Anda di halaman 1dari 25

OSCE Trop Med.

( Thank’s to Theodora Soekarno)

ANAMNESIS

SOCRATES :

- Site
- Onset
- Chateter
- Radiation
- Associated Symptoms
- Timming (Duration, Course, Pattern)
- Exacerbating & Releaving Factors
- Severity

GOOD PASS OF A TEAM : untuk FEVER

GOOD OF

- Grade - Occupation
- Onset - Familly History
- Occurance
- Duration
A TEAM

PASS - Animal
- Traveling
- Pattern - Eating
- Ass. Symptoms - Area Endemic
- Saverity - Medication
- Sepsis symptoms

FEVER

Terjadi karena infeksi dan inflamasi.

Pyrogen mengaktifkan cytokine dan prostaglandin dan di hypothalamus meningkatkan suhu tubuh. Efeknya ada shivering dll.

1. Tanda2 prodromal :
a. Demam (>37.5 celcius>
b. Cephalgia
c. Mual muntah
d. Nyeri uluhati
e. Myalgia
2. Ada tanda2 berdasarkan asal demam :
a. THT :
i. Sore throat : pharyngitis, tonsilitis, nyeri tekan, batuk, dan pilek
ii. Keluar serumen dari telinga.
iii. Saluran napas atas: bisa batuk/ tidak tapi ada susah menelan
iv. Saluran napas bawah : batuk produkif (reak lebih kental dan ada sesak)
b. Jantung
Edocarditis : Sesak, nyeri dada, palpitasi, murmur.
c. Liver
Hepatitis : prodromal + GI symptoms ada jaundice dengan hepatomegali dan darker urine.
d. Gall bladder
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Cholangitis : Prodromal dan nyeri perut, mual muntah, dan jaundice.


e. GI Tract
Apendicitis: pertama, demam, mual muntah, susah BAB , nyeri perut kanan bawah
f. Urinary Tract
Urolithiasis : LUTS (lower urinary tract syndrome) berupa dysuria, incontinence, kencing tidak lancar, kadang
ada darah.
ISK : Prodromal + LUTS
g. Soft tissue (lymph nodes)
Lymphadenitis: TB (lymphnode kayak tasbih) dan bisa juga keganasan.
h. Encephalitis : kaku kuduk, demam, nyeri kepala, kejang , ada lateralisasi (deficit neurrologi)
i. Mmeningitiss : Kaku kuduk, demam, nyeri kepalam kejang.

3. Perbedaan bakteri dan virus


Kalo demam karena bakteri diawali dengan low grade fever dan long lasting.
Kalo demam karena virus langsung spiking fever.

4. Alarm symptoms :
a. Penurunan kesadaran
b. Kejang
c. ICP
d. Hemoptysis (batuk darah)
e. Chest pain
f. Sesak
g. Demam dengan nyeri perut hebat, nyeri peritonitis, apendisitis  peritonitis
h. Melena / hematemesis
i. Jaundice
j. hematoma
k. edema (syndrome nefritic)
l. Ptchiae
m. Epistaxis
n. Ginggival bleeding.
5. Komorbid pasien :
a. TB
b. DM
c. Baru dari RS (nosokomial)
d. Umur : makin tua (immunocompromised)
e. Sariawan : banyak, heboh, sering, dan ada jamur.
f. Diare hebat.
g. Penyakit paru.
h. Autoimmune
i. Immobile
j. Organ transplant
k. Malnut
l. Kelainan jantung
m. Antibiotik jangka panjang.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

6. Cara anamnesis kasus demam :


a. Berapa lama
b. Karakteristik:
i. Naik turun?
ii. Ada waktu tertentu? (pada typhoid sore ke malam)
c. Pola demam :
i. 3 hari sekali atau 4 kali sekali seperti pada malaria.
ii. Seperti pelana kuda: DB
iii. Step ladder : Typhoid
d. Severity
e. Associated symptoms
f. Menggiggil atau tidak
g. Kalo anak2 ada kejang ga? Pada kurang dari 5 tahun, kejang disertai demam.
h. Di lingkungan , ada yang sakit seperti ini atau tidak.
i. Animal contact
j. Travelling history
k. Eating habit  jajan sembarangan bikin typhoid.
l. Pola endemic : papua  malaria dan banjir biasa banyak DB.
m. Aggrrevating factor
n. Relieving factor
o. Septic sign :
i. Seperti sepsis karena infeksi sistemik
Sepsis : SIRS + penyebab yang diketahui :
Tanda2 sirs (ada 2 /4) : fever atau malah rendah banget, tachycardia, atau bradicardia, tachypnea
atau bradypnea, leukositosis banget / leukopenia (2000-3000)
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

NO Penyakit Ciri khas


1 Leptospirosis Nyeri betis, baru bersiin kali atau ada banjir, BAK seperti teh pekat, ga ada
darah , ada conjunctiva subvision (mata merah)
2 DBD RBC naik pertanda RBC naik. Artinya ada plasma leakage
3 Rabies Digigit anjing
4 Rubeola (campak biasa) Rash cephalocaudal, 3c (coryza-cough- conjunctivitis),ada faktor penular,
diare karena menyerang mukosa, ketika bintik merah keluar disertai dengan
demam lebih meninggi, ada koplik spot (bercak putih di bucal)
5 Roseolla infantum Rash nya keluar demamnya hilang dan rash bertahan 1-2 hari.

6 Rubella (German Lymphadenopathy cervical, gejala prodromal muncul setelah


Measles) lymphadenopathy. Setelah hari ke 5 mulai demam + lymphadenopathy +
conjunctivity + coryza + rash ( mulai dari central ke perifer)  kepala dan
dada lalu menyebar ke tangan dan kaki.
7 Scarlet fever Ruam 5-7 hari, demam (muncul dan hilang bersamaan dengan rash), nyeri
tenggorok (sebagai tanda khas) yang sembuh lebih cepat.
Ruam terjadi di: pipi dan lipatan seperti di siku.
Ada strawberry tongue.
8 Alergi obat Ada bercak merah dan ada riwayat mnm obat

9 Miliria (biang keringat) Rash muncul kalo keringetan

10 Coksackie HMFD

11 Filariasis Lymohadenopathy dul baru bengkak

INTOXICATION

1. Tanya identitas
2. Tampak sakit ringan, sedang berat.
3. Jika ditemukan tidak sadar, tanya lokasi dimana
4. Cek GCS:

1. Best Motor Response (M) - 6 grades

Apply varied painful stimulus: trapezius squeeze, earlobe pinch, supraorbital pressure, sternal rub, nail-bed pressure etc:

1. No response to pain.
2. Extensor posturing to pain: The stimulus causes limb extension (abduction, internal rotation of shoulder, pronation of
forearm, wrist extension) - decerebrate posture.
3. Abnormal flexor response to pain: Stimulus causes abnormal flexion of limbs (adduction of arm, internal rotation of
shoulder, pronation of forearm, wrist flexion - decorticate posture.
4. Withdraws to pain: Pulls limb away from painful stimulus.
Infant: withdraws from pain.
5. Localizing response to pain: Purposeful movements towards changing painful stimuli is a 'localizing' response.
Infant: withdraws from touch
6. Obeying command: The patient does simple things you ask (beware of accepting a grasp reflex in this category).
Infant: moves spontaneously or purposefully

2. Best Verbal Response (V) - 5 grades

Record best level of speech. If patient is intubated, a "derived verbal score" is calculated via a linear regression prediction.

1. No verbal response.
2. Incomprehensible speech: Moaning but no words.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Infant: Inconsolable, agitated.


3. Inappropriate speech: Random or exclamatory articulated speech, but no conversational exchange.
Infant: Inconsistantly inconsolable, moaning.
4. Confused conversation: Patient responds to questions in a conversational manner but some disorientation and confusion.
Infant: Cries but consolable, inappropriate interactions.
5. Orientated: Patient 'knows who he is, where he is and why, the year, season, and month.
Infant: Smiles, orientated to sounds, follows objects, interacts.

3. Best eye response (E) - 4 grades

1. No eye opening;
2. Opening to response to pain to limbs as above
3. Eye opening in response any speech (or shout, not necessarily request to open eyes);
4. Spontaneous eye opening.

5. Pasien ditemukan sedang memegang apa?


6. Apakah pasien biasa mabuk (contoh intoxication alcohol)
7. Apakah seorang pemakai narkoba?
8. Apakah ada bekas luka?
9. Apakah ada bekas jarum suntik di vena?
10. Ada masaklah apa yang diketahui?
11. Dari mulutnya ada bau apa?

PF intoxication :
1. HR : 40 x/m
2. RR : 8x/m
3. Temp 35.4
4. BP: 95/60 mmhg
5. Pupil myosis  pinpoint simetris
6. Mulut tidak berbusa, dan tidak muntah
7. Tidak mengi dan tidak anemia
8. Rales/ronchi bilateral
9. Tidak kejang
10. Extremitas dingin
11. CRT normal <2 s
12. Tidak ada murmur
13. Bowel sound 2x/m
14. Tidak ada hepatomegali
15. Tidak ada edema
16. Ada bekas suntikan di antebrachii di kiri (ada needle tract)

LAB :

 Glucose : 30 mg/dl
 Saturasi 75-80 mmhg
 Urine : intoksikasi opiad. Opiad intoksikasi semua menurun kalau withdrawal semua naik.
 TREATMENT : O2 , manitol, glucose, RL, intubasi ventilator, naloxone (OPIAD antagonist)
 Kalo pasien belum sadar juga harus ct scan, mungkin ICP naik
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Case #2 : Methanol intoxication:

 Identitas:
 Keluhan : buram sejak 5 jam yang lalu dan bertahap menjadi semakin buram.
 Sebelumnya : 2 hari yang lalu mau minym alcohol tapi salah ambil, jadi ambil spiritus. Dan pasien mengalami
mual muntah. Pandangan menjadi blur . pasien biasa konsumsi alcohol dan tidak pernah mnm obat, sesak tapi
tidak mengi
 Keluhan lain : sakit kepala, BAB BAK normal, muntah 3-4 x selama 12 jam
 Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes.
 KHAS : SESAK DAN VISUS TERGANGGU adalah khas dari methanol intoxication (spiritus /oplosan)
 Treatment : tata laksana acidosis metabolik, perbaiki pH dengan kasi bicarbonat, hemodialisis jika ad aki, Kasi
steroid.
 Visus : 3/6 opthalmoscope normal dan treatment untuk mata : optik nerve neuropathy : vit B, thiamine dan
steroid.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Heart, Abdomen Examination

I. Heart failure examination :


1. Cuci tangan
2. Introduction : Selamat pagi dll + informed consent + berdiri di sebelah kanan pasien
3. Keadaan umum : Tampak sakit ringan, sedang, berat.
4. Kesadaran : compos mentis(tapi sekarang lebih banyak ambil data dari GCS)
5. TTV :
6.
a. Suhu = 36,5-37,5
b. Tensi
c. Nadi : - frekuensi=....x/m
- Kuat angkat
- Isi = cukup/tidak
- Regularitas
- Simetris/tidak
d. RR: - Reguler/ tidak = kussmaul, cheyne stoke dll;
- ......x/m
7. Kepala :
a. Konjungtiva : anemis/ tidak
b. Sclera : ikterik/ tidak
c. Bibir cyanosis
d. Pernapasan cuping hidung : ada atau tidak (kalo ada menunjukkan adanya usaha bernapas)
e. JVP : 45 derajat menoleh ke kiri dan dengan peggaris liat ±2cm, tapi sekarang metode nya adalah
dengan cara dilihat saja. Kalo ada denyut : JVP abnormal, kalo tidak ada denyut jvp normal.
8. Thorax :
a. Inspeksi :
i. Pergerakan dinding dada secara statis dan dinamis
ii. Lesi di kulit : massa, diskolorisasi
iii. Iktus kordis
b. Palpasi:
i. Iktus kordis
ii. Liver palpation : lobus kanan dari sias dan kiri dari umbilical ke ulu hati (normal : tidak teraba
atau teraba 2 jari dibawah arcus costae)
c. Perkusi:
i. Batas jantung kanan : Midclav- sampai batas sonor pekak-naik 2 ics lalu geser ke kiri sampai
dengan : sonor – redup = parasternal ics 4
ii. Batas jantung kiri : dari kanan dilanjutkan sampai redup – sonor : axilla ics 4 atau dengan cara
garis anterior axilla – batas paru lambung, naik 2 ics, ke medial, smpai redup.
iii. Batas atas : Dari acromion diagonal , atau dari midclav ke bawah (cari suara sonor ke redup)
d. Auscultasi:
i. Aorta : ics 2 parasternal kanan
ii. Pulmonal : ics 2 parasternal kiri
iii. Tricuspid : ics parasternal kiri
iv. Mitral / apex : ics 5 midclav kiri
9. Extremitas : kuku biru, edema (pretibial dan dorsum pedis ), clubbing finger, capillary refill.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Cirrhosis examination

1. Cuci tangan
2. Introduction
3. Keadaan umum : tampak sakit ringan, sedang , berat; jaundice look?
4. Kesadaran
5. Head :
a. Conjunctiva anemis (lihat atas)
b. Sclera icteric (lihat bawah) = bersama2 kanan dan kiri
6. Thorax: ada gynecomastia, dan spider navy
7. Abdomen :
a. Inspeksi :
i. Caput medusa
ii. Bekas operasi
iii. Luka
iv. Rash,Dlll
v. Ptechiae
vi. Massa,
vii. Bowel movement
viii. Permukaan (cekung, cembung, datar)
b. Auscultasi :
i. 4 regio : bbowel sound (6-20x/m/regio), metalic sound karena obstruksi
c. Perkusi :
i. 4 regio (normal : timpani)
ii. Shifting dullness (umbilicus ke lateral; timpani ke redup) : caranya , pasien diminta muter ke kiri,
tahan tangan di perbatasan perubahan suara timpani ke redup. Kalo berubah jadi timpani berarti +
dan kalo ga berubah berarti –
iii. Traube space : cari batas paru lambung garis anterior axilla (± bawah arcus costae), normalnya
timpani , kalo redup, perlu ditanyakan apakah pasien sudah makan? Kalo uda berarti terisi makanan.
Kalo belum artinya ada splenomegali.
d. Palpasi :Light deep di 4 regio,
i. Hepar : sias kanan -> arcus costae kanan (pasien diminta tarik napas)
ii. Spleen : s1-s8 (pasien diminta tarik napas)
iii. Ginjal : nalotemen (ditekan dari atas dan bawah) di kanan dan kiri umbilical
8. Extremitas : jaundice, palmar erythema, edema tungkai.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Injection Technique

1. Subkutan : lama sampai ke pembuluh darah


2. IM : epinephrine, vaksin, penicilin
3. Intradermal : mantoux test, testreaksi alergi pada antibiotik
4. IV : injeksi via iv sudah jarang biasa digabung degan iv line

Steps for injection :

1. Read the label untuk obat dan pasien


2. Determine the age and location untuk menyuntik
3. Determine the needle gauge
4. Technique : stab fast and steady, then inject slow but sure. Obat harus dihangatkan dlu dan vaksin yang sudah
dikeluarkan tidak boleh disimpan lagi,

INTRADERMAL : untuk mantoux dan tes alergi

1. Anterior forarm (antebrachii)


2. Jarum 26-28 (untuk semua golongan usia)
3. Sudut 10-15 derajat (kalo bisa hampir rata)
4. Ujung terbuka menghadap ke atas
5. Skin test antibiotik : antibiotik di cairkan dulu dengan akuades lalu ada jendol atau blister abis disuntik. Tandai di sekitar
blister dengan pen (dnegan nama obat , jam, dan tanggal)
Tunggu 48-72 jam : gatal, merah, luka darah  kasi kortico
Kalo tidak alergi : biasa aja

INTRAMUSKULAR

1. Untuk < 18 bulan di fascuss lateralis(paha lateral bagian tengah atau di 1/3 distal)
2. Kalau anak lebih besar bisa dilakukan di deltoid/fascus lateralis
3. Harus melewati subkutan sampai ke otot dan pilihlah jarum yang lebih panjang : antara 21-22
4. Tegak lurus
5. Masukin 2,5 –3 cm dalamnya
6. Aspirasi sbentar (ngecek ada darah/ tidak)
7. Lalu masukkan obatnya.
8. Kalo tidak hati2 bisa kena nerve sciatica (bisa lumpuh sementara)

SUBKUTAN

1. Lokasi : 2 jari lateral umbilicus atau ¼ quadrant lateral superior gluteal


2. Jarum kecil ukuran 26-30 gauge
3. Sudut bisa 45 -90 derajat
4. Pada orang yang kurus, cubit subkutan supaya subkutan lebih tebal

IV

1. Pake vein cephalica atau basilica.


2. Pakaikan tourniquet
3. Tentukan pembuluh
4. Antiseptiv
5. Sudut 10 derajat arah vena ke superior
6. Kalo jarum uda terisi darah cepat lepasin tourniquet
7. Technique : alcohol swab lalu di tapping supaya vasodilate
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

VAGINAL DISCHARGE

Hampir semua wanita pernah keputihan ketika sebelum / sesudah mens dan warna, jumlahm bau, waktu, + gejala
penyerta jadi penentu vaginal discharge tersebut normal / tidak.
1. Tanyakan :
a. Jumlah : lebih banyak dari biasa/ tidak.
b. Warna :
i. Bening  normal
ii. Warna  putih susu, bergumpal , kekuningan, kuning/ hijau  infeksi
c. Konsistensi  encer/kental
d. Gejala lain  perdarahan, nyeri perut, gatal
e. Status ginekologi : [Para] [Abortus] [Anak Hidup] [ Anak terakhir usia berapa] [usia ibu] . Fungsinya adalah
untuk mendeteksi risk factor dari HPV infections (young coitus, multipartner). Cervical cancer akan
menimbulkan vaginal discharge keputihan yang berdarah.
f. Kapan pertama kali berhubungan?
g. Kapan terakhir berhubungan seks?
h. Pakai kontrasepsi atau tidak
i. Masih haid / tidak ? kalo sudah tidak haid, sejak kapan
j. Pernah infeksi berat / tidak
k. Orang sekeliling ada atau tidak yang seperti ini
l. Apakah suaminya ada penyakit kelamin?
m. Sudah minum obat / belum?
n. Ada demam/ tidak?

2. Penyebab
a. Non infection : Metaplasia cervix, tapi bukan dysplasia; IUD; Vulvar atrophy/ dermatitis.
b. Infection (NON- STI):
i. Bacterial vaginosis : karena ada perubahan PH : Fishy odor(kalo ditetesin KOH) + putih , cair,
tidak gatal, tidak nyeri , tapi profuse
ii. Candidiasis oleh candida : bergumpal, putih, seperti kepala susu, dan tinea cruris (gatal)
c. Infection (STI)
i. Chlamidia trachomatis : purulent, agak hijau, bisa jadi PID (Pelvic inflammatory disease)  bisa
bikin infertile karena cilia dari salphing akan tidak bagus).
ii. Gonorrhea : Vaginal discharge purulent tapi asymptomatic pada wanita (pada pria, keluar
discharge saat pijat penis, sangat profuse, bisa kena mata bikin conjunctivitis). Pada anamnesis,
harus cari tau keterangan dari pasangan dan pria dan wanita harus diobati
iii. Trichomonas vaginalis : gatal, kekuningan, nyeri pas ML, nyeri berkemih, strawberry cervix, dan
bikin preterm delivery.
iv. HPV : Kputihan , asymptomatik, kalau uda berkembang bakalan jadi nyeri koitus, dan menjadi risk
factor dari cervical cancer.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

CERVICAL CANCER SCREENING

1. Papsmear dan HPV DNA


a. HPV DNA + belum tentu ada kanker serviks.
b. Diperiksa umur 21-29  3 tahun sekali.
c. Umur : 30-65  5 tahun sekali Kalo semisal Cuma bisa papsmear aja jadinya 3 tahun sekali. Untuk orang yang
sudah vaksin tetap harus screening seperti biasa.

2. Alat :
a. Spatula (ectocervix) : bagian yang panjang didalam
b. Cervix brush : untuk endocervix
c. Speculum
d. Alcohol 95%
e. Slide (fiksasi dengan alcohol dan kirim ke lab)
3. Cara Papsmear :
a. Syarat untuk menghindari false positive : sudah menikah, tidak boleh ML selama 3 hari sebelum pemeriksaan,
tidak boleh menggunakan sabun atau memasukkan apapun yang bisa merusak PH dari vagina selama 48
hour.tidak lahi mens, tidak boleh pakai gel.
b. Bersihkan pakai kasa kering sampai ke dalam
c. Masukin speculum
d. Cari serviks,
e. Sapu dengan spatula di daerah junction  sapu ke object glass
f. 1 lagi pake cytobrush (lebih ke dalam endocervix)
g. Oles ke atas object glass
h. Fiksasi dengan alcohol semprot 95% jarak 25 cm
4. IVA(Inspeksi visual dengan asam asetat  cuka 5%)
a. Campur cuka dengan air (cuka banding air 1:4 atau 2:11)
b. Pakai handscoon
c. Bersihkan dengan kapas kering
d. Celupkan kapas yang panjang ke cuka dan tunggu 1-2 menit
e. Totol di SCJ (squamous columnar junction)
f. Plaque putih di SCJ (ACETOWHITE) = minimal CIN 1 harus di cryotherapy or rujuk
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

CATHETER
Contraindikasi : ruptur uretra anterior dan posterior(Cuma boleh pungsi)
Indikasi:

 Acute urinary retention: e.g., due to medication (anesthesia, opioids, paralytics), or nerve injury
 Acute bladder outlet obstruction: e.g., due to severe prostate enlargement, blood clots, or urethral compression
 Need for accurate measurements of urinary output in the critically ill
 To assist in healing of open sacral or perineal wounds in incontinent patients
 To improve comfort for end of life, if needed
 Patient requires strict prolonged immobilization (e.g., potentially unstable thoracic or lumbar spine, multiple traumatic
injuries such as pelvic fracture)
 Selected peri-operative needs:
o Urologic surgery or other surgery on contiguous (adjacent) structures of the genitourinary tract
o Anticipated prolonged duration of surgery (Note: catheters placed for this reason should be removed in PACU)
o Large volume infusions or diuretics anticipated during surgery
o Need for intraoperative monitoring of urinary output

1. Informed consent
2. Siapkan alat (spuit)
3. Gel dan lidocain
4. Ambil lidocain dan jelly (cowok : 11 cc, cewek 6 cc)
5. Suruh pasien tarik napas, Masukin catheter sampai keluar urine lalu masukin lagi 5 cm,
a. Ukuran kateter cowok : 18
b. Ukuran kateter cewek : 16
6. Kembangkan balon dengan udara 10 cc
7. Sambungkan ke dalam kantong.
8. fiksasi
NGT
Indikasi : cuci lambung, ga bisa makan, pasien tidak sadarkan diri, memasukkan obat.
Absolute contraindications for NG intubation include the following:

 Severe midface trauma


 Recent nasal surgery

Relative contraindications for NG intubation include the following:

 Coagulation abnormality
 Esophageal varices or stricture
 Recent banding or cautery of esophageal varices
 Alkaline ingestion

Alat :
•Selang NGT •Lidocain
•Anastesi •Band aid
•Informed consent •Cuci tangan
Periksa alat
1. Posisi pasien duduk 60 derajat
2. Ukur selang NGT  processus xyphoideus –nasal-telinga
3. Kasi lidocain ke se;amh dam amasyeso semprot ke faring
4. Masukkan selang 90 derajat terhadap nasal dan minta pasien untuk menelan
5. Kalau dikira udah masuk , coba sutikkan udara sambil dengar dengan steteskop di daerah epigastric, kalau ada bunyi
udara berarti bener.
6. Boleh sambung ngt di open container atau diikat aja
7. Fiksasi di hidung dengan butterfly lalu 1 lagi di pipi

LUNGS : pake papan.


OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

FEVER

Terjadi karena infeksi dan inflamasi.

Pyrogen mengaktifkan cytokine dan prostaglandin dan di hypothalamus meningkatkan suhu tubuh. Efeknya ada shivering dll.

7. Tanda2 prodromal :
a. Demam (>37.5 celcius>
b. Cephalgia
c. Mual muntah
d. Nyeri uluhati
e. Myalgia
8. Ada tanda2 berdasarkan asal demam :
a. THT :
i. Sore throat : pharyngitis, tonsilitis, nyeri tekan, batuk, dan pilek
ii. Keluar serumen dari telinga.
iii. Saluran napas atas: bisa batuk/ tidak tapi ada susah menelan
iv. Saluran napas bawah : batuk produkif (reak lebih kental dan ada sesak)
b. Jantung
Edocarditis : Sesak, nyeri dada, palpitasi, murmur.
c. Liver
Hepatitis : prodromal + GI symptoms ada jaundice dengan hepatomegali dan darker urine.
d. Gall bladder
Cholangitis : Prodromal dan nyeri perut, mual muntah, dan jaundice.
e. GI Tract
Apendicitis: pertama, demam, mual muntah, susah BAB , nyeri perut kanan bawah
f. Urinary Tract
Urolithiasis : LUTS (lower urinary tract syndrome) berupa dysuria, incontinence, kencing tidak lancar, kadang
ada darah.
ISK : Prodromal + LUTS
g. Soft tissue (lymph nodes)
Lymphadenitis: TB (lymphnode kayak tasbih) dan bisa juga keganasan.
h. Encephalitis : kaku kuduk, demam, nyeri kepala, kejang , ada lateralisasi (deficit neurrologi)
i. Mmeningitiss : Kaku kuduk, demam, nyeri kepalam kejang.

9. Perbedaan bakteri dan virus


Kalo demam karena bakteri diawali dengan low grade fever dan long lasting.
Kalo demam karena virus langsung spiking fever.

10. Alarm symptoms :


a. Penurunan kesadaran
b. Kejang
c. ICP
d. Hemoptysis (batuk darah)
e. Chest pain
f. Sesak
g. Demam dengan nyeri perut hebat, nyeri peritonitis, apendisitis  peritonitis
h. Melena / hematemesis
i. Jaundice
j. hematoma
k. edema (syndrome nefritic)
l. Ptchiae
m. Epistaxis
n. Ginggival bleeding.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

11. Komorbid pasien :


a. TB
b. DM
c. Baru dari RS (nosokomial)
d. Umur : makin tua (immunocompromised)
e. Sariawan : banyak, heboh, sering, dan ada jamur.
f. Diare hebat.
g. Penyakit paru.
h. Autoimmune
i. Immobile
j. Organ transplant
k. Malnut
l. Kelainan jantung
m. Antibiotik jangka panjang.
12. Cara anamnesis kasus demam :
a. Berapa lama
b. Karakteristik:
i. Naik turun?
ii. Ada waktu tertentu? (pada typhoid sore ke malam)
c. Pola demam :
i. 3 hari sekali atau 4 kali sekali seperti pada malaria.
ii. Seperti pelana kuda: DB
iii. Step ladder : Typhoid
d. Severity
e. Associated symptoms
f. Menggiggil atau tidak
g. Kalo anak2 ada kejang ga? Pada kurang dari 5 tahun, kejang disertai demam.
h. Di lingkungan , ada yang sakit seperti ini atau tidak.
i. Animal contact
j. Travelling history
k. Eating habit  jajan sembarangan bikin typhoid.
l. Pola endemic : papua  malaria dan banjir biasa banyak DB.
m. Aggrrevating factor
n. Relieving factor
o. Septic sign :
i. Seperti sepsis karena infeksi sistemik
Sepsis : SIRS + penyebab yang diketahui :
Tanda2 sirs (ada 2 /4) : fever atau malah rendah banget, tachycardia, atau bradicardia, tachypnea
atau bradypnea, leukositosis banget / leukopenia (2000-3000)
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

NO Penyakit Ciri khas


1 Leptospirosis Nyeri betis, baru bersiin kali atau ada banjir, BAK seperti teh pekat, ga ada
darah , ada conjunctiva subvision (mata merah)
2 DBD RBC naik pertanda RBC naik. Artinya ada plasma leakage
3 Rabies Digigit anjing
4 Rubeola (campak biasa) Rash cephalocaudal, 3c (coryza-cough- conjunctivitis),ada faktor penular,
diare karena menyerang mukosa, ketika bintik merah keluar disertai dengan
demam lebih meninggi, ada koplik spot (bercak putih di bucal)
5 Roseolla infantum Rash nya keluar demamnya hilang dan rash bertahan 1-2 hari.

6 Rubella (German Lymphadenopathy cervical, gejala prodromal muncul setelah


Measles) lymphadenopathy. Setelah hari ke 5 mulai demam + lymphadenopathy +
conjunctivity + coryza + rash ( mulai dari central ke perifer)  kepala dan
dada lalu menyebar ke tangan dan kaki.
7 Scarlet fever Ruam 5-7 hari, demam (muncul dan hilang bersamaan dengan rash), nyeri
tenggorok (sebagai tanda khas) yang sembuh lebih cepat.
Ruam terjadi di: pipi dan lipatan seperti di siku.
Ada strawberry tongue.
8 Alergi obat Ada bercak merah dan ada riwayat mnm obat

9 Miliria (biang keringat) Rash muncul kalo keringetan

10 Coksackie HMFD

11 Filariasis Lymohadenopathy dul baru bengkak

INTOXICATION

5. Tanya identitas
6. Tampak sakit ringan, sedang berat.
7. Jika ditemukan tidak sadar, tanya lokasi dimana
8. Cek GCS:

1. Best Motor Response (M) - 6 grades

Apply varied painful stimulus: trapezius squeeze, earlobe pinch, supraorbital pressure, sternal rub, nail-bed pressure etc:

7. No response to pain.
8. Extensor posturing to pain: The stimulus causes limb extension (abduction, internal rotation of shoulder, pronation of
forearm, wrist extension) - decerebrate posture.
9. Abnormal flexor response to pain: Stimulus causes abnormal flexion of limbs (adduction of arm, internal rotation of
shoulder, pronation of forearm, wrist flexion - decorticate posture.
10. Withdraws to pain: Pulls limb away from painful stimulus.
Infant: withdraws from pain.
11. Localizing response to pain: Purposeful movements towards changing painful stimuli is a 'localizing' response.
Infant: withdraws from touch
12. Obeying command: The patient does simple things you ask (beware of accepting a grasp reflex in this category).
Infant: moves spontaneously or purposefully

2. Best Verbal Response (V) - 5 grades

Record best level of speech. If patient is intubated, a "derived verbal score" is calculated via a linear regression prediction.

6. No verbal response.
7. Incomprehensible speech: Moaning but no words.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Infant: Inconsolable, agitated.


8. Inappropriate speech: Random or exclamatory articulated speech, but no conversational exchange.
Infant: Inconsistantly inconsolable, moaning.
9. Confused conversation: Patient responds to questions in a conversational manner but some disorientation and confusion.
Infant: Cries but consolable, inappropriate interactions.
10. Orientated: Patient 'knows who he is, where he is and why, the year, season, and month.
Infant: Smiles, orientated to sounds, follows objects, interacts.

3. Best eye response (E) - 4 grades

12. No eye opening;


13. Opening to response to pain to limbs as above
14. Eye opening in response any speech (or shout, not necessarily request to open eyes);
15. Spontaneous eye opening.

16. Pasien ditemukan sedang memegang apa?


17. Apakah pasien biasa mabuk (contoh intoxication alcohol)
18. Apakah seorang pemakai narkoba?
19. Apakah ada bekas luka?
20. Apakah ada bekas jarum suntik di vena?
21. Ada masaklah apa yang diketahui?
22. Dari mulutnya ada bau apa?

PF intoxication :
1. HR : 40 x/m
2. RR : 8x/m
3. Temp 35.4
4. BP: 95/60 mmhg
5. Pupil myosis  pinpoint simetris
6. Mulut tidak berbusa, dan tidak muntah
7. Tidak mengi dan tidak anemia
8. Rales/ronchi bilateral
9. Tidak kejang
10. Extremitas dingin
11. CRT normal <2 s
12. Tidak ada murmur
13. Bowel sound 2x/m
14. Tidak ada hepatomegali
15. Tidak ada edema
16. Ada bekas suntikan di antebrachii di kiri (ada needle tract)

LAB :

 Glucose : 30 mg/dl
 Saturasi 75-80 mmhg
 Urine : intoksikasi opiad. Opiad intoksikasi semua menurun kalau withdrawal semua naik.
 TREATMENT : O2 , manitol, glucose, RL, intubasi ventilator, naloxone (OPIAD antagonist)
 Kalo pasien belum sadar juga harus ct scan, mungkin ICP naik
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Case #2 : Methanol intoxication:

 Identitas:
 Keluhan : buram sejak 5 jam yang lalu dan bertahap menjadi semakin buram.
 Sebelumnya : 2 hari yang lalu mau minym alcohol tapi salah ambil, jadi ambil spiritus. Dan pasien mengalami
mual muntah. Pandangan menjadi blur . pasien biasa konsumsi alcohol dan tidak pernah mnm obat, sesak tapi
tidak mengi
 Keluhan lain : sakit kepala, BAB BAK normal, muntah 3-4 x selama 12 jam
 Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes.
 KHAS : SESAK DAN VISUS TERGANGGU adalah khas dari methanol intoxication (spiritus /oplosan)
 Treatment : tata laksana acidosis metabolik, perbaiki pH dengan kasi bicarbonat, hemodialisis jika ad aki, Kasi
steroid.
 Visus : 3/6 opthalmoscope normal dan treatment untuk mata : optik nerve neuropathy : vit B, thiamine dan
steroid.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Heart, Abdomen Examination

II. Heart failure examination :


10. Cuci tangan
11. Introduction : Selamat pagi dll + informed consent + berdiri di sebelah kanan pasien
12. Keadaan umum : Tampak sakit ringan, sedang, berat.
13. Kesadaran : compos mentis(tapi sekarang lebih banyak ambil data dari GCS)
14. TTV :
15.
a. Suhu = 36,5-37,5
b. Tensi
c. Nadi : - frekuensi=....x/m
- Kuat angkat
- Isi = cukup/tidak
- Regularitas
- Simetris/tidak
d. RR: - Reguler/ tidak = kussmaul, cheyne stoke dll;
- ......x/m
16. Kepala :
a. Konjungtiva : anemis/ tidak
b. Sclera : ikterik/ tidak
c. Bibir cyanosis
d. Pernapasan cuping hidung : ada atau tidak (kalo ada menunjukkan adanya usaha bernapas)
e. JVP : 45 derajat menoleh ke kiri dan dengan peggaris liat ±2cm, tapi sekarang metode nya adalah
dengan cara dilihat saja. Kalo ada denyut : JVP abnormal, kalo tidak ada denyut jvp normal.
17. Thorax :
a. Inspeksi :
i. Pergerakan dinding dada secara statis dan dinamis
ii. Lesi di kulit : massa, diskolorisasi
iii. Iktus kordis
b. Palpasi:
i. Iktus kordis
ii. Liver palpation : lobus kanan dari sias dan kiri dari umbilical ke ulu hati (normal : tidak teraba
atau teraba 2 jari dibawah arcus costae)
c. Perkusi:
i. Batas jantung kanan : Midclav- sampai batas sonor pekak-naik 2 ics lalu geser ke kiri sampai
dengan : sonor – redup = parasternal ics 4
ii. Batas jantung kiri : dari kanan dilanjutkan sampai redup – sonor : axilla ics 4 atau dengan cara
garis anterior axilla – batas paru lambung, naik 2 ics, ke medial, smpai redup.
iii. Batas atas : Dari acromion diagonal , atau dari midclav ke bawah (cari suara sonor ke redup)
d. Auscultasi:
i. Aorta : ics 2 parasternal kanan
ii. Pulmonal : ics 2 parasternal kiri
iii. Tricuspid : ics parasternal kiri
iv. Mitral / apex : ics 5 midclav kiri
18. Extremitas : kuku biru, edema (pretibial dan dorsum pedis ), clubbing finger, capillary refill.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Cirrhosis examination

9. Cuci tangan
10. Introduction
11. Keadaan umum : tampak sakit ringan, sedang , berat; jaundice look?
12. Kesadaran
13. Head :
a. Conjunctiva anemis (lihat atas)
b. Sclera icteric (lihat bawah) = bersama2 kanan dan kiri
14. Thorax: ada gynecomastia, dan spider navy
15. Abdomen :
a. Inspeksi :
i. Caput medusa
ii. Bekas operasi
iii. Luka
iv. Rash,Dlll
v. Ptechiae
vi. Massa,
vii. Bowel movement
viii. Permukaan (cekung, cembung, datar)
b. Auscultasi :
i. 4 regio : bbowel sound (6-20x/m/regio), metalic sound karena obstruksi
c. Perkusi :
i. 4 regio (normal : timpani)
ii. Shifting dullness (umbilicus ke lateral; timpani ke redup) : caranya , pasien diminta muter ke kiri,
tahan tangan di perbatasan perubahan suara timpani ke redup. Kalo berubah jadi timpani berarti +
dan kalo ga berubah berarti –
iii. Traube space : cari batas paru lambung garis anterior axilla (± bawah arcus costae), normalnya
timpani , kalo redup, perlu ditanyakan apakah pasien sudah makan? Kalo uda berarti terisi makanan.
Kalo belum artinya ada splenomegali.
d. Palpasi :Light deep di 4 regio,
i. Hepar : sias kanan -> arcus costae kanan (pasien diminta tarik napas)
ii. Spleen : s1-s8 (pasien diminta tarik napas)
iii. Ginjal : nalotemen (ditekan dari atas dan bawah) di kanan dan kiri umbilical
16. Extremitas : jaundice, palmar erythema, edema tungkai.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

Injection Technique

5. Subkutan : lama sampai ke pembuluh darah


6. IM : epinephrine, vaksin, penicilin
7. Intradermal : mantoux test, testreaksi alergi pada antibiotik
8. IV : injeksi via iv sudah jarang biasa digabung degan iv line

Steps for injection :

5. Read the label untuk obat dan pasien


6. Determine the age and location untuk menyuntik
7. Determine the needle gauge
8. Technique : stab fast and steady, then inject slow but sure. Obat harus dihangatkan dlu dan vaksin yang sudah
dikeluarkan tidak boleh disimpan lagi,

INTRADERMAL : untuk mantoux dan tes alergi

6. Anterior forarm (antebrachii)


7. Jarum 26-28 (untuk semua golongan usia)
8. Sudut 10-15 derajat (kalo bisa hampir rata)
9. Ujung terbuka menghadap ke atas
10. Skin test antibiotik : antibiotik di cairkan dulu dengan akuades lalu ada jendol atau blister abis disuntik. Tandai di sekitar
blister dengan pen (dnegan nama obat , jam, dan tanggal)
Tunggu 48-72 jam : gatal, merah, luka darah  kasi kortico
Kalo tidak alergi : biasa aja

INTRAMUSKULAR

9. Untuk < 18 bulan di fascuss lateralis(paha lateral bagian tengah atau di 1/3 distal)
10. Kalau anak lebih besar bisa dilakukan di deltoid/fascus lateralis
11. Harus melewati subkutan sampai ke otot dan pilihlah jarum yang lebih panjang : antara 21-22
12. Tegak lurus
13. Masukin 2,5 –3 cm dalamnya
14. Aspirasi sbentar (ngecek ada darah/ tidak)
15. Lalu masukkan obatnya.
16. Kalo tidak hati2 bisa kena nerve sciatica (bisa lumpuh sementara)

SUBKUTAN

5. Lokasi : 2 jari lateral umbilicus atau ¼ quadrant lateral superior gluteal


6. Jarum kecil ukuran 26-30 gauge
7. Sudut bisa 45 -90 derajat
8. Pada orang yang kurus, cubit subkutan supaya subkutan lebih tebal

IV

8. Pake vein cephalica atau basilica.


9. Pakaikan tourniquet
10. Tentukan pembuluh
11. Antiseptiv
12. Sudut 10 derajat arah vena ke superior
13. Kalo jarum uda terisi darah cepat lepasin tourniquet
14. Technique : alcohol swab lalu di tapping supaya vasodilate
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

VAGINAL DISCHARGE

Hampir semua wanita pernah keputihan ketika sebelum / sesudah mens dan warna, jumlahm bau, waktu, + gejala
penyerta jadi penentu vaginal discharge tersebut normal / tidak.
3. Tanyakan :
a. Jumlah : lebih banyak dari biasa/ tidak.
b. Warna :
i. Bening  normal
ii. Warna  putih susu, bergumpal , kekuningan, kuning/ hijau  infeksi
c. Konsistensi  encer/kental
d. Gejala lain  perdarahan, nyeri perut, gatal
e. Status ginekologi : [Para] [Abortus] [Anak Hidup] [ Anak terakhir usia berapa] [usia ibu] . Fungsinya adalah
untuk mendeteksi risk factor dari HPV infections (young coitus, multipartner). Cervical cancer akan
menimbulkan vaginal discharge keputihan yang berdarah.
f. Kapan pertama kali berhubungan?
g. Kapan terakhir berhubungan seks?
h. Pakai kontrasepsi atau tidak
i. Masih haid / tidak ? kalo sudah tidak haid, sejak kapan
j. Pernah infeksi berat / tidak
k. Orang sekeliling ada atau tidak yang seperti ini
l. Apakah suaminya ada penyakit kelamin?
m. Sudah minum obat / belum?
n. Ada demam/ tidak?

4. Penyebab
a. Non infection : Metaplasia cervix, tapi bukan dysplasia; IUD; Vulvar atrophy/ dermatitis.
b. Infection (NON- STI):
i. Bacterial vaginosis : karena ada perubahan PH : Fishy odor(kalo ditetesin KOH) + putih , cair,
tidak gatal, tidak nyeri , tapi profuse
ii. Candidiasis oleh candida : bergumpal, putih, seperti kepala susu, dan tinea cruris (gatal)
c. Infection (STI)
i. Chlamidia trachomatis : purulent, agak hijau, bisa jadi PID (Pelvic inflammatory disease)  bisa
bikin infertile karena cilia dari salphing akan tidak bagus).
ii. Gonorrhea : Vaginal discharge purulent tapi asymptomatic pada wanita (pada pria, keluar
discharge saat pijat penis, sangat profuse, bisa kena mata bikin conjunctivitis). Pada anamnesis,
harus cari tau keterangan dari pasangan dan pria dan wanita harus diobati
iii. Trichomonas vaginalis : gatal, kekuningan, nyeri pas ML, nyeri berkemih, strawberry cervix, dan
bikin preterm delivery.
iv. HPV : Kputihan , asymptomatik, kalau uda berkembang bakalan jadi nyeri koitus, dan menjadi risk
factor dari cervical cancer.
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

CERVICAL CANCER SCREENING

5. Papsmear dan HPV DNA


a. HPV DNA + belum tentu ada kanker serviks.
b. Diperiksa umur 21-29  3 tahun sekali.
c. Umur : 30-65  5 tahun sekali Kalo semisal Cuma bisa papsmear aja jadinya 3 tahun sekali. Untuk orang yang
sudah vaksin tetap harus screening seperti biasa.

6. Alat :
a. Spatula (ectocervix) : bagian yang panjang didalam
b. Cervix brush : untuk endocervix
c. Speculum
d. Alcohol 95%
e. Slide (fiksasi dengan alcohol dan kirim ke lab)
7. Cara Papsmear :
a. Syarat untuk menghindari false positive : sudah menikah, tidak boleh ML selama 3 hari sebelum pemeriksaan,
tidak boleh menggunakan sabun atau memasukkan apapun yang bisa merusak PH dari vagina selama 48
hour.tidak lahi mens, tidak boleh pakai gel.
b. Bersihkan pakai kasa kering sampai ke dalam
c. Masukin speculum
d. Cari serviks,
e. Sapu dengan spatula di daerah junction  sapu ke object glass
f. 1 lagi pake cytobrush (lebih ke dalam endocervix)
g. Oles ke atas object glass
h. Fiksasi dengan alcohol semprot 95% jarak 25 cm
8. IVA(Inspeksi visual dengan asam asetat  cuka 5%)
a. Campur cuka dengan air (cuka banding air 1:4 atau 2:11)
b. Pakai handscoon
c. Bersihkan dengan kapas
d. Celupkan kapas yang panjang ke cuka dantunggu 1-2 menit
e. Totol di SCJ
f. Plaque putih di SCJ = minimal CIN 1 harus di cryotherapy kalo ga di rujuk  ACETOWHITE
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

CATHETER
Contraindikasi : ruptur uretra anterior dan posterior(Cuma boleh pungsi)
Indikasi:

 Acute urinary retention: e.g., due to medication (anesthesia, opioids, paralytics), or nerve injury
 Acute bladder outlet obstruction: e.g., due to severe prostate enlargement, blood clots, or urethral compression
 Need for accurate measurements of urinary output in the critically ill
 To assist in healing of open sacral or perineal wounds in incontinent patients
 To improve comfort for end of life, if needed
 Patient requires strict prolonged immobilization (e.g., potentially unstable thoracic or lumbar spine, multiple traumatic
injuries such as pelvic fracture)
 Selected peri-operative needs:
o Urologic surgery or other surgery on contiguous (adjacent) structures of the genitourinary tract
o Anticipated prolonged duration of surgery (Note: catheters placed for this reason should be removed in PACU)
o Large volume infusions or diuretics anticipated during surgery
o Need for intraoperative monitoring of urinary output

9. Informed consent
10. Siapkan alat (spuit)
11. Gel dan lidocain
12. Ambil lidocain dan jelly (cowok : 11 cc, cewek 6 cc)
13. Suruh pasien tarik napas, Masukin catheter sampai keluar urine lalu masukin lagi 5 cm,
a. Ukuran kateter cowok : 18
b. Ukuran kateter cewek : 16
14. Kembangkan balon dengan udara 10 cc
15. Sambungkan ke dalam kantong.
16. fiksasi

NGT
Indikasi : cuci lambung, ga bisa makan, pasien tidak sadarkan diri, memasukkan obat.

Absolute contraindications for NG intubation include the following:

 Severe midface trauma


 Recent nasal surgery

Relative contraindications for NG intubation include the following:

 Coagulation abnormality
 Esophageal varices or stricture
 Recent banding or cautery of esophageal varices
 Alkaline ingestion

Alat :
•Selang NGT •Lidocain
•Anastesi •Band aid
•Informed consent •Cuci tangan
Periksa alat
8. Posisi pasien duduk 60 derajat
9. Ukur selang NGT  processus xyphoideus –nasal-telinga
10. Kasi lidocain ke se;amh dam amasyeso semprot ke faring
11. Masukkan selang 90 derajat terhadap nasal dan minta pasien untuk menelan
12. Kalau dikira udah masuk , coba sutikkan udara sambil dengar dengan steteskop di daerah epigastric, kalau ada bunyi
udara berarti bener.
13. Boleh sambung ngt di open container atau diikat aja
14. Fiksasi di hidung dengan butterfly lalu 1 lagi di pipi
OSCE Trop Med. ( Thank’s to Theodora Soekarno)

LUNGS : pake papan.

Anda mungkin juga menyukai