1 SM PDF
1 SM PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jenis binder dengan dosis yang berbeda dalam pakan
buatan terhadap durabilitas dan stabilitas. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan lima perlakuan masing -masing perlakuan diulang
sebanyak lima kali Perlakuan A: Pakan dengan pemberian binder berupa CMC sebanyak 5% (kontrol), Perlakuan B :
Pakan dengan pemberian binder berupa tepung tapioka sebanyak 5%, Perlakuan C: Pakan dengan pemberian binder
berupa tepung tapioka sebanyak 10%, Perlakuan D: Perlakuan dengan pemberian binder berupa tepung rumput laut
sebanyak 5%, Perlakuan E: Perlakuan dengan pemberian binder berupa tepung rumput laut sebanyak 10%. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketiga jenis binder pakan, memiliki nilai durabilitas dan stabilitas yang baik.
Binder rumput laut pada dosis 10% menghasilkan nilai durabilitas dan stabilitas masing -masing sebanyak 94,44% dan
69,47%.
Kata Kunci: Binder, Udang, Pakan, Durabilitas, Stabilitas
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of the type of binder with different doses in artificial feed to the durability and
stability. This research was conducted at the Laboratory of Nutrition Faculty of Fisheries and Marine Sciences,
University of Padjadjaran. The research method was carried out experimentally using a completely randomized design
(CRD). This study uses five treatments each treatment was repeated five times Treatment A: Feed the provision of binder
in the form of CMC as much as 5% (control), Treatment B: Feed the provision of binde r in the form of tapioca starch as
much as 5%, Treatment C: Feed by administering binder tapioca flour as much as 10%, treatment D: treatment with
binder giving seaweed flour as much as 5%, treatment E: treatment with binder giving seaweed flour as much as 10%.
Based on the results of this study concluded that the three types of feed binder, has a value of durability and stability.
Binder seaweed at a dose 10% yield value the durability and stability of each as much as 94.44% and 69.47%.
140
Rheki Wulansari: Penggunaan Jenis Binder Terhadap Kualitas Fisik Pakan Udang
Salah satu faktor yang mempengaruhi Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian
kondisi kerusakan pelet yaitu tidak ini menggunakan lima perlakuan masing-
digunaannya bahan perekat dalam susunan masing perlakuan diulang sebanyak lima kali.
bahan baku pakan. Penggunaan bahan perekat Perlakuan yang diberikan adalah sebagai
akan mempengaruhi kualitas pakan, dan berikut :
bentuk pelet secara fisik. Bahan perekat Perlakuan A : Pakan dengan pemberian
diperlukan untuk mengikat komponen- binder berupa CMC sebanyak 5% (kontrol)
komponen bahan pakan agar mempunyai Perlakuan B : Pakan dengan pemberian
struktur yang kompak sehingga tidak mudah binder berupa tepung tapioka sebanyak 5%
hancur dan mudah dibentuk pada proses Perlakuan C : Pakan dengan pemberian
pembuatannya. binder berupa tepung tapioka sebanyak 10%
Penelitian terdahulu telah dilaksanakan Perlakuan D : Perlakuan dengan pemberian
mengenai evaluasi beberapa bahan perekat binder berupa tepung rumput laut sebanyak
untuk pakan krustsea (Heinen, 1981). 5%
Penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan Perlakuan E : Perlakuan dengan pemberian
tepung Gracillaria sp. pada pakan Panaeus binder berupa tepung rumput laut sebanyak
monodonfabricius (Briggs and Funge-Smith, 10%
1996). Penelitian tentang pemanfaatan tepung
rumput laut tersebut pernah diteliti juga 3.1 Prosedur Penelitian
sebagai pakan ikan bandeng, (Chanos chanos
3.1.1 Persiapan Pakan Uji
Forsskal) (Ahmad 2004). Selain itu dilakukan
evaluasi kualitas fisik dan kimiawi beberapa Persiapan pakan uji meliputi persiapan seluruh
jenis tepung rumput laut sebagai bahan bahan baku yang sudah diketahui kandungan
perekat pada ikan gabus (Canna striatus) gizinya. Formulasi pakan dihitung dengan
(Rosada dan Saat, 1992) dan pada udang menggunakan square Method. Kebutuhan
windu (Panaeus monodon) Fab. (Saade, dkk., pakan dalam penelitian ini antara lain, tepung
2009). ikan, tepung bungkil kedelai, pollard, dan
Beberapa bahan baku yang dapat binder berupa tepung tapioka, tepung rumput
dipakai sebagai bahan perekat pakan udang, laut, dan CMC. Setelah mendapatkan bahan
yaitu gandum, tepung terigu, tepung tapioka, baku, bahan baku ditepungkan dengan alat
dedak halus, tepung biji kapas, dan tepung penggiling atau penumbuk, hasil gilingan atau
rumput laut. Selain itu terdapat bahan perekat tumbukan itu kemudian di ayak untuk
yang tidak mengandung nutrisi, seperti CMC, mendapatkan tepung yang halus. Demikian
alginat, dan agar-agar, dan beberapamacam seterusnya dilakukan berulang-ulang sehingga
getah (Mujiman, 2007). Penambahan binder tepung benar-benar halus, dan jemur sampai
pada pakan buatan untuk ikan khususnya kering. Penimbangan atau penakaran sesuai
udang memerlukan berbagai penelitian untuk dengan kebutuhan, campurkan dengan bahan
menentukan tingkat kualitas penggunaan perekat, sebelum dicampurkan tambahkan
binder terhadap durabilitas dan stabilitas pada terlebih dahulu air panas agar menjadi kental
pakan dengan menggunakan tepung rumput seperti lem setelah itu aduk merata dengan
laut, tepung tapioka, dan CMC. Oleh karena penambahan air sebanyak 6% dari berat pakan
itu perlu dilakukan penelitian mengenai uji dan diremas-remas hingga menjadi homogen.
secara fisik penambahan dosis berbagai binder Kemudian dimasukan ke dalam alat pencetak
dan komposisi terbaik pada pakan berbentuk pelet dengan diameter lubang pencetak pellet
pelet. sekitar 1 mm, sesudah dikeringkan agar sesuai
dengan ukuran bukaan mulut udang pakan
METODE PENELITIAN dipotong kecil-kecil.dengan kandungan
protein 35% pada pakan udang (Lovell, 1989).
Metode penelitian dilakukan secara
eksperimental dengan menggunakan
141
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 2/Desember 2016 (140-149)
jarak dibagi waktu pakan sampai berada 3.3.5 Uji Kadar air (AOAC, 1999)
didasar gelas ukur. Pengujian Stabilitas pakan dilakukan
berdasarkan penelitian Pascual dan
3.3.3 Uji Durabilitas Sumalangkay (1981), yaitu sebagai berikut :
Durabilitas yaitu jumlah pellet yang kembali Contoh pelet yang telah dibuat untuk masing-
dalam keadaan utuh setelah diaduk dengan masing perlakuan diambil 30 gr, yaitu :
mekanik (pneumatic). 1. Alumunium foil di oven terlebih
dahulu pada suhu 105° selama 2 jam.
2. Pellet ditimbang = A gram (30gram)
Durabilitas = 3. Pellet dimasukan kedalam alumunium
Sumber : (Balazs et al. 1973). foil dan ditimbang = X gram.
Prosedur pengujian: 4. Alumunium foil yang berisi pellet di
1. Menyiapkan pakan yang telah dibuat oven pada suhu 105°C selama 2 jam.
terlebih dahulu. 5. Alumunium foil dikeluarkan dan
2. Memasukan semua pakan kedalam ditimbang jadi = Y gram
tumbling cane. 6. Pellet sesudah dikeringkan = Z , kadar
3. Memutar tumbling cane selama 50 kali
putaran. air = x 100%
143
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 2/Desember 2016 (140-149)
144
Rheki Wulansari: Penggunaan Jenis Binder Terhadap Kualitas Fisik Pakan Udang
145
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 2/Desember 2016 (140-149)
secara garis besar tidaklah jauh berbeda, Perendaman pakan uji didalam air
masing-masing binder memiliki durabilitas selama 30 menit mulai terlihat perbedaan nya
yang baik durabilitasnya di atas 90%. Pellet dengan daya ikat menurun, dapat dilihat
yang baik mempunyai durabilitas di atas 90% dengan perlakuan A (CMC 5%) sebesar
atau kandungan tepung di bawah 10%. Hasil 78,12% dan perlakuan B (Tapioka 5%)
analisis ragam menunjukan bahwa semua jenis sebesar 77,00 lebih kecil dibanding perlakuan
bahan perekat tidak berbeda nyata (P<0,05) A(CMC 5%) , perlakuan C (Tapioka 10%)
pada uji durabilitas pakan dapat dilihat di lebih tinggi yaitu 78,41% dibanding pelakuan
Lampiran 9. B (Tapioka 5%), dan Perlakuan D (Rumput
Laut 5%) lebih besar, dan perlakuan E
4.4 Stabilitas Pakan (Rumput Laut 10%) yaitu 82,08% lebih besar
Stabilitas pakan dengan pengunaan dibanding perlakuan sebelumnya
binder tapioka, binder CMC, dan binder
rumput laut dapat dilihat pada Grafik 3. 70.00
dibawah ini. 68.00 A
66.00 B
88,00
64.00 C
A
87,00
B D
62.00
86,00 E
C
60.00
85,00 D Rataan Stabilitas Pakan 60 menit
84,00 E
Rataan Stabilitas Grafik 5. Hasil rataan uji stabilitas didalam air
Grafik 3. Hasil Rataan uji stabilitas didalam selama 60 menit
air selama 10 menit.
Ket : Perendaman pakan uji selama 60 menit
A = CMC 5%, sudah terlihat daya ikatnya lebih rendah
B = Tapioka 5%, dibandingkan perendaman sebelumnya yaitu
C = Tapioka 10%, 10 menit, dan 30 menit. Perlakuan A (CMC
D = Rumput Laut Rumput laut 5%,
5%) yaitu 67,17% , perlakuan B (Tapioka 5%)
E = Rumput Laut 10%
yaitu 63,32 lebih rendah dari perlakuan A
Dari Grafik 3. dapat dilihat bahwa
(CMC 5%), perlakuan C (Tapioka 10%) lebih
perlakuan A(CMC 5%) dengan perendaman
besar yaitu 65,22% , dan perlakuan D
didalam air 10 menit mendapatkan stabilitas
(Rumput Laut 5%) mempunyai stabilitas
86,35%, lebih besar dari pada perlakuan B
68,46%, sedangkan perlakuan E (Rumput Laut
(Tapioka 5%) mendapatkan stabilitas 85,35%,
10%) lebih tinggi daya ikatnya yaitu 69,47%.
pada perlakuan C (Tapioka 10%)
Hasil analisis ragam menunjukan
mendapatkan hasil 85,90% lebih kecil dari
bahwa semua jenis bahan perekat tidak
perlakuan D (Rumput laut 5%) yaitu 86,75%
berbeda nyata (P<0,05) pada uji kecepatan
dan perlakuan E (Rumput laut 10%) sebesar
tenggelam dapat dilihat pada (Lampiran 10).
87,60%. Dapat dilihat bahwa penggunaan
Semua perlakuan stabilitas pellet jauh
binder Rumput laut dan CMC (kontrol) lebih
menurun pada 10 menit pertama dibanding 10
baik dari CMC.
menit berikutnya. Hal ini disebabkan karena
84.00
82.00
daya serap pellet terhadap air semakin
A
80.00 B
berkurang dan pengaruh tekanan air. Hasil
78.00 C penelitian Murai, dkk. (1981) terhadap pellet
D
76.00
E
udang, penggunaan bahan pengikat campuran
74.00
Rataan Stabilitas 30 menit
CMC lima persen dan gandum 5%, serta
tapioka 10% dan gandum 10% masing-masing
Grafik 4. Hasil rataan uji stabilitas didalam air
tahan sampai tiga jam. Perbedaan ketahanan
selama 30 menit .
146
Rheki Wulansari: Penggunaan Jenis Binder Terhadap Kualitas Fisik Pakan Udang
pellet di dalam air ini karena perbedaan Prinsip penetapan kadar air dengan
salinitas media air dan faktor-faktor lain motode pemanasan biasa (gravimetri) adalah
seperti ukuran partikel bahan. Menurut Meyer menguapkan air yang terkandung dalam bahan
et al. (1872), biasanya kehilangan nutrien dengan cara dipanaskan. Bahan tersebut
dalam air tawar lebih besar dari pada air laut. dipanaskan sampai memiliki berat yang
Dilihat dari data hasil perhitungan uji, konstan. Berat yang konstan menunjukan
stabilitas pakan, stabilitas atau daya tahan bahwa kandungan air pada bahan telah
pakan di dalam air dengan menggunakan menguap seluruhnya.
binder CMC, Tapioka, dan Rumput laut dapat Penggunaan binder rumput laut 10%
disimpulkan bahwa stabilitas dari pakan yang lebih rendah kadar air nya di bandingkan
menggunakan binder Rumput laut lebih baik binder yang lain nya, dikarenakan daya ikat
dibandingkan penggunaan binder CMC, dan untuk rumput laut sangat kuat di bandingkan
untuk tapioka lebih rendah dari CMC dan dengan tapioka yang memang sangat kecil
Rumput laut. Menurut Pascual dan Tabbu daya ikatnya dibandingkan binder yang
(1979) kapasitas bahan pengikat tapioka lebih lainnya. Menurut Pascual dan Tabbu (1979)
kecil dibandingkan bahan pengikat lainnya. kapasitas bahan pengikat tapioka lebih kecil
Hal ini diperkuat pula oleh hasil penelitian dibandingkan bahan pengikat lainnya.
Murai, dkk. (1981) yang menyatakan bahwa
penggunaan campuran bahan pengikat CMC 4.6 Tingkat Kesukaan Pellet pada Udang
5% dengan gandum 15% nilai stabilitasnya Tingkat kesukaan pada pakan dengan
6% lebih baik daripada campuran tapioka 10% perekat CMC, tapioka, dan rumput laut rata-
dengan gandum 10%. rata disukai oleh udang. Hal ini disebabkan
oleh pakan uji mengandung bahan yang
4.5 Kadar Air memberikan daya lezat yang baik. Tepung
10
ikan yang digunakan sebagai bahan baku pada
pakan uji dari semua bahan perekat yang baik,
8 A
sehingga pakan mengeluarkan aroma pakan
6 B yang tajam dan disukai udang. Murdinah dkk.
4 C (1999) mengemukakan bahwa pakan yang
2
D baik mempunyai aroma khas yang disukai
E oleh kultivan. Udang yang digunakan adalah
0
KADAR AIR
udang galah, apabila sudah terbiasa dengan
pakan uji maka dapat terlihat perbedaan
Grafik 6. Rataan tingkatan kadar air tingkat kesukaan pada pakan uji yang
Ket : diberikan kepada udang galah yaitu dapat
A = CMC 5% (kontrol), dilihat pada Tabel 2. dibawah ini.
B = Tapioka 5%,
C = Tapioka 10%, Tabel 2. Tingkat kesukaan pada pakan uji
D = Rumput laut 5% ,
Perlakuan
E = Rumput laut 10% Ulangan
A B C D E
Dari Grafik 6. dapat dilihat untuk 1 +++ +++ + +++ +++
perlakuan E (Rumput Laut 10%) mempunyai 2 +++ +++ +++ +++ +
kadar air yang sangat rendah yaitu dengann 3 +++ + + + +++
rata-rata 4,53% dibandingkan dengan Ket : A = CMC 5%, B = T apioka 5%, C =T apioka 10%, D = Rumput
perlakuan B (tapioka 5%) dengan persentase Laut 5%, E = Rumput L
148
Rheki Wulansari: Penggunaan Jenis Binder Terhadap Kualitas Fisik Pakan Udang
Murdinah. 1989. Studi stabilitas dalam air dan Budidaya Perairan di Indonesia.
daya pikat pakan udang bentuk Jilid 61. Proyek Penelitian Potensi
pellet. Tesis Program Pascasarjana Sumberdaya Ekonomi, Lembaga
IPB. Oseanologi Nasional, LIPI. P. 155.
Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman Meramu Tacon, A. G, J, 1987. The Nutrition and
Pakan Ikan. Penerbit Kanisius, Feeding of Farmed Fish and
Yogyakarta. Shrimp-A Training Manual: The
Rosada, H and M. A. M. Saat, 1992. The Essential Nutrient. FAO-UN., Bazil.
utilization of seaweed Meals as 117. p.
Binding Agents in Pelleted Feeds Pascual, C. P., and N. Tabbu. 1979.
for Snakehead (Channastriatus). Fry Freshwater and Agar as Binding in
and their Effect om Growth. Prawn Diets. Quart Res. Rep.
Aquaculture, 108:299-308. SEAFDEC. 5.
Saade, E. & Aslamyah, S. 2009. Uji Fisik dan Poncomulyo, T. 2006. Budidaya Pengolahan
Kimiawi Pakan Buatan untuk Rumput Laut. Agro Media Pustaka,
Udang Windu Panaeus monodon Jakarta.
Fab. yang Menggunakan Berbagai Wibowo, S. S. 1986. Pemeliharaan Udang
Jenis Rumput Laut Sebagai Bahan Galah di Kolam Air Tawar. PT
Perekat. Jurnal Ilmu Kelautan dan Waca Utama Pramesti bekerja sama
Perikanan. Vol. 19. Agustus 2009: dengan DKI Jakarta. Jakarta.
107-115.
Sahwan, M. 1999. Pakan Ikan dan Udang
Formulasi, Pembuatan dan Analisis
Ekonomi. PT Penebar Swadaya.
Jakarta.
Salam, N. I., 2008. Pengaruh berbagai dosis
binder tepung rumput laut
Gracillaria gigas terhadap kualitas
fisik dan kimiawi pakan udang
windu, Panaeusmonodon Fabr.
Laporan Penelitian. FPIK-UNHAS.
Makassar.P. 29.
Soeprobo, R. 1986. Pengaruh penggunaan dua
macam bahan perekat karboksimetil
sellulosa (Carboxy methyl cellulose-
CMC) dan tepung tapioca dalam
makanan terhadap pertumbuhan
udang winddu (Panaeusmonodon)
Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian. Bogor.
Suharni, 2009. Pengaruh berbagaidosis binder
tepung rumput laut,
Kapphycusalvarezii terhadap
kualitas fisik dan kimiawi pakan
udang windu, Panaeus monodon
Fabr. Laporan Penelitian. FPIK-
UNHAS. Makassar.p. 29.
149