Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah :

REKAYASA SUNGAI DAN KONSERVASI DAS


(SUMBER DAYA AIR DAN PERILAKUNYA)

OLEH :
MUH. ILHAM
F 111 09 071

TEKNIK SIPIL S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2014
Abstrak

Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ayaupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut
yang berada di darat.

Sumber air adalah empat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di
atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang
dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan
manusia serta lingkungannya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelolaan sumber daya air (SDA) menyangkut hampir seluruh sektor
kehidupan masyarakat dan memiliki permasalahan yang tidak mudah, sehingga dalam
hal perencanaan dan pelaksanaannya perlu melibatkan semua pihak baik sebagai
pengguna, pemanfaat maupun pengelola.
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan
dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita
antara lain untuk kebutuhan rumah tangga yaitu sebagai air minum MCK dan lain-
lain. Air di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3 - 1,4 milyar km3 dengan 97,5%
berupa air laut dan 1,75% berbentuk es serta 0,73% berada di daratan sebagai air
sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.
Jumlah air yang terdapat di muka bumi ini relatif konstan, meskipun air
mengalami pergerakan arus, tersirkulasi karena pengaruh cuaca dan juga mengalami
perubahan bentuk. Sirkulasi dan perubahan bentuk tersebut antara lain melalui air
permukaan yang berubah menjadi uap (evaporasi), air yang mengikuti sirkulasi dalam
tubuh tanaman (transpirasi) dan air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh manusia
dan hewan (respirasi).
1.2 Ruang Lingkup

Kompleksitas permasalahan SDA membutuhkan upaya pemecahan dan antisipasi


yang tidak mungkin hanya dapat dilakukan oleh pemerintah saja tetapi harus
mendapat respons semua pihak, baik sebagai individu maupun kelompok atau badan
hukum termasuk unsur legislatif. Ruang lingkup kajian ini meliputi :

1. Konservasi sumber daya air


2. Pendayagunaan sumber daya air
3. Pengendalian daya rusak air
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk
secara alamiah,dimana semua air hujan yang jatuh ke daerah ini akan mengalir
melalui sungai dan anak sungai yang bersangkutan. Defenisi lain yaitu suatu daerah
tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam
fungsinya untuk menampung air yang berasal dari air hujan dan sumber-sumber air
lainnya yang penyimpanannya dan pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan
hukum-hukum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut; daerah sekitar
sungai meliputi punggung bukit atau gunung merupakan tempat sumber air dan
semua curahan air hujan yang mengalir ke sungai, sampai daerah dataran dan muara
sungai (Kamus Istilah Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Ditjen Tata
Ruang dan Pengembangan Wilayah, 2002)[Kodotie,R.Sjarief].
Ada yang menyebutnya dengan Daerah Pengaliran Sungai (DPS), daerah
Tangkapan Ait (DPA).Dalam istilah bahasa Inggris juga ada beberapa macam istilah
yaitu Catchment Area, watershed, River Basin, dll.

Gambar 2.1. Ilustrasi Batas Daerah Aliran Sungai dan Batas Administratif
Kabupaten/Kota
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada hakekatnya air tidak dibatasi
oleh batas administrasi namun oleh batas aliran sungainya (DAS) atau catchment
area.

2.2 Konsep Pengelolaan DAS


Keberlanjutan pemanfaatan dan pencagaran sumber daya alam merupakan
suatu proses perubahan di mana terdapat kesinambungan pemanfaatan dan
pencagaran sumber daya alam, arah investasi pemanfaatan sumber daya alam dan
perubahan kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan perlindungan
sumber daya alam konsisten dengan sasaran saat ini dan di masa datang (Asdak,
2007).
Pengelolaan Daerah aliran Sungai (DAS) diharapkan dapat memberikan
kerangka kerja kearah tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan
DAS merupakan merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui yaitu tumbuhan,
tanah dan air agar dapat memberikan manfaat maksimal dan berkesinambungan.
2.2.1 Tujuan Pengelolaan DAS
Pengelolaan daerah aliran sungai dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1) Meningkatkan stabilitas tata air
2) Meningkatkan stabilitas tanah
3) Meningkatkan pendapatan petani
4) Meningkatkan perilaku masyarakat kea rah kegiatan konservasi
Untuk dapat mencapai tujuan pengelolaan DAS tersebut, maka ruang lingkup
DAS harus meliputi :
1) Pengelolaan lahan melalui usaha konservasi tanah dalam arti luas
2) Pengelolaan air melalui pengembangan sumber daya air
3) Pengelolaan vegetasi khususnya pengelolaan hutan yang memiliki fungsi
perlindungan terhadap tanah dan air
4) Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia dalam penggunaan
sumber daya alam secara bijaksana, sehingga berperan serta pada upaya
pengelolaan DAS.
Dengan pengelolaan DAS yang benar diharapkan tercapainya kondisi
hidrologi yang optimal, meningkatkan produktifitas lahan yang diikuti oleh perbaikan
kesejahteraan masyarakat, terbentuknya kelembagaan masyarakat yang tangguh dan
muncul dari bawah sesuai dengan kondisi social budaya setempat serta terwujudnya
pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan berkeadilan.
2.2.2 Prinsip Dasar dan Sasaran
Menurut Sukardi (2011), dalam pengelolaan DAS terdapat beberapa prinsip
yang harus dijalankan, yaitu :
1) Pengelolaan DAS meliputi pemanfaatan, pemberdayaan, pengembangan,
perlindungan dan pengendalian sumber daya DAS.
2) Pengelolaan DAS berlandaskan pada aasa keterpaduan, kelestarian
pemanfaatan, keadilan, kemandirian serta akuntabilitas
3) Pengelolaan DAS diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
4) Pengelolaan DAS dilakukan melalui pendekatan ekosistem berdasarkan
prinsip satu sungai, satu perencanaan, satu pengelolaan dengan
memperhatikan system pemerintahan yang desentralistik sesuai dengan
jiwa otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.
Prinsip dasar pengelolaan DAS tersebut di atas kemudian diimplementasikan
dalam pengelolaan yang:
1) Dilaksanakan secara holistic, terencana dan berkelanjutan
2) Dilaksanakan secara desentralisasi dengan pendekatan DAS sebagai unit
pengelolaan
3) Dilaksanakan berdasarkan prinsip partisipasi dan konsultasi masyarakat
untuk memperoleh komitmen bersama
4) Mendorong partisipasi masyarakat guna secara bertahap mengurangi
beban pemerintah dalam pengelolaan DAS.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konservasi Sumber Daya Air

Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung
didalamnya.

Konservasi sumberdaya air adalah upaya memelihara keberadaan,


keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumberdaya air agar senantiasa tersedia
dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
mahluk hidup baik pada waktu sekarang maupun pada generasi yang akan
datang.

3.1.1 Tujuan Konservasi Sumber Daya Air


Secara umum tujuan dari konservasi sumber daya air ini adalah:

1. Keseimbangan--Mencegah banjir dan kekeringan


Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya air adalah
masalah kekurangan air ataupun kelebihan air. Hal ini diakibatkan antara
lain oleh pengaruh perubahan iklim dan juga perubahan tata guna lahan yang
menyebabkan penurunan kuantitas air yang terinfiltrasi ke dalam tanah.
Berikut adalah upaya-upaya konservasi yang dapat dilakukan:
mematuhi ketentuan perundang-undangan dalam pemanfaatan lahan
sehingga kemampuan peresapan air terjaga.
- UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
- PP No.3 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber
Daya Air
menjaga sekurang-kurangnya 70% kawasan pegunungan tertutup
dengan vegetasi tetap
melakukan penanaman, pemeliharaan, dan kegiatan konservasi tanah
lainnya pada kawasan lahan gundul dan tanah kritis terutama pada
kawasan hulu suatu DAS.
menyelenggarakan pembuatan teras pada kawasan budidaya di daerah
berlereng
membangun sumur resapan dan kolam resapan
membangun dam penampung dan pengendali air
peningkatan ruang terbuka hijau di daerah perkotaan, dsb.
2. Mencegah erosi dan sedimentasi

Erosi adalah peristiwa terkikisnya lapisan permukaan bumi oleh angin atau
air. Sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan partikel butiran tanah
baik yang halus maupun kasar yang di terbawa aliran air. Faktor penentu
erosi dan sedimentasi ini adalah iklim, topografi, dan sifat tanah serta
kondisi vegetasi.
Erosi pada pantai atau yang biasa disebut dengan abrasi dapat
mengakibatkan berkurangnya luasan daerah pantai. Erosi dan sedimentasi
adalah masalah yang saling berkaitan. Sebab pada dasarnya peningkatan
sedimentasi yang berakibat pendangkalan baik itu di sungai, waduk, atau
danau merupakan "manifestasi" atas peningkatan erosi di permukaan.
Upaya-upaya konservasi yang dapat dilakukan, antara lain:

tidak bercocok tanam pada lereng terjal; tidak diperbolehkan sama


sekali bercocok tanam untuk lereng dengan kemiringan > 40 %, jika
kemiringan < 40 % maka dilakukan dengan membuat teras terlebih
dahulu.
untuk pencegahan sedimentasi pada sungai, maka pada kawasan
berlereng dibuat bangunan kantong lumpur, berupa parit-parit buntu
sejajar kontur yang dapat dibersihkan secara berkala.
mencegah pemanfaatan lahan secara intensif pada lahan dengan
ketinggian > 1000 m MSL.
3. Mencegah kerusakan bantaran sungai
Upaya-upaya konservasi:

melindungi bantaran sungai dengan pembetonan atau penanaman pohon


untuk mencegah erosi
melarang penggunaan bantaran sungai sebagai tempat tinggal
melarang kegiatan pembuangan sampah dan material serta pengurukan
pada sungai
4. Menjaga kuantitas dan kualitas air tanah
Upaya-upaya konservasi:

pembuatan sumur resapan terutama di kawasan hulu


Sumur resapan berfungsi untuk menahan dan menampung air
hujan.Dengan demikian, air hujan akan memilki kesempatan untuk
meresap ke dalam tanah menjadi cadangan air tanah di daerah tersebut.

Gambar 5.1 Sumur Resapan

melestarikan hutan sebagai kawasan penyerapan air hujan terutama di


kawasan hulu
mengurangi pengambilan air tanah yang berlebihan
memperbaiki sistem sanitasi (septic tank, instalasi limbah komunal)
memperbaiki sistem pengolahan limbah industri

3.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air


Pendayagunaan sumberdaya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumberdaya air secara optimal,
berhasilguna dan berdayaguna.
3.2.1 Pasal-pasal Mengenai Pendayagunaan Sumber Daya Air

Pasal-pasal yang berkaitan dengan kegiatan pendayagunaan sumber daya air,


yaitu:

1. Pasal 26 Pendayagunaan Sumber Daya Air


a) Dilakukan melalui kegiatan : Penatagunaan,Penyediaan, Penggunaan,
Pengembangan, dan Pengusahaan SDA dengan mengacu pada pola
pengelolaan SDA yang ditetapkan pada setiap sungai
b) Ditujukan untuk : Memanfaatkan SDA secara berkelanjutan,
Mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara
adil.
c) Pendayagunaan sumber daya air dikecualikan pada kawasan suaka alam
dan kawasan pelestarian alam.
3.2.2 Kegiatan Pendayagunaan SDA
1. Pendayagunaan SDA diselenggarakan secara terpadu dan adil antar sektor
atau antar wilayah, maupun antar kelompok masyarakat dengan mendorong
pola kerjasama
2. Didasarkan pada:
Air hujan,
Air permukaan,
Air tanah dgn mengutamakan pendayagunaan air permukaan.
3. Setiap orang WAJIB mengunakan air se-HEMAT mungkin
4. Pendayagunaan SDA dilakukan dengan mengutamakan fungsi sosial guna
mewujudkan keadilan memperhatikan prinsip pemanfaatan air membayar
biaya jasa pengelolaan SDA, dan Melibatkan peran masyarakat

3.3 Pengendalian Daya Rusak Air


Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air adalah upaya untuk mencegah
dan menanggulangi terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
daya rusak air yang dapat berupa banjir, lahar dingin, ombak, gelombang
pasang, dan lain-lain.
3.3.1 Dasar Pengendalian Daya Rusak Air
Dilakukan secara menyeluruh yang mencakup upaya PENCEGAHAN,
PENANGGULANGAN, dan PEMULIHAN. (pasal 51 ayat 1)
Menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola
sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat. (pasal 51 ayat 3)
Mengutamakan upaya PENCEGAHAN melalui perencanaan pengendalian
daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam POLA
pengelolaan sumber daya air. (pasal 51 ayat 2)
Upaya PENCEGAHAN lebih diutamakan pada KEGIATAN
NONFISIK. (pasal 53 ayat 2)
Kegiatan NONFISIK adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan
piranti lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian. (penjelasan pasal 53 ayat 2)
3.3.2 Pencegahan Akibat Daya Rusak Air

upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan akibat daya rusak air,
Ditempuh melalui strategi antara lain, sbb:
 memetakan dan menetapkan kawasan rawan bencana terkait air sebagai
acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah dan pengendalian
pemanfaatan ruang pada setiap WS;
 mengintegrasikan perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan drainase
kawasan produktif, drainase jalan,
 meningkatkan kemampuan adaptasi masyarakat yang tinggal di kawasan
rawan banjir dan kekeringan;
 meningkatkan kesiap-siagaan masyarakat dalam menghadapi dampak
perubahan iklim global dan daya rusak air;
 memprakarsai pembentukan pola kerjasama yang efektif antara kawasan
hulu dan kawasan hilir dalam pengendalian daya rusak air;
 mempertahankan kawasan yang memiliki fungsi retensi banjir sebagai
prasarana pengendali banjir oleh para pemilik kepentingan;
 meningkatkan dan menjaga kelestarian fungsi hutan oleh para pemilik
kepentingan;
 meningkatkan ketertiban penggunaan sempadan sungai;
 meningkatkan penyebarluasan informasi mengenai kawasan retensi banjir
kawasan rawan bencana yang terkait air;
 mengurangi aliran permukaan (runoff) oleh para pemilik kepentingan;
 meningkatkan kapasitas alir sungai dan saluran air oleh para pemilik
kepentingan;
 mengintegrasikan perencanaan, pembangunan dan pengelolaan drainase
kawasan produktif, drainase perkotaan, drainase jalan, dan sungai ke dalam
sistem pengendalian banjir; dan
 menyediakan prasarana pengendalian banjir untuk melindungi prasarana
umum, kawasan permukiman, dan kawasan produktif.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Keberlanjutan pemanfaatan dan pencagaran sumber daya alam merupakan
suatu proses perubahan di mana terdapat kesinambungan pemanfaatan dan
pencagaran sumber daya alam, arah investasi pemanfaatan sumber daya alam dan
perubahan kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan perlindungan
sumber daya alam konsisten dengan sasaran saat ini dan di masa dan masa yang akan
datang. Jadi,Pengelolaan Daerah aliran Sungai (DAS) diharapkan dapat memberikan
kerangka kerja kearah tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Serta menjadi
sumber daya yang dapat diperbaharui, yaitu tumbuhan, tanah dan air agar dapat
memberikan manfaat maksimal dan berkesinambungan.

4.2 Saran
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan DAS sebenarnya tidak cukup
mengandalkan peran dari Pemerintah atau dalam hal ini Negara semata-mata namun
juga harus melibatkan peran serta masyarakat dan peran Swasta secara bersinergi.
Negara dalam hal ini penguasa yang berwenang harus mampu membuat aturan dan
regulasi yang benar-benar berpihak pada kelangsungan, keberadaan daya dukung,
daya tampung, dan fungsi sumber daya air seperti dengan melakukan pengaturan
penggunaan air tanah (air bawah permukaan) dan membuat sistem pembuangan air
terpusat (off site) ditiap-tiap kota.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxviii(3)17-25.pdf

http://surososipil.files.wordpress.com/2008/08/bab1-agung.pdf

http://s3.amazonaws.com/ppt-download/babipendahuluan-130417215122-
phpapp02.docx?response-content
disposition=attachment&Signature=ls6EYlVhz0K8HSG3OBxkEhTLrLI%3
D&Expires=1417431390&AWSAccessKeyId=AKIAI6DXMWX6TBWAHQC
Q

http://viennettalover.blogspot.com/2013/03/konservasi-sumber-daya-air.html
LAMPIRAN

Foto – foto Pengendali Daya Rusak Air

Anda mungkin juga menyukai