Kristen swanson (1991) mempelajari tentang klien dan pengasuh profesional
dalam upaya mengembangkan teori caring untuk praktek keperawatan. Tiga kelompok berbeda diwawancarai: wanita yang mengalami keguguran, orang tua, dan seorang ibu yang baru melahirkan yang sedang dirawat di ruang perawatan intensif (obgyn). Semua kelompok berada di perinatal (sebelum, selama, atau setelah kelahiran anak), pengaturan atau konteks dan pengalaman fenomena caring. Peneliti bertanya kepada kelompok setiap pertanyaan tentang bagaimana pengalaman mereka dan ekspresi caring dalam situasi yang mereka alami. Setelah menganalisa cerita dan deskripsi dari tiga kelompok, swanson mengembangkan teori caring. Swanson mendefinisikan caring sebagai cara memelihara untuk berhubungan dengan nilai lain, kepada siapa seseorang merasa suatu pribadi yang sadar akan komitmen dan tanggung jawab. Teori ini mendukung klaim bahwa caring adalah fenomena keperawatan pusat tetapi tidak harus unik terhadap praktek keperawatan.
Kontribusi swanson sangat berharga dalam memberikan arahan untuk
bagaimana mengembangkan strategi caring bermanfaat dan efektif. Setiap proses caring memiliki definisi melayani sebagai dasar untuk intervensi keperawatan. Perawatan dan caring sangat penting dalam membuat perbedaan positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan klien, (Swanson, 1999a). Demikian temuan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan teori yang berguna untuk membimbing praktek keperawatan klinis.misalnya, Swanson (1999b) menguji efek konseling caring pada emosional perempuan pada tahun pertama setelah konseling tentang keguguran. Caring berbasis signifikan dalam mengurangi depresi dan kemarahan perempuan, khususnya bagi perempuan dalam 4 bulan pertama setelah keguguran. TEORI CARING SWANSON (SWANSON’S THEORY OF CARING)
KELOMPOK III :
DIANRI SALU TONDOK
GRATIA VIRGIN RUNTU STEFANLI MAYA KABELEN ARIS ROSARIUS M. WATU .W