OLEH
FAISAL BUDISASMITA
SUPERVISOR
IDENTITAS
Nama : Tn. Z BB/TB : 74 kg / 162 cm
ANAMNESIS
Status Vital
Tekanan Darah : 216/130 mmHg.
Nadi : 66 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6ºC
Status Interna
Dalam batas normal
Status Neurologis
GCS : E4M6V5
Fungsi Kortikal Luhur : dalam batas normal
Rangsang Menings : Kaku Kuduk (-), Kernig Sign (-)/(-)
Nn. Craniales : pupil bundar isokor, Ø 2,5 mm ODS, RCL (+)/(+), RCTL (+)/(+).
P N K 5 4 T N N
N 5 4 N N
BPR N KPR N HT - -
TPR N APR N B - +
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa Klinis : Hemiparese Sinistra Tipika
Diagnosa Topis : Hemisfer Cerebri Dextra
Diagnosa Etiologi : Suspek Stroke Hemoragik
PENATALAKSANAAN
- Head Up 30º
- O2 2-3 liter/menit
- IVFD Ringer Laktat 20 tetes/menit
- (Neuroprotektor) Citicolin 500mg/12jam/IV
- (Neurotropik) Neurobion 1 amp/24jam/IM
- Mannitol 20% 200cc loading dose/IV (habis dalam 20-30 menit), selanjutnya
100cc/4jam/IV tappering off.
- Omeprazole 40mg/12jam/IV
- Perdipin 0,5mg/kgBB 20cc/jam/syringe pump
ANJURAN PEMERIKSAAN
PROGNOSA
- Lesi hiperdens (55 HU) pada periventrikel lateralis kanan disertai perifocal
edema disekitarnya dengan volume +/- 4,3 cc yang mendesak dan
menyempitkan ventrikel kanan serta menyebabkan midline shift ke kiri sejauh +/-
0,6 cm
- Lesi slight hiperdens (39 HU) berbatas tegas, tepi regular, tampak kalsifikasi
pada dindingnya pada pontocerebellar cysterna terutama sisi vertebralis kiri dan
basilaris
- Sulci dan gyri lainnya dalam batas normal
- Sistem ventrikel lainnya yang terscan dalam batas normal
- Kalsifikasi fisiologik pada plexus choroideus bilateral dan pineal body
- Cerebellum yang terscan dalam batas normal
- Sinus paranasalis dan aircell mastoid yang terscan dalam batas normal
- Kedua bulbus oculi dan ruang retrobulber yang terscan dalam batas normal
- Tulang-tulang yang terscan intak
Kesan :
- Perdarahan intracerebri dextra disertai herniasi subfalcine
- Sugestif aneurisma arteri vertebralis sinistra dan basilaris
EKG (30 Januari 2018)
Kesan :
- Pulmo normal
- Dilatatio et atherosclerosis aortae
FOLLOW UP
Tanggal/ 24-01-2018 2-01-2018 7-01-2018 15-02-2018
(BC) (BC) (BC) (BC)
Bulan/
Onset Hr 8 Onset Hr 16 Onset Hr 22 Onset Hr 30
Tahun
Subyektif - Lemah badan - Lemah badan - Lemah badan - Lemah badan
sebelah kiri sebelah kiri sebelah kiri sebelah kiri
- Nyeri kepala - Nyeri kepala - Nyeri kepala - Nyeri kepala
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- Nyeri pada - Penglihatan
kedua lutut kabur
N ↓ N ↓ N ↓ N ↓
Kekuatan
5 4 5 4 5 1 5 1
5 4 5 4 5 1 5 1
Tonus
N N N N N N N N
N N N N N N N N
Refleks
Fisiologi N ↑ N ↑ N ↑ N ↑
BPR
N ↑ N ↑ N ↑ N ↑
TPR
KPR N ↑ N ↑ N ↑ N ↑
APR
N ↑ N ↑ N ↑ N ↑
Refleks
̶- ̶- ̶- ̶- ̶- ̶- ̶- ̶-
Patologi
̶- ̶+ ̶- ̶+ ̶- ̶+ ̶- ̶+
CT scan kepala
tanpa kontras
MSCTA Cerebral dan Carotis (2 Februari 2018)
- Lesi slight hiperdens (37 HU) pada periventrikel lateralis kanan disertai perifocal
edema disekitarnya disertai midline shift ke kiri sejauh +/- 0,5 cm
- Lesi slight hiperdens (39 HU) berbatas tegas, tepi regular, tampak kalsifikasi
pada dindingnya pada pontocerebellar cysterna terutama sisi kiri kesan pada
arteri vertebralis kiri dan basilaris
- Lesi hipodens pada crus posterior capsula interna kanan
- Sulci dan gyri dalam batas normal
- Sistem ventrikel dalam batas normal
- Kalsifikasi fisiologik pada plexus choroideus bilateral dan pineal body
- Cerebellum yang terscan dalam batas normal
- Sinus paranasalis dan aircell mastoid yang terscan dalam batas normal
- Kedua bulbus oculi dan ruang retrobulber yang terscan dalam batas normal
- Tulang-tulang yang terscan intak
Kesan :
- Perdarahan intracerebri dextra disertai herniasi subfalcine (dibandingkan foto
tanggal 23 januari 2018 : perbaikan)
- Infark cerebri kanan
- Aneurysma fusiform sepanjang arteri basilaris dan aneurysma saccular pada
pangkal arteri basilaris dengan deviasi ke kanan
- Aneurysma Saccular pada ujung segmen V4 a. vertebralis kiri
- Aneuryma fusiform pada segmen P1 arteri posterior cerebri kiri
- Dilatasi segmen M1 a. cerebri media kanan dan segmen A1 a. cerebri anterior
kiri
- Thrombus pada sinus transversus dan sinus sigmoid kanan
Foto Genu Bilateral (2 Februari 2018)
Kesan :
- Osteoarthritis genu bilateral grade I (Kalsifikasi Kellgren and Lawrance)
- Osteoporosis Senilis
CT Scan Kepala tanpa kontras potongan Axial (7 Februari 2018)
- Lesi slight hiperdens (37 HU) batas tegas, tepi regular, non kalsifikasi kesan
pada a. cerebri media kanan
- Lesi slight hiperdens (39 HU) berbatas tegas, tepi regular, tampak kalsifikasi
pada dindingnya pada pontocerebellar cysterna terutama sisi kiri kesan pada
arteri basilaris
- Lesi hipodens (27 HU) pada crus posterior capsula interna dan thalamus kanan
- Sulci dan gyri dalam batas normal
- Sistem ventrikel dalam batas normal
- Kalsifikasi fisiologik pada plexus choroideus bilateral dan pineal body
- Cerebellum yang terscan dalam batas normal
- Sinus paranasalis dan aircell mastoid yang terscan dalam batas normal
- Kedua bulbus oculi dan ruang retrobulber yang terscan dalam batas normal
- Tulang-tulang yang terscan intak
Kesan :
- Dilatasi arteri basilaris sugestif aneurysma
- Dilatasi pangkal a. Cerebri media kanan
- Perdarahan kronik crus posterior capsula interna dan thalamus kanan
DIAGNOSA AKHIR
DISKUSI
Resume
Tn. Z/52 tahun masuk RS dengan Hemiparese Sinistra, onset hari ke-7 yang dialami
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien sedang melakukan
aktivitas setelah sholat subuh, tiba-tiba saat ingin melangkah pasien merasakan
lemah dan raa berat pada tangan kanan dan kaki. Saat itu pasien ditensi dengan
hasil tekanan darah 280/160mmHg oleh bidan tetangga. Kemudian pasien langsung
dibawa ke puskesmas dan akhirnya dirujuk ke RSUD Pangkep. Nyeri kepala saat
itu ada (NPRS 4-5) tetapi tidak ada muntah. Demam dan trauma kepala tidak ada.
Riwayat hipertensi ada 2 tahun terakhir, konsumsi rutin obat captopril 25mg, namun
jarang kontrol ke dokter. Riwayat asam urat ada, riwayat diabetes, penyakit jantung
dan kolesterol tinggi tidak diketahui. Riwayat stroke sebelumnya tidak ada. Riwayat
dirawat di RSUD Pangkep selama 6 hari dengan suspek infark hemoragik.
Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda
klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah
atau membawa kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain penyebab
vaskuler. Di pusat-pusat pelayanan Neurologi di Indonesia jumlah penderita Stroke
selalu menempati urutan pertama dari seluruh penderita rawat inap. (1,2)
Insidensi Stroke menurut umur, bisa mengenai semua umur, tetapi secara
keseluruhan mulai meningkat pada usia dekade ke-5. Insidensi juga berbeda
menurut jenis stroke. Perdarahan intraserebral sering didapati mulai pada dekade
ke-5 sampai ke-8. Usia Tn.S adalah 58 tahun, masuk dalam range insiden usia rata-
rata pasien yang terkena stroke. (2)
Sekitar 20% stroke adalah stroke hemoragik. Salah satu subtipe stroke
hemoragik adalah Perdarahan Intraserebral (PIS) yang disebut juga sebagai
perdarahan parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma. Pada perdarahan
jenis ini, arteri yang berfungsi memvaskularisasi otak ruptur atau pecah, sehingga
menyebabkan kebocoran darah ke otak. Pada orang dengan hipertensi kronis
terjadi proses degeneratif pada otot dan unsur elastik dari dinding arteri, dapat
terbentuk penggembungan-penggembungan kecil setempat yang disebut
aneurisma, yang merupakan suatu locus minorus resisten (LMR) yang mudah
pecah. (1,2)
1. Hipertensi
Merupakan faktor risiko stroke yang potensial yang dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah otak, sehingga terjadi perdarahan otak dan
mengakibatkan sel-sel otak akan mengalami kematian. (3)
2. Dislipidemia
Hasil pemeriksaan Profil Lipid Tn.S menunjukkan dislipidemia. Meningginya
kadar kolesterol dalam darah, terutama Low Density Lipoprotein (LDL)
merupakan faktor risiko untuk terbentuknya aterosklerosis. Terdapat 4
penelitian case-control yang melaporkan kaitan antara hiperkolesterolemia
dengan risiko PIS, bahwa untuk setiap peningkatan 1-SD dalam kolesterol
serum (1.45mmol/L pada pria) meningkatkan RR adjusted kejadian PIS
sebesar 0.84 (95% Cl: 0.69-1.02) pada pria. (1,3)
Selain faktor risiko diatas, Usia dan Jenis Kelamin juga merupakan faktor risiko
pada Tn.Z. Dengan bertambahnya usia, maka risiko stroke iskemik dan perdarahan
intraserebral juga meningkat, ditunjukkan bahwa risiko ini meningkat dua kali lipat
setiap dekadenya setelah usia 55 tahun. Stroke iskemik dan stroke perdarahan lebih
sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. (1,3)
Gejala klinik yang timbul pada penderita stroke hemoragik tergantung dari lokasi
dan luasnya perdarahan. Berdasarkan hasil CT-Scan pasien Tn.Z, pembuluh darah
yang mengalami perforasi adalah Arteri Cerebri Media (ACM). Secara anatomi, arteri
ini berjumlah antara 6 dan 12 arteri yang berfungsi memvaskularisasi Nukleus
Lentiformis, Nukleus Caudatus bagian caput lateral, Globus Pallidus dan Kapsula
Interna bagian bawah. (3,4)
DAFTAR PUSTAKA