Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Banyak literatur yang menyebutkan tentang jari–jari bumi, ataupun massa

bumi. Kita sering mengamati pergerakan matahari yang terbit di sebelah timur dan

tenggelam di bagian barat. Pada waktu malam kita melihat bulan dan bintang

dilangit. Dalam hal ini yang terjadi karena adanya Gravitasi yang membuat planet–

planet mengintari matahari.

Gravitasi adalah gaya tarik–menarik yang terjadi antara semua partikel yang

mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari mengakibatkan benda–

benda langit berada pada orbit masing–masing dalam mengitari matahari. Fisika

modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari

Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana

merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.

Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya

gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda–benda di sekitarnya, termasuk

makhluk hidup, dan benda–benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik

benda–benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa

lainnya, termasuk satelit buatan manusia.

Gravitasi menarik segala benda yang berada di atmosfir bumi untuk jatuh

kembali ke tanah dengan akselerasi (g) rata–rata 9.8 m/s². Dengan gravitasi itu

1
2

semua benda di permukaan bumi bisa diam di tempatnya masing–masing dan

dengan itu pulalah kita bisa berdiri stabil di tempat kita berada.

Manusia bisa meluncurkan roket, mendesain pesawat bahkan mengorbitkan

satelit selama berbulan – bulan. Perlu diketahui bahwa persoalan yang dipikirkan

Newton ini telah ada sejak zaman Yunani kuno. Ada dua persoalan dasar yang telah

diselidiki oleh orang Yunani, jauh sebelum Newton lahir. Persoalan yang selalu

dipertanyakan adalah mengapa benda – benda selalu jatuh ke permukaan bumi dan

bagaimana gerakan planet – planet, termasuk matahari dan bulan ( matahari dan

bulan pada waktu itu digolongkan menjadi planet – planet ). Orang – orang Yunani

pada waktu itu melihat kedua persoalan di atas ( benda yang jatuh dan gerakan

planet ) sebagai dua hal yang berbeda.

Demikian hal itu berlanjut hingga zaman Newton. Jadi apa yang dihasilkan

oleh dibangun di atas hasil karya orang – orang sebelum dirinya. Yang

membedakan Newton dan orang – orang sebelumnya adalah bahwa Newton

memandang kedua persoalan dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet)

disebabkan oleh satu hal saja dan pasti mematuhi hukum yang sama. Pada abad ke-

17, menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi penyebab jatuhnya

buah apel dari pohon dan membuat planet tetap berada pada orbitnya ketika

mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya satelit alam kesayangan

bumi tetap berada pada orbitnya. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengkaji

mengenai penerapan hukum gravitasi newton.


3

1.2. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis membatasi masalah pada : “Hukum

Newton tentang Gravitasi dan Penerapannya dalam Kehidupan sehari–hari”

1.3. Perumusan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, beberapa masalah yang akan dibahas yaitu

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Hukum Gravitasi Newton ?

2. Bagaimanakah Hukum Percepatan Gravitasi ?

3. Bagaimana hubungan Hukum Kepler dan Hukum Gravitasi?

4. Bagaimana penerapan Hukum Newton tentang Gravitasi dalam

kehidupan sehari – hari ?

1.4. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai Hukum

Gravitasi Newton

2. Untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai

Percepatan Gravitasi

3. Dapat menganalisis hubungan Hukum Kepler dan Hukum Gravitasi

4. Untuk mengetahui penerapan Hukum Newton tentang Gravitasi dalam

kehidupan sehari – hari


4

1.5. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode literatus atau

kepustakaan, yakni menyelidiki dan mencari data dengan jalan membaca

serta mencari data melalui buku pegangan dan internet. Sumber dari internet

tersebut disajikan sebagai data pembanding, pendukung dan landasan teori.

1.6. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini dibahas dalam empat bab utama, yaitu

Bab I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data

dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori yang terdiri atas Hukum Newton tentang Gravitasi,

Percepatan Gravitasi dan Hukum Kepler

Bab III Penerapan Hukum Newton tentang Gravitasi dalam kehidupan sehari

– hari

Bab IV Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran


5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Hukum Newton tentang Gravitasi Universal

Hukum gravitasi universal yang dirumuskan oleh Newton, diawali dengan

beberapa pemahaman dan pengamatan empiris yang telah dilakukan oleh ilmuwan–

ilmuwan sebelumnya. Mula – mula Copernicus memberikan landasan pola berfikir

yang tepat tentang pergerakan planet – planet, yang semula dikira planet – planet

tersebut bergerak mengelilingi bumi, seperti pada konsep Ptolemeus. Copernicus

meletakkan matahari sebagai pusat pergerakan planet – planet, termasuk bumi,

dalam gerak melingkarnya. Kemudian dari data hasil pengamatan yang teliti

tentang pergerakan planet, yang telah dilakukan Tycho Brahe, Keppler

merumuskan tiga hukum empiris yang dikenal sebagai hukum Keppler mengenai

gerak planet.

Jika malam telah tiba, perhatikanlah bulan di langit ! Apakah bulan dalam

keadaan diam saja ? Apakah bulan jatuh ke bumi ? Mengapa ?

Perhatikan pula situasi pohon sekitarmu ? Apakah ada daun pada pohon

yang jatuh di bawah pohon ?

Mengapa daun yang massanya ringan dapat jatuh ke permukaan bumi,

sedang bulan yang massanya jauh lebih besar dibandingkan selembar daun tidak

jatuh ke bumi ?

Permasalahan di atas telah dikaji oleh Sir Isaac Newton pada abad 16

masehi. Newton mengemukakan, bahwa ternyata ada suatu ”gaya pada suatu jarak”

5
6

yang memungkinkan dua benda atau lebih untuk berinteraksi. Istilah tersebut oleh

Michael Faraday, pada abad 18 diubah menjadi istilah ”medan”. Adapun pengertian

medan adalah tempat di sekitar suatu besaran fisis yang masih dipengaruhi oleh

besaran tersebut dalam suatu entitas tertentu. Sebagai contoh, gaya gravitasi akan

bekerja pada massa suatu benda yang masih berada dalam medan gravitasi suatu

benda atau planet. Jika medan gravitasi sudah dapat diabaikan, maka sebuah massa

yang berada di sekitar besaran benda tersebut tidak dapat dipengaruhi. Dengan

demikian, dapatlah kamu pahami, mengapa daun yang massanya lebih kecil

dibanding bulan yang massanya jauh lebih besar dapat ditarik bumi. Dalam

penelitiannya, Newton menyimpulkan, bahwa gaya gravitasi atau gaya tarik –

menarik dapat berlaku secara universal dan sebanding oleh massa masing-masing

benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda, dan dirumuskan

Diagram gravitasi antara dua buah benda yang terpisah sejauh r

m1.m2
F  G. 2
r
F = gaya tarik – menarik antara kedua benda (N)

m1 = massa benda 1 ( kg ) m2 = massa benda 2 ( kg )


7

r = jarak antara kedua pusat benda ( m )

G = tetapan gravitasi universal = 9,8 m/s2

Gaya gravitasi adalah interaksi antara dua buah benda yang saling tarik-

menarik dengan massa yang sama dan terpisah dengan jarak tertentu. Gaya gravitasi

merupakan besaran vektor, sehingga bila suatu benda mengalami gaya tarik

gravitasi dari lebih satu benda sumber gravitasi, maka teknik mencari resultannya

dipergunakan teknik pencarian resultan vektor. Misalnya dua buah gaya F1 dan F2

yang membentuk sudut α resultan gayanya dapat ditentukan berdasarkan

persamaan : 𝐹 = √𝐹1 2 + 𝐹2 2 + 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠𝛼

Gambar :

Teori ini kemudian dikembangkan lebih jauh lagi bahwa setiap benda

angkasa akan saling tarik – menarik, dan ini bisa dijelaskan mengapa bumi harus

berputar mengelilingi matahari untuk mengimbangi gaya tarik – menarik gravitasi

bumi – matahari. Dengan menggunakan fenomena tarik menarik gravitasi ini juga,

meteor yang mendekat ke bumi dalam perjalanannya di ruang angkasa akan tertarik

jatuh ke bumi.

Sebelum mencetuskan Hukum Gravitasi Universal, Newton telah

melakukan beberapa perhitungan untuk menentukan besar gaya gravitasi yang

diberikan bumi pada bulan sebagaimana besar gaya gravitasi bumi yang bekerja

pada benda – benda di permukaan bumi. Sebagaimana yang kita ketahui, besar
8

percepatan gravitasi di bumi adalah 9,8 m/s2. Jika gaya gravitasi bumi mempercepat

benda dengan percepatan 9,8 m/s2, berapakah percepatan di bulan ? karena bulan

bergerak melingkar beraturan, maka percepatan sentripetal bulan dihitung

menggunakan rumus percepatan sentripetal gerak melingkar beraturan.

2  2 r 
2

ax  
y T 2r

Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari – jari sekitar

384.000 km dan periode ( waktu yang diperlukan untuk melakukan satu putaran )

adalah 27,3 hari.

Percepatan bulan terhadap bumi ini sebanding dengan gravitasi bumi. Jadi

percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3.600 kali lebih kecil dibandingkan

dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda – benda di permukaan bumi.

Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi ini sama dengan

60 kali jari – jari bumi ( jari – jari bumi = 6380 km ). Jika jarak bulan dari bumi (60

kali jari – jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3.600.

Berdasarkan perhitungan ini, Newton menyimpulkan bahwa besar gaya

gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap

kuadrat jaraknya ( r ) dari pusat bumi. Secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut : 1
Gaya gravitasi 
r2

Selain faktor jarak Newton juga menyadari bahwa gaya gravitasi juga

bergantung pada massa benda. Hukum III Newton kita pelajari bahwa jika ada gaya

aksi maka ada gaya reaksi. Ketika bumi memberikan gaya aksi berupa gaya
9

gravitasi kepada benda lain, maka bendaa tersebut memberikan gaya reaksi yang

sama besar tetapi berlawanan arah terhadap bumi. Karena besarnya gaya aksi dan

reaksis sama, maka besar gaya gravitasi juga harus sebanding dengan massa 2

benda yang berinteraksi. Berdasarkan penalaran ini, Newton menyatakan hubungan

antara massa dan gaya gravitasi. Secara matematis ditulis sebagai berikut :

ma .mb
Gaya Gravitasi 
r2
  sebanding

Ma = massa bumi, Mb = massa benda lain, r = jarak antara pusat bumi dan

pusat benda lain. Setelah membuat penalaran mengenai hubungan antara besar gaya

gravitasi dengan massa dan jarak. Newton membuat penalaran baru berkaitan

dengan gerak planet yang selalu berada pada orbitnya ketika mengitari matahari,

menyatakan bahwa “jika planet – planet selalu berada pada orbitnya, maka pasti

ada gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan planet serta gaya gravitasi

antara planet, sehingga benda langit tersebut tetap berada pada orbitnya masing –

masing. Luar biasa perkiraan Newton ini. Tidak puas dengan penalarannya di atas,

maka ia menyatakan bahwa jika gaya gravitasi bekerja antara bumi dan benda –

benda di permukaan bumi, serta antara matahari dan planet – planet. Kemudian

pada tahun 1687 Newton mencetuskan Hukum Gravitasi Universal. Hukum yang

sangat terkenal dan berlaku secara universal.


10

2.2. Percepatan Gravitasi

Berdasarkan hukum gravitasi Newton, dapat dikatakan bahwa semua benda

yang berada pada jarak tertentu dari bumi akan mengalami gaya gravitasi. Jika m

adalah massa bumi dan Mb adalah massa benda, gaya gravitasi yang dialami benda

adalah m.mb ....... ( 1 )


F G
rb2
Gaya inilah yang menyebabkan buah apel jatuh ke bawah, atau batu yang

dilempar ke atas akan kembali lagi ke bumi.

Hukum II Newton menyatakan bahwa gaya merupakan hasil kali massa

dengan percepatan benda F = m.a ..... ( 2 )

Dengan menyamakan persamaan kedua rumus (1) dan (2) tersebut maka

didapatkan : m.mb mb
m.a  G.  a  G
rb2 rb2

Percepatan ini disebut percepatan gravitasi yang biasanya disimbolkan

dengan huruf g. Hukum Percepatan Gravitasi adalah percepatan yang diakibatkan

oleh gaya tarik bumi yang besarnya 10 m/s2 atau 9,8 m/s2 atau setara dengan 1 G.

Dengan demikian, percepatan gravitasi yang dialami benda – benda di permukaan

bumi adalah mb
g G
rb2

Karena besaran G , mb dan r adalah konstan, maka harga g juga konstan

yaitu 9,8 m/s2.


11

Di samping gaya gravitasi, hukum gravitasi

Newton juga menetapkan tentang medan

gravitasi disekitar suatu benda atau umumnya

sebuah planet. Medan gravitasi adalah daerah

dimana suatu benda akan memperoleh atau

terpengaruh gaya gravitasi. Medan gravitasi ini

akan menunjukkan percepatan gravitasi dari

suatu benda di sekitar suatu benda atau planet. Adapun besar medan gravitasi

𝑀
atau percepatan gravitasi dirumuskan : g = G
𝑟2

g = medan gravitasi atau percepatan gravitasi (m/s2)

G = tetapan gravitasi universal= 6,672 x 10 –11 N.m2/kg2

M = massa dari suatu planet atau benda(kg)

r = jarak suatu titik ke pusat planet/ pusat benda (m)

Contoh percepatan gravitasi dalam kehidupan sehari – hari adalah :

1. Ketika melempar bola ke atas, bola akan jatuh ke tanah dan tidak akan

pernah ngambang di udara

2. Lompat tali, ketika melakukan lompat tali, tali tidak akan tetap di atas

kepala kita / di udara

3. Kegiatan terjun payung

4. Tendangan volley dalam sepakbola dan lemparan bola basket


12

2.3. Hukum Kepler

Peristiwa yang terlihat seakan – akan matahari

berpindah dari Timur ke Barat. Padahal yang sebenarnya

terjadi adalah matahari selalu diam ditempat dan bumi yang

mengelilinginya. Peristiwa ini dapat dijelaskan dan

dibuktikan oleh Hukum Kepler.

2.3.1. Pengertian Hukum Kepler

Hukum Kepler ditemukan oleh seorang matematikawan yang juga

merupakan soerang astronom Jerman yang bernama Johannes Kepler (1571

– 1630). Penemuannya didasarkan oleh data yang diamati oleh Tycho Brahe

(1546 – 1601), seorang astronot terkenal dari Denmark.

Sebelum ditemukannya hukum ini, manusia zaman dulu menganut paham

geosentris, yaitu sebuah paham yang membenarkan bahwa bumi merupakan

pusat alam semesta. Anggapan ini didasari pada pengalaman indrawi

manusia yang terbatas, yang setiap hari mengamati matahari, bulan dan

bintang bergerak, sedangkana bumi dirasakan diam. Anggapan ini

dikembangkan oleh astronom Yunani Claudius Ptolemeus (100 – 170) dan

bertahan hingga 1400 tahun. Menurutnya,bumi berada di pusat tata surya.

Matahari dan planet – planet mengelilingi dalam lintasan melingkar.

Kemudian pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama

Nicolaus Copernicus (1473 – 1543) mencetuskan model Heliosentriss.

Heliosentris artinya bumi beserta planet – planet lainnya mengelilingi


13

matahari dalam lintasan yang melingkar. Tentu saja pendapat ini lebih baik

dibanding pendapat sebelumnya. Namun, ada yang masish kurang dari

pendapat Copernicus yaitu diam masih menggunakan lingkaran sebagai

bentuk lintasan benda planet.

Pada tahun 1569 Kepler menerbitkan buku pertamanya di bidang astronomi

dengan judul “The Mysteri of the Universe. Di dalam buku itu ia

memaparkan kekurangan dari kedua model di atas yaitu tiada keselarasan

antara lintasan – lintasan orbit planet dengan data pengamatan Tycho Brahe.

Oleh karena Kepler meninggalkan model Copernicus juga Ptolemeus, lalu

mencaro model baru. Pada tahun 1609, barulah ditemukan bentuk orbit yang

cocok dengan data pengamatan Brahe, yaitu bentuk elips. Kemudian

penemuannya tersebut dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul

Astronomi Nova yang juga disertai Hukum keduanya. Sedangkan ketiga

Hukum Kepler tertulis dalam Harmonices Mundi yang dipublikasikan

sepuluh tahun kemudian.


14

2.3.2. Hukum I, II dan III Kepler

2.3.2.1. Hukum I Kepler

“Lintasan setiap planet mengelilingi matahari merupakan sebuah elips

dengan matahari terletak pada salah satu titik fokusnya.”


Planet

F1
F2
Matahari

Hukum I ini dapat menjelaskan akan lintasan planet yang berbentuk elips,

namun belum dapat menjelaskan kedudukan planet terhadap matahari, maka

muncullah hukum II Kepler. Kepler tidak mengetahui alasan mengapa

planet bergerak dengan cara demikian . Ketika mulai tertarik dengan gerak

planet – planet , Newton menemukan bahwa ternyata hukum – hukum

Kepler ini bisa diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi universal

dan hukum gerak Newton . Newton juga menunjukkan bahwa di antara

kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum gravitasi , hanya satu yang

berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum

Kepler.

Dengan memperhatikan orbit elips yang dijelaskan pada Hukum

Kepler I, dimensi paling panjang pada orbit elips disebut sumbu mayor/

sumbu utama, dengan setengah panjang a yang disebut dengan sumbu

semiutama / semimayor.
15

Dari model di atas diperlihatkan bentuk elips dari lintasan orbit planet

yang mengelilingi matahari. Dimana matahari berada disalah satu titik

fokusnya yang ditandai dengan F1 dan F2. Sedangkan planet berada pada

jarak r1 dari F2 atau r1 dari F1. Jika pposisi planet berubah maka jarak r1

dan r2 ikut berubah. Jarak a disebut sumbu semimayor dan 2a disebut

sumbu mayor. Jarak b disebut sumbu semiminor dan 2b disebut minor.

Jarak c dari titik pusat merupakan titik fokus dimana c2 = a2 + b2. Bentuk

elips orbit ditentukan oleh eksentrisitas (e) elips tersebut. Semakin kecil

eksentrisitasnya, maka bentuk elipsnya akan semakin mendekati bentuk

lingkaran. Dan sebalaiknya, bila eksentrisitasnya semakin besar, bentuk

elips akan memanjang dan tipis. Jarak merupakan perbandingan dari

jarak c denfan jarak a ( e = c / a ). Nilai eksentritasnya elips lebih besar

dari 0 (nol) dan lebih kecil dari 1 (satu).

Ketika planet berada pada jarak terjauh dari matahari, maka pada saat itu

planet berada pada titik aphelion. Letaknya pada gambar yaitu pada

ujung kiri elips ( sebelah kiri F1 ). Jarak dari aphelion ke matahari dapat

dihitung dengan menjumlahkan jarak a dengan c. Jika planet berada


16

pada ujung kanan elips ( sebelah kanan F2 ) maka planet sedang berada

pada titik perihelion. Pada saat itu planet berada pada jarak terdekat

dengan matahari. Jarak perihelion dengan matahari merupakan selisih

antara jarak a dan c.

2.3.2..2. Hukum II Kepler

“Setiap planet bergerak sedemikian sehingga suatu garis khayal yang

ditarik dari matahari ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas

yang sama dalam waktu yang sama“.

Suatu garis khayal yang menghubungkan matahari dengan planet,

menyapu luas juring yang sama dalam selang waktu yang sama. Hal yang

paling utama dalam hukum II Keppler adalah kecepaan sektor

mempunyai harga yang sama pada semua titik sepnjang orbit yang

berbentuk elips.

LUASAN APHELION (ABC) DAN LUASAN PERIHELION (ADE)

Pada gambar diatas diperlihatkan dua contoh luasan untuk menjelaskan

hukum II Kepler. Kedua luasan ini mempunyai luas yang sama. Pada

selang waktu yang sama, garis khayal yang menghubungkan planet dan

matahari menyapu luasan yang memiliki besar yang sama. Oleh karena

itu, ketika planet bergerak dari b ke c (titik aphelion), kecepatan orbit


17

planet lebih kecil atau lambat. Edangkan ketika planet bergerak dari d ke

e (titik perihelion) kecepatan orbit planet lebih besar atau cepat. Maka

kesimpulannya kecepatan orbit maksimum planet yaitu ketika planet

berada di titik perihelion dan kecepatan minimumnya ketika berada di

titik ephelion.

2.3.2.3. Hukum III Kepler

“Kuadrat periode planet mengintari matahari sebanding dengan

pangkat tiga rata – rata planet dari matahari”

Newton menunjukkan bahwa hukum III Keppler juga bisa diturunkan

secara matematis dari hukum Gravitasi Universal dan hukum Newton

tentang gerak dan gerak melingkar.

Secara matematis Hukum Kepler dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan :

T1 = Periode planet pertama

T2 = Periode planet kedua

r1 = jarak planet pertama dengan matahari

r2 = jarak planet kedua dengan matahari

Persamaan ini dapat diturunkan dengan menggabungkan 2 persamaan

hukum Newton, yaitu hukum gravitasi Newton dan hukum II Newton

untuk gerak melingkar beraturan. Penurunan rumusnya yaitu sebagai

berikut :
18

Persamaan hukum Newton II :  F  m.a


v v
Karena a maka  F  m.
r r
Keterangan :

m = massa planet yang mengelilingi matahri

a = percepatan sentripetal planet

v = kecepatan rata – rata planet

r = jarak rata – rata planet dari matahari

m1.m2
Persamaan hukum gravitasi Newton : Fg  G.
r2

m1 = massa matahari Fg = Gaya gravitasi matahari

m2 = massa planet r = jarak rata – rata planet dan matahari


19

BAB III

PENERAPAN HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI

DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

Berdasarkan hukum gravitasi Newton, data-data tersebut digunakan untuk

menghitung besaran lain tentang benda ruang angkasa yang tidak mungkin diukur

dalam laboratorium.

3.1. Menghitung Massa Bumi

Massa bumi dapat dihitung dengan menggunakan nilai G yang telah

diperoleh dari percobaan Cavendish. Anggap massa bumi M dan jari – jari bumi R

= 6,37 × 106 m (bumi dianggap bulat sempurna). Berdasarkan rumus percepatan

gravitasi bumi, maka dapat menghitung besarnya massa bumi.

G.M go .R 2
go   M 
R2 G

9,8  6,37 106 


2

 11
 5,96 1024 kg
6, 67 10

3.2. Menghitung Massa Matahari

Telah Anda ketahui bahwa jari-jari rata-rata orbit bumi rB = 1,5 × 1011 m

dan periode bumi dalam mengelilingi matahari TB = 1 tahun = 3 × 107 s.

Berdasarkan kedua hal tersebut serta dengan menyamakan gaya matahari

dan gaya sentripetal bumi, maka dapat diperkirakan massa matahari.

Fgravitasi  FSentripetal

19
20

2
G.M M .M B M B .v B
 .
rB2 rB

 M M  massa matahari, M B  massa bumi 


2 rB
Karena vB  maka
TB

G.M M .M B M B .4 2 .rB2



rB2 TB2 .rB

4  3,14  1, 5 1011 


3
4 2 .rB3
MM    2  1030 kg
G.TB .rB  6, 67 1011  3 107  .5
2 2

3.3. Menghitung Kecepatan Satelit

Suatu benda yang bergerak mengelilingi benda lain yang bermassa lebih

besar dinamakan satelit, misalnya bulan adalah satelit bumi. Sekarang banyak

satelit buatan diluncurkan untuk keperluan komunikasi, militer, dan riset teknologi.

Untuk menghitung kecepatan satelit dapat digunakan dua cara, yaitu hukum

gravitasi dan gaya sentrifugal.

1. Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Hukum Gravitasi

Anggap suatu satelit bermassa m bergerak melingkar mengelilingi bumi

pada ketinggian h dari permukaan bumi. Massa bumi M dan jari – jari bumi R.

Ditinjau gerakan satelit dari pengamat di bumi. Di sini gaya yang bekerja pada

satelit adalah gaya gravitasi. Berdasarkan rumus hukum II Newton, maka

dapat mengetahui kecepatan satelit


21

G.M .m G.M .m
F  m.a 
r2 r2

v 2 G.M .m G.M
 m.   v 
r r2 r

G.M  R 2 
Karena r = R + h, maka v  
R  h  R2 

G.M  R 2  R2 go
v   go . R
R2  R  h  Rh Rh

2. Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Gaya Sentripetal

Sebuah satelit memiliki orbit melingkar, sehingga dalam acuan ini, satelit akan

merasakan gaya sentripetal ( mv2/r2 ). Gaya sentripetal muncul karena

pengamatan dilakukan dalam sistem non inersial (sistem yang dipercepat, yaitu

satelit). Gaya sentripetal besarnya sama dengan gaya gravitasi.

Fgravitasi  FSentripetal

v 2 G.M .m G.M
 m.   v 
r r2 r

G.M  R 2 
Karena r = R + h, maka v  
R  h  R2 

G.M  R 2  R2 go
v   go . R
R2  R  h  Rh Rh
22

3.4. Menghitung Jarak Orbit Satelit Bumi

Apabila satelit berada pada jarak r dari pusat bumi, maka kelajuan satelit saat

mengorbit bumi dapat dihitung dengan menyamakan gaya gravitasi satelit dan gaya

Sentripentalnya.

Fgrafitasi  FSentripetal

v2 v2 g
 m.  m.g  m.  m  v  RB
r r r
Untuk posisi orbit geosinkron, yaitu bila periode orbit satelit sama dengan periode

rotasi bumi, maka jari-jari orbit satelit dapat ditentukan sebagai berikut.

g R 2 .g 2 r
 v  RB atau v 2 = B karena v 
r r T

 2 r 
2
RB2 T 2 .g .RB2
maka   =g  r 3
 T  r 4 2

864002.  9,8  .  6, 4 106 


2

r 3
 4, 24 107 m
4  3,14 2
23

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis menyimpulkan :

1. Hukum Gravitasi Newton yaitu setiap massa menarik massa titik lainnya

dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar

gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian massa kedua benda dan

berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda tersebut. Gaya

gravitasi atau gaya tarik – menarik dapat berlaku secara universal dan

sebanding oleh massa masing – masing benda dan berbanding terbalik

dengan kuadrat jarak kedua benda. Hukum tarik – menarik gravitasi Newton

dalam bidang fisika berarti gaya tarik untuk saling mendekat satu sama lain.

Dalam bidang fisika tiap benda dengan massa m1 selalu mempunyai gaya

tarik menarik dengan benda lain ( dengan massa m2 ).

2. Hukum Percepatan Gravitasi adalah percepatan yang diakibatkan oleh gaya

tarik bumi yang besarnya 9,8 m/s2 atau 10 m/s2 .

3. Hubungan Hukum Kepler dan Hukum Gravitasi, semua benda di alam

semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding dengan hasil kali

massa benda – benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak

antara benda – benda tersebut.

23
24

4. Penerapan Hukum Gravitasi Newton dan Hukum Kepler dalam kehidupan

sehari – hari. Penerapan hukum gravitasi Newton dapat diterapkan untuk

menjelaskan gerak benda – benda angkasa. Seorang yang

memiliki perhatian besar pada astronomi adalah Johannes Kepler. Dia

terkenal dengan tiga hukumnya tentang pergerakan benda – benda angkasa.

Berdasarkan hukum gravitasi Newton, data – data tersebut digunakan untuk

menghitung besaran lain tentang benda ruang angkasa yang tidak mungkin

diukur di laboratorium.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil yang telah dituliskan dalam karya tulis ini, maka

disarankan :

1. Kepada pembaca untuk lebih memahami dan mendalami materi Gravitasi

Newton secara menyeluruh.

2. Kepada penulis selanjutnya untuk lebih melengkapi data – data atau lebih

menyempurnakan karya tulis ini apabila dirasa karya tulis ini masih kurang

lengkap atau kurang sempurna.


25

DAFTAR PUSTAKA

 Daton Goris. S . 2007 . Fisika SMU XI . Jakarta : Grasindo

 Foster, Bob . 2014 . Akselerasi Fisika 2 . Bandung : Duta

 Kanginan, Marthen . 2015 . Fisika 2 . Jakarta : Erlangga

 https://artikelnesia.com/2011/09/20/contoh-penerapan-hukum-newton-i-ii-
dan-iii/
 http://www.berpendidikan.com/2015/12/pengertian-rumus-dan-bunyi-hukum-

newton-1-2-3-serta-contoh-soal-hukum-newton.html

 https://fisika79.wordpress.com/2011/05/10/aplikasi-hukum-gravitasi-newton/

25

Anda mungkin juga menyukai