Anda di halaman 1dari 16

Ada beberapa alas an :

Satu, pertama kali saya berpikir untuk bgaimana hidup saya dimasa yang
akan datang apakah saya bekerja untuk diri sendiri ataukah untuk
bagaimana saya memberi diri dengan mengembangkan potensi diri yang
ada untuk diberikan kepada bangsa dan negara,sehingga saya ingin
mencoba melamar di sebuah instansi BKKBN. Disamping saya ingin
mengabdi saya ingin lebih banyak berbuat, memberi dan membagi untuk
orang lain, juga lignin menambah pengetahuan bagaimana harus bersikap
dan ketrampilan dalam mengemban tugas.. Kedua, pegawai adalah
pekerjaan yang mulia untuk dimasa depan. Itulah alas an saya sehingga
saya bekerja di BKKBN .
TUGAS

KARYA TULIS ILMIAH

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM


PEMBANGUNAN KELUARGA

Kerangka Acuan :

1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah


2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Manfaat
5. Metode Penelitian
6. Jadwal

HELFRIEN N. BOHOH, S.Sos

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SULAWESI TENGAH


UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM
PEMBANGUNAN KELUARGA

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga merupakan “unit
terkecil dalam masyarakat” yang terdiri dari suami dan isteri, ibu dengan anak, bapak
dengan anak atau suami isteri dan anak. Dalam kehidupan bermasyarakat keluarga
akan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan sosial yang lebih luas.

Berbagai Kajian membuktikan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas
individunya (Fukuyama, 1995; Lickona, 2000). Keluarga merupakan fondasi dalam
menumbuh kembangkan nilai moral individu. yaitu dengan ”Mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera”

Terpenuhinya kebutuhan hidup spiritual maupun material dan terciptanya hubungan


yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga erat kaitannya dengan
permasalahan kesehatan reproduksi sebagai bagian kesehatan integral yang
mempengaruhi kesehatan ibu secara umum. Oleh karenanya pemahaman kesehatan
reproduksi dan hak reproduksi sangat diperlukan untuk mencegah permasalahan
kesehatan reproduksi yang timbul baik bagi ibu sendiri maupun ibu yang memiliki
remaja.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Seperti diketahui bahwa dalam kenyataannya, perempuan selalu diintervensi berbagai
pihak, bahkan "dipaksa" melakukan sesuatu di luar keinginannya.
Dengan dalih kodrat dan kewajiban yang tidak diganggu gugat, perempuan sering
menjadi komoditas dan alat bagi berbagai tujuan pihak lain, terkadang tidak relevan
dengan kebutuhan dan keinginan perempuan itu sendiri.

1.3 TUJUAN

Upaya peningkatan kesehatan reproduksi wanita dalam pembangunan keluarga untuk


mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera :

a. Mensosialisasikan upaya peningkatan kesehatan reproduksi wanita dalam


pembangunan berkeluarga
b. Mensosialisasikan revitalisasi program kependudukan dan KB dalam mendukung
Pembangunan Kependudukan
c. Mensosialisasikan peran BKOW dalam mendukung program Keluarga Berencana.

1.4 RUANG LINGKUP

"Dari sudut pandang psikologi, ruang lingkup hak reproduksi itu cukup luas dan
berkenaan dengan segala aspek kehidupan perempuan pada masa reproduksi aktif.
Mulai dari menstruasi pertama, masa-masa dating dengan lawan jenis, kehidupan
perkawinan, sampai pada kehidupan karier dan pekerjaan,"

Hak reproduksi wanita yang harus dipahami adalah: Pertama akses untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kedua, Hak untuk memperolah informasi atas
kesehatan reproduksinya, baik dari pendidikan formal maupun non-formal. Ketiga, Hak
secara sadar memang menginginkannya, dan bebas dari paksaan pihak lain. Keempat,
hak mendapatkan pelayanan pra, pasca Kelahiran serta pelayanan kontrasepsi dan
kesehatan reproduksi. Kelima, Hak mendapatkan akses pelayanan yang aman.
Keenam, Hak untuk terhindar dari penyakit Infeksi Menular Seksual.

Ketujuh, hak untuk mendapatkan rasa aman, bebas dari ketakutan akan ancaman
kekerasan seksual.
Oleh karena itu dalam seminar ini patutlah kita hargai bahwa upaya untuk membangun
keluarga yang berkualitas salah satunya perlu meningkatkan pemahaman wanita
terhadap permasalahan kesehatan reproduksi.

Karena dengan dengan terhindarnya permasalahan kesehatan reproduksi wanita dalam


berkehidupan berkeluarga, diharapkan akan meningkatkan pembangunan keluarga
yang berkualitas untuk menciptakan keluarga kecil bahagia sejahtera akan lebih
mudah terwujud. Untuk itu, perlu dilaksanakan suatu seminar dengan mengetengahkan
topik ”Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Wanita Dalam Pembangunan
Keluarga”.

1.5 MANFAAT

Dalam seminar ini diharapkan agar dapat memberikan wawasan bagi organisasi-
organisasi wanita mengenai pentingnya pemahaman terhadap kesehatan reproduksi
dengan dampaknya terhadap pembangunan keluarga yang merupakan landasan bagi
pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karenanya sasaran peserta dalam seminar ini
antara lain :

- Pengurus Organisasi Wanita yang tergabung dalam BKOW :


@ 3 orang x 42 organisasi (dan lain-lain) = 132 orang

- Ketua Organisasi Wanita = 42 orang


- Pengurus GOW Kabupaten/Kota
@ 2 orang x 38 Kabupaten/Kota = 76 orang

250 orang

1.6 METODE
Observasi dan evaluasi dari hasil seminar ini akan menghasilkan tujuan yang
diharapkan dan diinginkan untuk lebih memahami pentingnya peran organisasi
wanita dalam mendukung program Keluarga Berencana.
1.7 JADWAL

Adapun rangkaian kegiatan adalah sebagai berikut ;

Waktu Kegiatan Pelaksana

Juni 2011 Seminar BKOW dan BKKBN

Desember Evaluasi
2011
Mengapa saya ingin menjadi waidyaiswara?

Ada beberapa alas an :

Satu, memenuhi kebutuhan yang ada di instansi, sehingga saya ingin


mencoba untuk lebih banyak mengetahui bagaimana sikap dan
ketrampilan seorang widyaiswara. Kedua, Widyaiswara adalah pekerjaan
yang mulia, hal itu juga yang mendorong saya untuk mengikuti pelatihan ini
untuk lebih belajar banyak hal, ketiga Widyaiswara adalah seseorang yang
selalu memberi dan berbagi untuk mengembangkan potensi diri menjadi

Itulah alas an saya sehingga saya ingin menjadi Widyaiswara.


PARTISIPASI PRIA DALAM KB

LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga merupakan “unit
terkecil dalam masyarakat” yang terdiri dari suami dan isteri, ibu dengan anak, bapak
dengan anak atau suami isteri dan anak. Dalam kehidupan bermasyarakat keluarga
akan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan sosial yang lebih luas. Berbagai
Kajian membuktikan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas
individunya (Fukuyama, 1995; Lickona, 2000). Keluarga merupakan fondasi dalam
menumbuh kembangkan nilai moral individu.

”Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera”

Dukungan dan partisipasi suami dalam KB dan Kesehatan Reproduksi merupakan


faktor yang berperan dalam mewujudkan suami yang b ertanggung jawab dalam KB
dan kesehatan reproduksi. Partisipasi ini akan dapat terwujud apabila berbagai
informasi yang berkaitan dengan hal itu tersedia secara lengkap,apalagi kitaketahui
bersama bahwa salah satu penyebab rendahnya partisipasi pria/suami dalam KB dan
Kesehatan Reproduksi adalah masa terbatasnya informasi khususnya bagi pasangan
suami istri.
Sebagaimana diketahui partisipasi pria/suami dalam Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi merupakan suatu hal yang sangat penting dan bertanggung
jawab bersama antara suami dan istri dalam KB dan Kesehatan Reproduksi , termasuk
diantaranya pengasuhan anak, penanggulangan penyakit menular seksual, kesehatan
dan sebagainya.

Seperti diketahui bahwa dalam kenyataannya, perempuan selalu diintervensi berbagai


pihak, bahkan "dipaksa" melakukan sesuatu di luar keinginannya. Dengan dalih kodrat
dan kewajiban yang tidak diganggu gugat, perempuan sering menjadi komoditas dan
alat bagi berbagai tujuan pihak lain, terkadang tidak relevan dengan kebutuhan dan
keinginan perempuan itu sendiri.
"Dari sudut pandang psikologi, ruang lingkup hak reproduksi itu cukup luas dan
berkenaan dengan segala aspek kehidupan perempuan pada masa reproduksi aktif.
Mulai dari menstruasi pertama, masa-masa dating dengan lawan jenis, kehidupan
perkawinan , sampai pada kehidupan karier dan pekerjaan,"

Hak reproduksi wanita yang harus dipahami adalah: Pertama akses untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kedua, Hak untuk memperolah informasi atas
kesehatan reproduksinya, baik dari pendidikan formal maupun

. Ketiga, Hak secara sadar memang menginginkannya, dan bebas dari paksaan
pihak lain. Keempat, hak mendapatkan pelayanan pra, pasca Kelahiran serta
pelayanan kontrasepsi dan kesehatan reproduksi. Kelima, Hak mendapatkan akses
pelayanan yang aman. Keenam, Hak untuk terhindar dari penyakit Infeksi Menular
Seksual. Ketujuh, hak untuk mendapatkan rasa aman, bebas dari ketakutan akan
ancaman kekerasan seksual

Oleh karena itu dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional ke XVII, patutlah
kita hargai bahwa upaya untuk membangun keluarga yang berkualitas salah satunya
perlu meningkatkan pemahaman wanita terhadap permasalahan kesehatan reproduksi.

Karena dengan dengan terhindarnya permasalahan kesehatan reproduksi wanita dalam


berkehidupan berkeluarga, diharapkan akan meningkatkan pembangunan keluarga
yang berkualitas untuk menciptakan keluarga kecil bahagia sejahtera akan lebih
mudah terwujud. Untuk itu, maka pada peringatan HARGANAS Ke XVII ini perlu
dilaksanakan suatu seminar dengan mengetengahkan topik ”Upaya Peningkatan
Kesehatan Reproduksi Wanita Dalam Pembangunan Keluarga”.

TUJUAN

Tujuan umum penyelenggaraan Seminar HARGANAS XVII Tahun 2010 adalah upaya
peningkatan kesehatan reproduksi wanita dalam pembangunan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.

Seda

Anda mungkin juga menyukai