaga Kesehatan Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015


Jabatan Fungsional / Status Kepegawaian
No Nama
struktural PNS PTT Honorer

1 dr. H. Engkun Sopian I, MH.kes Kepala UPTD √

2 Agus Komara Ka Sub. Bag TU √

3 dr. Rina Agustina Dokter Umum √

4 N. Yayat Rohayati, AMKeb. Bidan Penyelia √

5 Lilis Rohaeti, AMKep. Perawat penyelia √

6 Rd. Teti Mulyati, AMKep. Bidan Penyelia √

7 Eti Rositawati, AMKeb. Bidan Penyelia √

8 Asep Yanto, AMKG Perawat Gigi √

9 Indri Yusiana, AMKep. Perawat Penyelia √

10 dr. Susi Infantriani Dokter Umum √

11 Dyah Santi Wiyati Asisten Apoteker √

12 Satrianita, SKM Sanitarian √

13 Eri Erawan, SE JFU √

14 Dede Kusnawan JFU √

15 Sukarsih JFU √

16 Eneng Andiah JFU √

17 Yuyun Yuanasih, AMKeb. Bidan Penyelia √

18 Cucu Saibah, AMKeb. Bidan Penyelia √

19 Nana Supriatna Perawat √

20 Santi Sentriyanti, AMKeb. Bidan √

21 Yuni Sri Hartini, AMKep. Perawat √

22 Tini JFU √

23 Diah Fatoni, AMG Nutrisionis √

24 Dwi Kristini, AMK Analis Kesehatan √

25 Imas Winarti, AMKeb. Bidan Desa √

26 dr. Tedi Setiadi Dokter Umum √

27 drg. Risna Dwi Putri Dokter Gigi √


28 Eva Farida, AmKeb Bidan Desa √

29 Neng Yulia E, AmKeb Bidan Desa √

30 Farida Hafni, AmKeb Bidan Desa √

31 Eva Solina, AMKeb Bidan Desa √

Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Banjaran Kota secara kuantitas

sudah cukup memadai. Penambahan tenaga Apoteker dan Akuntan pada bulan

Januari 2016 akan sangat membantu dalam pelayanan di Puskesmas.

1.3 Sarana Pelayanan Kesehatan (Jaringan Puskesmas)

Tabel 8 Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015


Kondisi Sarana

No Jenis Sarana Lokasi Rusak Rusak


Baik Ket.
Berat Ringan

1. Pustu 1 / Ds. Ciapus - - √ Tidak difungsikan

2. Polindes - - -

1 / Banjaran
3. Pos Kes Des - - √ PNPM 2015
Wetan

4. Wahana Kes. - - -

B. Sarana Transportasi

Tabel 9 Sarana Transportasi Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015


Jenis Kondisi
No. Merk/Type No. Polisi
Kendaraan RB RR Baik

1 Suzuki Thunder D 2666 V √

2 Yamaha Vega R D 4027 V √


Roda dua
3 Honda GL Pro D 3532 V √

4 Yamaha/2TP D 5216 V √

5 Roda empat APV Pusling D 9925 V √


C. Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta

Tabel 10 Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta di Wilayah Kerja


Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015
Keterangan
No Jenis Sarana Jumlah
(Berizin/Tdk Berizin)

1 Rumah Sakit - -

2 Balai Pengobatan 6 √

3 Rumah Bersalin 1 √

4 Apotek 3 √

5 Praktek Dokter 15 √

6 Praktek Bidan 12 √

1.4 Visi dan Misi Puskesmas

 Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung :


“Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Banjaran Yang Sehat Mandiri”

 Misi :

1. Melaksanakan pelayanankesehatan yang berkwalitas, professional dan

terjangkau

2. Memberdayakan serta mengembangkan kualitas petugas Puskesmas, dan

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat

3. Menggerakan masyarakat dan keluarga untuk aktif dalam pembangunan

kesehatan.

4. Melaksanakan PHBS di lingkungan Puskesmas dan masyarakat

5. Menjalin kemitraan yang setara lintas program dan lintas sektor

1.5 Program dan Kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran Kota

Program-program yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran Kota adalah

terbagi kedalam 2 (dua) program yaitu Program Upaya Kesehatan Wajib dan

Program Upaya Pengembangan sebagai berikut:

Upaya Kesehatan Wajib ( Basic Six )

1. Program KIA / KB
2. Program Pencegahan Penyakit

3. Program Promkes

4. Program Gizi

5. Program Kesling

6. Program Pengobatan

Kegiatan dari masing-masing program yang dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

1. KIA :

- Pemeriksaan Kehamilan

- Tindakan Persalinan oleh Bidan di Desa

- Memberikan Rujukan untuk tindakan persalinan yang harus ke rumah

sakit

- Konseling dan penyuluhan

2. Program Pencegahan Penyakit :

- Pemberian Imunisasi

- Surveilans penyakit berbasis lingkungan

- Penanganan KLB

3. Program Promkes

- Melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat

- Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Posyandu

- Penerapan PHBS di rumah tangga, Institusi dan di sekolah

- Pembinaan Desa Siaga

4. Program Kesling

- Pembinaan terhadap masyarakat untuk penggunaan sarana kesehatan

lingkungan

- Pengawasan sarana kesehatan lingkungan (Insfeksi Kesling)

- Konseling dan penyuluhan

- Perbaikan sarana
- Pemicuan masyarakat untuk pembangunan dan penggunaan sarana

kesling

5. Program Gizi

- Pemantauan status gizi balita

- Pemberian Vitamin A untuk balita dan ibu nifas

- Pemberian Fe bagi ibu hamil

- Pemantauan konsumsi garam beryodium

- Penggerakan masyarakat dalam kegiatan Posyandu

6. Program Pengobatan

- Melaksanakan pemeriksaan dan pengobatan pasien rawat jalan

- Membuat rujukan

- Pemeriksaan (keuring) kesehatan

2.3 Upaya Kesehatan Pengembangan

Program pengembangan yang dilaksanakan dan kegiatannya.:

1. Program Perkesmas:

- Penjaringan sasaran perkesmas

- Kunjungan ke rumah sasaran

- Pemberian tindakan perawatan kesehatan

- Membuat rujukan

2. Program UKS:

- Penjaringan siswa sekolah

- Pemeriksaan kesehatan

- Penyuluhan kesehatan

- Penilaian sekolah sehat

- Pembinaan guru UKS

- Pelatihan dan pembinaan dokcil

3. Program Pelayanan Kesehatan Lansia


- Pemeriksaan kesehatan berkala lansia

- Pemberdayaan kegiatan Posbindu

4. Program Kesehatan Gigi

- Pemeriksaan dan pengobatan kesehatan gigi

- Pemeriksaan dan pengobatan kesehatan gigi di sekolah

- Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah

- Peragaan sikat gigi missal bagi anak sekolah TK dan SD

5. Program Kesehatan Jiwa

- Penjaringan pasien jiwa

- Pemeriksaan dan memberi rujukan

- Penyuluhan kesehatan jiwa

6. Program Pelayanan Kesehatan anak usia sekolah dan Remaja

- Penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja

- Penyuluhan tentang bahaya narkoba

7. Program Kesehatan Mata

- Penjaringan pasien pentakit mata

- Pemeriksaan pasien penyakit mata

- Memberi rujukan
BAB II

ANALISA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

2.1 Executive Summary

Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada


antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Tujuan Upaya kesehatan lingkungan secara umum adalah untuk mewujudkan kualitas
lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
risiko yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan, sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus


ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Tujuan upaya kesehatan lingkungan adalah untuk mewujudkan lingkungan hidup
yang sehat agar masyarakat dapat terlindung dari ancaman dan bahaya penyakit yang
berasal dari lingkungan.

Dari hasil pelaksanaan program selama tahun 2015 ditemukan beberapa


program yang belum mencapai target, diantaranya pengawasan rumah sehat,
pengawasan sarana air bersih, pengawasan jamban keluarga, pengawasan
pengawasan tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan, serta Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) mengenai stop buang air besar di sungai.

A. Tujuan Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu upaya wajib puskesmas yang

harus dilaksanakan. Tujuan dari upaya kesehatan lingkungan ini secara umum adalah

untuk mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat melindungi

masyarakat dari segala risiko yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan, sehingga

dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Upaya kesehatan lingkungan Puskesmas Banjaran Kota terdiri dari beberapa

program, program kesehatan lingkungan Puskesmas Banjaran Kota meliputi;

1. Pembinaan terhadap masyarakat untuk penggunaan sarana kesehatan

lingkungan

2. Pengawasan sarana kesehatan lingkungan (Inspeksi Kesling)

3. Konseling dan penyuluhan


4. Perbaikan sarana

5. Pemicuan masyarakat untuk pembangunan dan penggunaan sarana kesling

I. Analisa Kuantitatif Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Banjaran Kota

Periode Tahun 2015

Upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjaran Kota Kabupaten

Bandung terdiri dari 2 kegiatan, yaitu di dalam dan diluar gedung.

Kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas

adalah: Klinik sanitasi yang buka setiap Hari Senin dan Kamis , pukul 08.00 sampai

dengan pukul 12.00.

Kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan di luar gedung Puskesmas

Banjaran Kota pada periode tahun 2015 adalah:

a) Pengawasan rumah sehat

b) Pengawasan sarana air bersih

c) Pengawasan jamban

d) Pengawasan SPAL

e) Pengawasan tempat-tempat umum

f) Pengawasan tempat pengolahan makanan

g) Pengawasan industri

h) Kegiatan klinik sanitasi

i) Cakupan berjalannya STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjaran Kota dipegang oleh Ibu

Satrianita dan di bantu oleh kader dari tiap posyandu. Beliau bertugas untuk

menyusun dan mengkoordinir rencana-rencana kesehatan lingkungan di seluruh

wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota.

Pengawasan dan pencatatan dilakukan oleh penanggung jawab program

kesehatan lingkungan, dengan bantuan dan peran serta para kader yang telah dilatih

dan diberi pengarahan oleh pemegang program, untuk dapat melakukan pencatatan

sesuai dengan indikator sehat dari setiap kegiatan tersebut. Sistem pelaporan

dilakukan setiap satu bulan sekali, data didapatkan dari kader lalu diolah oleh

penanggung jawab kesling dalam bentuk soft copy dan hard copy diserah kepada
kepala puskesmas dan ke UPTD Yankes Banjaran serta dilanjutkan ke upaya yang

lain.

A. Sasaran, Target, dan Hasil/Cakupan Upaya Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan dari laporan tahunan upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas

Banjaran Kota periode tahun 2015 mempunyai target sebagai berikut:

 Cakupan pengawasan rumah sehat 75%

 Cakupan pengawasan sarana air bersih 78%

 Cakupan pengawasan jamban 68%

 Cakupan pengawasan SPAL 65%

 Pengawasan tempat-tempat umum 70%

 Pengawasan tempat pengolahan makanan 75%

 Cakupan pengawasan industri 70%

 Cakupan berjalannya klinik sanitasi 10%

B. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan

1. Cakupan Rumah Sehat

Tabel 1 Cakupan Rumah Sehat Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015


Jumlah Rumah Diperiksa Rumah Sehat
Desa
Rumah Jumlah % Jumlah %

Banjaran Wetan 4.080 175 4,28 59 33,71

Banjaran Kulon 3.487 145 4,16 61 42,07

Ciapus 4.306 260 6,04 93 35,77

Tarajusari 2.914 120 4,11 38 31,67

Mekarjaya 2.340 40 1,71 8 20,00

Jumlah 17.127 740 4,32 259 35,00

Cakupan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota

berdasarkan hasil IS persen Rumah Sehat yang paling besar Desa Banjaran

Kulon yaitu 42,07% dan yang terkecil Desa Mekarjaya yaitu 20,0%.
2. Cakupan Akses Air Bersih

Tabel 2 Cakupan Kepemilikan Sarana Air Bersih Puskesmas Banjaran


KotaTahun 2015
Jumlah Rumah Tangga dengan Sarana Air Bersih (SAB)

Desa Rumah Kema Lain2/ Jumlah %


Ledeng SPT SGL PAH
Tangga san PP

Banjaran Wetan 4.080 612 158 1.246 - - 156 2.016 49.41

Banjaran 3.487 1.158 146 897 - - 0 2.201 63.12

Ciapus 4.306 42 153 1.091 - - 2.280 3.566 82.81

Tarajusari 2.914 262 83 864 - - 670 1.879 64.48

Mekarjaya 2.340 0 21 582 - - 585 1.188 50.77

Jumlah 17.127 1.032 561 4.680 - - 3.691 10.850 63.35

Cakupan Akses Air Bersih di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota

berdasarkan hasil diperiksa dari Rumah Tangga dengan Sarana Air Bersih,

persentase yang paling besar Desa Ciapus 82.81% dan yang terkecil Desa

Banjaran Wetan 49.41%.

Tabel 3 Hasil Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih Puskesmas Banjaran Kota
Tahun 2015
Jumlah SAB Tingkat Resiko Pencemaran
Desa
Diperiksa Rendah Sedang Tinggi Amat Tinggi

Banjaran Wetan 167 46 92 20 9

Banjaran Kulon 145 38 76 22 9

Ciapus 257 90 116 32 10

Tarajusari 120 38 75 4 3

Mekarjaya 40 6 24 7 3

Jumlah 729 218 383 85 34

Cakupan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih di wilayah kerja

Puskesmas Banjaran Kota berdasarkan jumlah SAB yang di IS paling banyak

Desa Ciapus 257 rumah, dan yang paling sedikit di IS adalah Desa Mekarjaya

40 rumah. Hasil analisa bahwa di Desa Ciapus di lihat dari resiko tingkat
pencemaran sedang ternyata lebih tinggi, dan perlu tindakan seperti

kaporitisasi.

3. Cakupan Keluarga Yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar

Tabel 4 Cakupan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasa Puskesmas


Banjaran KotaTahun 2015
Jamban

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Desa Jumlah % KK
KK Penduduk KK KK % Sehat
Sehat Memiliki
Diperiksa Memiliki

Banjaran Wetan 4.930 16.528 157 3683 97 74,7 61,8

Banjaran Kulon 3.183 10.939 145 2406 57 75,6 39,3

Ciapus 4.236 14.125 257 2478 117 58,5 45,5

Tarajusari 3.279 11.664 118 1164 60 35,5 50,8

Mekarjaya 2.804 8.957 24 1987 24 70,9 100,0

Jumlah 18.432 62.213 701 11718 355 63,6 50,6

Hasil IS Jaga yang dilaksanakan pada tahun 2015 dibandingkan dengan

kepemilikan bahwa desa Tarajusari dinilai kecil hal tersebut dikarenakan masih

banyak KK yang menggunakan WC umum / MCK dan di desa Ciapsus jamban

sehat dinilai kecil/rendah dan kebetulan lokasi yang di IS tersebut kebanyakan

pembuangannya dialirkan ke sungai.

4. Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat

Tabel 5 Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat Puskesmas Banjaran


Kota Tahun 2015
Jumlah

No Jenis TTU Yang


Diperiksa % Mmnh syarat %
ada

1 Mesjid 138 20 14,49 17 85,00

2 Industri Besar Tekstil 6 5 83,33 2 40,00

3 Industri Kecil :
E.Lain-Lain (IRT) 80 1 1,25 1 100,00

4 Sekolah :

A. Sekolah Dasar/MI 27 8 29,63 3 37,50

B. SLTP/MTs 4 2 50,00 2 100,00

C. SMU/MA 8 2 25,00 2 100,00

5 Salon Kecantikan 11 0 0,00 0

6 Tempat Pemangkas Rambut 8 3 37,50 3 100,00

7 Pasar 1 1 100,00 0 0,00

8 Pusat Perbelanjaan 8 1 12,50 1 100,00

9 Terminal Angkutan Darat 1 1 100,00 0 0,00

10 Pangkalan Sado 5 5 100,00 0 0,00

11 Perkantoran 22 10 45,45 8 80,00

12 Rumah Makan 6 4 66,67 2 50,00

13 Warung Makanan 12 4 33,33 4 100,00

14 Jasa Boga 8 3 37,50 3 100,00

15 Makanan Jajanan :

A. Pedagang Kaki Lima 50 12 24,00 5 41,67

B. Pedagang Keliling 41 25 60,98 9 36,00

16 Toko Penjualan Makanan 7 0 0,00 0

17 Makanan Jajanan Sekolah 81 43 53,09 20 46,51

18 Depot Air Minum Isi Ulang 30 14 46,67 6 42,86

JUMLAH 554 164 29,60 88 53,66


Tabel 6
Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat di wilayah kerja Puskesmas Banjaran Kota Tahun 2015

Makanan Jajanan Sekolah


Terminal Angkutan Darat
Toko Penjualan Makanan
Pemangkas Rambut
Pedagang Kaki 5

Pedagang Keliling
Pangkalan Sado

Rumah Makan
Pusat Belanja
Perkantoran

Jasa Boga
Industri

Sekolah
Mesjid
Damiu

Pasar

Salon
No Desa

Banjaran IRT
1 7 33 37 0 1 0 10 5 4 6 3 4 12 3 0 6 20
Wetan

2 Banjaran 7 18 18 0 3 1 30 25 3 13 4 2 13 4 1 10 30

3 Ciapus 4 38 14 0 1 0 10 5 2 1 0 0 6 0 0 2 15

4 Tarajusari 9 15 5 6 0 0 0 3 1 1 1 0 2 0 4 10

5 Mekarjaya 3 34 0 0 0 0 0 3 0 1 0 0 6 0 0 0 6

Jumlah 30 138 74 6 5 1 50 41 10 22 8 6 0 39 7 1 22 81
C. Analisis Kuantitatif Masalah pada Upaya Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan data tersebut, maka dilakukan identifikasi permasalahan

upaya kesehatan lingkungan Puskesmas Banjaran Kota sebagai berikut :

No. Target (%) Pencapaian Kesenjangan


Program
(%) (%)
1
Rumah sehat 78% 4,32% -73,68 %
2 Sarana air
78% 6,72% -71,28 %
bersih
3
Jamban 68% 5,96% -62,04 %
4
SPAL 65% 6,82% -58,18%
5 Tempat-
70% 16,52% -53,48 %
tempat umum
Tempat
6
pengolahan 75% 18,21% -56,79 %
makanan
7
Industri 70% 83,33% -
8
Klinik sanitasi 10% 53,56% -

Upaya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), untuk target,

pencapaian dan kesenjangannya tidak dapat diukur secara kuantitatif karena

pendataan yang kurang baik oleh penanggung jawab upaya dan kader, tetapi dapat

dinilai secara kualitatif dilihat dari apakah semakin baik atau tidak perilaku dan

kepedulian masyarakat terhadap kesehatan lingkungan.

D. Analisa Kualitatif Masalah Prioritas pada Upaya Kesehatan Lingkungan

Periode Tahun 2015

Identifikasi kemungkinan penyebab masalah pada upaya kesehatan lingkungan

dapat dilihat dari input dan proses.

1) Input

19
a) Man (Sumber Daya Manusia)

Internal :

Petugas dan penanggung jawab program kesling di Puskesmas Banjaran Kota

berjumlah hanya satu orang . Petugas dan penanggung jawab kesling merangkap

sebagai surveilans epidemiologi dan bagian administrasi barang sehingga

penanggung jawab kesling merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya.

Pemegang program memiliki pendidikan kesehatan lingkungan.

Eksternal :

Kader kesehatan lingkungan yang dipekerjakan untuk membantu upaya kesehatan

lingkungan bukan merupakan kader dengan keahlian spesifik pada bidang

kesehatan lingkungan. Tingkat pendidikan kader yang rendah, bervariasi dan

komunikasi kader yang kurang menyebabkan minimnya jumlah kader yang dapat

membantu program kegiatan kesling. Kader merangkap semua kegiatan program

upaya lain di Puskesmas Banjaran Kota sehingga tidak terfokuskan pada satu

program.

b) Minute (Waktu)

Waktu yang tersedia untuk melaksanakan program kegiatan kesling terbatas

diakibatkan oleh karena petugas kesling memiliki beberapa tanggung jawab.

c) Method (Metode)

Metode yang dilakukan oleh kader dan penanggung jawab program kesling, yaitu

penilaian dan pengawasan, penyuluhan, konseling, dan kunjungan langsung.

Penilaian dan pendataan dari kader terkadang masih salah karena tingkat

pemahaman kader berbeda.

d) Machine (Prasarana)

20
Prasarana yang disediakan oleh puskesmas masih kurang untuk menilai

lingkungan, seperti luxmeter, ph meter, alat pengukur komposisi air,dan lain-lain.

Hal tersebut menyebabkan penilaian kurang valid.

e) Money (Dana)

Pendanaan yang berasal dari BOK sudah mencukupi kegiatan upaya kesehatan

lingkungan.

f) Material

Alat yang membantu dalam menyelesaikan program ini hanya dengan

menggunakan format penilaian yang sudah dibuat oleh puskesmas. Minimnya

poster-poster tentang kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjaran Kota

khususnya yang berkaitan tentang materi sanitasi jamban keluarga yang sehat di

masing-masing desa cakupan.

g) Marketing (Pemasaran)

Cara pemasaran program kesehatan lingkungan Puskesmas Banjaran Kota

dengan pemicuan terhadap warga atau dengan pertemuan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) yang melibatkan tokoh masyarakat, lurah, camat, dan kader-

kader yang turut membantu dalam program ini. Masyarakat diajak untuk

menyelesaikan masalahnya sendiri dengan difasilitasi oleh petugas dari

puskesmas. Kebanyakan dari masyarakat setelah dilakukan sosialisasi masyarakat

memiliki kendala dalam tempat dan dana untuk membuat jamban yang sehat,

sehingga tidak mampu untuk membangun jamban yang diharapkan. Penyuluhan

dan pemicuan kepada masyarakat tidak begitu optimal, kurang mengenai sasaran

keseluruhan target masyarakat.

h) Information (Informasi)

21
Kurangnya informasi dari kader kepada masyarakat, karena kurangnya

pengetahuan akan kesling dan kesibukan para kader.

2) Proses

a. Perencanaan

Proses perencanaan upaya kesehatan lingkungan sudah berjalan dengan baik.

Setiap awal tahun pergantian periode masa kerja, petugas kesling sudah membuat

rencana kegiatan tahunan dan setiap bulannya pemegang program membuat

perencanaan kegiatan.

b. Penggerakan dan Pelaksanaan

Dalam satu upaya penilaian program kesling setiap bulannya harus melakukan

penilaian dan penyuluhan kepada lima desa. Masih rendahnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya keadaan sanitasi yang sehat masih merupakan yang

mendasari kurang berjalannya upaya-upaya program kesling di wilayah

Puskesmas Banjaran Kota. Selain itu rendahnya tingkat pendidikan pengetahuan

tentang sanitasi jamban sehat keluarga yang juga mendasari susahnya untuk

merubah pola pikir, kebiasaan dan perubahan perilaku pada masyarakat di

maisng-masing desa cakupan Puskesmas Banjaran Kota. Pelaksanaan pertemuan

STBM dengan mengikut sertakan kader, tokoh masyarakat sekitar, lurah serta

camat. Kemudian dilakukan pemicuan dengan mengajak serta masyarakat untuk

berdiskusi bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah dalam pembuatan

jamban yang sehat. Fasilitator berasal dari puskesmas yang hanya bertugas untuk

memicu agar masyarakat diajak berfikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri..

Program ini berjalan dengan baik, hanya saja pada saat setelah dilakukan

22
pertemuan STBM, masyarakat sulit untuk membangun jamban yang sehat karena

terkendala masalah dana.

c. Evaluasi dan Pelaporan


Kader kebanyakan tidak mengevaluasi setiap hasil kegiatan dari kesling

yang sudah dilakukan karena banyaknya program yang mereka kerjakan dan para

kader hanya mengikuti apa yang program kesling tugaskan. Penanggung jawab

kesehatan lingkungan melakukan pengawasan secara langsung pada setiap

kegiatan dan program yang kemudian dilaporkan setiap bulan pada kepala

puskesmas melalui laporan kegiatan bulanan. Pendataan seringkali tercecer karena

masih banyak yang berupa tulisan tangan.

3) SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,Tthreat)

Berdasarkan analisis diatas, dianalisis kembali berdasarkan SWOT.

Strength (S)

1. Kualitas petugas Kesling yang ada sudah baik, karena mempunyai

pengalaman kerja yang cukup lama dan selalu mengikuti pelatihan-

pelatihan. Latar pendidikannya S1 sanitarian sesuai dengan keahlian bagian

yang dipegang di Puskesmas Banjaran Kota.

2. Adanya kerjasama yang baik antara penanggung jawab upaya Kesling

dengan upaya lain di puskesmas.

3. Petugas kesling selalu membuat rencana kegiatan tahunan di awal taun

program kerja dan setiap bulannya pemegang program membuat

perencanaan kegiatan.

4. Beberapa kegiatan program Kesling di Puskesmas Soreang sudah terjadwal.

23
5. Metode yang digunakan antara lain dengan melaksanakan kegiatan

penilaian dan pengawaan, penyuluhan, konseling, dan kunjungan langsung

ketempat warga, jika terdapat kegiatan di luar gedung kader ikut terlibat

kegiatan luar ruangan.

Weakness (S)

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) Kesling yang bertugas

menjalankan seluruh program Kesling.

2. Petugas dan penanggung jawab kesling merangkap sebagai surveilans

epidemiologi, dan bagian admunistrasi barang sehingga petugas kesling

merasa kesulitan menyelesaikan tugasnya

3. Penanggung jawab dan kader melakukan kunjungan rumah seringkali hanya

jika terdapat laporan insidensi penyakit akibat lingkungan (diare, TBC,

dermatitis, dll)

4. Tingkat pendidikan kader yang rendah dan komunikasi kader yang kurang

menyebabkan minimnya jumlah kader yang dapat membantu program

kegiatan kesling.

5. Belum terdapat ruangan khusus untuk klinik sanitasi

6. Pencatatan kegiatan Kesling oleh Kader belum terkelola dengan baik, masih

banyak data yang belum tercatat dan hilang.

7. Kader kebanyakan tidak mengevaluasi setiap hasil kegiatan dari kesling

yang sudah dilakukan karena banyaknya program yang mereka kerjakan.

8. Data yang sering tercecer karena masih banyak yang ditulis tangan

Opportunity (O)

24
1. Dengan adanya kader pada setiap posyandu dapat membantu penanggung

jawab program kesling.

Threat (T)

1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keadaan sanitasi yang

sehat.

2. Rendahnya tingkat pendidikan pengetahuan tentang sanitasi jamban sehat

keluarga yang juga mendasari susahnya untuk merubah pola pikir,

kebiasaan dan perubahan perilaku pada masyarakat di maisng-masing desa

cakupan Puskesmas Banjaran Kota.

3. Belum optimal koordinasi lintas sektoral antara petugas kesling dan petugas

setempat seperti kepala desa, RT, RW.

Penetapan Prioritas Masalah pada Upaya Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, di UPTD Puskesmas

Banjaran Kota terdapat empat masalah pada upaya Kesehatan Lingkungan.

Dengan menggunakan metode teknik Reinke untuk menentukan prioritas masalah,

pada upaya program Kesehatan Lingkungan. Seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 2.8 Penentuan Prioritas Masalah Dengan Metode PAHO


Kriteria Jumlah
No Daftar Masalah
M S V C MxSxVxC Peringkat
1. Rumah Sehat 6 5 4 1 120 8
2. SAB 3 7 5 5 525 7
3. Jamban Keluarga 7 6 7 3 882 5
4. SPAL 3 8 3 1 72 9
5. TTU 2 7 7 6 588 6
6. TPM 3 8 8 5 960 4
7. STBM 8 7 5 7 1.960 2
8. SDM kurang 1 7 3 3 63 10
9. Waktu kunjungan 1 6 2 1 12 11
terbatas
10. Alat penilaian 1 6 2 1 12 12
kurang
11. Poster-poster 9 7 8 9 4.536 1

25
masih kurang
12. Penyampaian 7 6 6 4 1.008 3
informasi yang
kurang pada
masyarakat
13. Data sering 7 6 6 4 1.008 3
tercecer
Keterangan :

M (Magnitude) : Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

S (Severity) : Tingkat keparahan masalah

V (Vulnerability) : Sensitivitas dalam mengatasi masalah

C (Cost) : Biaya yang diperlukan dalam mengatasi masalah, semakin

mahal biaya yang dikeluarkan semakin kecil nilainya

II. Penetapan Akar Masalah Prioritas pada Upaya Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan hasil identifikasi penyebab masalah dari upaya kesehatan

lingkungan, maka selanjutnya dilakukan penetapan penyebab masalah tersebut

dengan menggunakan metode pohon masalah.

26
] Poster-poster tentang kesehatan
Input
lingkungan masih kurang

Man Minute Methode Marketing

Keterbatasan Banyak Kesulitan mengurus SPJ Lahan yang


SDM puskesmas kegiatan di karena harus segera tersedia untuk
luar diselesaikan, sedangkan penempelan poster
banyak kegiatan terbatas
puskesmas
lapangan
Petugas kesling
hanya 1 orang,
dan memegang
beberapa tugas

Tidak ada yang


bisa mengerjakan
poster

27
2.4 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah Utama Upaya Promosi

Kesehatan

Kurangnya poster-poster kesehatan lingkungan dipengaruhi beberapa

faktor terutama ketersediaan SDM untuk mengerjakan poster tersebut.

Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasi

akar permasalahan tersebut adalah:

1. Menambah SDM pemegang program kesehatan lingkungan

2. Bekerjasama dengan upaya lain dalam pembuatan poster atau membuat

poster dengan bantuan pembuat poster

3. Menyediakan lahan khusus untuk poster kesehatan lingkungan

4. Membuat poster atau banner untuk masyarakat yang dapat disebarkan ke

setiap RW

5. Mengganti poster dengan video tentang kesehatan lingkungan yang dapat

dilihat saat mengunjungi puskesmas

Solusi yang paling memungkinkan untuk penyelesaian akar


permasalahan poster-poster tentang kesehatan lingkungan masih kurang
adalah bekerjasama dengan upaya lain dalam pembuatan poster kesehatan
lingkungan atau membuat poster dengan bantuan pembuat poster.

28
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Upaya kesehatan lingkungan memiliki kendala baik kendala internal

maupun kendala eksternal. Kendala internal melibatkan berbagai unsur yang

berperan, pemegang upaya kesehatan lingkungan memiliki tanggung jawab yang

banyak karena selain memegang upaya kesehatan lingkungan juga membantu

tugas surveilans epidemiologi, dan bagian administrasi barang, sehingga petugas

kesahatan lingkungan kesulitan menyelesaikan tugas . Keterbatasan dana,

kurangnya koordinasi lintas sektoral dan kader merangkap sebagai kader lain juga

merupakan kendala yang menghambat upaya pencapaian program kesehatan

lingkungan.

3.2 Saran

3.2.1 Saran Internal

Untuk mengoptimalkan upaya kesehatan lingkungan di wilayah binaan


Puskesmas Banjaran Kota, disarankan agar sumber daya manusia di Puskesmas
Banjaran Kota ditambah, sehingga penanggung jawab upaya wajib puskesmas
dapat lebih optimal dalam menjalankan tugasnya. Penyuluhan untuk kader
mengenai pencatatan kesehatan lingkungan dan pemegang program setiap bulan
melakukan follow up kepada kader.

3.2.2 Saran Eksternal

Saran eksternal ditujukan kepada masyarakat Banjaran di bawah naungan

kader diharapkan lebih mandiri dan meningkatkan kepedulian dalam menciptakan

serta mengupayakan kesehatan lingkungan sekitar. Kepada para pemimpin desa

29
agar lebih mengajak masyarakatnya dan sama-sama membangun lingkungan yang

lebih baik lagi

30

Anda mungkin juga menyukai