Anda di halaman 1dari 10

2.

FLOTASI
Flotasi adalah Proses pemisahan mineral berharga dan tidak berharga berdasarkan
tegangan permukaan dengan cara mengapungkan partikel mineral ke fasa buih

A. Prinsip Pemisahan
Adanya mineral mengapung (hidrofobik/takut air/tidak basah) dan tidak
mengapung (hidrofilik/takut udara/dibasahi)

B. Mekanisme Pemisahan
Flotasi merupakan salah satu dari banyak metode separasi. Mekanisme flotasi
didasarkan pada gejala bahwa beberapa partikel mudah dibasahi (hidropilik) dan lainnya
sulit dibasahi (hidropobik). Partikel – partikel yang basah tidak mengapung dan cenderung
tetap berada dalam fase air.Dipihak lain partikel – partikel hidropobik (tidak dibasahi)
menempel pada gelembung, naik ke permukaan membentuk bih yang mengandung partikel
dan dipisahkan.

Gambar 2.1 Mekanisme Flotasi

Keterangan : ↑ mineral mengapung (hidrofobik)

↓ mineral tenggelam (hidrofilik)


water
gas bubble

intergrowths
hydrophobic

particle

hydrophilic particle

Gambar 2.2 Flotasi

C. Tahapan Flotasi
1. Conditioning  mengkondisikan suasana sesuai yang kita inginkan
2. Pengapungan / Aerasi / Pengudaraan  Flotasi berlangsung

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi


1. Ukuran butir (umumnya kurang dari 65 #
2. Persen solid
3. PH
4. Jumlah Kolektor
5. Jumlah pembuih
6. Jumlah depresant
7. Waktu pengapungan
8. Waktu pengkondisian
9. Laju Udara
10. Kecepatan pengadukan / RPM

E. Peralatan Flotasi
1. Cell Flotasi
2. Denver Mesin Flotasi
3. Microcell Flotasi (Hallimaund Tube)
Mekanisme dari pengumpulan mineral adalah problem utama pada teori
flotasi.Langkah pertama dalam memecah kan problem adalah bagaimana untuk merubah
sebagian dari antar fase padat – cair oleh antar fase padat – gas dengan menggunakan
reagen flotasi. Karakter material yang hydrophilic-hydrophobic diakibatkan oleh kekayaan
physicochemical mereka atau tepatnya dari suatu keseimbangan kekuatan yang beroperasi
di ke tiga alat penghubung solid-water, water-gas dan solid-gas. Gaya ini membuat
gelembung dan membentuk sudut dengan permukaan yang padat . Sudut itu disebut sudut
kontak.

gelembung

air 
mineral

GAMBAR 2.3 Sudut Kontak

sg = sl + lg cos 

Dimana,

sg - solid – gas interfacial tension (in mN/m or mJ/m2)

sl - solid – liquid interfacial tension

lg - liquid – gas interfacial tension

 - contact angle (in degrees).

Analisa thermodynamic pada sistem flotasi menunjukkan bahwa parameter flotasi yang
utama adalah kombinasi sudut-kontak dan tegangan muka

Gf =lg (cos  - 1)


Flotasi merupakan proses konsentrasi mineral berharga berdasarkan pada
perbedaan tegangan permukaan dengan cara mengapungkan mineral ke permukaan.
Mekanisme flotasididasarkan pada adanya partikel mineral yang dibasahi (hidropilik)
dengan partikel mineral yang tidak dibasahi (hidropobik). Partikel-partikel basah tidak
mengapung dan cendrung tetap berada dalam fasa air. Di pihak lain partikel-partikel
hidropobik tidak dibasahi menempel pada gelembung, naik ke permukaan, membentuk
buih yang mengandung partikel, dan dipisahkan.

Dalam proses flotasi diperlukan reagen-reagen flotasi yang penggunaannya tidak


dimaksudkan untuk mengubah sifat-sifat kimia partikel tersebut tetapi hanya mengubah
sifat permukaan dengan menyerap (mengadsorpsi) reagen flotasi tersebut. Secara garis
besar reagen yang digunakan dalam flotasi, yaitu :

a. Kolektor

Kolektor adalah zat organic dalam bentuk asam atau basa atau garam, dimana
dapat mengubah permukaan mineral dari hidropilik menjadi hydrophobic dengan
proses penyerapan (adsorpsi).

Kolektor dibagi dua, yaitu :

1) Grup polar, yakni aktif secara kimia, larut baik dalam air, dan bersifat hidrofilik.

2) Grup non polar yakni tidak aktif secara kimia, tidak larut dalam air, dan bersifat
hidrofobic.

Kolektor dapat juga diklasifikasikan sesuai dengan sifat ion dari molekul yang
terionisasi, yaitu :

1) Kolektor anionik, yaitu kolektor yang biasa dipakai pada flotasi sulfida uap, tapi
juga memungkinkan untuk dipakai pada flotasi mineral non sulfida.

2) Kolektor kationik, yaitu kolektor untuk flotasi non sulfida (oksida)


b. Modifier

Modifier adalah reagen kimia yang diperlukan dalam proses flotasi untuk
mengintensifkan selektivitas dari pekerjaan kolektor. Modifier berguna dalam
membantu partikel mineral supaya tenggelam.

Jenis-jenis modifier, yaitu :

1) PH regulator

Harga PH yang sesuai akan menentukan intensitas dan banyaknya reagen kimia
yang diperlukan yang juga akan menentukan kecepatan reaksi.

2) Aktivator

Aktivator adalah reagen kimia dalam flotasi untuk meningkatkan kerja kolektor
pada permukaan partikel mineral.

Depresan adalah reagen flotasi yang membantu menenggelamkan partikel mineral


dengan cara menyelimuti permukaan partikel sehingga tidak menempel pada
gelembung udara.

c. Frother

Frother (pembuih) adalah reagen kimia yang dipakai dalam flotasi untuk
membentuk buih atau busa. Kehadiran frother pada fase cair pada larutan flotasi,
meningkatkan kekuatan gelembung udara dan membantu penyebaran gelembung.

Beberapa karakteristik frother, yaitu ;

1) Suatu substansi organic

2) Molekulnya heteropolar terdiri dari satu atau lebih gugusan HC yang dihubungkan
satu grup yang polar

3) Kelarutannya tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil

4) Tidak ter-ion
5) Busa / buih akan segera pecah setelah terpindah dar sel flotasi

6) Mempunyai aktivitas kimia yang lemah

Frother yang biasanya digunakan adalah pine oil dan asam kresilik alkohol sintetis.

F. Hidrodinamika dan Kinetika flotasi

1. Hidrodinamika flotasi

Keterapungan (floatability) partikel mineral menentuka keberhasilan operasi


flotasi. Pada saat flotasi berjalan, ada beberapa gaya yang timbul untuk melepaskan
partikel mineral dari penempelannya pada gelembung udara. Gaya yang terjadi adalah
gaya gesek, gaya gravitasi dan inersia.

Salah satu langkah yang penting dalam flotasi adalah tabrakan partikel padatan
dengan gelembung gas dengan terbentuk lapisan tipis antara keduanya. Pelekatan
partikel pada gelembung udara dalam medium air tergantung pada laju penipisan air
antara gelembung udara dan permukaan partikel. Proses pelekatan dibagi menjadi tiga,
yaitu :

a. Partikel gelembung udara saling mendekat menghasilkan suatu lapisan tipis air di
antaranya.

b. Penipisan lapisan tipis air, daerah ini disebut juga lapisan diffusion boundary

c. Hilangnya lapisan tipis oleh gaya interaksi lapis tangkap dan gaya interaksi molekul.
Pelekatan di awali dengan kontak tiga fasa yang dengan cepat meluas.

2. Aliran proses dan gerakan didalam cell flotasi.

Pergerakan gelembung dalam fluida disebabkan gaya-gaya yang bekerja pada


gelembung yaitu gaya apung, gaya seret, gaya bentur, atau gaya alir. Sedangkan
pergerakan partikel dalam fluida di akibatkan karena adanya gaya medan, gaya apung
static, dan gaya seret partikel. Kesetimbangan ketiga gaya tersebut akan
mengakibatkan gelembung ke atas dengan kecepatan tetap.
Sel flotasi dapat naik disebabkan oleh lima aliran, yaitu :

a. Aliran tangensia, yakni aliran yang terjadi pada daerah didekat poros atau sumbu
pengaduk.

b. Aliran sirkulasi tertutup, yakni aliran yang berputar tertutup dengan arah vertical.

c. Aliran sirkulasi terbuka yang terdapat didalam lapisan buih.

d. Aliran aksial/poros yang didapat dengan bantuan penyekat berubah ke aliran


tangensial.

e. Busa bagian luar banyak ke atas, membawa partikel ke permukaan.

3. Kinetika Flotasi

Kinetika flotasi adalah studi variasi jumlah konsentrat terhadap waktu dan
identifikasi kuantitatif variable yang mengatur laju flotasi, dan tujuan mempelajari
kinetika flotasi adalah mengetahui hubungan antar variable dan dituangkan dalam
modul persamaan laju flotasi.

Terdapat empat metode yang digunakan dalam perumusan kinetika flotasi, yaitu :

a. Metode empiric, persamaan kinematika diperoleh dari kurva data perolehan terhadap
waktu hasil percobaan

b. Metode analitik, hubungan antara komponen dipelajari menurut teori hidrodinamika


dan fenomena perpindahan.

c. Metode semi empiric, perpaduan metode empiric dan analitik.

d. Metode analogi kimia, proses flotasi di anggap analog dengan reaksi kimia mengacu
pada teori kinetika reaksi kimia.

Pemisahan mineral dengan cara flotasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap
conditioning dan tahap pengapungan mineral (flotasi). Tahap conditioning bertujuan
untuk membuat suatu mineral tertentu bersifat hidropobik dan mempertahankan mineral
tertentu bersifat hidropobik dan mempertahankan mineral lain bersifat hidropilik. Pada
tahap conditioning ini ke dalam pulp dimasukkan beberapa reagen flotasi.

Dengan adanya conditioning maka :

1. Mengusahakan mineral-mineral yang tidak diinginkan tetap dibasahi, dengan


menambahkan dispersan.
2. Mengusahakan agar kolektor itu bekerja lebih efektif dan efisien, dengan
menambahkan aktivator.
3. Mengusahakan lingkungan yang dapat menghasilkan gelembung yang stabil, dengan
menambahkan frother
4. Mengendapkan ion-ion pengganggu
5. Tercipta lingkungan pada PH tertentu, yaitu dengan menggunakan PH regulator
6. Slime coating dapat dilepaskan dengan menggunakan dispersan

Keberhasilan flotasi akan banyak ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan dalam
penambahan reagen flotasi. Sedangkan pada tahap flotasi adalah tahap pengaliran udara
ke dalam pulp secara mekanis baik melalui agitasi maupun injeksi udara. Gelembung
udara dapat timbul karena adanya putaran impeler dari sell flotasi di dalam pulp. Akibat
putaran impeler maka tekanan udaradi dalam pulp menjadi rendah. Pada saat aerasi, alir
uadara yang mempunyai tekanan lebih besar akan mengalir ke dalam pulp karena tekanan
udara di dalam pulp lebih rendah sebagai akibat putaran impeler. Akibat adanya sifat
permukaan, maka mineral hidropobik akan menempel pada gelembung udara.
Gelembung udara yang telah tertempeli oleh mineral hidropobik akan terapung di atas
permukaan udara dan pulp. Partikel tersebut dapat diapungkan walaupun berat jenis
partikel lebih besar daripada berat jenis air dengan adanya bantuan udara.

Komsumsi tenaga yang rendah sedangkan yang lain kemungkinan dengan tenaga
yang lebih tinggi. Flotasi cell (flotation cell) dan flotasi cell mikro (mikro flotation cell)
merupakan contoh dari jenis alat flotasi.
G. Flotasi Cell

Beberapa variabel yang mempengaruhi hasil flotasi dengan menggunakan flotasi


cell adalah kecepatan pengaliran udara, gelas poros dari alat, densitas dari pulp, ukuran alat
( ketinggian kolom dari dasar sampai permukaan pulp) dan kondisi dari pulp (PH, adsorbsi,
desorbsi). Dengan kondisi yang tertentu dari kecepatan aliran udara, ukuran atau diameter
bukaan (P = opening) dari gelas poros menghasilkan gelembung udara dengan diameter
yang kecil. Densitas dari pulp, volume dari pulp dan ukuran alat juga merupakan faktor
variabel yang penting. Jika densitasnya terlalu tinggi, tabrakan antar partikel akan lebih
besar dan kemungkinan penempelan partikel-partikel yang mengapung harus diapungkan.
Gambaran skematis dari flotasioan cell ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Flotation Cell

Pada proses flotasi mineral berharga bersama dengan reagen akan menempel pada
gelembung udara naik kepermukaan sedangkan sisanya berupa pasir halus dan air laut ini
disebut dengan tailing

Anda mungkin juga menyukai