Tujuan
• Sistem dan instalasi pipa yang menyangkut pelayanan terhadap kapal antara
lain:
1. Pelayanan terhadap kapalnya :
- Sistem bilga, yaitu sistem yang berfungsi untuk membersihkan
segala kotoran yang timbul di kapal (khususnya dalam kotoran cair)
- Sistem Ballast, yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga agar kapal dalam
keadaan stabil (sistem keseimbangan kapal)
2. Motor Penggerak :
- Fuel Oil Sistem
- Oil Sistem
- Cooling sistem
- Start & air pressure sistem
SISTEM DAN INSTALASI PIPA
3. Safety :
- Sistem Pemadam Kebakaran
4. Bongkar Muat :
- Terutama untuk muatan curah cair (tanker) antara lain minyak
nabati, Minyak bumi (from crude oil to distillated oil)
5. Crew/penumpang :
- Sistem Suplai air tawar
- Sistem Sanitair antara lain Sewage & drainage sistem
Dalam perencanaan instalasi pipa diperlukan pertimbangan beberapa hal antara lain
banyak mempelajari contoh-contoh gambar desain pipa yang sudah ada dan
mengerti peraturan-peraturan dari Biro Klasifikasi atau badan Autoritas yang lain
seperti SOLAS, IMO dll serta membuka wawasan dengan membaca dan
mengetahui perkembangan-perkembangan pada desain maupun
peralatan/instrumen yang dipakai.
SISTEM DAN INSTALASI PIPA
• Secara umum dalam Perancangan Sistem dan Instalasi Pipa mencakup beberapa aspek
antara lain :
1. Aspek teknis
Menyangkut tentang perhitungan teknis, merancang gambar instalasi baik cara kerja dan
tujuan dari sistem, kelengkapan yang disertakan/dipakai demi
keselamatan&kesinambungan kerja, penentuan bahan/material yang dipakai
2. Aspek Ekonomis
Meliputi pertimbangan dalam penentuan harga bahan/ material, dan kemudahan
/ketersediaan bahan di pasar, jumlah/satuan volume pipa dan perlengkapan yang dipakai
dalam suatu sistem
3. Aspek Operasional
Meliputi kemudahan dalam pemasangan, pengoperasian, pemeriksaan dan perbaikan
sistem
SISTEM DAN INSTALASI PIPA
- Pihak Galangan kapal, sebagai badan usaha dengan sudut pandang bisnis
seperti pemilik/pemesan kapal. Bagaimana agar dapat menyelesaikan
secepatnya pekerjaan tersebut, serta kemudahan cara pengerjaan dan
mendapatkan barang perlengkapannya
SISTEM DAN INSTALASI PIPA
• Terdapat bagian tangki sebagai pemisah antara suatu ruang dengan ruang
yang lain, atau antara dua tangki yang berbeda pemakaiannya (missal
tangki minyak dengan ruang kamar mesin, atau antara tangki minyak
dengan tangki air tawar, ballast dll) yang disebut dengan “cofferdam”.
Tangki/ ruang ini pemisah yang kedap ini harus dilengkapi pula dengan
beberapa perlengkapan untuk tangki seperti disebut diatas kecuali untuk
pipa pengisian.
• Pada gambar instalasi keberadaan tangki umumnya disertai dengan
kapasitas/volume yang tersedia dalam satuan m3, disamping perlengkapan
yang ada.
• Cara pengisian/ pengeluaran fluida cair dalam tangki dapat dilakukan
dengan sistem gravitasi (curah) atau dengan aliran fluida hasil kerja
pompa.
SEA CHEST
Sea chest disebut pula sebagai lemari lambung atau kotak laut.
Kebutuhan air laut di kapal diambil melalui lambung yang dibuat di
badan kapal dengan sebutan “Sea Chest”.
• Letaknya bisa pada plat dasar (bottom plate) dan/atau di daerah
plat sisi lambung dibawah garis air muatan kosong sampai dengan
sekitar plat bilga. Sea chest umumnya diletakkan pada ruangan
kamar mesin dimuka lubang-lubang buangan air sisa/kotor.
• Sistem yang memerlukan air laut di dalam kapal cukup banyak,
diantaranya adalah sistem ballast, sistem pendingin motor
penggerak, sistem pemadam kebakaran dan sistem saniter.
• Dengan demkian kebutuhan seachest tidak hanya satu atau dua
saja, akan tetapi bisa tiga atau lebih
SEA CHEST
• Luas penebalan plat atau plat rangkap ini minimal seluas lubang
yang dibuat.
SEA CHEST
• Sifat kimiawi dari fluida untuk keperluan dunia kelautan dan perkapalan,
material pipa dikelompokkan lagi berdasarkan erosi dan korosi yang akan
terjadi .
KLASIFIKASI PIPA
• Tekanan kerja aliran fluida didalam pipa adalah antara 685 kN/m 2 s/d
41 MN/m2.
• Para ahli selanjutnya mengelompokkan tekanan fluida sebagai
berikut:
- Tekanan rendah (lower pressure) : s/d 7 MN/m2.
- Tekanan tinggi (upper pressure) terbagi atas :
1. Medium : 7 MN/m2 s/d 21 MN/m2
2. Tinggi : s/d 42 MN/m2
Temperatur kerja aliran fluida juga bervariasi sebagai berikut :
- Temperatur rendah : antara 60 s/d 1700C
- Temperatur sedang : antara 170 s/d 3000C
- Temperatur tinggi : diatas 3000C
KLASIFIKASI PIPA
Bahan pipa sebagai alat transfer fluida paling tidak memiliki sifat/property
sbb :
- Mempunyai kekuatan atau kemampuan menahan beban yang terjadi
pada temperatur kerja.
- Memiliki sifat yang liat dan tahan tekanan pada kondisi perubahan
temperatur kerja
- Material dibuat sedemikian rupa sehingga tahan terhadap korosi dan
erosi akibat fluida, baik yang berada di dalam maupun di luar pipa.
- Mempunyai ketahanan terhadap kekasaran akibat gesekan terhadap
material yang saling bergeser.
- Berkemampuan untuk dialiri fluida pencemar, baik didalam maupun di
luar pipa.
- Faktor tambahan yang mempengaruhi bahan yang dipilih untuk sistem
perpipaan antara lain harga bahan, tingkat kemudahan untuk
dikerjakan, tahan lama, factor berat dan ketersediaannya di pasar.
KLASIFIKASI PIPA
Sistem pipa yang bertekanan yang dipakai untuk system pipa di kamar
mesin diklasifikasikan dalam tiga klass, yaitu :
- Klass I : Untuk penggunaan dengan temperatur kerja diatas
3000C dan tekanan kerja diatas 16 Kg/cm2
- Klass II : Untuk penggunaan general application dengan
temperatur kerja dibawah 3000C dan tekanan kerja dibawah 16
Kg/cm2
- Klass III : Pipa untuk penggunaan dalam hal tidak spesial
seperti untuk : Overflow, ventilation, open ended drain system
dll dimana temperatur kerja sampai 1700C dan tekanan
kerja sampai 7 Kg/cm2
MATERIAL PIPA
I. BESI COR
• Penggunaan besi cor untuk material pipa dan perlengkapannya
umumnya disebut sebagai besi cor kelabu (grey cast iron atau
lemellar-graphite cast iron).
IV. PLASTIK
• Pipa dari bahan PVC bisa digunakan pada sistem pipa tertentu saja,
dengan catatan harus ada jaminan kualitas yang diatur dalam peraturan
Klasifikasi
• Penggunaan material ini terutama untuk tekanan dan temperatur tinggi,
akan dipertimbangkan secara khusus oleh Biro Klasifikasi kapal untuk
setiap kasus sistem perpipaan. Dan jika diperlukan dilakukan test
kualifikasi khusus.
• Pipa dari material ini hanya diperbolehkan untuk penggunaan yang
terbatas dengan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu
untuk:
- Air minum
- Instalasi saniter dengan menggunakan air laut (flushing lines dll)
- Pipa buangan dan saluran buangan saniter (WC, scrupper dll)
MATERIAL PIPA
• Dimensi atau ukuran pipa selalu diidentifikasikan dengan nominal pipe size atau
disingkat dengan “nps” yang selalu identik dengan diameter dalam (internal
diameter) pipa.
• Pipa untuk keperluan industri maupun galangan kapal terdiri dari beberapa ukuran
(nominal pipe size) yang mempunyai ketebalan yang bervariasi yang mana untuk
mengetahui berapa besar ketebalannya berasal dari tiga sumber standarisasi, yaitu:
1. ANSI (American International Standart Institute)
Mengeluarkan standart ketebalan berdasarkan “Schedule Number”
2. ASME (American Sosiety of Mechanical Engineer) dan ASTM (American
Sosiety technical Material)
Mengeluarkan penunjukan ketebalan dengan “std” (untuk standart), ”xs”(untuk
extra stong) dan “xxs” (untuk double extra strong)
3. A P I (American Petroleum Institute)
Menunjukkan ketebalan pipa dengan kode ketebalan “5L” dan “5LX”
DIAMETER DAN KETEbAlAN PIPA
• Pipa baja karbon ini diproduksi dengan dua macam cara yaitu:
1. Dengan elektical-resistant welded yang bahan bakunya dari plat
yang di roll, kemudian kedua sisi yang bertemu disambung dengan las.
Banyak tersedia pipa baja karbon ini yang mengacu pada standar ASTM
A-53 dengan ketebalan Sch 40, 80; STD dan XS.
2. Type Seamless dibuat dari bahan besi karbon billet dengan
teknik piercing solid billet.
• Dari kedua jenis pipa tersebut pipa baja jenis seamless yang banyak
dipakai oleh galangan diseluruh dunia, dimana untuk keperluan
menentukan ukuran dan berat mengacu kepada standar ASTM A-106
yang dinyatakan sebagai seamless carbon steel pipe for high temperature
service.
EKUIVALENSI STANDART PIPA
• Komposisi Kimia
C Mn P S
• Rumus yang digunakan untuk menghitung ketebalan dinding pipa dan sambungannya
terhadap tekanan dari dalam sebagai berikut:
s = so + c + b(mm)
dim ana :
d a .Pc
so = (mm)
20.σ perm .v + Pc
da
b = 0,4. .so
R
• dimana :
s = Ketebalan minimum (mm)
s0 = ketebalan hasil hitungan (mm)
da = diameter luar pipa (mm)
Pc = design pressure (bar)
σperm = maksimum permissible design stress (N/mm2)
b = allowance for bends (mm)
TEST HIDROLIK PADA PIPA
• Beberapa hal yang perlu di pahami tentang tekanan pipa antara lain:
1. Tekanan kerja maksimum PB yang diijinkan dengan symbol Pe,mp (bar)
merupakan tekanan kerja yang diijinkan baik didalam maupun diluar pipa
berdasarkan material yang digunakan dan temperatur kerjanya.
2. Tekanan Test, dengan symbol Pp (bar) merupakan tekanan yang dilakukan pada
saat pengetesan pipa dilakukan
3. Tekanan design, dengan symbol Pc (bar) merupakan tekanan kerja saat alat
pengaman seperti safety valves dan opening of relief valve bekerja.
4. Untuk pengetesan umumnya digunakan rumus :
Pp = 1,5. Pc
• Untuk pipa dan fitting yang bekerja pada temperatur > 3000 C maka digunakan rumus
Pp = 1,5. σperm(1000) / σperm (t). Pc
OPERASI POMPA
• PIPA ISAP
– Dalam merencanaan pipa isap, hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Hindari terjadimya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap.
• Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sedikit mungkin
agar kerugian head dapat diperkecil.
• Hindari terjadinya kantong udara dalam pipa dengan membuat bagian pipa
yang mendatar agar menanjak ke arah pompa dengan kemiringan 1/100
sampai 1/50. Jika terjadi kantong udara yang tak dapat dihindari perlu
disediakan cara untuk membuang udara tersebut.
• Karena tekanan di dalam pipa biasanya lebih rendah dari pada tekanan
atmosfer, perlu dipakai cara penyambungan pipa yang tidak menyebabkan
kebocoran udara dari luar kedalam pipa isap.
PEMIPAAN
• PIPA KELUAR
– Diameter Pipa dan Kecepatan :
• Diameter pipa keluar harus ditentukan berdasarkan atas efisiensi dan ekonomi
pemompaan. Jadi diameter pipa penyalur harus sama dengan diameter lubang
keluar pompa. Jika pipa sangat panjang, diameter pipa yang ekonomis tergantung
pada biaya pemeliharaan, ongkos daya pompa dan besarnya biaya instalasi.
• Pada umumnya kecepatan aliran dalam pipa diambil 1 sam pai 2 m/s untuk pipa
berdiameter kecil, dan 1,5 sampai 3 m/s untuk pipa berdiameter besar. Kecepatan
tidak boleh lebih dari 6 m/s karena akan terjadi penggerusan.
– Akhir Pipa Keluar
• Untuk pompa head rendah ujung pipa keluar umumnya dibuat terbuka dengan arah
hampir mendatar dan dibawah permukan zat cair di tadah atas. Jika pompa
dipasang diatas permukaan air keluar, mka harus dibuat pipa sifon dengan
membengkokan pipa keluar ke bawah, sehingga akhir pipa akan measuk ke bawah
permuaan air di tadah keluar.
PEMIPAAN
• PENUMPUAN PIPA
– Fungsi dari penumpuan pipa adalah untuk menahan :
• Beratnya pipa sendiri,
• Berat zat cair yang ada didalamnya,
• Gaya karena tekanan dan aliran zat cair dan
• Gaya-gaya lain yang dapat bekerja pada pipa.
– Jarak antara tumpuan-tumpuan untuk pipa mendatar harus ditentukan
sedemikian hingga lendutan pipa tidak terlalu besar.
– Lendutan yang terlalu besar akan menyebabkan pipa mudah bergetar
sehingga mudah patah, selai itu juga tidak sedap dipandang.
– Ppa yang dipasang tegak dapat mengalami getaran dan tekukan,
karena itu juga harus ditumpu atau diberi pemegang pada jarak-jarak
tertentu.
PEMIPAAN
• Sambungan Pipa
– Sambungan pipa pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
• Sambungan Kaku
– Ada tiga macam sambungan kaku , yaitu;
Sambungan Flens (Digunakan pada pipa diameter sedang dan
besar)
Sambungan ulir (smbungan ini untuk pipa-pipa kecil yaitu kurang
dari 150mm)
sambungan Las (digunakan pada pipa untuk temperatur dan
tekanan tinggi)
• Sambungan Luwes (fleksibel flens)
– sambungan jenis ini digunakan pada pipa sebelum dan sesudah
pompa, dimana sambungan kaku saja tidak cukup .
BENDING OF PIPES
Bending radius of steel pipe
1. Cold bending of pipes by bending machines
is to done in accordance with following table
2. When pipes are bent with bending radius
other than shown in, bending to be done by
hot bending.
3. Bending radius
TABLE OF COLD BENDING
PIPES
Nominal diameter Outside dia of pipes Bending radius (R)
mm mm
mm inch
15 1/2 21.7 70
20 3/4 27.2 80
25 1 34.0 85
32 1 1/4 42.7 90
40 1 1/2 48.6 120
50 2 60.5 150
65 2 1/2 76.3 190
80 3 89.1 230
100 4 114.3 350
125 5 139.8 420
150 6 165.2 500
200 8 216.3 650
Elipticity of steel pipes by bending