Anda di halaman 1dari 6

STUDI IMPLEMENTASI TATA

RENCANA TATA RUANG TERPADU Studi Sektoral (12)


WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA TRANSPORTASI DARAT

3) Standar Desain
Standar desain jalan (1997) ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga2 dan
Pedoman Kapasitas Jalan Raya Indonesia (Versi Bahasa Inggris berjudul
Indonesian Highway Capacity Manual, 1997). Studi ini akan mengacu kepada
kedua pedoman desain jalan yang telah disahkan tersebut.
4) Volume Lalu Lintas Jalan-Jalan Utama di Mamminasata
Setiap tahun data volume lalu lintas jalan utama, nasional dan propinsi,
diperbaharui oleh Bina Marga. Angka tahun 2004 menunjukkan bahwa lalulintas
maksimum terjadi di sekitar kota Makassar, melebihi 20.000 kendaraan per hari,
dan volume kendaraan yang sedikit lebih kecil dapat di amati di jalan penghubung
ke Makassar. Dan volume terkecil diamati terjadi di kawasan terpencil dengan
volume kurang dari 3.000 kendaraan per hari sebagaimana terlihat pada gambar
berikut.

Gambar 1.4 Volume Lalu Lintas Jalan-Jalan Utama

2
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota

12 - 5
STUDI IMPLEMENTASI TATA
RENCANA TATA RUANG TERPADU Studi Sektoral (12)
WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA TRANSPORTASI DARAT

1.2 Jaringan Jalan Saat Ini dan Rencana-Rencana Pengembangannya

Sampai tahun 2005, empat (4) rencana jaringan jalan telah dikembangkan dan
ditetapkan sebagai kerangka perencanaan jaringan jalan.

<Rencana jaringan jalan regional>

- Rencana Tata Ruang Mamminasata 2003-2012

<Rencana jaringan jalan perkotaan>

- Studi Pengembangan Jalan Raya Ujung Pandang (JICA, 1989): (Studi JICA
tahun 1989)

- Rencana Pengembangan Kota Makassar 2005-2025 (direncanakan rampung


pada akhir tahun 2005)

- Rencana-rencana pengembangan jalan Kabupaten lainnya (Maros, Gowa,


Takalar)

1) Rencana Tata Ruang Mamminasata 2003-2012


Rencana Tata Ruang Mamminasata (2002) dirumuskan berdasarkan usulan
jaringan jalan Studi Pengembangan Jalan Raya Ujung Pandang (JICA, 1989) dan
perluasan jaringan jalan sampai ke seluruh wilayah Mamminasata untuk
memperkuat pertalian wilayah bagi perkembangan ekonomi lebih lanjut..

12 - 6
STUDI IMPLEMENTASI TATA
RENCANA TATA RUANG TERPADU Studi Sektoral (12)
WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA TRANSPORTASI DARAT

Gambar 1.5 Rencana Pengembangan Jalan dalam Rencana Tata Ruang Mamminasata
2003-2012

Hampir semua komponen jaringan jalan dirancang sama dengan Studi JICA 1989.
Hanya satu pengecualian yaitu rute “Jalan Lingkar Luar”, dan persimpangannya
dengan Jl. Perintis yang digeser ke arah bagian utara Bandara Hasanuddin. Hal ini
dilakukan karena adanya kesulitan dalam pembebasan lahan sebagai akibat dari
penyebaran wilayah permukiman yang sangat cepat dan tidak terduga pada

12 - 7
STUDI IMPLEMENTASI TATA
RENCANA TATA RUANG TERPADU Studi Sektoral (12)
WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA TRANSPORTASI DARAT

rute-rute pengembangan jalan. Rute baru tersebut melalui daerah dataran rendah
dimana permukiman belum berkembang. Jalan ini diharapkan akan dapat
mengurangi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di Jalan Perintis3.

Rencana tata ruang ini memberikan sebuah kerangka penegmbangan bagi seluruh
wilayah metropolitan Mamminasata. Akan tetapi, belum ada studi kelayakan yang
dilakukan, sehingga rencana tata ruang ini tetap berada pada tataran konseptual.

2) Studi Pengembangan Jalan Raya Ujung Pandang (JICA, 1989)


“Studi Pengembangan Jalan Raya
Ujung Pandang” (atau Studi JICA
1989) merekomendasikan adanya
rencana pengembangan jaringan
jalan utama di Kota Makassar
hingga tahun 2009. Studi ini juga
mengindentifikasi jalur lalu lintas
utama yang menghubungkan
Makassar dan Maros, Gowa dan
Takalar seperti terlihat pada
Gambar 1.6. Studi ini tetap
dijadikan dasar bagi perencanaan
jaringan jalan, mencakup (i) lima
jalan arteri utama, (ii) tiga jalan
lingkar yang tersebar dengan
pusat kota Makassar sebagai
simpul. Terlihat bahwa kerangka
rencana itu sendiri telah
terkoordinasi baik dengan
perencanaan kota, dan sangat
sesuai dengan kondisi geografis Gambar 1.6 Rencana Pengembangan Jalan JICA
serta tren perkembangan industri
dan perkotaan.

Pemerintah propinsi memilih untuk membuat rencana tata ruang baru yang sesuai
dengan Studi JICA 1989. Akan tetapi, Studi JICA 1989 memiliki kelemahan dalam
perubahan sosial dan lingkungan yang terjadi oleh perkembangan kota yang sangat

3
Jalan Perintis merupakan salah satu jalan yang paling penting di Makassar yang menghubungkan kota ini
dengan Bandara Hasanuddin.

12 - 8
STUDI IMPLEMENTASI TATA
RENCANA TATA RUANG TERPADU Studi Sektoral (12)
WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA TRANSPORTASI DARAT

cepat dan tak terduga, membuat sulit proses pembebasan lahan. Selanjutnya, syarat
untuk konservasi lingkungan semakin kritis, dan analisa dampak lingkungan
mendalam semakin dibutuhkan. Jelaslah bahwa beberapa perubahan harus
dilakukan.

3) Rencana Pengembangan Kota Makassar 2005-2025


Studi ini sedang berlangsung untuk Kota Makassar. Sebagaimana terlihat pada
gambar berikut, rute Jalan Lingkar Tengah dan Jalan Lingkar Luar sama dengan
yang diusulkan dalam Studi JICA tahun 1989. Hampir semua jaringan jalan sama
dengan perencanaan yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Mamminasata
2003-2012, kecuali jalan Pantai Losari yang diperlebar hingga 20-40 m sebagai
bagian dari Jalan Lingkar Luar Barat.

Hal penting lainnya adalah pengembangan wilayah pantai dan muara Sungai Tallo,
dimana areal lahan luas direncanakan untuk direklamasi menjadi kawasan
pemukima, komersial dan industri baru di tahun 2025. Dampaknya terhadap
volume lalu lintas belum terkoordinasi baik dengan rencana jaringan jalan.
Perpanjangan “Jalan Lingkar Dalam” ke bagian selatan sungai Jeneberang tetap
tidak berubah, di luar kesulitan dalam pembebasan lahan.

Gambar 1.7 Konsep Pengembangan Jalan dalam Rencana Pengembangan Kota Makassar
2005-2025

12 - 9
STUDI IMPLEMENTASI TATA
RENCANA TATA RUANG TERPADU Studi Sektoral (12)
WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA TRANSPORTASI DARAT

4) Rencana-Rencana Pengembangan Jalan Lainnya


Tiga Kabupaten di Mamminasata telah menyusun rencana pengembangan jalan
masing-masing tanpa disertai sebuah rencana jaringan jalan terpadu.
Kab. Maros: Jalan pantai dari Pelabuhan Laut ke wilayah Utara kota Maros
melalui KIROS4.
Kab. Gowa: Rencana jalan baru di luar Jalan Lingkar Luar untuk menghubungkan
kabupaten GOWA, Maros dan Takalar secara langsung.
Kab. Takalar: 1) Pelebaran jalan pantai yang ada dari Tanjung Bunga ke Takalar.
2) Jalan akses baru dari titik tengah jalan poros Takalar yang ada ke
wilayah selatan.

Rencana-rencana tersebut dirangkum dalam gambar berikut; akan tetapi, belum


satu pun rencana yang telah terealisasi, (i) banyak pekerjaan jembatan dibutuhkan,
(ii) masalah-masalah pembebasan lahan, (iii) rencana pembangunan jalan di
wilayah rawan banjir, (iv) hambatan-hambatan geografis.

Gambar 1.8 Rencana Pengembangan Jalan Saat Ini

4
KIROS (KIMA 2): Kawasan industri baru akan dikembangkan di wilayah pesisir Maros.

12 - 10

Anda mungkin juga menyukai