TIM
Marxis U.S.Kep,Ns.MM,
Ifa Nofalia,S.Kep.Ns.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin.
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas perkenan-Nya Modul keperawatan komunitas dapat
diselesaikan sesuai pada waktunya.
Strategi pembelajaran dengan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
pendidikan keperawatan di Indonesia. Buku ini dibuat berdasarkan kompetensi keperawatan komunitas.
Lingkup yang dipelajari adalah berbagai aspek yang terkait dengan Keperawatan Komunitas yaitu
pengkajian Askep Keperawatan Komunitas dan Musyawarah Masyarakat Desa.
Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa, staf pengajar serta seluruh komponen terkait dalam
proses pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
StiKes Icme Jombang.
Kontributor ............................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ....................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................. 3
Lampiran ................................................................................................................................. 4
Pendahuluan ........................................................................................................................... 5
BAB 1. KEBIJAKAN DAN STANDAR ..................................................................................... 6
1.1. Pembelajaran Blok ............................................................................................. 7
1.1.1. Definisi.................................................................................................... 8
1.1.2. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 9
1.2. Evaluasi Proses Pembelajaran dan Penilaian ............................................... 10
1.2.1. Nilai Lulus Mata Ajar Sistem Blok........................................................ 11
1.2.2. Nilai Lulus ............................................................................................. 12
1.2.3. Kriteria Penilaian .................................................................................. 13
1.2.4. Kriteria Boleh Mengikuti Ujian ............................................................. 14
BAB 2. MODUL DAN TOPIK ................................................................................................ 15
2.1. Tujuan .............................................................................................................. 16
2.2. Learning Outcomes.......................................................................................... 17
2.3. Topic Tree ........................................................................................................ 18
2.4. Unit Belajar 1.................................................................................................... 19
2.5. Unit Belajar 2.................................................................................................... 20
2.6. Unit Belajar 3.................................................................................................... 21
2.7. Unit Belajar 4 ................................................................................................... 22
2.8. Unit Belajar 5 ................................................................................................... 24
BAB 3. PENUTUP ................................................................................................................. 23
BAB I
MODUL
keparawatan komunitas
2.
3 Mampu a. Pemberian tugas tentang pendokumentasian
mengaplikasikan analisa analisa dan diagnose
dan diagnosa b. Pembahasan aplikasi dokumentasi analisa dan
keperawatan komunitas diagnosa pada contoh kasus di asuhan keperawatan
komunitas
Mampu menjelaskan c. Pengertian rencana intervensi keperawatan
intervensi asuhan Komunitas
keperawatan komunitas d. langkah mennyusun rencana intervensi
dan memahami MMD 2 keperawatan Komunitas
e. Pendekatan dan strategi rencana intervensi
keperawatan Komunitas
f. Pemahaman MMD (Musyawarah Masyarakat
Desa) 2 dan pembentujan Pokjakes
4 Mampu menjelaskan a. Pengertian implementasi keperawatan Komunitas
implementasi b. langkah implementasi keperawatan Komunitas
keperawatan c. Pendekatan dan strategi implementasi keperawatan
Komunitas
5 Mampu a. Pemberian tugas individu tentang
mengaplikasikan pendokumentasian analisa dan diagnose
intervensi dan b. Pembahasan aplikasi dokumentasi analisa dan
implementasi dalam diagnosa pada contoh kasus di asuhan keperawatan
komunitas
asuhan keperawatan
c. Pengertian evaluasi keperawatan Komunitas
komunitas d. Jenis Evaluasi
e. langkah evaluasi keperawatan Komunitas
Kemampuan
f. Pendekatan dan strategi evaluasi keperawatan
menjelaskan evaluasi
Komunitas
asuhan keperawatan
g. Pemahaman MMD 3
komunitas dan MMD 3
6 Mampu memahami alur a. Persiapan sosial
kegiatan asuhan Pengenalan masyarakat
keperawatan komunitas Pengenalan masalah
Penyadaran masalah
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
d. Penyusunan laporan
7 Kemampuan untuk Penyusunan laporan kelompok praktek asuhan
mendokumentasikan keperawatan komunitas
laporan kelompok
praktek keperawatan
komunitas
8 Mampu mereevieuw a. Revieuw dokumentasi asuhan keperawatan
dokumentasi asuhan komunitas dengan memberikan tugas kelompok
keperawatan komunitas
9 Mampu menjelaskan a. Pengertian tentang pengkajian keluarga
tentang pengkajian b. Pendekatan dan strategi pengkajian di Keluarga
asuhan keparawatan c. Pengumpulan data : jenis data, sumber data
keluarga d. Pengolahan data
e. Cara mengisi format pengkajian asuhan
keperawatan keluarga
10 Kemampuan untuk a. Aplikasi dokumentasi pengkajian pada contoh
mengaplikasikan kasus di asuhan keperawatan keluarga
dokumentasi pengkajian b. Pengertian tentang analisa data keperawatan
dalam Asuhan keluarga
Keperawatan keluarga c. Penentuan masalah atau perumusan masalah
Kemampuan kesehatan
menjelaskan tentang d. Penentuan prioritas masalah
analisa data dalam e. Cara pengisian analisa data
asuhan keparawatan
keluarga
11 Kemampuan a. Pengertian diagnosa keperawatan keluarga
menjelaskan tentang b. Komponen utama diagnosa keperawatan keluarga.
diagnosa asuhan c. Rumusan diagnosa keperawatan Keluarga
keperawatan keluarga d. Macam diagnosa keperawatan keluarga
12 Kemampuan aplikasi a. Memberikan penugasan individu dan
analisa dan diagnosa mengaplikasikan dokumntasi analisa dan diagnosa
keperawatan keluarga dalam asuhan keperawatan sesuai dengan contoh
Mampu menjelaskan kasus yang diberikan
intervensi asuhan b. Pengertian intervensi keperawatan keluarga
keperawatan keluarga c. langkah mennyusun rencana intervensi
keperawatan keluarga
d. Pendekatan dan strategi rencana intervensi
keperawatan keluarga.
13 Kemampuan a. Pengertian implementasi keperawatan keluarga
menjelaskan b. langkah implementasi keperawatan keluarga
implementasi c. Pendekatan dan strategi implementasi
keperawatan keluarga keperawatan keluarga
d. Pengertian evaluasi keperawatan keluarga
Mampu menjelaskan e. Jenis Evaluasi
evaluasi asuhan f. langkah evaluasi keperawatan keluarga
keperawatan keluarga g. Pendekatan dan strategi evaluasi keperawatan
keluarga
14 Kemampuan a. Penugasan secara individu dan mengaplikasikan
mengaplikasikan intervensi, implementasi dan evaluasi asuhan
intervensi, implementasi keperawatan keluarga sesuai dengan contoh kasus
dan evaluasi dalam yang diberikan
asuhan keperawatan
keluarga
15 Mampu merevieuw a. Penugasan kelompok
dokumentasi asuhan b. Review dokumentasi asuhan keperawatan keluarga
keperawatan keluarga
Marxis U.S.Kep,Ns.MM,
Ifa Nofalia,S.Kep.Ns.
Mata kuliah ini mempelajari tentang keperawatan komunitas dan keluarga sehingga mahasiswa
S-1 Keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan komunitas dan keluarga, yang
dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan komunitas dan keluarga. Pemahaman konsep tersebut
sebagai pegangan dalam memberikan asuhan keperawatan professional secara komprehensif (care
giver, educator, manager) melalui pemanfaatan semua sumber daya yang ada potensial dari
keluarga (researcher, community leader).
Bahan Kajian
Daftar Pustaka
American Nurses Association (ANA) 1986, Standard of Home Care Nursing Practise,
Washington, DC : Author.
Bailon, S.G dan A.S Maglaya 1987, Family Health Nursing : the Proses, Philippiness : UP
College on Nursing Diliman.
Effendi, Ferry dan Makhfudli 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Effendy, Nasrul 1998, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2, Jakarta : EGC.
FIK UI 2000, Kumpulan Makalah Pelatihan Asuhan Keperawatan Keluarga di Jakarta tanggal 7 –
10 Nopember 2000. Tidak dipublikasikan.
Friedman, M.M 1998, Family Nursing : Research, Theory and Practise. (4th ed), Coonecticut :
Appleton-Century-Cropts.
Friedman, M 1998, Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3, Jakarta : EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Keperawatan Keluarga.
Murwani, Arita 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus, Yogyakarta :
Mitra Cendekia Press.
Reynata, V 2003, Kekerasan Dalam Rumah Tangga. http://www.fh.iu diakses pada tanggal 12
November 2011.
Swanson, J.M dan A. Nies Mary 1997, Community Health Nursing Promoting the Health og
Aggregates. Edisi 2. Philadelpia : W. B Saunders Company.
Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke- Kompetensi Akhir Materi Pembelajaran Bentuk Kriteria Bobot Nilai
Yang Diharapkan Pembelajaran Penilaian (%)
(1 TM=150 menit)
A : 08.00-10.30
B : 10.30-12.45
(1TM=150 menit)
A : 10.30-12.45
(1 TM=150 menit)
B : 11.20-13.00
(1TM=100 menit)
B : 11.20-13.00
(1TM=100 menit)
(1TM=150 menit)
UTS
B : 8.00-9.40
A : 9.40-11.20
B : 08.00-10.30
A : 10.30-12.45
(1TM=150 menit)
Menyesuaikan UAS
Praktek laborat komunitas II
1-7 (KELAS
6B)
1-7 (KELAS
6A)
B. Ifa nofalia
KELOMPOK
1-7 (KELAS
6B)
1-7 (KELAS
6A)
KELOMPOK
1-7 (KELAS
6B)
Kaproi S1 Keperawatan Penanggungjawab
5.1 Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan
tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi
hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
1. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
2. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana
tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
3. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta keuntungan
program.
4. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan
yang dilaksanakan.
5. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang
terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pendahuluan
Para ahli mendefenisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai sudut pandang, WHO (1974)
mendefenisikan sebagai kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan
dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu
dengan yang lainnya, sedangkan Spradley (1985) mendefenisikan komunitas sebagai sekumpulan orang
yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya. Saunders (1991) juga mendefenisikan
komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sistem sosial. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang
memiliki nilai-nilai keyakinan minta relatif sama serta ada interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan, yang bertujuan mencapai
kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama sebagai suatu mekanisme untuk
mempermudah pencapaian tujuan yang berarti masyarakat/komunitas tersebut dilibatkan secara aktif
untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam pelaksanaannya Asuhan Keperawatan komunitas diupayakan dekat dengan komunitas, sehingga
strategi pelayanan kesehatan utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya
pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya essensial atau sangat dibutuhkan komunitas
secara universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan demikiaan di dalam keperawatan komunitas
penggunaan teknologi tepat guna, tumbuh kembang pada balita di wilayah binaannya, seyogyanya ia bisa
memilih alat permainan edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Apabila daerah tersebut wilayah pengrajin kayu, bekas potongan kayu tersebut diciptakan sebagai balok
atau kubus dan lain-lain sebagainya untuk menstimulus balita, dengan melibatkan orangtua balita
menyiapkan peralatan tersebut, tidak hanya menggunakan permainan yang modern seperti ”LEGO” yang
belum terjangkau oleh komunikasi.
Peran serta komunitas yersebut diartikan sebagai suatu proses dimana individu,keluarg dan komunitas
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, dengan peran sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan
kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.
Bantuan yang diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan dengan menggunakan
potensi lingkungan untuk mendirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat (Locality
Development) merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan.
Dalam praktek keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses keperawatan
komunitas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
Intervensi keperawatan dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri, maupun
dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain melalui lintas program atau lintas sektoral.
Pada kenyataannya belum semua tenaga keperawatan komunitas memberikan pelayanan sesuai konsep,
hal ini antara lain karena pemahaman yang belum sama tentang konsep dasar keperawatan komunitas dan
perannya dalam keperawatan komunitas, dengan materi ini diharapkan para sejawat perawat dapat
mendesiminasikan ilmunya baik kepada peserta didik maupun kepada sejawat perawat lain yang bekerja
di komunitas, selanjutnya akan diuraikan asumsi keyakinan dan falsafah komunitas.
Menurut American Nurses Association (ANA, 1980) asumsi dasar keperawatan komunitas didasarkan
asumsi berikut :
a. Sistem kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen sistem pelayanan kesehatan
c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian
melandasi praktek
Dengan demikian perawatan komunitas dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan yang melibatkan
komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Keyakinan
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini komunitas.
c. Perawatan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama
yang baik
Dari asumsi dan keyainan yang mendasar tersebut dikembangkan falsafah keperawatan komunitas yang
akan menjadi landasan keperawatan komunitas.
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada lokasi atau batas geografis
tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok beresiko tinggi
antara lain; daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien, yang bersifat biologis, psikologis, sosial
cultural dan spiritual.
d. Keperawatan
Berdasarkan falsafah tersebut diatas dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran dan strategi intervensi
keperawatan komunitas.
Pengertian keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan melalui fisik,
biologis, psikologis, sosial dan cultural dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas
pada strategi pencegahan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan.
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui :
a. Pelayanan kesehatan langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam kontes
komunitas
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi (kelompok penduduk di
daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu
hamil).
Adapun strategi intervensi keperawatan komunitas yaitu proses kelompok pendidikan kesehatan dan
kerjasama (Friendship).
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang berfokus kepada kebutuhan
dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat,
ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
a. Prevensi Primer.
Pencegahan dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsian dan diaplikasikan ke
populasi sehat pada umumnya. Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh; Kegiatan di bidang prevensi primer anatara lain:
1) Stimulasi dan bimbingan dini/awal dalam kesehatan keluarga dan asuhan anak/balita.
2) Imunisasi
5) Asuhan prenatal.
b. Prevensi sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses
psikologik sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan/keseriusan penyakit. Contoh:
Kegiatan di bidang prevensi sekunder antara lain:
2) Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala termasuk gigi dan mata
terhadap balita.
c. Prevensi Tersier
Pencegahan tersier mulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai stabil/menetap atau dapat
diperbaiki (irreversible). Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan primer lebih dari upaya menghambat
proses penyakit sendiri, yaitu : mengembalikan individu keopada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya. Contoh : Kegiatan dibidang Prevensi tersier antara lain :
1) perawat mengajar kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan kolostomi di rumah.
2) Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara
teratur di rumah.
2. Pada praktek keperawatan komunitas, prinsip-prinsip kesehatan komunitas haruslah menjadi
pertimbangan yaitu :
a. Pemanfaatan, Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dengan kerugian.
b. Autonomi, Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang terbaik yang
disediakan untuk komunitas.
c. Keadilan, Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan kapasitas komunitas.
Dengan demikian keperawatan komunitas dan keperawatan di Rumah Sakit memiliki perbedaan sebagai
berikut :
Keperawatan di RS.
Keperawatan di Komunitas
A. Fokus : Pasien di RS
E. Koordinasi keperawatan dengan institusi lain pada tatanan RS dari perencanaan pulang.
Memberikan pelayanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan dan
lain-lain.
Pengelolah
Memebrikan konseling/bimbingan kepada kader kesehatan, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan komunitas sesuai prioritas
Pembelaan Klien
Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan komunitas
Peneliti
Sesuai dengan fokus keperawatan komunitas maka asuhan keperawatan ditujukan kepada masyarakat dan
keluarga yang merupakan sub sistem komunitas, dengan memperhatikan juga masalah individu yang
merupakan salah satu anggota keluarga. Dengan demikian dalam asuhan keperawatan komunitas dikenal
2 jenis masalah atau diagnosa keperawatan, yaitu : Diagnosa keperawatan komunitas dan diagnosa
keperawatan keluarga , rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga merupakan bagian dari
intervensi komunitas.
1. Pengkajian
Kumpulan individu di masyarakat ” Core ” atau inti dari asuhan keperawatan komunitas meliputi :
Demografi , populasi, nilai-nilai, keyakinan, dan riwayat hidup termasuk riwayat kesehatannya serta
dipengaruhi pula oleh delapan sub sistem terdiri dari fisik dan lingkungan perumahan, pendidikan,
keselamatan, dan transportasi, politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi dapat dilihat pada diagram 1. dibawah ini :
Model : Pengkajian keperawatan Komunitas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Komunitas
Dari data tersebut dianalis seberapa berat stressor mengancam masyarakat tersebut dan seberapa berat
reaksi yang timbul dari komunitas, selanjutnya dirumuskan. Menurut Muke (1984) rumusan diagnosa
keperwatan komunitas terdiri dari :
Masalah sehat dan sakit
Karakteristik Populasi
Karakteristik Lingkungan
Contoh : Resiko malnutrisi pada anak balita di dusun ............ berrhubungan dengan banyaknya anak balita
yang status nutrisinya dibawah rata – rata di manifestasikan dengan 45 % anak balita dengan status gizi
kurang ( garis kuning KMS ) 2,9 % anak balita berada pada status gizi buruk ( 1,8 % ).
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.
Dari hasil pngkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Contoh :
· Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan pada balita (anak N), keluarga Bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan moblisasi.
· Keterbatasan pergerakan pada usia lanjut (ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik)
· Perubahan peran pada keluarga ( bapak A ) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah peran sebagai suami
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjad gangguan misalnya :
Lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang
tidak adekuat.
Contoh :
· Resiko terjadi konflik pada keluarga I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah komunikasi
· Resiko gangguan perkembangan pada balita ( Anak N ) keluarga bapak Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi pada balita
· Resiko gangguan pergerakan pada lansia ( Ibu Y ) Keluarga bapak A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
Potensial ( Keadaan sejahtera / Wellness )
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan dalam keadaan sejahtera sehingga keluarga dapat
ditingkatkan.
Contoh :
· Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil ( ibu M ) kelurga bapak K
· Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah pada keluarga bapak I.
Etiologi dari diagnosis keperawatan komunitas berdasarkan hasil pengkajian tugas perawatan kesehatan
keluarga. Khusus untuk diagnosis keperawatan potensial ( sejahtera / wellness ) menggunakan / boleh
tidak menggunakan etiologi.
3. Rencana Intervensi
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup 3 aspek yaitu : Proses kelompok kesehatan dan
kerjasama. Untuk mningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat
dalam merencanakan masalah yang dihadapi pada akhirnya untuk mendrikan kemandirian masyarakat,
maka diperlukan pengorganisasi komunitas yang dirancang untuk membuat perubahan.
Ketiga pendekatan ini dapat digunakan secara terpisah dan dapat pula digabungkan. Pendekatan
pengembangan masyarakat dirancang untuk menimbulkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi
masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan masalah yang dihadapi. Jika masyarakat dilibatkan
dalam menetapkan kebutuhan – kebutuhan dan keinginannya akan memotivasi mereka untuk
berpartisipasi aktif dalam masalahnya sendiri.
Pendekatan ini sangat tepat untuk pengorganisasian masyarakat dan sesuai dengan prinsip Primary Health
Care terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat menuju kemandirian. Selain itu sesuai pula
dengan keadaan penduduk masyarakat Sulawesi Selatan yang sebagian berdomisili di pesisir pantai serta
sebagian daratan yang berbukit, serta jumlah tenaga kerja kesehatan khususnya tanaga keperawatan masih
belum terpenuhi. Maka itu diperlukan peran aktif masyarakat menunjang upaya – upaya kesehatan untuk
mencapai sehat kecamatan 2010.
Secara operasional pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahap – tahap sbb :
Tahap persiapan dilakukan dengan memilih araea/daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat
Tahap pengorganisasian dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian pola dalam
masyarakat yang dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan pemilihan pengurus inti
Tahap pendidikan dan latihan meliuputi kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat yang melakukan pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa
keperawatan, melatih kader kesehatan akan membina warga masyarakat di lingkungannya dan pelayanan
keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Fase formasi kepemimpinan yaitu: memberi kepemimpinan latihan keterampilan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan pemeliharaan kesehatan.
Fase koordinasi
Langkah-langkah tersebut diatas sejalan dengan langkah-langkah pembinaan masyarakat tingkat desa di
Indonesia dan khususnya di Sulawesi Selatan yang telah dilaksanakan sampai saat ini :
Pertemuan tingkat desa yang dihadiri camat dan perangkat desa serta tokoh-tokoh masyarakat serta sektor
yang terkait untuk membahas masalah kesehatan secara umumdan program-program kerja
Survey dini yang dilakukan oleh kelompok masyarakat agar masyarakat mengenal masalah kesehatannya
sendiri
Musyawarah masyarakat desa yang dipimpin oleh kader agar masyarakat mengenal masalah
kesehatannya dan bersama-sama untuk mengatasinya
Pelatihan kader/pengajar kader kesehatan untuk mempersiapkannya agar mau dan mampu berperan serta
dalam mengembangkan program kesehatan dan desanya
Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat setelah kader memiliki bekal pengetahuan dia dapat
bekerjasama dalam memberikan pelayanan kesehatan di Posyandu untuk membina anggota masyarakat di
lingkungannya.
Pembinaan kader oleh tokoh masyarakat dan petugas kesehatan termasuk perawat komunitas, melalui
kegiatan mawas diri berkala guna dilakukan tindakan perbaikan terhadap kekurangan yang ditemui
Intervensi keperawatan ditujukan pada 3 level pencegahan Yaitu 1. Prevensi Primer, 2. Prevensi sekunder,
3. Prevensi tersier sesuai lingkup praktek keperawatan komunitas baik untuk diagnosa komunitas maupun
untuk diagnosa keperawatan keluarga.
Tujuan utama adalah menolong masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri mencapai level sehat
yang optimal
1, Fase persiapan :
Ns harus yakin terhadap : What, Who, Why, When, Where. How. Digunakan Ns, mengklasifikasi rencana
askep dan berbagai fasilitas yang diperlukan, perinsip dasar fleksibel dan penyesuaian terhadap hal-hal
yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya
2. Fase tindakan
mengaplikasikan teori yang tepat kedalam tindakan yang dilaksanakan menolong menfasilitasi dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengimplemtasikan askep, mempersiapkan masyarakat
untuk menerima pelayanan kesehatan memonitor dan mendokumentasikan perkembangan dari
implementasi
a. merujuk pada pengukuran dan penetapan dari efektifitas dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan
c. dapat digunakan untuk mengukur mutu pelayanan program dan penampilan ners
4. Jaminan à bahwa informasi yang didasarkan pada total populasi sampel yang direpresentatif
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan
yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan
kerugian (Mubarak, 2005).
1. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan
lintas sektoral (Riyadi, 2007).
1. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan
kesehatan (Riyadi, 2007).
1. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
1. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
1. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan
mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat
pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
1. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai
dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
1. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
1. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan
ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah
binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
1. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli
gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan
orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan
sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
a) Pola komunikasi
b) Pengambilan keputusan
d) Batas wilayah
Pelayanan kesehatan :
a) Hospital
b) Praktik swasta
c) Puskesmas
d) Rumah perawatan
f) Perawatan di rumah
4) Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
b) Karakteristik pekerjaan
@ status ketergantungan
% yg menganggur
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
5) Keamanan transportasi
a) Keamanan
- Protection service
- Jenjang pemerintahan
- Kebijakan Dep.Kes
7) Komunikasi
- Formal
- In formal
8) Pendidikan
9) Recreation
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi
dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi
(Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik
1. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
1. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau
masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
1. Penentuan masalah atau perumusan masalah
kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005)
1. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
6) Aspek politis
3) Besarnya resiko
5) Minat masyarakat
1. 2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual
adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan
masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian.
Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang
mungkin terjadi (Mubarak, 2009).
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan
taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
1. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
1. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional
demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak,
2009).
1. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership
in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
1. 5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat
dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi,
1998: