1 2 3
L1 L2 L3
A
T1 T2
Fluida – 1, yang temperaturnya T1 = 80oC, mengalir pada bagian sebelah kiri material – 1. Fluida –
1 memiliki nilai konstanta aliran kalor konveksi, h1 = 5000 [W/m2 . oC]. Luas penampang material –
1, material – 2, dan material – 3, adalah A = 0,5 [m 2]. Panjang material – 1, yaitu L1 = 20 [cm],
Panjang material – 2, yaitu L2 = 20 [cm], Panjang material – 3, yaitu L3 = 30 [cm]. Konstanta
aliran kalor konduksi pada material – 1, k1 = 4000 [W/m . oC], konstanta aliran kalor konduksi pada
material – 2, k2 = 2000 [W/m . oC], dan konstanta aliran kalor konduksi pada material – 3, k 3 = 6000
[W/m . oC]. Fluida – 2, yang temperaturnya T2 = 20oC, mengalir pada bagian sebelah kanan
material – 3. Fluida – 2 memiliki nilai konstanta aliran kalor konveksi, h1 = 2000 [W/m2 . oC].
Model matematis untuk permasalahan hantaran panas di atas, memiliki analogi dengan rangkaian
resistor seri, yang disebut rangkaian resistansi kalor, digambarkan secara skematik pada gambar di
bawah ini, yaitu
T1 R1 R2 R5 T2
T1 T 2
q
R 1R 2 R 3 R 4 R 5
Dengan
R1 = resistansi termal konveksi antara fluida – 1 dengan permukaan material – 1
1 1
= h1A
5000 W / m 2 . o C A
R2 = resistansi termal konduksi pada material – 1
2
L1
m
= 10
k1A
4000 W / m . o C A
R3 = resistansi termal konduksi pada material – 2
2
L2
m
= 10
k2A
2000 W / m . o C A
R4 = resistansi termal konduksi pada material – 3
3
L3
m
= 10
k3A
6000 W / m . o C A
R5 = resistansi termal konveksi antara permukaan material – 3 dengan fluida – 2
1 1
= h 2 A
2000 W / m 2 . o C A
Maka
T1 T 2
q
1 L1 L2 L3 1
h1A k1A k 2A k 3A h 2A
q
T1 T 2 A
1 L L L 1
1 2 3
h1 k1 k 2 k 3 h 2
80 20 1
q 2 W
2 2 3
1 1
10 10 10
5000 4000 2000 6000 2000
30 W
q
4 1 2 1 10
20000 20000 20000 20000 20000
100
q KW
3
2. [MATERI : TERMODINAMIKA]
ditempatkan pada reservoir yang volume – nya dapat berubah. Awalnya gas tersebut berada
pada keadaan – 1, volume – nya, V1 = 75 [liter], pressure – nya, p1 = 105 [N/m2],
temperature – nya, T1 = 300 [K]. Gas mengalami proses adiabatik, dan mencapai keadaan – 2,
dan volume – nya berekspansi menjadi V2 = 125 [liter]. Kemudian, dari keadaan – 2, gas
mengalami proses isovolume menjadi keadaan – 3, dan pressure – nya menjadi p3 = 6 . 104
[N/m2]. Kemudian, dari keadaan – 3, gas mengalami proses isothermal menjadi keadaan – 1.
Kemudian gas berekspansi dengan pressure konstan menjadi keadaan – 4 dan volume – nya
menjadi V4 = 125 [liter]
Solusi – 2 – a
Model matematis untuk permasalahan empat buah termometer di atas, yaitu
t o
C 5y
t o
R 4y
t o
F 9 y 32
t o
X 20 y 25
35 20 y 25 y 3
t o
C 5 3 15 o
C
t o
R 4 3 12 o
R
t F 9 3
o
32 59 F
o
Solusi – 2 – b
3
Gas monoatomik, dengan Cv = 2
nR, memiliki sifat
5
Cp – Cv = n R Cp = 2
nR
5
Cp nR
2 5
γ
Cv
3
3
nR
2
volume : V1 = 75 [liter],
pressure : p1 = 105 [N/m2],
temperature : T1 = 300 [K]
Proses dari keadaan – 1 ke keadaan – 2 adalah proses adiabatik
γ 5
p1 V 10 5
2
p 2 V1
125 3
p2 75
N
p 2 4,3 . 10 4 2
m
p1 V1 p V p V
n R 2 2 T2 2 2 T1
T1 T2 p1 V1
T2 215 K
Jadi pada keadaan – 2, variabel keadaannya memiliki nilai – nilai sebagai berikut :
V2 = V3
maka dari formulasi Boyle – Gay Lussac – Charles untuk gas ideal
p 2 V2 p V p
n R 3 3 T3 3 T2
T2 T3 p2
6 . 10 4
T3 215 K
4
4,3 . 10
T3 300 K
Jadi pada keadaan – 3, variabel keadaannya memiliki nilai – nilai sebagai berikut :
T3 = T1
volume : V1 = 75 [liter],
pressure : p1 = 105 [N/m2],
temperature : T1 = 300 [K]
P1 = P 4
maka dari formulasi Boyle – Gay Lussac – Charles untuk gas ideal
p1 V1 p V V
n R 4 4 T4 4 T1
T1 T4 V1
125
T4 300 K
75
T4 500 K
Kita kumpulkan data hasil perhitungan kita tentang variabel – variabel keadaan tiap keadaan,
yaitu
volume : V1 = 75 [liter],
pressure : p1 = 105 [N/m2],
temperature : T1 = 300 [K]
Jadi pada keadaan – 2, variabel keadaannya memiliki nilai – nilai sebagai berikut :
Jadi pada keadaan – 3, variabel keadaannya memiliki nilai – nilai sebagai berikut :
P [x 104 N/m2]
10 4
1
P [x 104 N/m2]
6 3
10 4
4,3 1
2
6
Kurva p – T 3 V [liter]
4,3
0 2 75 125
T [K]
0 215 300 500
V [liter]
125 4
2 3
Kurva V – T
75
1
T [K]
0 215 300 500
Solusi – 2 – c
5 5
5 125.10 3 1 3 1 3
W1 2 105 75 .10 3 3
3
5
75 .10
1
3
W1 2 3,3 KJ
W 2 3 0 J
Nilai – nilai variabel keadaan pada keadaan – 3 adalah sebagai berikut
volume : V1 = 75 [liter],
pressure : p1 = 105 [N/m2],
temperature : T1 = 300 [K]
Usaha dari keadaan – 3 ke keadaan – 1 (proses isothermal) adalah
V1
W 3 1 p 3 V 3 ln
V
3
75
W 3 1 6 .10 4 125.10 3 ln
125
W 3 1 3,8 KJ
volume : V1 = 75 [liter],
pressure : p1 = 105 [N/m2],
temperature : T1 = 300 [K]
Nilai – nilai variabel keadaan pada keadaan – 4 adalah sebagai berikut
W1 4 p1 V 4 V1
W1 4 105 125 75 10 3
W1 5 5 KJ