Anda di halaman 1dari 2

Aku Berubah Hanya Karena Dia

Dalam harian bahasa Mandarin "The Liberty Times" muncul sebuah tulisan kecil namun menarik
perhatianku. Judul tulisannya berbunyi: "Aku berubah hanya karena dia". Penulisnya adalah seorang
wanita yang mengisahkan bagaimana pertemuannya dengan seorang cowok telah mengubah cara
hidupnya di masa silam, dan lebih lagi telah membantunya untuk sungguh menjadi seorang feminine.

"Sejak kecil aku selalu senang mengenakan pakaian cowok, mengenakan celana jeans, rambut dipotong
pendek. Beberapa kali saya membangun persahabatan dengan lawan jenis. Namun lima pacarku pada
akhirnya selalu saja menolak aku dan cerai karena aku kurang menunjukan sikap feminine. Namun
sejak aku bertemu dengan 'dia' aku kini sungguh telah berubah. Sejak kecil aku tak pernah menyukai
warna merah muda. Namun demi 'dia' saya mulai menyukai segala yang berwarna merah muda, mulai
dari warna hand phone, pakaian, bahkan tali pengikat rambut. Sejak kecil aku senang memakai sepatu
sport. Namun sejak bertemu dengannya saya sudah menjelajahi semua toko yang menjual sepatu yang
bertumit tinggi. Sering kakiku lecet karena harus mengenakan sepatu kulit, tetapi saya menahan
semua rasa sakit itu. Saya adalah seorang yang takut kedinginan, dan lebih senang memakai celana
jeans panjang. Namun hanya karena 'dia' walaupun udara dingin, saya mulai memakai rok walau kadang
aku harus diserang flu. Berbagai jenis rok, mulai dari jenis sutra hingga rok jeans mulai aku beli. Ini
terjadi sejak saya bertemu dengannya. Dulu saya tak senang menggunakan parfum. Namun kini aku
mulai belajar bagaimana harus memilih jenis minyak wangi, aku mulai belajar bagaimana harus merias
diri. Hanya karena 'dia' aku kini telah berubah. Aku kini telah berubah menjadi lebih baik dari dulu,
aku kini berubah menjadi seorang yang sungguh-sungguh perempuan, hanya karena 'dia'."

Dalam bacaan yang diambil dari Kisah Para Rasul 20:17-27, kita mendengar bagaimana Paulus
berkisah tentang nasib yang pernah dan akan menimpa dirinya. Ia menasihati jemaat yang datang
bertemunya di Miletus untuk bertekun mewartakan pertobatan kepada orang Yahudi dan Yunani
sebagaimana telah diperbuatnya sendiri. Dan kini oleh desakan Roh, Paulus akan beralih menuju
Yerusalem walaupun ia sendiri tahu apa yang akan terjadi atas dirinya di Yerusalem. Roh Kudus telah
menyatakan kepada dirinya bahwa penjara dan sengsara telah menantikan kedatangannya di
Yerusalem. Namun demikian Paulus tidak merasa takut. Paulus tidak melarikan diri, ia tidak mengelak.
Ia dengan berani memasuki kota abadi Yerusalem, dengan berani menghadapi dan menerima
tantangan tersebut.

Kita mengenal siapakah Paulus ini sebelumnya. Dahulu ketika Paulus masih menyandang nama seorang
'Saulus', ia adalah seorang musuh orang-orang Kristen. Ia adalah musuh para pengikut Kristus. Ia
dengan berbagai cara telah berusaha agar kelompok kristen dibekukan, agar mereka tidak membuka
mulut dan bersaksi tentang Yesus yang bangkit. Ia telah memberikan peritah untuk merajam
Stefanus dengan batu hingga mati. Itu adalah kisah masa silam tentang Paulus. Namun saat ini ia
telah berubah. Dan apa yang telah membantu perubahan mendasar dalam diri Paulus? Sama seperti
tulisan kecil di atas, Paulus telah menjawab bahwa 'DIA' (Yesus yang bangkit) telah mengubah
dirinya. Hanya karena 'DIA' Paulus kini berubah. Hanya karena 'DIA' Paulus kini bersedia menerima
hukuman penjara, bahkan rela menerima ajalnya di ujung sebilah pedang. Hanya karena 'DIA'.

Apakah akupun telah ikut berubah? Apakah anda juga telah ikut berubah seperti Paulus? Apakah
'DIA' telah menjadi kekuatan yang bisa meluluhkan kekerasan bathin kita dan bangkit berdiri dan
secara tegas bersaksi tentang 'DIA' yang bangkit? Semoga kitapun boleh berkata; Hanya karena
'DIA' saya kini telah berubah

Anda mungkin juga menyukai