Tentang
“ KOMPETISI INTERSPESIFIK ”
Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan mengenai
“Kompetisi Interspesifik ” untuk memenuhi tugas praktikum Ekologi Dasar.
ii
DAFTAR ISI
B. Tujuan Praktikum......................................................................................2
A. Hasil ......................................................................................................... 6
B. Pembahasan .............................................................................................6
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
1
tanaman yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang
satu dengan yang lain ( Odum, 1971)
Jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam
ordo Tripsaceae, famili Poaceae, sub famili Panicoidae dan genus Zea.
Tanaman jagung memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar
seminal yang rumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh dari
buku terbawah, dan akar udara (brace root). Batang jagung berbentuk silindris
dan terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan panjang yang berbeda-beda
tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (Indriyanto, 2006)
Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26 C
dengan curah hujan 500-1500 mm per tahun. Pada proses perkecambahan
benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C. Jagung dapat tumbuh
di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman
ini akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus
dengan pH tanah 5,5-7,0 (Indriyanto, 2006)
Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan / kacang kacangan dari
family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong-
polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu
tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan
tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan
tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya
berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian
(suku asli bangsa Amerika). (Sastroutomo, 2005)
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar dapat mempelajari kompetisi
interspesifik secara langsung pada tumbuhan yang diberi perlakuan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persaingan adalah suatu tipe hubungan antara jenis yang terjadi pada
dua atau lebih individu organisme tumbuhan atau hewan. Persaingan yang
dilakukan oleh hewan sangat berlainan jika dibandingkan dengan tumbuhan.
Pada dasarnya persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan tidak dilakukan
secara fisik, lain halnya seperti yang dilakukan oleh hewan atau manusia.
Dalam praktikum ini akan dibatasi pada tipe persaingan yang dilakukan oleh
tumbuhan. (Wijayanti, Fahma,. 2015)
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu, atau
dalam artian bahwa kompetisi merupakan interaksi antar individu yang
berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat
terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang
sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya
alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan
dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan
atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Naughhton,1973).
Di alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara
individu-individu dari satu jenis yang sama (intraspesifik) atau individu-individu
dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan ini terjadi dikarenakan
individu-individu tersebut mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-
faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam
lingkungannya seperti makanan, tempat hidup, cahaya, oksigen, air dan lain-
lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi
laju pertumbuhannya dan akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya dan
akan menurunkan produksi yang dihasilkannya. (Naughhton,1973).
3
Studi mengenai kompetisi interspesifik pada tanaman dapat
memberikan informasi yang berharga untuk mengungkapkan faktor-faktor gang
membatasi distribusi suatu spesies atau keberhasilan tumbuhnya spesies pada
suatu wilayah. Bila persaingan terjadi cukup hebat dan besar, maka sering
populasi tertentu kalah (Indriyanto, 2006)
Kompetisi hanya terjadi bila dua atau lebih organisme membutuhkan
beberapa sumber alam yang sama, tetapi sumber tersebut tidak mencukupi
kebutuhan. Meskipun dimensi suhu dalam niche dapat menentukan kisaran
pengaruh pada spesies yang berkompetisi, dan kompetitor yang paling efektif
dapat berbeda bila suhu berbeda pula, kompetisi selalu memperebutkan
sumber alam , bukan memperebukan regulato (Sastroutomo, 2005)
Kemampuan berkompetisi ini walaupun kadang kadang terlihat akan
diseleksi pertama kali dalam situasi keberadaan sumber energi yang rendah
dan karena lingkungan banyak mendapat tekanan, tidak dapat digabungkan
dengan tekanan dan faktor-faktor yang bebas (Wirakusumah, 2003).
Kompetisi interspesifik antara kedua spesies dapat mengakibatkan
kepunahan salah satu atau kedua kompetitor di habitat mereka, atau keduanya
saling berkoeksistensi di habitatnya. Pada keadaan terjadinya kepunahan (bisa
akibat migrasi atau mati) satu spesies, salah satu spesies kompetitor itu unggul
dan mendesak spesies yang lemah. Bila spesies yang lemah tidak mengubah
nichenya sehingga tingkat keberimpitan nichenya berkurang maka akan
terjadilah kepunahan populasi di habitat tersebut. Seandainya spesies yang
lemah dapat menyesuaikan diri dengan spesies unggul maka keduanya dapat
berkoeksistensi di habitat tersebut (Sastroutomo, 2005).
4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
1. Sediakan 3 polibag yang telah diisi dengan tanah
2. Pilih 5 biji kacang tanah untuk polibag pertama, 5 biji jagung untuk
polibag kedua dan 5 biji masing-masing untuk kacang dan jagung untuk
polibag ketiga.
3. Tanam biji-biji tersebut dalam polibag beri tanda dengan label (1,2, dan3)
kemudian sirami air
4. Tempatkan pada ruang terbuka (terkena sinar matahari )
5. Amati dan ukur dan jumlah daun pada setiap polibag yang dilakukan
selama 2 minggu, catat hasilnya.
5
BAB IV
A. Hasil
Berdasarkan cara kerja pada praktikum yang telah kami lakukan maka
hasil yang kami peroleh, ternyata tidak sesuai dengan yang diinginkan . Dimana
dalam seminggu hampir semua biji yang kami tanam tidak ada yang tumbuh
subur, terlihat hanaya satu biji saja yang mengalami pertumbuhan. Biji tersebut
yaitu biji kacang tanah pada polibag ke-2. Hasil pengukuran biji tersebut adalah
sebagai berikut :
B. Pembahasan
Pada praktikum yang kami lakukan kali ini adalah mengenai kompetisi
interspesifik antara 2 sampel yang digunakan yakni jagung dan kacang tanah.
Berdasarkan data pengamatan yang kami lakukan pada 3 polibag yang diberi
perlakuan sama ternyata hasilnya hanya ada 1 polibag yang mengalami
pertumbuhan yaitu polibag yang berisikan biji kacang tanah dan itupun hanya
ada satu saja tanaman kacang yang tumbuh. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
FAKTOR INTERNAL
1. Gen
6
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke
generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana
pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen
juga menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki
gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan
periodenya.
Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan satu-
satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di
samping itu ada faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada
tanaman yang memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat,
berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai.
Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.
2. Hormon
7
7. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami
kerusakan jaringan.
FAKTOR EKSTERNAL
1. Nutrisi
2. Cahaya Matahari
8
4. Suhu
5. Tanah
9
dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung
pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman
kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis
tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kedua sampel tanaman akan
diamati dan untuk memahami interaksi. Pada umumnya kecepatan
perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor
penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan.
Pada praktikum ini diamati pertumbuhan pada jagung dan kacang tanah
yang di tanam pada polybag ketiga polibag tersebut dengan jumlah, jarak dan
kepadatan yang berbeda pada setiap plot dan dengan perlakuan yang sama
dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya selama 2
minggu. Berdasarkan pengamatan, semakin banyak jumlah tanaman jagung
dalam polibag, tingkat kesuburan serta biomasa dari tiap tanaman dalam
polybag semakin menurun dan rendah. Begitupula pada percobaan dengan
tanaman interspesies. Hal kombinasi yang menyebabkan pertumbuhan yang
paling terhambat dilihat dari pertumbuhan tinggi batang maupun luas
daun(jumlah daun) pada jagung tidak tumbuh sama sekali pada polibag 1 yakni
sesama jenis dan 3 berlainann jenis (campuran).. Berdasarkan pengamatan,
tanaman kacang tanah mengalami pertumbuhan ketika ditanam pada polybag
tersendiri, hal ini menunjukkan tinkat penyerapan nutrisi kacang tanah lebih
tinggi dibandingkan jagung, sehingga pertumbuhan jagung lebih terhambat
dibandingkan kacang tanah, bahkan pada polibag 1 yakni sesama jagung dan 3
campuran jagung dan kacang tidak terjadi pertumbuhan.
10
tiap tanaman yang ditanam berdampingan dengan tanaman lain baik
yang sejenis maupun tidak, menunjukkan biomassa yang rendah
(pertumbuhan yang terbatas) dibandingkan dengan tanaman yang ditanam
sejenis meskipun secara keseluruhan tiap tanaman selalu mengalami
pertumbuhan tinggi batang dan luas daun atau jumlah daun tapi ini akan lenih
mudah mengalami pertumbuhan (pertumbuhan tak terbatas) disesuaikan juga
dengan faktor internal dan eksternal dari masing-masing spesies tanaman.
(Kimball,1999)
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13