Anda di halaman 1dari 16

C.

Pelaksanaan Produksi PT Iglas

Kondisi
1 Jumlah total produksi maupun penjualan botol tidak mencapai target
RKAP
Secara kesuluruhan, capaian good product, pull out, efisiensi, dan utilisasi
mesin pada PT Iglas pada tahun 2012 dan 2013 ialah sebagai berikut:

Good product (2012)


G-1 G-2
28,647 0
Good product (2012)
G-1 G-2
26,433 0
Pull Out (2012)
G-1 G-2
57,059 0
Pull Out (2013)
G-1 G-2
50,736 0
Efisiensi (2012) = 38%
Efisiensi (2013) = 48%

Utilisasi (2012) = 82,01%


Utilisasi (2013) = 88,85%
Adapun berdasarkan hasil uji petik atas beberapa produk botol, ditemukan
kondisi rinci sebagai berikut:
a. Botol Indofood Sauce Tomat 340 ml (Job 427)
Penjualan: 1.092.224 unit botol

Pada tanggal 24 September 2013, Indofood menyatakan menolak


menggunakan botol Sauce Tomat dari Iglas karena kualitas botol tidak
memenuhi standar. Namun, tidak terdapat keterangan apakah Iglas masih
akan mengirimkan outstanding PO sebanyak 3.017.776 unit botol atau
tidak.
Efisiensi: 70,02% (pull out 415,34 ton dan good ton 290,81 ton)
b. Botol Indofood Freiss Naturalle 600 ml (Job 576)
Penjualan: 2.200.000 unit botol (setelah resortiring)

Pada tanggal 24 September 2013, Indofood menyatakan menolak


menggunakan botol dari Iglas karena hasil resortiring masih menunjukkan
banyak botol yang pecah. Indofood juga membatalkan pesanan botol
Naturalle sejumlah 3.000.000 unit botol.
Efisiensi: 31,23% (pull out 5.500,01 ton dan good ton 1.717,54 ton)
c. Botol Bio Jannah (Job 346)
Penjualan: 1.509.928 unit botol
Efisiensi: 55,90% (pull out 1.858,33 ton dan good ton 1.038,95 ton)
d. Botol Kecap 620 ml (Job 563)
Penjualan: 2.172.492 ???
Efisiensi: 56,57%
e. Botol Sosro (Job 492)
PO
Efisiensi
e. Botol Squash Emboss 580 ml (Job 571)
PO
Efisiensi

2 a. Kekurangan Bahan Baku


b. Adanya perubahan Batch Composition 2012 sebanyak 155 kali, dan pada
tahun 2013 sebanyak 94 kali (s.d. 28 Oktober 2013). Keseluruhan kondisi di
atas menunjukkan bahwa perubahan batch composition dengan frekuensi
yang sering berisiko pada konsistensi gelas yang berpengaruh terhadap
good ton produksi.

c. Penggunaan bahan 100% Cullet yang merupakan limbah dan bersifat


uncontrollable. Karena sifat uncontrollable cullet ini, berpengaruh pada
gradasi warna botol gelas yang apabila tidak sesuai maka berpotensi
menjadi scrap.
Kriteria

G-1 G-2
50,754 23,973

G-1 G-2
38,759 16,124

G-1 G-2
64,592 39,361

G-1 G-2
59,930 21,665
Efisiensi (2012) = 72%
Efisiensi (2013) = 67%

Utilisasi (2012) = 94%


Utilisasi (2013) = 88%

Kriteria Lainnya:
a. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-
101/MBU/2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara:
1.) Pasal 1 Ayat (3) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan adalah
penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang (RJP);
2.) Pasal 4 (1) Rencana Kerja Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf a, memuat penjelasan dan rincian tentang: a. Misi
Perusahaan; b. Sasaran Usaha; c. Strategi Usaha; d. Kebijakan; e. Program
Kegiatan.
3.) Pasal 4 Ayat (2) Program kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf 3, memuat penjelasan secara kualitatif dan kuantitatif tentang antara
lain: pemasaran dan penjualan, pengadaan, dan produksi dan kualitas
produk.
b. Responsibility and Authority Departemen Pemasaran No.IG-RA-SAR-01
yaitu melaksanakan perencanaan produk yang akan dipasarkan pada
tahun-tahun mendatang dan evaluasi kinerja pemasaran produk.

c. Responsibility and Authority Departemen Pengendalian Mutu Produksi


No.IGPEP-RA-01 yang menyatakan bahwa Seksi Perencanaan dan Evaluasi
Produksi mempunyai tanggungjawab:
1.) Menyiapkan perencanaan produksi, pengaturan jadwal produksi dan
kapasitas produksi.
2.) Memantau/mengevaluasi pelaksanaan produksi dan mengambil
tindakan antisipasi terhadap penyimpangan-penyimpangan produksi
secara efektif, efisien dan optimal sehingga proses pemenuhan order bisa
terpenuhi secara tepat jenis, jumlah, kualitas dan waktu.

d. Responsibility and Authority Departemen Produksi No.IG-RA-PROD-01


menyatakan bahwa Direktorat Produksi merencanakan &
menyelenggarakan dan mengendalikan aktifitas pabrikasi agar berjalan
lancar sehingga target yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai.

e. Better Management Practices: 2.1 Perencanaan produksi telah dilakukan


secara memadai; 3.2 tentang Pelaksanaan produksi sesuai dengan rencana
produksi yang ditetapkan; 3.3 tentang Kualitas produk dapat diterima
pelanggan dan tidak membutuhkan adanya pekerjaan ulang (resortiring).

f. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2012 dan 2013 Poin 3.3.1
Sasaran Perusahaan:
1.) Penjualan dengan volume sebesar 72.927 ton senilai Rp310,03 milyar
(tahun 2012) dan 56.584 ton senilai 220,23 milyar (tahun 2013);
2.) Produksi tahun 2012 dan 2013 masing-masing dengan kapasitas pull
out furnace 103.953 ton dan 81.595 ton, produksi baik sejumlah 74.727
ton dan 54.884 ton, serta tingkat efisiensi produksi sebesar 71,89% dan
67,26%.

Efektivitas: Pemenuhan order pelanggan


Efisiensi: % good ton atas pull out yang dihasilkan

4.110.000 unit botol

Tingkat efisiensi 70%


6.000.000 unit botol

Tingkat efisiensi 70%

1.510.000 unit botol


Tingkat efisiensi 70%

3.600.000 unit botol ???


Tingkat efisiensi 70%

a. Instruksi Kerja Spesifikasi Bahan Baku (IG-IK-PMP-01-217) mengenai


standar baku yang digunakan dalam produksi.
Standar tersebut berisi antara lain:
(1) standar bahan baku, berupa pasir, soda ash, limestone, sodium
bichromate, sodium sulfate, arang bubuk, sodium nitrate, selenium,
dolomite, kaoline, dan feldspar;
(2) standar beling kotor, berupa beling putih, beling amber dan beling
hijau;
(3) standar beling cucian, berupa beling putih, beling amber dan beling
hijau;
(4) standar kadar air untuk produksi;
(5) standar kadar air batch;
(6) standar homogenitas batch;
(7) standar butiran cullet;
(8) standar gelas.

b. Better Management Practice poin 3.1 mengenai bahan baku yang


digunakan dalam produksi sudah sesuai baik kualitas maupun
kuantitasnya.
(2) standar beling kotor, berupa beling putih, beling amber dan beling
hijau;
(3) standar beling cucian, berupa beling putih, beling amber dan beling
hijau;
(4) standar kadar air untuk produksi;
(5) standar kadar air batch;
(6) standar homogenitas batch;
(7) standar butiran cullet;
(8) standar gelas.

b. Better Management Practice poin 3.1 mengenai bahan baku yang


digunakan dalam produksi sudah sesuai baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Temuan
Produksi botol secara umum belum efektif dan efisien

G-1 G-2
56% 0%

G-1 G-2
68% 0%

G-1 G-2
88% 0%

G-1 G-2
85% 0%

Deviasi = -34%
Deviasi = -19%

Deviasi = -11,99%
Deviasi = +0,85%
Realisasi produksi yang tidak memenuhi target RKAP utamanya karena
kinerja mesin yang tidak optimal (efisiensi rendah) dan seringnya mesin
mengalami kerusakan/trouble.
Meskipun mesin sering mengalami kerusakan/trouble,
pemeliharaan/perbaikan rutin tidak pernah dilaksanakan karena ketiadaan
biaya perbaikan, sehingga menambah ketidakoptimalan kinerja mesin.
Deviasi = -3.017.776 unit botol

Deviasi = +0,02%
Deviasi = -3.800.000 unit botol

Deviasi = -38,77%

Deviasi = -72 unit botol


Deviasi = -14,10%
Teknik

review dokumen
konfirmasi kepada kepala departemen pmp
cek fisik persediaan di gudang
a. Review dokumen
b. Wawancara dengan Kepala
Bagian Perencanaan Litbang
Departemen PMP

Anda mungkin juga menyukai