DAFTAR ISI
A. KEBIJAKAN K3
B. PERENCANAAN K3
B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, SASARAN K3 PROYEK, PENGENDALIAN RESIKO K3,
DAN PROGRAM K3
B.2. PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA
C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
A. KEBIJAKAN K3
Kewajiban dalam melaksanakan K3 adalah sebagai berikut :
a) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan
b) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat
lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan
kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman
c) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga
kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
d) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi
pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
e) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan
keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
f) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja
telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-
papanpengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang
dipandang perlu.
g) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja
dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman
h) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
B. PERENCANAAN K3
Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini secara teknis menguraikan
rencana pelaksanaan K3 untuk Renovasi Gedung Kantor KPPBC TMP C Pantoloan
Palu yang memenuhi identifikasi kemungkinan bahaya yang terjadi dalam pelaksanaan
pekerjaan, yang diuraikan pada tabel 1.
- Terluka akibat
terkena sisi/bagian
atap yang tajam
C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional K3 Perusahaan mencakup antara lain :
1. Upaya Pengendalian.
a) Penggunaan Turap.
- Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap tempat galian, pemberi kerja harus
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas segala instalasi di bawah tanah
seperti saluran pembuangan, pipa gas, pipa air, dan konduktor listrik, yang dapat
menimbulkan bahaya selama waktu pekerjaan
- Diusahakan agar menjaga jarak antar pekerja jika penggalian menggunakan
tenaga manusia dengan alat bantu (cangkul, belincong, dll)
- Diusahakan sedemikian rupa penggalian yang dilakukan dimalam hari
menggunakan lampu penerangan yang cukup
- Apabila tanah tidak menjamin tempat berpijak yang aman , harus disediakan
konstruksi penyangga yang cukup.
b) Menyusun Instruksi Kerja
- Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full time)
untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja
- Pengurus dan penyedia jasa wajib membentuk unit pembina K3
- Penyedia jasa memberikan panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja
fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
c) Menggunakan Rambu Peringatan dan Berikade
- Penyediaan jalan masuk sementara ke lokasi yang aman dan nyaman
- Pengaturan lalu-lintas sementara dengan rambu-rambu yang memenuhi syarat.
- Pembuatan pagar keliling sekitar area proyek
d) Melakukan pelatihan kepada pekerja
- Penyedia jasa akan menyediakan tenaga-tenaga Pembina keselamatan selama
pekerjaan dilaksanakan.
- Pembina keselamatan akan didampingi tenaga keselamatan yang sudah terlatih
- Penyedia jasa akan menyediakan tenaga keselamatan yang sudah mengikut
pelatikan K3 konstruksi sebelumnya.
- Dalam proses pekerjaan tenaga keselamatan berkewajiban memberikan instruklsi
dan pelatihan praktis kepada pekerja mengenai manajemen K3.
2. Rencana Penunjukkan personil yang akan ditugaskan menjadi penanggung jawab
Kegiatan SMK3 akan dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Penyedia jasa
konstruksi akan menugaskan secara khusus ahli K3 dan tenaga K3 untuk setiap
proyeksi yang dilaksanakan . Tenaga K3 tersebut akan masuk dalam struktur organisasi
pelaksanaan konstruksi dan kesehatan kerja yang akan bekerja secara penuh .
a) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time)
b) Pengurus dan penyedia jasa yang mengelola pekerjaan dengan memperkerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 40 orang atau kondisi dari sifat proyek memang
memerlukan membentuk unit Pembina K3
c) Panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut merupakan unit
structural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia
jasa.
d) Petugas keselamtan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
Pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya , dibawah koordinasi
pengurus dan penyedia jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
e) Penyedia jasa akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Memberikan panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-
fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
- Berkonsultasi dengan panitia Pembina keselamtan dan kesehatan kerja dalam
segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
proyek.
f) Jika 2 (dua) atau lebih penyedia jasa bergabung dalam suatu proyek maka harus
bekerja sama membentuk kegiatan-kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Prediksi dan Rencana Penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
a) Penanganan kondisi tempat kerja dan peralatan pada pekerjaan ini memenuhi
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai beriktu :
1) Pintu Masuk dan Keluar
- Pintu masuk dan keluar darurat akan dibuat ditempat-tempat kerja.
- Alat-alat/tempat-tempat tersebut akan diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
- Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai akan diadakan diseluruh
tempat kerja, termasuk pada gang-gang
- Lampu-lampu dibauat aman dan terang
- Lampu-lampu akan dijaga oleh petugas-petugas bila pelu mencegah
bahaya apabila lampu mati/pecah
3) Ventilasi
- Ditempat kerja yang tertutup , akan dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar
- Jika perlu untuk mencegah behaya terhadap kesehatan dari udara yang
dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
- Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja akanm disediakan alat pelindung dari untuk
mencegah bahaya-bahaya tersebut diatas.
4) Kebersihan
- Bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi akan dipindahkan
ke tempat yang aman.
- Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibenkokkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan
- Peralatan dan benda-benda kecil tidak akan dibiarkan karena benda-
benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat
orang jatuh atau tersandung.
- Sisa-sia barang dan alat-alat dan sampah tidak akan dibiarkan
bertumpuk ditempat kerja
- Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab
lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya
- Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai akan
dikembalikan pada tempat penyimpanan.
b) Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran.
Untuk dapat mencegahvterjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek akan
dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Ditempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia :
- Alat-alat pemadam kebakaran
- Saluran air yang cukup dengan tekanan besar
2) Pengawas dan sejumlah tenaga kerja akan dilatih untuk menggunakan
alat pemadam kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara menggunakan alat pemadam
kebakran harus selalui siap ditempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran , harus diperiksa pada jangka waktu tertentu
oleh pihak yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran
yang dapat dipindah-pindah dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran akan diletakkan ditempat yang mudah
dilihat dan dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di
tempat tempat sebagai berikut :
- Di setiap gedung dimana barang – barang yang mudah terbakar
- Ditempat-temapat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
CV. INDOREKON
ANUGRAH PERDANA.,ST
Team Leader