Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PRAKTIKUM EKOLOGI DASAR

Tentang
“ KOMPETISI INTERSPESIFIK ”

Oleh :

NAMA : Mutia Musdalifah Tuasalamony


NIM : 2017-76-048
Kelompok :5

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan mengenai
“Kompetisi Interspesifik ” untuk memenuhi tugas praktikum Ekologi Dasar.

Dengan keterbatasan komponen praktikum yakni alat-alat yang


dibutuhkan dan referensi yang ada, saya selaku praktikan berusaha dengan
besar hati dan sungguh – sungguh untuk menyelesaikan laporan ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh nilai yang memuaskan.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Abdul Mahid Ukratalo, S.Si .


Penanggung jawab praktikum Ekologi Dasar yang telah memberikan ilmu,
membimbing prakttikan serta memberikan penanaman konsep bahwa dalam
penulisan laporan yang baik dan benar dibutuhkan ketelitian dan ketelatenan
dalam setiap sistematika penulisan yang kemudian akan membantu praktikan di
kemudian hari dalam penyusunan skripsi nantinya.

Sehingga Laporan “Kompetisi Interspesifik” ini dapat terselesaikan


dengan baik dan tepat waktu. Sesungguhnya praktikan menyadari sepenuhnya
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu praktikan
sangat mengharapkan masukan dan kritik yang membangun. Untuk melengkapi
dan menyempurnakan laporan ini ke depan, sehingga lebih bernilai dan
berdaya guna.
Aamiin..........................................

Ambon , 16 Mei 2018

Mutia Musdalifah Tuasalamony

ii
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL ............................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Dasar Teori ............................................................................................... 1

B. Tujuan Praktikum......................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................... 5

A. Waktu dan Tempat ................................................................................... 5

B. Alat dan Bahan ......................................................................................... 5

C. Cara Kerja ................................................................................................ 5

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 6

A. Hasil ......................................................................................................... 6

B. Pembahasan .............................................................................................6

BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antara dua individu baik yang


sesama maupun yang berlainan spesies yang menimbulkan pengaruh negatif
bagi keduanya sebagai akibat memanfaatkan secara bersama sumber daya
yang ada dalam keadaan terbatas. Kompetisi merupakan salah satu bentuk
interaksi antar organisme. Secara umum, organisme yang berkompetisi hampir
serupa dalam kebutuhan dan ukuran ekologis, meskipun ada perkecualiannya.
Kompetisi adalah proses aktif yang mempunyai pengaruh besar terhadap
kemampuan bersaing individu-individu untuk hidup dan bereproduksi. Kompetisi
interspesifik merupakan kompetisi antara anggota-anggota dari spesies yang
sama (Sowasono, Heddy,. 2002)
Bila dua spesies bergantung pada sumber tertentu dalam lingkungannya,
maka mereka saling bersaing untuk mendapatkan sumber tersebut. Yang
paling sering terjadi sumber yang diperebutkan adalah makanan, tetapi dapat
pula hal-hal seperti tempat berlindung, sumber air dan tempat yang disinari
matahari. Semua persyaratan ekologis suatu spesies merupakan relung ekologi
spesies tersebut. Tumbuhan juga selalu bersaing dengan tumbuhan lain untuk
mendapatkan cahaya matahari, tanah, air dan mineral. Untuk mendapatkannya
terdapat banyak adaptasi khusus yang dipakai oleh tumbuhan untuk
mengurangi persaingan antarspesies (Kimball, 1999).
Penyebab utama kompetisi adalah sumber daya diantara tanaman dari
spesies yang sama. Akibat dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi
batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar. Akibat dari kompetisi ini akan
berpengaruh terhadap pembentukan karakter maupun dalam kemampuan
untuk memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda spesies,

1
tanaman yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang
satu dengan yang lain ( Odum, 1971)
Jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam
ordo Tripsaceae, famili Poaceae, sub famili Panicoidae dan genus Zea.
Tanaman jagung memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar
seminal yang rumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh dari
buku terbawah, dan akar udara (brace root). Batang jagung berbentuk silindris
dan terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan panjang yang berbeda-beda
tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (Indriyanto, 2006)
Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26 C
dengan curah hujan 500-1500 mm per tahun. Pada proses perkecambahan
benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C. Jagung dapat tumbuh
di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman
ini akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus
dengan pH tanah 5,5-7,0 (Indriyanto, 2006)
Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan / kacang kacangan dari
family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong-
polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu
tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan
tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan
tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya
berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian
(suku asli bangsa Amerika). (Sastroutomo, 2005)

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar dapat mempelajari kompetisi
interspesifik secara langsung pada tumbuhan yang diberi perlakuan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Persaingan adalah suatu tipe hubungan antara jenis yang terjadi pada
dua atau lebih individu organisme tumbuhan atau hewan. Persaingan yang
dilakukan oleh hewan sangat berlainan jika dibandingkan dengan tumbuhan.
Pada dasarnya persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan tidak dilakukan
secara fisik, lain halnya seperti yang dilakukan oleh hewan atau manusia.
Dalam praktikum ini akan dibatasi pada tipe persaingan yang dilakukan oleh
tumbuhan. (Wijayanti, Fahma,. 2015)
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu, atau
dalam artian bahwa kompetisi merupakan interaksi antar individu yang
berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat
terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang
sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya
alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan
dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan
atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Naughhton,1973).
Di alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara
individu-individu dari satu jenis yang sama (intraspesifik) atau individu-individu
dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan ini terjadi dikarenakan
individu-individu tersebut mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-
faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam
lingkungannya seperti makanan, tempat hidup, cahaya, oksigen, air dan lain-
lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi
laju pertumbuhannya dan akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya dan
akan menurunkan produksi yang dihasilkannya. (Naughhton,1973).

3
Studi mengenai kompetisi interspesifik pada tanaman dapat
memberikan informasi yang berharga untuk mengungkapkan faktor-faktor gang
membatasi distribusi suatu spesies atau keberhasilan tumbuhnya spesies pada
suatu wilayah. Bila persaingan terjadi cukup hebat dan besar, maka sering
populasi tertentu kalah (Indriyanto, 2006)
Kompetisi hanya terjadi bila dua atau lebih organisme membutuhkan
beberapa sumber alam yang sama, tetapi sumber tersebut tidak mencukupi
kebutuhan. Meskipun dimensi suhu dalam niche dapat menentukan kisaran
pengaruh pada spesies yang berkompetisi, dan kompetitor yang paling efektif
dapat berbeda bila suhu berbeda pula, kompetisi selalu memperebutkan
sumber alam , bukan memperebukan regulato (Sastroutomo, 2005)
Kemampuan berkompetisi ini walaupun kadang kadang terlihat akan
diseleksi pertama kali dalam situasi keberadaan sumber energi yang rendah
dan karena lingkungan banyak mendapat tekanan, tidak dapat digabungkan
dengan tekanan dan faktor-faktor yang bebas (Wirakusumah, 2003).
Kompetisi interspesifik antara kedua spesies dapat mengakibatkan
kepunahan salah satu atau kedua kompetitor di habitat mereka, atau keduanya
saling berkoeksistensi di habitatnya. Pada keadaan terjadinya kepunahan (bisa
akibat migrasi atau mati) satu spesies, salah satu spesies kompetitor itu unggul
dan mendesak spesies yang lemah. Bila spesies yang lemah tidak mengubah
nichenya sehingga tingkat keberimpitan nichenya berkurang maka akan
terjadilah kepunahan populasi di habitat tersebut. Seandainya spesies yang
lemah dapat menyesuaikan diri dengan spesies unggul maka keduanya dapat
berkoeksistensi di habitat tersebut (Sastroutomo, 2005).

4
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada :
1. Waktu : Rabu, 11 Mei pukul 12.00 – 15.00 WIT
2. Tempat : Labaratoriu Ekologi Dasar

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu
 Alat tulis
 Polibag
 Mistar
 Kertas Label
2. Bahan
Adapun bahan dalam praktikum ini adalah :
 Biji kacang tanah dan jagung
 Tanah
 Air

C. Cara Kerja
1. Sediakan 3 polibag yang telah diisi dengan tanah
2. Pilih 5 biji kacang tanah untuk polibag pertama, 5 biji jagung untuk
polibag kedua dan 5 biji masing-masing untuk kacang dan jagung untuk
polibag ketiga.
3. Tanam biji-biji tersebut dalam polibag beri tanda dengan label (1,2, dan3)
kemudian sirami air
4. Tempatkan pada ruang terbuka (terkena sinar matahari )
5. Amati dan ukur dan jumlah daun pada setiap polibag yang dilakukan
selama 2 minggu, catat hasilnya.

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan cara kerja pada praktikum yang telah kami lakukan maka
hasil yang kami peroleh, ternyata tidak sesuai dengan yang diinginkan . Dimana
dalam seminggu hampir semua biji yang kami tanam tidak ada yang tumbuh
subur, terlihat hanaya satu biji saja yang mengalami pertumbuhan. Biji tersebut
yaitu biji kacang tanah pada polibag ke-2. Hasil pengukuran biji tersebut adalah
sebagai berikut :

- Minggu I : Tinggi 8 cm dan jumlah daun 2


- Minggu II : Tinggi 12 cm dan jumalh daun 5

B. Pembahasan

Pada praktikum yang kami lakukan kali ini adalah mengenai kompetisi
interspesifik antara 2 sampel yang digunakan yakni jagung dan kacang tanah.
Berdasarkan data pengamatan yang kami lakukan pada 3 polibag yang diberi
perlakuan sama ternyata hasilnya hanya ada 1 polibag yang mengalami
pertumbuhan yaitu polibag yang berisikan biji kacang tanah dan itupun hanya
ada satu saja tanaman kacang yang tumbuh. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman


secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor ini memiliki peran masing-masing dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berikut adalah uraian kedua faktor
ini dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

FAKTOR INTERNAL

1. Gen

6
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke
generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana
pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen
juga menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki
gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan
periodenya.

Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan satu-
satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di
samping itu ada faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada
tanaman yang memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat,
berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai.
Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.

2. Hormon

Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai


fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan
pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada beragam
jenisnya.

1. Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan,


dan diferensiasi sel.
2. Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.
3. Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
4. Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti
merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
5. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
6. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.

7
7. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami
kerusakan jaringan.

FAKTOR EKSTERNAL

1. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses


metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi
berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air
dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan
langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar tanaman
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

2. Cahaya Matahari

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan


makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang
terdapat pada ujung batang.

3. Air dan Kelembaban

Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan


perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya
reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air
yang dapat diserap oleh tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat
mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.

8
4. Suhu

Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan


perkembangan tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim
kemarau dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi
yang ditanam pada musim penghujan dimana suhu rata-rata lebih rendah. Hal
ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan
seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada
tanaman dipengaruhi oleh suhu.

5. Tanah

Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.


Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah
tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi
tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan
mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.

Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya


alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan
(kompetisi) antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain–lain.
Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu
organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya
mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu. Interaksi yang terjadi antara organisme-
organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif,
netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti
adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dengan organisme
sesama jenisnya (polibag 1) dan tanaman kacang tanah dengan organisme
yang sesama jenisnya juga (polibag 2). Dan tanaman campuran (kacang tanah
dan jagung) pada polibag 3. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan
sumber daya yang terbatas (resource competition).

Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang


terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya

9
dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung
pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman
kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis
tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kedua sampel tanaman akan
diamati dan untuk memahami interaksi. Pada umumnya kecepatan
perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor
penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan.

Di alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi


antara individu-individu dari satu jenis yang sama (intraspesifik) atau individu-
individu dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan ini terjadi
dikarenakan individu-individu termasuk mempunyai kebutuhan yang sama
faktor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam
lingkungannya, seperti : makanan, tempat hidup, cahaya, O2, air, dan lain-lain.
Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju
pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang dihasilkannya.

Pada praktikum ini diamati pertumbuhan pada jagung dan kacang tanah
yang di tanam pada polybag ketiga polibag tersebut dengan jumlah, jarak dan
kepadatan yang berbeda pada setiap plot dan dengan perlakuan yang sama
dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya selama 2
minggu. Berdasarkan pengamatan, semakin banyak jumlah tanaman jagung
dalam polibag, tingkat kesuburan serta biomasa dari tiap tanaman dalam
polybag semakin menurun dan rendah. Begitupula pada percobaan dengan
tanaman interspesies. Hal kombinasi yang menyebabkan pertumbuhan yang
paling terhambat dilihat dari pertumbuhan tinggi batang maupun luas
daun(jumlah daun) pada jagung tidak tumbuh sama sekali pada polibag 1 yakni
sesama jenis dan 3 berlainann jenis (campuran).. Berdasarkan pengamatan,
tanaman kacang tanah mengalami pertumbuhan ketika ditanam pada polybag
tersendiri, hal ini menunjukkan tinkat penyerapan nutrisi kacang tanah lebih
tinggi dibandingkan jagung, sehingga pertumbuhan jagung lebih terhambat
dibandingkan kacang tanah, bahkan pada polibag 1 yakni sesama jagung dan 3
campuran jagung dan kacang tidak terjadi pertumbuhan.

10
tiap tanaman yang ditanam berdampingan dengan tanaman lain baik
yang sejenis maupun tidak, menunjukkan biomassa yang rendah
(pertumbuhan yang terbatas) dibandingkan dengan tanaman yang ditanam
sejenis meskipun secara keseluruhan tiap tanaman selalu mengalami
pertumbuhan tinggi batang dan luas daun atau jumlah daun tapi ini akan lenih
mudah mengalami pertumbuhan (pertumbuhan tak terbatas) disesuaikan juga
dengan faktor internal dan eksternal dari masing-masing spesies tanaman.
(Kimball,1999)

11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pengamatan dalm praktikum “Kompetisi


Interspesifik . Maka dapat disimpulkan bahwa: tiap tanaman yang ditanam
berdampingan dengan tanaman lain baik yang sejenis maupun tidak,
menunjukkan biomassa yang rendah (pertumbuhan yang terbatas)
dibandingkan dengan tanaman yang ditanam sejenis meskipun secara
keseluruhan tiap tanaman selalu mengalami pertumbuhan tinggi batang dan
luas daun atau jumlah daun tapi ini akan lenih mudah mengalami pertumbuhan
(pertumbuhan tak terbatas) disesuaikan juga dengan faktor internal dan
eksternal dari masing-masing spesies tanaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kimball. 1999. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga


Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta : UGM Press.
Sastroutomo. 2005. Ekologi Gulma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Sowasono, Haddy.1987. Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara
Odum, 1971. Dasar-dasar Ekologi .Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada Press
Wirakusumah, 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas.
Jakarta : UI Press.
Sowasono, Heddy,. 2002. Ekofisiologi Tanaman. . Jakarta : Rajawali
Press
Wijayanti, Fahma,. 2015. Modul Praktikum Ekologi Dasar. Jakarta : UIN
Press

13

Anda mungkin juga menyukai