Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah sesuatu yang lumrah dinantikan baik untuk pasangan
yang telah menikah ataupun pihak orang tua pasangan ibu dan ayah. Sangat
penting untuk dapat memastikan apakah seorang wanita ini sedang hamil ataukah
tidak. Akan disayangkan jika kabar kehamilan akhirnya diketahui salah. Sebagai
perawat sangat penting untuk kita mengetahui bagaimana keperawatan pada ibu
hamil.
Menurut Aggraini, Ria (2013) kehamilan merupakan episode dasar
dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari
seorang wanita yang pernah mengalaminya. Perubahan kondisi fisik dan
emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup
dengan proses kehamilan yang terjadi.
Menurut Kusniaharsinta, Restu PJ (2011) kehamilan merupakan suatu
proses yang dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam melewati proses
kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar. Karena
ini semua berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas itu. Ini terbukti dengan
angka kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut
memberi support dan memacu untuk memberikan penatalaksanaan yang benar
saat kehamilan. Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh
seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu
perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang
dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ketahui bahwa kehamilan merupakan
sesuatu yang kopleks dan penting apalagi untuk seorang perawat. Oleh karenanya
penulis merasa perlu untuk mengkaji materi ini lebih dalam mulai dari pengertian;
siklus menstruasi; patofisiologi kehamilan; perubahan fisik, fisiologi dan
psikologis ibu hamil; diagnosa medis ibu hamil; asuhan keperawatan ibu hamil;
review anatomi panggul; dan pemeriksaan ibu hamil.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kehamilan?
2. Bagaimana siklus menstruasi?
3. Bagaimana perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis ibu hamil?
4. Apa saja diagnosa medis ibu hamil?
5. Bagaimana asuhan keperawatan ibu hamil?
6. Bagaimana anatomi panggul?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan terhadap materi konsep dasar perawatan
ibu hamil sebagai penunjang ilmu dalam pembelajaran keperawatan
maternitas.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian kehamilan.
b. Untuk mengetahui siklus menstruasi.
c. Untuk mengetahui perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis ibu
hamil.
d. Untuk mengetahui diagnosa medis ibu hamil.
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ibu hamil.
f. Untuk mengetahui anatomi panggul.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Keperawatan
Maternitas khususnya materi konsep dasar perawatan ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan dalam
pembelajaran Keperawatan Maternitas.
b. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa lainnya mengenai
pengertian ibu hamil, siklus menstruasi, patofisiologi kehamilan,

2
perubahan fisik, fisiologis dan psikologis ibu hamil, diagnosa medis
ibu hamil, asuhan keperawatan ibu hamil, review anatomi panggul
serta pemeriksaan ibu hamil.
c. Memberikan pemahaman bagi penulis mengenai pengertian ibu hamil,
siklus menstruasi, patofisiologi kehamilan, perubahan fisik, fisiologis
dan psikologis ibu hamil, diagnosa medis ibu hamil, asuhan
keperawatan ibu hamil, review anatomi panggul serta pemeriksaan ibu
hamil.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
(Oleh: Ni Luh Kadek Susanti Dewi / Nim: P07120016025)
A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,


kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,2009.p.213).

Umur kehamilan biasa dikelompokkan sebagai berikut:


1. Trimester 1 selama 12 minggu,
2. Trimester 2 selama 15 minggu
(minggu ke-13 sampai minggu ke-27),
3. Trimester 3 selama 13 minggu
(minggu ke-28 sampai minggu ke-40).

Kehamilan (gravidarum) terdiri dari dua bagian yaitu:


Primigaravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Ciri-
cirinya adalah payudara tegang, puting susu runcing, perut tegang
menonjol, striase livide, perineum utuh, vulva menonjol, hymen
perforatus, vagina sempit, dengan rugae, portio runcing dan tertutup. Dan
Multigravida adalah wanita yang pernah hamil dan melahirkan bayi cukup
bulan. Ciri – cirinya adalah payudara lembek dan bekas dan menggantung,
puting susu tumpul, perut lembek dan menggantung, striase livide dan

4
ablikan, perineum terdapat bekas robekan, vulva terbuka,
karunkulemirtiformis, vagina longgar tanpa rugae, portio tumpul dan
terbagi dalam bibir depan – belakang (Manuaba, 2008).
Seorang ibu dapat didiagnosa hamil adalah apabila didapatkan
tanda-tanda pasti kehamilan yaitu Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat
didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18, dapat dipalpasi
(yang harus ditemukan adalah bagian-bagian janin jelas pada minggu ke-
22 dan gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24) dan
juga 7 8 dapat di Ultrasonografi (USG) pada minggu ke-6 (Kusmiyati,
2008).

Kesimpulan:

Pengertian dari Kehamilan  fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu. Kehamilan ada 2 yaitu
wanita hamil pertama kalinya (Primigravida) dan
wanita yang pernah hamil dan melahirkan bayi
cukup bulan (Multigravida)

2.2 Siklus Menstruasi


(Oleh: Ni Kadek Ratna Meilya Swandi / P07120016024)
A. Mengenal Fase dan Siklus Menstruasi Pada Wanita
Menurut Kusuma, N. (2007) Menstruasi atau haid merupakan suatu
perubahan fisiologis pada seorang wanita yang telah dewasa. Menstruasi akan
terjadi secara berkala atau berulang setiap bulannya. Proses terjadinya menstruasi
dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu hormon progesteron dan hormon estrogen.
Menstruasi pertama kali akan dialami wanita saat memasuki usia pubertas, yaitu
sekitar umur 11 hingga 16 tahun. Perubahan fisiologis pada wanita ini tidak

5
terjadi selama-lamanya. Ada tahap atau masa yang dikenal dengan istilah
menopause, yaitu tahap dimana menstruasi sudah berhenti.
Proses menstruasi dapat terjadi dikarenakan sel telur pada organ wanita
tidak dibuahi. Hal ini menyebabkan endometrium atau lebih dikenal dengan
lapisan dinding rahim menjadi menebal dan menjadi luruh. Jika waktu lapisan
dinding rahim untuk luruh telah tiba, maka akan mengeluarkan darah melalui
saluran reproduksi wanita. Setiap bulannya wanita akan mengalami 4 fase dan
siklus menstruasi yang dapat mempengaruhi keadaan fisik dan emosional. Namun
sayangnya, tidak banyak wanita yang tahu tentang informasi ini. Padahal jika
kamu memahami tentang ini, maka kamu bisa mempersiapkan segala sesuatunya
dan tahu apakah tahap yang sedang kamu lalui tergolong normal atau tidak.
1. Siklus Menstruasi
Menstruasi pada wanita normal biasanya memiliki siklus yang berbeda-
beda yaitu antara 21 hingga 35 hari. Namun apabila dirata-rata, maka siklus
menstruasi kebanyakan wanita adalah sekitar 28 hari.
Untuk dapat menghitung siklus haid atau menstruasi, kamu harus terlebih dahulu
mengetahui apakah menstruasi kamu teratur atau tidak. Jika kamu mengalami
menstruasi tidak teratur, maka kamu bisa menghitung siklus menstruasi minimal
selama 3 bulan.
a. Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam siklus
reproduksi wanita. Hormone ini juga berperan pada perubahan tubuh remaja
dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan kembali lapisan Rahim
setelah periode menstruasi.
b. Progesterone
Hormone ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di
ovarium dan berperan dalam penebalan dinding Rahim.
c. Hormone pelepas gonadotropin (Gonadotropin-releasing hormone-GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormone ini membantu memberikan rangsangan pada
tubuh untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormone pelutein.

6
d. Hormone pelutein (luteinizing hormone-LH)
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari
hormone ini.
e. Hormone perangsang folikel (Follcle stimulating hormone-FSH)
Hormone ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormone ini diproduksi di kelenjar pituitary pada bagian bawah
otak.
2. Fase Menstruasi
Seorang wanita setiap bulan melepaskan satu sel telur matang dari salah
satu ovariumnya. Apabila tidak terjadi fertilisasi akan terjadi pendarahan yang
disertai luruhnya sel telur dan lapisan endometrium. Pendarahan ini disebut
menstruasi. Menstruasi terjadi secara periodik sehingga disebut siklus menstruasi.

Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus


menstruasi terdiri atas empat fase, yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase
ovulasi, dan fase pascaovulasi.

7
1. Fasemenstruasi
Fase ini terjadi apabila ovum tidak dibuahi sperma. Dalam keadaan
tersebut korpus lu-teum menghentikan produksi estrogen dan
progesteron. Akibatnya, ovum meluruh bersama-sama dengan
endometrium. Kondisi ini ditandai adanya pendarahan melalui
vagina.
2. Fase pra-ovulasi (fase folikel)
Pada fase pra-ovulasi, hipotalamus menghasilkan hormon
gonadotropin yang merangsang pembentukan follicle stimulating
hormone (FSH). FSH merangsang pembentukan folikel yang
mengelilingi oosit primer hingga matang. Ovum matang yang
diselubungi folikel disebut folikel de Graaf. Folikel de Graaf
kemudian menghasilkan estrogen yang merangsang pembentukan
endometrium. Estrogen juga memengaruhi serviks untuk
mengeluarkan lendir bersifat basa. Lendir itu akan menetralkan
sifat asam dalam serviks sehingga sperma mampu hidup di
dalamnya.
3. Fase ovulasi
Adanya peningkatan kadar estrogen mengakibatkan terhambatnya
pembentukan FSH sehingga hipofisis melepaskan luteinizing
hormone (LH). LH merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi

8
biasanya terjadi pada hari ke-14 dihitung sejak hari pertama
menstruasi. Pada saat ovulasi, oosit sekunder terlepas dari folikel.
4. Fase pasca-ovulasi (fase luteal)
Pada tahap ini, LH merangsang folikel yang telah kosong menjadi
korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum tetap menghasilkan
estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sama dengan
estrogen memacu pembentukan endometrium. Progesteron juga
merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar
susu. Hal ini berguna untuk persiapan penanaman zigot dalam
uterus setelah pembuahan. Apabila sampai akhir fase ini tidak
terjadi pembuahan, akan kembali ke fase menstruasi lagi.
1. Tanda-Tanda Menstruasi Akan Datang
Setiap wanita dewasa normal pasti akan mengalami apa yang
namanya menstruasi atau juga dikenal dengan istilah haid. Menstruasi
merupakan proses keluarnya darah dari organ kewanitaan yang disebabkan
karena sel telur tidak dibuahi. Pada umumnya menstruasi akan berulang
dengan siklus rata-rata 28 hari. Namun ada pula beberapa wanita yang
mengalami menstruasi lebih cepat dengan siklus 21 hari dan paling lama
hingga 30 hari. Jika kamu tidak mengalami menstruasi lebih dari siklus
tersebut, padahal sebelumnya tidak melakukan hubungan suami istri.
Maka ada baiknya kamu perlu mewaspadai hal-hal yang bisa
menyebabkan menstruasi tidak teratur.

9
Kesimpulan :

Siklus Menstruasi Pada Wanita

menstruasi

hormon progesteron dan hormon estrogen.

hormon progesteron dan estrogen menjaga siklus reproduksi dan menjaga


kehamilan

Hormone pelepas gonadotropin (Gonadotropin-releasing hormone-GnRh)


Diproduksi oleh otak, hormone ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh
untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormone pelutein.

Hormone pelutein (luteinizing hormone-LH) Sel telur dan proses ovulasi


dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormone ini

Hormone perangsang folikel (Follcle stimulating hormone-FSH) : Hormone ini


membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk dilepaskan.

Fase menstruasi : Fase ini merupakan fase dimana keluarnya darah haid dari organ
intim wanita. Fase ini dikatakan normal apabila terjadi sampai pada hari kelima
hingga hari ketujuh.

Fase folikular: Fase yang terjadi selama hari pertama hingga hari ketiga belas.
Pada fase folikular terjadi peristiwa pelepasan hormon

Fase ovulasi: Fase ini terjadi pada hari ke-14. Hormon luteinizing pada sel telur
wanita yang telah matang dilepaskan ke tuba fallopi.

Fase luteal: Pada fase ini bekas folikel yang telah ditinggalkan sel telur akan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan hormon progesterone.

10
2.3 Perubahan Fisik, Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil
(oleh: Kadek Sanistya Astuti / P07120016032)
A. Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis dan psikologis ibu
hamil.
Menurut Permata, Rani Intan (2015) ada beberapa hormon yang
mempengaruhi perubahan fisiologis da psikologis pada ibu hamil, yaitu:
1. Hormon Estrogen, menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun
jumlah sel. Hormon kehamilan estrogen berfungsi untuk meningkatkan
jumlah dan ukuran pembuluh-pembuluh darah, meningkatkan aliran
darah, menjamin bayi memperoleh cukup energi, membesarkan organ
genital, uterus dan payudara. Hormon estrogen dapat menggangu
keseimbangan tubuh, menyebabkan pembengkakan dan varises.
Seorang ibu hamil memproduksi hormon estrogen lebih banyak dari
wanita yang tidak hamil.
2. Hormon Progesteron, berfungsi untuk membangun lapisan di dinding
rahim untuk menyangga plasenta dan mencegah kontraksi sehingga
terhindar dari persalinan dini, saat masa kehamilan hormon
progesteron diproduksi lebih banyak. Dampak kadar hormon
progesteron yang tinggi di dalam darah ialah dapat melebarkan
pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah, sering
mual dan pusing, meningkatkan pernapasan, dan mempengaruhi
suasana hati.
3. Hormon kehamilan HCG, hanya dapat ditemukan pada wanita hamil
karena pertumbuhan jaringan plasenta. Dampak kadar HCG tinggi
dalam darah menyebabkan mual-mual.
4. Hormon kehamilan relaxin, dihasilkan oleh korpus luteum dan
plasenta yang berfungsi untuk melembutkan leher rahim.
5. Hormon kehamilan Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang
merangsang pigmentasi kulit yang menggelapkan warna puting susu
dan daerah sekitarnya serta pigmentasi kecoklatan wajah dan garis dari
pusar ke bawah (linea nigra).

11
B. Perubahan Fisik dan Fisiologis
1. Perubahan pada Sistem Reproduksi
a. Uterus
Menurut Rama, Zakii (2014) pada saat hamil uterus akan
megalami beberapa perubahan, yaitu:
1) Ukuran pada kehamilan cukup bulan: 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4000 cc. Berat: Berat uterus naik secara
luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
2) Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan posisi rahim dalam letak artefleksi
atau retrofleksi. Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada
dalam rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut
yang dalam pembesarannya dapat sampai mencapai batas hati.
Rahim yang hamil biasanya bisa lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.
3) Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi
pertumbuhan yang cepat didaerah implatasi plasenta, sehingga
rahim bentuknya tidak sama.
4) Ismus rahim mengadakan hipertropi dan bertambah panjang,
sehingga teraba lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada
kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan air ketuban
dinding rahim teraba tipis
Menurut Aggraini, Ria (2013) hubungan antara besarnya
uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara
lain untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.
b. Serviks Uteri
Menurut Aggraini, Ria (2013) perubahan fisiologis selama
kehamilan pada serviks uteri terjadi juga karena pengaruh hormon

12
estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak, disebut
tanda goodell.
c. Vagina dan Vulva
Menurut Aggraini, Ria (2013) perubahan fisiologis selama
kehamilan pada vagina dan vulva juga terjadi akibat hormon
estrogen yang mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-
biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsio
pun tampak livide.
d. Dinding perut (abdominal wall)
Menurut Rama, Zakii (2014) pembesaran rahim
menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastik dibawah kulit, maka timbulah striae gravidium. Kulit perut
pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut linea nigra.
e. Payudara
Menurut Rama, Zakii (2014) payudara mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI
pada laktasi.
1) Hormon yang berpengaruh pada proses laktasi, yaitu estrogen,
progesteron, somatomamotropin, PIH (Prlactin Inhibiting
Hormone).
2) Penampakan payudara sebagai berikut, payudara menjadi lebih
besar, areola payudara menjadi lebih besar, pengeluaran ASI
belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena
hambatan dari PIH untuk mengeluarkan ASI, glandula
montgomery makin tampak, putting susu semakin menonjol.
Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga
pembuatan ASI dapat berlangsung.
f. Ovarium

13
Menurut Aggraini, Ria (2013) pada permulaan kehamilan
masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya
plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. korpus luteum
graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah
plasenta terbentuk.
2. Sistem Sirkulasi Darah
Menurut Rama, Zakii (2014) perubahan fisiologis selama
kehamilan terjadi pula pada sirkulasi darah. Perubahan sirkulasi darah
ini terjadi akibat adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar
dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, payudara dan
alat-alat lain yang berfungsi berlebihan selama kehamilan. Selama
kehamilan volume darah ibu semakin meningkat secara fisiologi
dengan adanya pencairan (hemodilusi). Volume darah akan bertambah
besar sekitar 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu. Hemodilusi
menyebabkan anemia fisiologi dalam kehamilan.
Kadar Hb ibu hamil:
a. Hb 11 gr% = tidak anemia
b. 9 – 10 gr% = anemia ringan
c. 7 – 8 gr% = anemia sedang
d. < 7 gr% = anemia berat
3. Sistem Pernafasan
Menurut Aggraini, Ria (2013) seorang wanita hamil pada
kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas
oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah
diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang
wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.
4. Sistem Pencernaan
Menurut Rama, Zakii (2014) karena pengaruh hormon
estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan

14
pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa
panas, terasa mual dan pusing terutama dipagi hari (morning sickness),
muntah (emesis gravidarum). Hormon Progesteron menimbulkan
gerakan usus (peristaltik) semakin berkurang sehingga menyebabkan
obstipasi. Selain itu, perubahan hormon yang terjadi saat awal
kehamilan dapat membuat perut seseorang terasa kembung, mirip
seperti saat perempuan sebelum periode menstruasinya datang.
5. Perubahan Tulang dan Gigi
Menurut Rama, Zakii (2014) persendian panggul terasa agak
longgar, karena ligamen melunak juga terjadi sedikit pelebaran pada
liang persendian. Apabila pemberian makan tidak memenuhi
kebutuhan kalsium janin, kalsium internal pada tulang-tulang panjang
akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi
kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium
6. Traktus Urinarius
Menurut Rama, Zakii (2014) karena pengaruh desakan hamil
muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi
dalam bentuk sering kencing, desakan tersebut menyebabkan kandung
kencing cepat penuh. Persediaan air seni bertambah 69-70%.
7. Sistem Integumen
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi pada
daerah-daerah tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh
melalnophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat.
Menurut Permata, Rani Intan (2015) Pigmentasi kulit terjadi karena
hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi dapat meliputi daerah sekitar pipi (penghitaman pada
daerah dahi, hidung dan pipi), dan daerah sekitar leher. Selain pada
kulit terdapat pula hiperpigmentasi antara lain pada areola Mammae,
papilla mammae dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut
linea nigra. Hiperpigmentasi yang terdapat pada kulit muka disebut
Chloasmagravidarum.

15
8. Metabolisme dalam Kehamilan
Menurut Aggraini, Ria (2013) pada wanita hamil, basal
metabolic rate (BMR) meninggi 15% sampai 20% dari semula,
terutama pada trisemester I, sistem endokrin juga meninggi, dan
tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea). Secara
umum dampak dari metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-
rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terutama terjadi dalam
kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan ini disebabkan
oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta, dan likuor amnii) dan dari ibu
sendiri (uterus dan mamma yang membesar, volume darah yang
meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya
retensi air).
C. Perubahan Psikologis
1. Trimester I
Menurut Aggraini, Ria (2013) trimester pertama sering
dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia
sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan
ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Perasaan ambivalen ini
biasanya berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima
kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada
trimester pertama, seperti mual, kelelahan, perubahan nafsu makan,
kepekaan emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan
depresi yang ia alami dan pada saat bersamaan hal-hal tersebut
menjadi pengingat tentang kehamilannya. Trimester pertama sering
menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan
akan dapat berkembang dengan baik. Berat badan sangat bermakna
bagi wanita hamil selama trimester pertama. Berat badan dapat
menjadi salah satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya
menjadi bukti nyata bahwa dirinya hamil. Pembuktian kehamilan
dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai memeriksa dengan cermat

16
setiap perubahan tubuh, yang merupakan bukti adanya kehamilan.
Bukti yang paling kuat adalah terhentinya menstruasi. Hasrat seksual
pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan
yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat
seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu
terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang
jujur dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak wanita
merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa
seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea,
depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan,
kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat
normal terjadi pada trimester pertama.
2. Trimester II
Menurut Aggraini, Ria (2013) trimester kedua sering dikenal
sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita
merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal
dialami saat hamil. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan
timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak
mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat. Pada
Trimester II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan
kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan
janinnya pertama kali. Namun, trimester kedua juga merupakan fase
ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami
kemunduran. Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada
bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak
menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi. Sebagian
besar wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual
mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil.
Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik,
lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan,

17
kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan
ambivalensi pada wanita tersebut mereda.
3. Trimester III
Menurut Aggraini, Ria (2013) trimester ketiga sering disebut
periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita
mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah
sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada
perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini
membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu
tanda dan gejala persalinan muncul. Trimester ketiga merupakan waktu
persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi
orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang
akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus,
keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang
keberadaan bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya.
Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada
banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin
merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri.
Seperti: apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan
dan kelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak
diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau
bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar,
atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan
bayi. Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan,
perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan
perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan
mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan
merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih
bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena

18
perasaan rentannya. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan
fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa
canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat
besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester
ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester
sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar
menjadi halangan. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan
konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.

19
Kesimpulan

1. Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil:


a. Hormon Estrogen Meningkatkan jumlah dan ukuran sel

Menyebabkan pembengkakan dan varises


b. Hormon Progesteron Peningkatan sekresi, mengendurkan
(relaksasi) otot-otot polos
Melebarkan pembuluh darah sehingga dapat
menurunkan tekanan darah, sering mual dan
pusing, meningkatkan pernapasan, dan
mempengaruhi suasana hati.
c. Hormon kehamilan HCG Menyebabkan mual-mual.
d. Hormon kehamilan relaxin Melembutkan leher rahim
e. Hormon Melanocyte Stimulating Hormone Merangsang pigmentasi
kulit
2. Perubahan Fisik dan Fisiologis
a. Perubahan pada Sistem Reproduksi
1) Uterus Ukuran: 30 x 25 x 20 cm, kapasitas lebih dari 4000 cc.
Berat: dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
Posisi rahim dalam kehamilan artefleksi / retrofleksi
memasuki rongga perut mencapai batas hati
Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah

Ismus rahim hipertropi dan bertambah panjang


teraba lebih lunak
2) Serviks Uteri pengaruh hormon estrogen meningkat
hipervaskularisasi konsistensi serviks menjadi lunak.
3) Vagina dan Vulva perubahan hormon estrogen hipervaskularisasi
vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide)

20
4) Dinding perut robeknya serabut elastik dibawah kulit striae
gravidium
5) Payudara proses laktasi ( estrogen, progesteron,
somatomamotropin, PIH)
payudara lebih besar, areola payudara lebih besar,
glandula montgomery makin tampak, putting susu
semakin menonjol.
6) Ovarium korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk
b. Sistem Sirkulasi Darah Volume darah bertambah besar ± 25%
c. Sistem Pernafasan Diafragma terdesak kebutuhan oksigen
meningkat kira-kira 20%
d. Sistem Pencernaan Hormon esterogen hipersalivasi, daerah
lambung terasa panas , mual, pusing (morning
sickness), muntah (emesis gravidarum)
Hormon Progesteron gerakan usus semakin
berkurang obstipasi.
Perut terasa kembung
e. Perubahan Tulang dan Gigi ligamen melunak persendian panggul
agak longgar
kebutuhan kalsium janin tidak terpeuhi,
kalsium internal pada tulang-tulang
panjang akan berkurang
konsumsi kalsium cukup gigi
tidak akan kekurangan kalsium
f. Traktus Urinarius desakan hamil gangguan miksi kandung
kemih cepat penuh persediaan air seni bertambah 69-70%.
g. Sistem Integumen pengaruh melalnophore stimulating hormone
(MSH) meningkat hiperpigmentasi (penghitaman) meliputi daerah
sekitar pipi, dahi, hidung dan leher, serta areola Mammae, papilla
mammae dan linea alba.

21
h. Metabolisme dalam Kehamilan basal metabolic rate (BMR)
meninggi 15% sampai 20% kenaikan berat badan rata-rata 12,5 kg.

3. Perubahan Psikologis
Trimester I

Periode penyesuaian (Merasa merasa sedih, dan benci kehamilannya)

Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.

Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.

Mual, kelelahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional

Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.

Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.

Trimester II

Periode kesehatan yang baik

Ibu merasakan lebih tenang, nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak
mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat

Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang
di luar dirinya.

22
Libido dan gairah seks meningkat.

Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar
sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan
lagi

Terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, lubrikasi vagina semakin banyak,


kecemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya mereda.

Trimester III

Periode menunggu dan waspada

Kewaspadaannya ibu meningkatkan sehingga timbul tanda dan gejala akan


terjadinya persalinan

Merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri

Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak
normal

Merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat


besar dan konsisten dari pasangannya

Merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian
yang khusus diterima selama hamil.

Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga.

23
2.4 Diagnosa Medis Ibu Hamil

(Oleh: A.A. Istri Cahyadiningrum / P07120016039)

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi atau pembuahan sampai lahirnya


janin. Kehamilan biasanya diukur dalam hitungan bulan. Lama kehamilan ibu
pada umumnya sekitar sembilan bulan sepulih hari. Lama kehamilan ini
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu trimester pertama (umur kehamilan 0-3 bulan),
trimester kedua (umur 4-6 bulan), dan trimester ketiga (umur 7-9 bulan).
(Handayani, 2003)

A. Diagnosa Dengan Tanda dan Gejala Kehamilan

Berbeda dengan Ramli menurut Ruchmawati (2013), diagnosis


kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan
klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan yang dibagi menjadi:
1. Dugaan kehamilan (presumptive)
a. Amenorhea – Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-
turut.
b. Nausea (mual) dan emesis (muntah) -Umumnya terjadi pada
wanita hamil muda umur 6-8 minggu. Mual-mual pada pagi hari
disebut morning sickness. Akibat dari
pengaruh hormonprogesteron dan estrogen sehingga pengeluaran
asam lambung berlebihan.
c. Mastodynia – Payudara terasa nyeri dan kencang disebabkan
payudara membesar karena pengaruh hormon estrogen pada
ductus mammae dan progesteron pada alveoli.
d. Quickening – Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau
minggu 20 (primigravida) dan umur 14 atau 16 minggu pada
multi gravida. Gerakan janin pertama kali dapat digunakan untuk
menentukan umur kehamilan.
e. Miksi – Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering
kencing karena uterus yang gravid mendesak vesica urinaria.

24
f. Konstipasi – Kesulitan buang air besar karena pengaruh hormon
progesteron yang menghambat peristaltik usus dan
karena perubahan pola makan.
g. Weight gain – Pertambahan berat badan ibu tidak selalu
berbanding lurus dengan pertambahan berat janin. Pertambahan
berat badan ibu ada artinya setelah umur 20 minggu.Umumnya
pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14 kg.
h. Fatigue – Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun
kerja jantung dirasakan lebih berat pada umur 32 minggu.
i. Nail sign – Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh
ujung kuku lunak dan lebih tipis.
j. Mengidam – Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi
pada bulan-bulan pertama.
k. Sinkope (pingsan) – Adanya gangguan sirkulasi ke
daerah kepala (sentral) sehingga menyebabkan iskemik susunan
saraf pusat.
l. Pigmentasi kulit – Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering
dijumpai pada muka (chloasma gravidarum),
dinding perut (striae gravidarum = suatu perubahan warna seperti
jaringan parut), leher dan sekitar payudara
(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol, kelenjar
montgomery menonjol, pembuluh darah menifes).
m. Epulis – Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah).
n. Varises – Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis
dan vulva. Biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2. Kemungkinan kehamilan (probable)
a. Perut membesar
b. Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.
c. Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena
hipervaskularisasi hormon estrogen.

25
d. Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh
hormon estrogen dan progesteron.
e. Tanda Goodell, portio teraba melunak.
f. Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.
g. Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada
tempat implantasi. Biasannya ditemukan saat umur 10 minggu.
h. Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang
dalam cairan), pada umur 16-20 minggu.
i. Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang)
tetapi tidak disertai rasa nyeri.
j. Reaksi kehamilan positif
3. Diagnosa pasti kehamilan (positive)
a. Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba
serta ditemukan bagian-bagian janin.
b. Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi – Dapat didengar
dengan stetoscop monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan
dilihat pada USG.
c. Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen – rongten sudah
tidak disarankan.
B. Penulisan Riwayat Kehamilan
Dikutip dari Indriastuti (2015) riwayat kehamilan adalah setiap
kejadian kehamilan pada seorang wanita, persalinan dan Abortus. Riwayat
ini sangat penting untuk dicatat dalam catatan kesehatan dan diketahui
oleh pelayan kesehatan. Riwayat kehamilan dan persalinan waktu lampau
akan sangat mempengaruhi kehamilan dan persalinan berikutnya.

Namun tak jarang, suatu kebiasaan membuat catatan riwayat


kehamilan ini menjadi tidak jelas. Misalnya ketika seorang ibu hamil 3
kali, melahirkan 2 kali sementara anak kedua menalami neonatal death,
dikatakan hanya memiliki 1 anak. Padahal ada 2 anak, 1 anak tidak
disebutkan karena tidak berada dalam pengasuhan. Hal ini sangat beresiko

26
pada kehamilan berikutnya karena kegagalan pada fase sebelumnya
memiliki potensi untuk diatasi permasalahan lanjutannya.

Penyampaian lengkap secara medis seringkali dituliskan dalam


penulisan sebagai berikut:

1) G artinya Gravida
2) A artinya anak lahir Aterm
3) P artinya Paritas/partus
4) A artinya Abortus
5) H artinya Anak Hidup

Catatan lain seringkali ditambahkan menganai status kehidupan


anak baik yang viable (mampu bertahan hidup) maupun yang meninggal.
Misalnya :

Neonatal Death atau bayi meninggal dalam 28 hari pertama kehidupan

Stillbirth atau bayi lahir mati setelah 24 minggu selesai kehamilan.

Keterangan ini harus tetap dijaga demi keberhasilan kehamilan


dan kehidupan selanjutnya. Dugaan-dugaan ancaman kehamilan akan
lebih diwaspadai jika riwayat kehamilan ini diketahui dengan pasti.

Kebiasaan masyarakat untuk tidak menyebutkan kehadiran anak


yang tidak viable harus dikurangi dan dihilangkan karena akan sangat
merugikan bagi kesehatan ibu dan calon anak.

C. Differential Diagnosa Kehamilan


Dikutip dari Lisa (2009) terdapat beberapa diagnosa yang perlu
diketahui karena sering menimbulkan kesalahpahaman tentang
diagnosanya yang dikaitkan dengan terjadinya kehamilan. Diantaranya
sebagai berikut:
1. Pseudosiesis – Terdapat amenorea, perut membesar, uterus sebesar
biasa, tanda kehamilan negatif.

27
2. Mioma uteri – Perut membesar, rahim membesar teraba padat kadang
berbenjol-benjol, tanda kehamilan negatif, perdarahan banyak saat
menstruasi.
3. Kistoma ovarii – Mungkin ada menopause, perut membesar tapi
pada periksa dalam uterus sebesar biasa, tanda kehamilan negatif,
lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan.
4. Menopause – Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira diatas 43
tahun, uterus sebesar biasa, tanda dan reaksi kehamilan negatif.
5. Hematometra – Terdapat amenorea yang dapat melampaui umur
kehamilan, perut terasa sakitsetiap bulan, terjadi penumpukan darah
dalam rahim, reaksi kehamilan negatif. Hal ini disebabkan
oleh himen imperforata.

28
Kesimpulan:

Pembuahan Dugaan Kehamilan Kemungkinan Kehamilan Diagnosa


Pasti Kehamilan

Mioma uteri

Kistoma
Menopause
ovarii

Differential
Pseudosiesis Diagnosa Hematometra
Kehamilan

Penulisan riwayat kehamilan  Gravida  Anak Aterm  Paritas/partus 


Abortus  Anak Hidup

29
2.5 Asuhan Keperawatan Ibu Hamil

Oleh:

Ni Made Rahayu Diah Devita Sari / P07120016004

Luh Ade Regina Amandasari / P07120016033

Putu Eka Sri Wahyuni Dharma Padmi / P07120016040

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa,
alamat dan status perkawinan, nomor CM, tanggal MRS, tanggal
pengkajian, sumber informsi, serta identitas penanggung jawab.
B. Data Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama berisi tentang keluhan prioritas yang dirasakan
oleh pasien ibu hamil.
2. Keluhan saat dikaji
Keluhan yang dirasakan pasien saat perawat melakukan
pengkajian.
C. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
1. Riwayat Menstruasi
Meliputi menarche usia, siklus, lamanya, banyaknya, keluhan,
HPHT, lama.
2. Riwayat Pernikahan
Meliputi pasien telah menikah berapa kali dan berapa lama
pernikahan.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

30
Anak
Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
ke
No Th Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Persdarahan Jk BB Pj
kehamilan

4. Riwayat kehamilan saat ini


Riwayat krhamilan saat ini meliputi status obstetrikus terdiri dari GPAH,
TP, Usia Kehamilan, ANC kehamilan sekarang.
5. Riwayat keluarga berencana
Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian
dan keluhan yang dirasakan selama memakai alat kontrasepsi.
D. Riwayat Penyakit
1. Klien
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien atau klien itu
sendiri
2. Keluarga
Riwayat penyakit keturunan yang diderita keluarga dan berisiko
untuk diturunkan ke pasien.
E. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1. Bernafas
Meliputi pernafasan pasien apakah pasien memiliki nafas cepat
atau nafas lambat, atau normal.
2. Nutrisi (makan/minum)
Meliputi input nutrisi seperti jenis makanan, frekuensi makan dan
minum.
3. Eliminasi
Meliputi frekuensi BAB /BAK , konsentrasi padat atau cair, warna,
serta jumlahnya.
4. Gerak badan
a. Ekstremitas atas

31
Bentuk dan ukuran simetris, klien dapat mengerakkan kedua
tangannya, tidak terdapat edema, dan lesi
b. Ekstremitas bawah
Bentuk dan ukuran simetris, tidak terdapat edema, tidak
terdapat varises, refleks lutut(+), kekuatan otot.
5. Istiahat tidur
Meliputi kualitas dan kuantitas tidur pasien.
6. Berpakaian
Meliputi apakah pasien dapat berpakaian secara mandiri atau
dibantu oleh keluarga.
7. Rasa nyaman
Meliputi apakah selama kehamilan pasien mengalami mual muntah
yang berlebih, serta rasa nyeri pada kehamilannya.
8. Kebersihan diri
Meliputi kebersihan diri pasien selama kehamilan, kemauan untuk
membersihkan diri sendiri seperti personal hygiene.
9. Rasa aman
Meliputi apakah pasien merasa aman dan tidak mengalami ansietas
atau kecemasan saat hamil
10. Pola komunikasi/ hubungan dengan orang lain
Meliputi kemampuan berkomunikasi atau berinteraksi dengan
orang lain baik itu suami, atau anak yang masih di dalam
kandugan.
11. Ibadah
Meliputi apakah pasien selama kehamilan memenuhi kewajibannya
untuk beribadah sesuai kepercayaannya.
12. Produktivitas
13. Rekreasi
14. Kebutuhan belajar

32
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum meliputi GCS, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,
tinggi badan dan berat badan.
2. Head to toe
a) Kepala yaitu wajah, sclera, konjungtiva , pembesaran limphe
node, pembesaran kelenjar tyroid
b) Dada yaitu payudara, pengeluaran asi, dan jantung
c) Abdomen yaitu linea, striae, pembesaran sesuai UK, gerakan
janin, kontraksi, luka bekas oprasi, ballottement seperti leopod
I,II,III,IV, penurunan kepala, DJJ
d) Genetalia dan perineum meliputi kebersihan, keputihan, dan
hemoroid
e) Ekstremitas atas meliputi adanya edema, varises, CRT.
f) Ekstremitas bawah meliputi adanya edema, varises, CRT,
Refleks
3. Data penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, dan protein urine
b) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Leopod
Pemeriksaan Leopold ialah suatu teknik untuk pemeriksaan ibu
hamil dengan menggunakan cara perabaan/palpasi yaitu
merasakan/meraba bagian yang terdapat di Rahim ibu hamil dengan
menggunakan tangan dalam posisi-posisi tertentu, atau dengan
menggunakan tekan memindahkan bagian bagian tertentu untuk
menentukan bagian-bagian tertentu. Teori berdasarkan Christian Gerhard
Leopold. Pemeriksaan leopold ini sebaiknya dilaksanakan setelah Usia
Kehamilan 24 minggu, saat bagian janin semuanya sudah teraba. Teknik
pemeriksaan leopold tujuan utamanya untuk menentukan letak dan posisi
janin di uterus, bias juga bertujuan untuk menentukan usia kehamilan ibu
dan memperkirakan/menentukan berat janin.

33
Pemeriksaan Leopold akan sulit dilakukan terhadap ibu hamil gemuk
yang mempunyai dinding perut tebal. Pemeriksaan leopold juga terkadang
dapat membuat ibu hamil tidak nyaman karena tidak posisi yang salah dan
tidak memadai serta tidak dipastikan dalam keadaan santai. Untuk membantu
memudahkan pemeriksaan ini, maka persiapankan apa saja yang diperlukan
sebelum dilakukan pemeriksaan yaitu:
1. Instruksikan klien untuk mengosongkan vesika urinaria/kandung
kemihnya
2. Menempatkan klien pada posisi berbaring yang telentang, tempatkan
bantal kecil tepat di bawah kepala sebagai tindak kenyamanan
3. Menjaga privasi klien
4. Menjelaskan proses dan prosedur pemeriksaan
5. Menghangatkan tangan klien dengan cara menggosok bersama-sama
dikedua tangan (tangan dingin bisa merangsang kontraksi uterus/rahim)
6. Menggunakan telapak tangan untuk raba/palpasi bukan dengan jari.
a. Leopold I
Tujuan: Untuk menentukan umur kehamilan serta bagian tubuh
apa yang terdapat didalam fundus uteri.
Caranya:
1) Kaki klien ditekuk pada lutut serta lipat paha
2) Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil dan melihat kearah
muka klien
3) Rahim dibawa ke tengah
4) Tinggi fundus uteri ditentukan, ukur dari bagian keras ketemu
(symphisis)

34
b. Leopold II
Tujuan: Untuk menentukan dimana punggung anak dan dimana letak
bagian-bagian kecil.
Caranya:
1) Raba bagian kiri dan kanan Rahim jika teraba kecil-kecil dan
panjang itu menentukan tangan dan jari-jari.
2) Jika teraba lebar dank eras biasanya teraba di bagian abdomen
kuadran kiri bawah.

c. Leopold III
Tujuan: Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian bawah dan bagian
bawah sudah terpegang oleh PAP (Pintu Atas Panggul) besar.
Caranya:
1) Tangan kanan memegang bagian bawah

35
2) Tangan kiri mencoba menekan fundus
3) Dibagian bawah Rahim masih bias digoyangkan atau tidak
4) Bila belum konvergen tidak perlu leopold IV

d. Leopold-IV
Tujuan: Guna menentukan bagian bawah dalam Rahim dan seberapa
masuknya bagian bawah tersebut ke dalam PAP.
Caranya:
1) Tangan konvergen: hanya bagian kecil dari kepala yang turun PAP
2) Tangan sejajar II: separuh kepala masuk PAP
3) Tangan divergen: Bagian terbesar kepala masuk PAP

36
Untuk mendengarkan DJJ:
1) Cari punctum maximal
2) Kalau sudah jelas dengarkan bias dengan linex/dopler
3) Bandingkan dengan nadi ibu
4) Hitung denyut jantung dalam 1 menit
5) Normal >120-160 x/menit
G. Analisa Data
II. DIAGNOSA
1. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang
pengetahuan tentang proses persalinan.
2. Nyeri akut b/d agen cedera
3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
4. Keletihan berhubungan dengan kehamilan
III. PERENCANAAN
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status
kesehatan
Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam
perawatan
Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.
Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan :
a) Tidak gelisah
b) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup.
c) Ada kontak mata
d) Tidak ketakuatan
e) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
f) Tidak ada peningkatan ketegangan
g) Tidak ada peningkatan keringat
h) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas
normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi :
60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit)

37
i) Berkonsentrasi
j) Tidak ada blocking pikiran.
Intervensi dan rasional
a) Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang-
kurangnya setiap 4 jam ketika terjaga
R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi
b) Kurangi stressor (termasuk membatasi akses individu pada pasien
jika sesuai) dan usahakan menuntut pasien
R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan
iklim tenang dan teraupetik.
c) Berikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan
perasaanya dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan
yang sama
R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan
d) Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien. Berikan
makanan bergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai langkah-
langkah yang memberikan rasa nyaman
R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkan pasien
bahwa kebutuhannya akan terpenuhi.
e) Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukan kecemasan
klien
R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung
tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal
yang dapat menunjukan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan
dan sebagainya.
f) Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan.
R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) :


kontraksi uterus
Goal: Klien akan terbebas dari nyeri akut.

38
Objective: Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama
dalam perawatan
Outcomes: Dalam 1x24 jam perawatan, klien :
a) Melaporkan nyeri berkurang secara verbal
b) Tidak tampak meringis dan diaforesis
c) Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal (TD:
systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100
X/menit, RR: 12-24 X/ menit).
Intervensi :
a) Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.
R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau
kronis. Untuk menghindari interpretasi subjektif.
b) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan
bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila
diperlukan
R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk
mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.
c) Rencanakan aktivitas distraksi.
R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak
berhubungan dengan nyeri.
d) Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara, implementasikan
teknik mengendalikan nyeri alternatif.
R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila
nyeri pasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
e) Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri, bergantung
pada gambaran nyeri pasien
R/ Untuk menentukan keefektifan obat.

3. Keletihan berhubungan dengan kehamilan


Goal : klien mengalami keletihan selama perawatan
Objective : klien dapat beradaptasi dengan kehamilannya

39
Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien :
a) Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik
b) Tidak terjadi kekurangan energi, letargi, letih. Lesu dan lelah
c) Mampu memulihkan energy setelah tidur
d) Mampu melakukan aktifitas fisik pada tingkat yang biasa
Intervensi dan Rasional
a) Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat besi dan
mineral, jika tidak dikontraindikasikan
R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan
demineralisasi
b) Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien mengalami
keletihan
R/: agar kondisi pasien tidak memburuk
c) Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan periode
istirahat
R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu
menurunkan keletihan dan meningkatkan stamina
d) Tetapkan pola tidur yang teratur
R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu
mengurangi keletihan
e) Hindari situasi yang penuh emosional
R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.

4. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan


Goal : Klien tidak mengalami kopnstipasi
Objective : outcome
a) Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan
obat
b) Konsistensifses lunak
c) Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
d) Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )

40
Intervensi
a) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab
konstipasi
R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi
b) Auskultasi bising usus
R/ Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltic
c) Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung
serat
R/ Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik
dan eliminasi regular
d) Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada
kontraindikasi
R/ Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan
konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi
regular
e) Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki
tonus oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltic
f) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses
(laxatif, suppositoria, enema)
R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang
melunakkan massa feses dan membantu eliminasi
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

V. EVALUASI

2.6 Review Anatomi Panggul


(oleh: Ni Kadek Ayu Putri Utami / P07120016036)

A. Pengertian Panggul
Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os
koksigis.Os koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis.

41
Tulang – tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat
hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis.
Dibelakang terdapat artikulasio sakro- iliaka yang menghubungkan os
sakrum dengan os ilium.Dibawah terdapat artikulasio sakro-koksigea yang
menghubungkan os sakrum (tulang panggul) dan os koksigis
(tulang.tungging). (Warbid, 2014)

Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio ini hanya


memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu
persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung
koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm.
Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada
saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os
koksigis itu dapat ditekan ke belakang.
Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis
mayor dan pelvis minor.Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak
diatas linea terminalis, disebut juga dengan false pelvis.Bagian yang
terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis.
Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ
abdominal selain itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot

42
dan ligamen ke dinding tubuh.Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh
pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum, kandung kemih, dan pada
wanita terdapat uterus dan ovarium.Pada ruang pelvis juga kita temui
diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus
koksigeus.
B. Bagian-Bagian Panggul
Berdasarkan Manuaba (2005) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan” bagian-bagian panggul Menurut fungsinya yaitu:

1. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis
(false pelvis). Pelvis mayor dibentuk oleh 4 buah tulang :
a. 2 Tulang pangkal paha (oscoxae)
Terdiri dari tiga buah tulang yang berhubungan satu dengan lainnya
pada asetebulum yaitu mangkok tempat dari kepala tulang paha
(kaput femoris). Ketiga tulang tersebut adalah tulang usus (os
illeum), tulang duduk (os ischium), dan tulang kemaluan (os
pubis).
1) Tulang usus (os illeum)
a) Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk
bagian atas dan belakang panggul
b) Batas atasnya m erupakan penebalan tulang yang disebut
krista iliaca.
c) Ujung depan dan belakang krista iliaca menonjol : spina
iliaca anterior superior dan spina iliaca anterior posterior.
d) Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus
(os illeum)yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor
disebut linea innominta (linea terminalis)
e) Linea terminalis merupakan bagian dari pintu atas panggul.
2) Tulang duduk (os ischium)
a) Terdapat disebelah bawah tulang usus

43
b) Pinggir belakangnya menonjol : spina ischiadica
c) Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal,, yang mendukung
badan saat duduk disebut tuber ischiadicum
3) Tulang kemaluan (os pubis)
a) Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus
b) Dengan tulang duduk dibatasi foramen obturatum
c) Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang
usus : ramus superior ossis pubis.
b. 1 tulang kelangkang (Os. Sacrum)
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan
mengecil dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara
kedua tulang pangkal paha. Terdiri dari lima ruas tulang yang
berhubungan erat dan mempunyai ciri:
1) Terdiri dari lima ruas tulang yang berhubungan erat
2) Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah
dan dari kanan maupun kiri .
3) Di kanan dan kiri garis tengah terdapat lubang yang akan
dilalui saraf foramia sacralia anterior .
4) Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas
kelima
5) Tulang kelangkang yang paling atas mempuyai tonjolan besar
ke depan disebut promontorium
6) Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang
tungging (os coccygis)
c. 1 tulang tungging (Os. Coccygis)
Berbentuk segitiga dengan ruas tiga sampai lima buah dan
bersatu.Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong ke
belakangsehingga memperluas jalan lahir.
2. Pelvis minor adalah bagian pelvis yang terletak di bawah linea
terminalis (true pelvis) à penting dalam persalinan. Panggul kecil
mempunyai arti yang penting karena merupakan tempat alat reproduksi

44
wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong
dengan luas bidang yang berbeda-beda sehingga dapat menentukan
posisi dan letak bagian terendah janin yang melalui jalan lahir itu.
3. Batas antara pelvis mayor dan minor adalah garis yang melalui tepi
atas symphisis (linea terminalis / inominata) kiri linea promontorium
linea terminalis kanan symphisis
C. Istilah Obstetri Ginekologi
Berdasarkan Manuaba (2005) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan” adapun istilah dalam obstetri ginekologi adalah sebagai
berikut
1. Sumbu Panggul
Bentuk dari panggul kecil mempunyai saluran dengan sumbu
yang jalannya melengkung. Sumbu tersebut merupakan garis
penghubung persekutuan antara diameter transversa dan conjugata vera
di pintu atas panggul (PAP) dengan titik sejenis pada Hodge II, III dan
IV, dimana mendekati Hodge III sumbu lurus dan sejajar dengan
sacrum, kemudian melengkung ke depan sesuai dengan lengkung
sakrum

2. Pintu Atas Panggul (PAP)


Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke
samping dan dibatasi oleh :
a) Promontorium
b) Sayap os sacrum
c) Linia terminalis kanan dan kiri
d) Ramus superior ossis pubis kanan dan kiri
e) Pinggir vatas simfisi pubis
Pada pintu atas panggul (pap) ditentukan tiga ukuran penting
yaitu ukuran muka belakang (konyugata vera), ukuran lintang diameter
transversa), dan serong (diameter obliqua)

45
gb. Tampak PAP

3. Pintu Tengah Panggul


Merupakan bidang dengan ukuran terkecil Bidang ini
berbentuk segitiga dari tepi bawah symphysis ke kedua spina
ischiadika kanan dan kiri, kemudian memotong sacrum 1 – 2 cm di
atas ujung sacrum

gb. Pintu tengah panggul

46
4. Pintu Bawah Panggul
Merupakan satu bidang tetapi terdiri dari 2 segitiga yang
dasarnya sama yaitu garis yang menghubungkan tuber ischiadicum
kanan dan kiri. Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung dari
os sacrum.Sedangkan sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum
kanan dan kiri. Segitiga bagian depan dibatasi oleh arcus pubis.

Ukuran-ukuran pintu bawah panggul adalah :


a) Ukuran muka belakang
Tepi bawah simfisis menuju ujung tulang kelangkang (os sacrum)
11,5 cm
b) Ukuran melintang ‘
Jarak antara kedua tuber ossis ischiadicakana kiri sebesar 10,5 cm
c) Diameter sagitalis posterior

gb. Pintu bawah panggul

47
D. Ukuran-Ukuran Panggul
Berdasarkan Warbid (2014) dalam makalahnya yang berjudul ”
Makalah Anatomi Panggul” ukuran-ukuran panggul adalah sebagai
berikut:
1. Ukuran Panggul Luar
a. Distansia Spinarum
Jarak antara SIAS kanan dan kiri
Indonesia 23 – 25 cm, Eropa 26 cm
b. Distansia Kristarum
Jarak terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri
Indonesia 26 cm, Eropa 29 cm
c. Conjugata Externa (Boudelocque)
Jarak antara tepi atas symphisis dengan ujung procesus spinosus
lumbal V
Indonesia 18 cm, Eropa 21 cm
d. Distansia Oblique Externa
Jarak antara SIPS sinistra dan SIAS dextra, jarak antara SIPS
dextra dan SIAS sinistra
Panggul normal à ukuran hampir sama
Panggul asimetrik à berbeda ukuran
e. Distansia Intertrochanterika
Jarak antara kedua trochanter
f. Distansia Tuberum
Jarak antara tuber ischiadicus kanan dan kiri (10,5 cm)
Cara ukur : dengan jangkar panggul Oseander
2. Lingkar Panggul
Ukuran melingkar yang dimulai dari tepi atas symphisis ke
pertengahan antara SIAS dan trochanter mayor pada satu pihak dan
kembali ke tepi atas symphisis melalui pihak lain.
Indonesia 80 cm, Eropa 90 cm
3. Ukuran Panggul Dalam

48
Sebenarnya merupakan ukuran yang sesungguhnya dari panggul
Penting untuk memperkirakan apakah bayi bisa lahir pervaginan atau
tidak.
E. Bidang Hodge
Berdasarkan Warbid (2014) dalam makalahnya yang berjudul ”
Makalah Anatomi Panggul” bidang hodge Adalah bidang khayal yang
dibayangkan ada dalam panggul untuk menilai kemajuan persalinan
(penurunan kepala) Ada 4 :
1. Hodge I
Bidang yang melalui tepi atas symphisis dan promontorium sesuai
dengan PAP
2. Hodge II
Bidang yang melalui tepi bawah symphisis dan promontorium sejajar
dengan bidang Hodge I
3. Hodge III
Bidang yang melalui spina ischiadika sejajar dengan Bidang Hodge II
4. Hodge IV
Bidang yang melalui os coccygeus sejajar dengan bidang Hodge I

49
F. Bentuk-Bentuk Panggul
Berdasarkan Warbid (2014) dalam makalahnya yang berjudul ”
Makalah Anatomi Panggul” selain ukuran panggul, bentuk panggul juga
mempengaruhi jalannya persalinan

Gb. Bentuk panggul


Menurut Warbid (2014) bentuk panggul ada 4 macam :
1. Gynecoid
Bentuk PAP hampir bulat, dimana jarak antara anterior – posterior
kira-kira sama dengan diameter transversa. Umumnya pada wanita (45
%)
2. Android
Bentuk PAP hampir segitiga, meskipun jarak antara anterior –
posterior hampir sama dengan diameter transversa. Bagian belakang
pendek dan gepeng, bagian depan menyempit ke mukaUmum pada
laki-laki , wanita (15 %)
3. Anthropoid

50
Bentuk PAP agak lonjong seperti telur, dimana jarak anterior –
superior lebih besar dari diameter transversa.Pada wanita (35 %)
4. Platypeloid
Bentuk seperti jenis gynecoid tetapi menyempit pada arah anterior–
posterior, jarak antara anterior – posterior lebih kecil dari diameter
transversa.Pada wanita (5 %).

51
BAB III

PENUTUP

1.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas, dapat penulis tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengertian Kehamilan  fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, kehamilan normal
berlangsung 40 minggu.
2. Hormon progesteron dan hormon estrogen  Hormone pelepas
gonadotropin (Gonadotropin-releasing hormone-GnRh) diproduksi oleh
otak Hormone pelutein (luteinizing hormone-LH) Hormone
perangsang folikel (Follcle stimulating hormone-FSH)Fase menstruasi
Fase folikular  Fase ovulasiFase luteal
3. Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis dan psikologis ibu
hamil, yaitu hormon estrogen, hormon progesteron, hormon kehamilan
HCG, hormon kehamilan relaxin, hormon melanocyte stimulating
hormone. Selain itu juga ada perubahan fisik dan fisiologis, yaitu
perubahan pada sistem reproduksi, sistem sirkulasi darah, sistem
pernafasan, sistem pencernaan, perubahan tulang dan gigi, traktus
urinarius, sistem integumen, metabolisme dalam kehamilan. Dan
perubahan psikologis pada tiap trimester berbeda-beda bergantung pada
pertumbuhan fisik dan kestabilan emosi pada ibu hamil.
4. Diagnosa Kehamilan Dengan Tes  Tes Urin/ Tes Darah/ USG/ X-Ray
Pembuahan Dugaan Kehamilan Kemungkinan Kehamilan Diagnosa
Pasti Kehamilan
5. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil  Pengkajian Diagnosa
Intervensi Implementasi Evaluasi
6. Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis.
Os koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis. Tulang –
tulang ini satu dengan lainnya berhubungan.
Adapun istilah dalam obstetri ginekologi adalah sebagai berikut yaitu
sumbu panggul, pintu atas panggul (pap), pintu tengah panggul, pintu
bawah panggul ukuran panggul ada ukuran panggul luar, ukuran lingkar

52
panggul, ukuran panggul dalam. bagian-bagian panggul menurut
fungsinya yaitu: pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas
linea terminalis (false pelvis). pelvis minor, dan batas antara pelvis mayor
dan minor.
Bidang hodge Adalah bidang khayal yang dibayangkan ada dalam panggul
untuk menilai kemajuan persalinan (penurunan kepala) Ada 4 : Hodge I
(Bidang yang melalui tepi atas symphisis dan promontorium sesuai dengan
PAP), Hodge II (Bidang yang melalui tepi bawah symphisis dan
promontorium sejajar dengan bidang Hodge I), Hodge III (Bidang yang
melalui spina ischiadika sejajar dengan Bidang Hodge II), Hodge IV
(Bidang yang melalui os coccygeus sejajar dengan bidang Hodge I).
Bentuk panggul ada 4 macam : gynecoid, android, anthropoid, platypeloid.

3.2 Saran

Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara


optimal terkait dengan pengembangan mata kuliah Keperawatan
Maternitas. Penulis menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini
dikembangkan lebih lanjut agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-
tulisan yang bermutu. Demikianlah makalah ini penulis persembahkan,
semoga dapat bermanfaat.

53
DAFTAR PUSTAKA

Aggraini, Ria. 2013. Perubahan Fisiologi Dan Psikologis Pada Masa Kehamilan.
(Online). Dikutip dari https://id.scribd.com/doc/193272252/Perubahan-
Fisiologi-Dan-Psikologis-Pada-Masa-Kehamilan. Diakses pada 3 Februari
2018
Andri. 2008. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Cakupan Program Pemeriksaan
Kehamilan (K1 Dan K4) di Puskesmas Runding Kota Subulussaman
Provinsi NAD. [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Aprilia, Lika. 2018. Apa itu kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)?.
Dikutip dari https://hellosehat.com/penyakit/kehamilan-ektopik-hamil-di-
luar-kandungan/. Diakses pada pada 3 Februari 2018

Asnadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Bobak , K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakaerta :EGC

Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR.


Djamhoer, Martaadisoebrata. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi.
Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Handayani, Lestari. 2003. Massa Kehamilan dan Pasca-melahirkan. Tanggerang:


PT AgroMedia

Heidy. 2018. Hiperemesis Gravidarum: Gejala, Penyebab, Pengobatan. Dikutip


dari https://mediskus.com/penyakit/hiperemesis-gravidarum. diakses pada 3
Januari 2018

Heidy. 2018. Mola Hidatidosa : Gejala, Penyebab, Pengobatan. Dikutip dari


https://mediskus.com/mola-hidatidosa. Diakses pada pada 3 Januari 2018

Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Indriyani, D., & Asmuji (2014). Buku ajar keperawatan maternitas: Upaya
promotif dan preventif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

54
Indriastuti, Diah. 2015. Jangan lupakan riwayat kehamilan. Dikutip dari
http://www.syauqiya.com/2015/08/jangan-lupakan-riwayat-
kehamilan.html. Diakses pada 5 Februari 2018
Kusniaharsinta, Restu PJ. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ny. K Dengan
Kehamilan Normal. (Online). Dikutip dari
https://id.scribd.com/document/52988608/Asuhan-Kebidanan-Pada-Ny-K-
Dengan-Kehamilan-Normal. diakses pada 4 Februari 2018
Lisa. 2009. Diagnosis Kehamilan. Dikutip dari http://www.lusa.web.id/diagnosis-
kehamilan/. Diakses pada 3 Januari 2018

Manuaba, I. B. G. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.

Mochtar Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Edisi ketiga. Jakarta: EGC.


Murray, Robert K. et. al. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC

Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.


Permata, Rani Intan . 2015. Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Pada Ibu Hamil
Per Sistem. (Online). Dikutip dari
https://id.scribd.com/document/257260953/Perubahan-Fisiologis-Dan-
Psikologis-Pada-Ibu-Hamil-Per-Sistem. Diakses pada 3 Februari 2018
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Rama, Zakii. 2014. BAB IV Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Pada Wanita
Hamil. (Online). Dikutip dari
https://www.academia.edu/11415388/BAB_IV_PERUBAHAN_FISIOLO

55
GIS_DAN_PSIKOLOGIS_PADA_WANITA_HAMIL. Diases pada 3
Februari 2018

Ramli, Rosdiana. 2011. Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil. Makassar: Digi
Pustaka

Roger, watson. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Ruchmawati, Lusa. 2013. Diagnosis Kehamilan. Dikutip dari


https://www.kebidanan.org/diagnosis-kehamilan. Diakses pada 3 Februari
2018

Saifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan.


Maternal Dan Neonata. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-Sarwono.
Prawirohardjo.

Sujiyatini. (2009). Asuhan patologi kebidanan. Yogjakarta : Nuha Medika.

Surniati. 2013. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan


Pemanfaatan Antenatal Care Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Mamasa. [Online]. Availabel at http://repository.unhas.ac.id.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10,
Jakarta: EGC.
Warbid. 2014. Makalah Anatomi Panggul. (Online). Dikutip dari
https://www.scribd.com/document/241049274/MAKALAH-ANATOMI-
PANGGUL-docx. Diakses pada 03 Februari 2018

56

Anda mungkin juga menyukai