Pesisir New
Pesisir New
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2018
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
percaya berkat kuasa dan anuhgerah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas perkuliahan dari mata kuliah pilihan Rekayasa Pantai dan Pesisir dalam
bentuk karya tulis seperti ini. Dan terimakasih berlimpah kepada semua aspek yang
Pada dasarnya karya tulis ini dibuat sebagai konsep awal dalam perbekalan
ilmu untuk mahasiswa terhadap mata kuliah pilihan Rekayasa Pantai dan Pesisir
pada semester VIII ini. selain itu makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dan
setidaknya memberi sedikit bayangan mengenai materi kuliah yang diangkat dalam
makalah ini.
Pada kesempatan ini kami sadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan dan harapan pembaca Nan budiman, untuk itu saran dan dan kritik
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan pembaca
pada umumya.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
4
4
1
BAB I
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.000 buah pulau.
Wilayah pesisir dan luas laut mencakup sekitar 3,1 juta km2 dan ZEE 5,8 juta km2.
Dan garis pantai memuat habitat yang sangat bervariasi (81.000 km2), kedua setelah
Kanada.
Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara lautan dan daratan. Wilayah ini
pengelolaan wilayah pesisir yang baik menjadikan wilayah pesisir sebagai salah
satu komoditi Indonesia (devisa). Maka dari itu, dalam hal ini tentu diperhatikan
SDA.
Sungai adalah salah suatu ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik oleh aktivitas alam maupun aktivitas manusia di Daerah Aliran Sungai
(DAS). Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk
secara alamiah, mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir.
Air hujan yang jatuh diatas permukaan bumi dalam perjalanannya sebagian kecil
menjadi alur sedang seterusnya mengumpul menjadi satu alur besar atau utama.
meski kelas dari sungai itu tidak sama tapi keberadaannya bukan menjadi objek
yang asing. Masyarakat Indonesia sendiri memiliki sejarah yang dekat dengan
2
sungai. Pada masa lalu setiap aktifitas manusia dilakukan di sungai, namun seiring
tertentu, sungai masih menjadi objek penting untuk beraktifitas, mulai dari
Namun,fenomena ini sudah sangat sulit dijumpai kecuali yang masih tinggal di
kawasan pedalaman.
Sungai menjadi salah satu sumber air, sehingga perannya sangat penting bagi
sumber air rumah tangga, sumber air industri, irigasi, perikanan, transportasi,
rekreasi, sumber bahan bangunan (pasir dan batu) dan masih banyak lagi manfaat
Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
3. Dampak lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mempelajari kawasan muara sungai
ini untuk mengetahui secara rinci tentang muara sungai. Sebagai bahan referensi
tentang studi kasus morfologi muara sungai, pengelolaan muara sungai, strategi
BAB II
BAB II PEMBAHASAN
Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan laut.
terutama pada waktu banjir. Mulut sungai adalah bagian paling hilir yang langsung
bertemu dengan laut. Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang
berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat
bercampur dengan air tawar (Pickard, 1967). Kombinasi pengaruh air laut dan air
tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan kondisi
lingkungan yang bervariasi, antara lain; tempat bertemunya arus sungai dengan arus
pasang surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada
lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut.
tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang surut air laut,
morfologi estuari, pasang surut dan debit aliran dari hulu (debit sungai). Sirkulasi
air tawar dan air asin, gerak sedimen, polutan (biologis, kimiawi, dan fisis), dsb.
Pengaruh debit aliran lebih dominan di bagian hulu estuari daripada sebelah hilir.
4
Saat banjir debit sungai mendorong polutan ke laut sehingga batas intrusi air
asin dan kekeruhan terdorong lebih ke hilir, sedang pada debit kecil polutan
bergerak lebih ke hulu. Arus pasang surut mempengaruhi pergeseran salinitas dan
kekeruhan di sepanjang estuari. Pada saat titik balik (slack), dimana kecepatan
aliran kecil, sebagian besar sedimen mengendap. Saat setengah periode air surut
dan air pasang, dimana kecepatan aliran besar, sedimen yang tadinya mengendap
angkutan (transpor) sedimen (pasir), baik dalam arah tegak lurus maupun
komponen yaitu transpor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai
Muara ini terjadi pada sungai dengan debit sepanjang tahun cukup besar
membawa angkutan sedimen dari hulu cukup besar. Saat air surut sedimen
Saat air pasang, kecepatan aliran bertambah besar dan sebagian suspensi
dari laut masuk kembali ke sungai bertemu sedimen yang berasal dari hulu.
Di alur sungai, saat surut sebagian sedimen yang telah diendapkan tererosi
sehingga muara sungai akan maju ke arah laut dan membentuk delta
Saat tinggi pasang surut cukup besar, volume air pasang yang masuk ke
sungai sangat besar dan berakumulasi dengan air hulu sungai. Pada saat
surut, volume air mengalir keluar dalam periode waktu tertentu. sehingga
kecepatan arus selama air surut dapat membentuk muara sungai. Muara ini
pelayaran.
Agar mulut sungai selalu terbuka diperlukan dua buah jetty panjang untuk
Pada alternatif ini terdapat dua pilihan yaitu mulut sungai tetap (tidak
dapat mengerosi daerah yang berada pada alur sungai yang berbelok tersebut.
Untuk menahan pembelokan muara sungai perlu dibuat jetty sedang atau pendek,
alat berat.
besar sehingga terjadi degradasi dasar sungai akibat morfologi. Hal tersebut
pasang surut dan debit aliran dari hulu (debit sungai). Sirkulasi tersebut
air tawar dan air asin, gerak sedimen, polutan (biologis, kimiawi, dan fisis),
dsb. Pengaruh debit aliran lebih dominan di bagian hulu estuari daripada
sebelah hilir. Saat banjir debit sungai mendorong polutan ke laut sehingga
batas intrusi air asin dan kekeruhan terdorong lebih ke hilir, sedang pada
gerakan periodik air dan menimbulkan debit aliran yang besar. Arus pasang
estuari. Pada saat titik balik (slack), dimana kecepatan aliran kecil, sebagian
besar sedimen mengendap. Saat setengah periode air surut dan air pasang,
tererosi kembali.
ditimbulkan oleh pasang surut, air tawar dan air asin akan terpisah dengan
air tawar yang mengalir menuju laut berada di atas dan lapisan air asin
sama dengan salinitas air, sedangkan lapis atas merupakan air tawar. Posisi
10
sudut asin dapat berubah, yang bisa bergerak ke hulu pada saat pasang dan
ke hilir pada waktu surut. Sebagian Apabila pasang surut lebih besar,
pencampuran yang lebih baik terjadi antara air asin dan air tawar. Salinitas
BAB III
3.1 Kesimpulan
Sungai menjadi salah satu sumber air, sehingga perannya sangat penting bagi
kehidupan masyarakat. Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang
Di wilayah pesisir, muara sungai sangat terpengaruh oleh kondisi air daratan
seperti aliran air tawar dan sedimen, serta air lautan seperti pasang-surut,
gelombang, dan masuknya air asin ke darat. Bergantung pada lokasi dan kondisi
lingkungannya, muara dapat mengandung banyak relung ekologis dalam area kecil,
3.2 Saran
1. kita senantiasa harus menjaga kelestarian sungai, agar sungai dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://bejoslam.blogspot.com/2007/12/Pengelolaan-daerah-aliran-sungai.html
Diakses pada tanggal 3 Mei 2018
http://hendri-wd.blogspot.com/2011/07/Morfologi-daerah-Sungai.html Diakses
pada tanggal 3 Mei 2018