Anda di halaman 1dari 11

METODE NEWTON-COTES TERTUTUP

BERDASARKAN TURUNAN PADA TITIK TENGAH

Haryono Ismail

Mahasiswa Program Studi S1 Matematika


Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293

haryonoismail.hi@gmail.com

ABSTRACT

This article discusses a modification closed Newton-Cotes method by adding


the value of the derivative function at the midpoint which is also called
midpoint-derivative based closed Newton-Cotes method to approximate
definite integral. Then, the results of numerical computation show that the
approximation of midpoint-derivative based closed Newton-Cotes method is
closer to the exact solution than closed Newton-Cotes method.
Keywords: Closed Newton-Cotes method, midpoint-derivative, definite integral,
numerical integration

ABSTRAK

Pada artikel ini membahas tentang modifikasi metode Newton-Cotes tertutup


dengan menambahkan nilai turunan fungsi pada titik tengah yang disebut
juga metode Newton-Cotes tertutup berdasarkan turunan pada titik tengah
untuk mengaproksimasi integral tentu. Selanjutnya hasil uji komputasi
menunjukan bahwa nilai aproksimasi dari metode Newton-Cotes tertutup
berdasarkan turunan pada titik tengah lebih mendekati solusi eksak daripada
metode Newton-Cotes tertutup.
Kata kunci: Metode Newton-Cotes tertutup, turunan pada titik tengah,
integral tentu, integrasi numerik

1. PENDAHULUAN

Integral merupakan salah satu bagian penting dari kalkulus. Integral


berperan penting dalam menyelesaikan masalah-masalah seperti pertumbuhan
populasi, volume, panjang busur, luas permukaan dan lainnya. Integral terbagi
menjadi dua bagian yaitu integral tentu dan integral tak tentu. Integral tak
tentu dapat diartikan sebagai kebalikan dari turunan yang sering diistilahkan

1
dengan anti turunan. Dengan mengetahui fungsi anti turunan F (x) dari
integran f (x), integral tentu dari f (x) pada interval [a, b] dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Newton-Leibniz
∫ b
f (x) dx = F (b) − F (a).
a

Terkadang integran f (x) tidak mempunyai fungsi anti turunan yang


2 sin (x)
sederhana, seperti fungsi e±x , , dan sin (x2 ). Selain itu, nilai fungsi f (x)
x
hanya diketahui pada titik-titik xi tertentu saja untuk i = 0, 1, . . . , n. Hal ini
sering terjadi pada nilai-nilai f (xi ) yang berasal dari data eksperimen, seperti
pengambilan sampel. Oleh karena itu, salah satu topik penelitian dalam bidang
matematika adalah bagaimana memperoleh nilai hampiran (aproksimasi) dari
∫b
a
f (x)dx yang tidak dapat diselesaikan secara analitik yaitu menggunakan
integrasi numerik, dengan ketelitian tinggi.
Proses integrasi numerik yang paling umum didasarkan pada interpolasi
terhadap fungsi f . Proses interpolasi dilakukan dengan menggunakan
interpolasi polinomial Pn sehingga fungsi f dapat diaproksimasi seperti berikut:

f (x) ≈ Pn (x).
Untuk menginterpolasi dua titik digunakan interpolasi linear. Sedangkan
untuk menginterpolasi tiga titik digunakan interpolasi kuadratik. Secara umum
untuk menginterpolasi n + 1 titik dapat digunakan interpolasi polinomial
Lagrange yang diberikan oleh rumus

n
Pn (x) = f (xk )Ln,k (x), k = 0, 1, . . . , n,
k=0

dengan
∏n
x − xi
Ln,k (x) = .
i=0
xk − xi
i̸=k

Selanjutnya, dengan mengintegralkan interpolasi polinomial Lagrange,


didapatkan formulasi integrasi numerik atau disebut juga kuadratur yang dapat
ditulis dalam bentuk ∫ b ∑n
f (x)dx ≈ wi f (xi ), (1)
a i=0

dengan ∫ b
wi = Ln,k (x)dx, i = 0, 1, . . . , n.
a

Jika titik-titik integrasi terdistribusi seragam pada interval [a, b], maka
b−a
xi = a + ih dengan h = .
n

2
Aturan integrasi numerik yang paling banyak digunakan dari tipe ini adalah
metode Newton-Cotes. Burden dan Faires [2] menjelaskan bahwa metode
Newton-Cotes terbagi dua, yaitu metode Newton-Cotes terbuka dan metode
Newton-Cotes tertutup. Terdapat beberapa aturan dalam metode Newton-
Cotes tertutup diantaranya aturan Trapesium, aturan Simpson, aturan
Simpson 3/8 dan aturan Boole.
Metode Newton-Cotes banyak dikembangkan untuk mendapatkan tingkat
ketelitian yang lebih tinggi, diantaranya diusulkan oleh Dehghan et al. [5]
yaitu perbaikan aturan kuadratur dari metode Newton-Cotes tertutup. Metode
ini diaplikasikan oleh Babolian et al. [3] ke dalam Gauss-Legendre kuadratur.
Selanjutnya Burg [4] mengusulkan Newton-Cotes tertutup berdasarkan turunan
yang menggunakan nilai-nilai fungsi yang berjarak sama dan dua nilai turunan
pada titik akhir. Ketelitian metode dalam [4] lebih tinggi dari Newton-Cotes
tertutup biasa.
Pada artikel ini dibagian dua dibahas metode baru yang merupakan
modifikasi dari metode Newton-Cotes tertutup yaitu dengan menambahkan
nilai turunan fungsi pada titik tengah [9] yang bertujuan untuk memperoleh
aproksimasi integral tentu yang memiliki ketelitian tinggi. Selanjutnya di
bagian tiga dijelaskan tentang analisis error untuk mengetahui keakuratan dari
rumus yang diperoleh dari nilai error yang didapatkan, kemudian dilanjutkan
dibagian keempat dengan melakukan komputasi numerik terhadap dua contoh
fungsi uji.

2. METODE NEWTON-COTES TERTUTUP


BERDASARKAN TURUNAN PADA TITIK TENGAH
Metode yang umum digunakan untuk mencari integral tentu adalah metode
Newton-Cotes. Metode Newton-Cotes tertutup yang biasa disajikan dalam
buku teks analisis numerik hanya melibatkan suatu fungsi tanpa melibatkan
turunan. Oleh karena itu, pada artikel ini disajikan metode Newton-Cotes
tertutup dengan menambahkan nilai turunan fungsi pada titik tengah.
Misalkan terdapat n+1 titik yang berbeda pada interval [a, b] yaitu
xn − x0
a = x0 < x1 < x2 < · · · < xn−1 < xn = b dan h = adalah panjang
n
dari setiap subinterval. Selanjutnya dengan menambahkan turunan ∫ x di titik
tengah pada persamaan (1), diperoleh rumus untuk menghitung x0n f (x)dx
berikut:
∫ xn ∑n ( )
(n+1) x0 + xn
f (x)dx ≈ wi f (xi ) + q0 f , (2)
x0 i=0
2

untuk n ganjil dan


∫ xn ∑
n ( )
x0 + xn
f (x)dx ≈ wi f (xi ) + q0 f (n+2)
, (3)
x0 i=0
2

3
untuk n genap, dengan wi merupakan bobot fungsi f , q0 bobot untuk turunan
titik tengah fungsi f dan n banyaknya subinterval.
Nilai bobot dapat dihitung dengan menyelesaikan sistem persamaan yang
diperoleh dengan mengganti nilai f (x) dengan monomial xk dengan
k = 0, 1, . . . , n + 1 untuk n ganjil dan k = 0, 1, . . . , n + 2 untuk n genap.

Aturan Trapesium Berdasarkan Turunan pada Titik Tengah


∫x
Aproksimasi x0n f (x)dx untuk sebuah subinterval (n = 1) dapat dihitung
menggunakan rumus pada persamaan (2) sehingga diperoleh
∫ x1 ( )
(2) x0 + x1
f (x)dx ≈ w0 f (x0 ) + w1 f (x1 ) + q0 f . (4)
x0 2

Selanjutnya, nilai f (x) pada persamaan (4) diganti dengan monomial xk


untuk k = 0, 1, 2 sehingga diperoleh sistem persamaan nonlinear berikut:
∫ x1 
1dx = x1 − x0 = w0 + w1 , 



∫ x1 

x 0
x1 − x0
2 2 
xdx = = w0 x0 + w1 x1 , (5)
∫ xx01 2 

x1 3 − x0 3 


x2 dx = = w0 x0 2 + w1 x1 2 + 2q0 . 

x0 3

Persamaan (5) dapat ditulis dalam bentuk matriks berikut:


 
   x1 − x0
1 1 0 w0  x1 2 − x0 2 
 x0 x1 0   w1  =  

. (6)
2 2
2
 x 3−x 3 
x0 x1 2 q0 1 0
3
Selanjutnya, dengan menyelesaikan persamaan (6), diperoleh nilai bobot
h h3
w0 = w1 = dan q0 = − . Kemudian nilai bobot yang diperoleh
2 12
disubstitusikan ke persamaan (4) sehingga untuk nilai n = 1 diperoleh
persamaan
∫ x1 ( )
h h3 ′′ x0 + x1
f (x)dx ≈ (f (x0 ) + f (x1 )) − f . (7)
x0 2 12 2

Persamaan (7) disebut juga dengan aturan Trapesium berdasarkan turunan


pada titik tengah. Derajat keakuratan dari metode ini adalah tiga.
Misalkan interval [a, b] dipartisi sebanyak n subinterval. Kemudian
dengan mensubstitusikan aturan Trapesium berdasarkan turunan pada titik
tengah ke setiap subinterval, diperoleh bentuk komposit dari aturan Trapesium

4
berdasarkan turunan pada titik tengah berikut:
∫ ( ∑ ) ( )
(h)3 ∑ ′′ xj−1 + xj
xn n−1 n
h
f (x)dx ≈ f (x0 ) + 2 f (xi ) + f (xn ) − f .
x0 2 i=1
12 j=1
2

Aturan Simpson Berdasarkan Turunan pada Titik Tengah


∫x
Aproksimasi x0n f (x)dx untuk dua buah subinterval (n = 2) dapat dihitung
menggunakan rumus pada persamaan (3) sehingga diperoleh
∫ x2 ( )
(4) x0 + x2
f (x)dx ≈ w0 f (x0 ) + w1 f (x1 ) + w2 f (x2 ) + q0 f . (8)
x0 2

Selanjutnya, nilai f (x) pada persamaan (8) diganti dengan monomial


xk untuk k = 0, 1, 2, 3, 4 sehingga diperoleh sistem persamaan nonlinear
berikut:
∫ x2 
1dx = x2 − x0 = w0 + w1 + w2 , 



∫ xx0 2 

x2 − x0
2 2 



xdx = = w0 x0 + w1 x1 + w2 x2 , 

∫ x02 2 

x
x 3
− x 3 
2 2 0 2 2 2
x dx = = w0 x0 + w1 x1 + w2 x2 , (9)
∫x0x2 3 

x2 4 − x0 4 



x3 dx = = w0 x0 3 + w1 x1 3 + w2 x2 3 , 

∫ x2 4 

x 0 

x2 − x0
5 5

4
x dx = = w0 x0 + w1 x1 + w2 x2 + 24q0 . 
4 4 4

x0 5

Persamaan (9) dapat ditulis dalam bentuk matriks berikut:


 
x2 − x0
   x 2 − x0 2 
1 1 1 0    2 
 2 3 
 x0 x1 x2 0  w0  x 3− x0 
 2   w1   2 
 x0 x1 x22 2
0  = 
 3    4 3 4 . (10)
 x 0 x 1 3 x 2 3 0  w2  x2 − x0 
q0  
x0 4 x1 4 x2 4 24  4 
 5 
x2 − x0 5
5
Persamaan (10) dapat dinotasikan menjadi A · X = B. Nilai bobot pada

5
matriks X dapat dihitung dengan menggunakan sifat matriks yaitu

A · X =B
A · A · X =AT · B
T

−1
X =(AT · A) · AT · B, (11)
−1
dimana AT merupakan matriks transpose dari A dan (AT · A) merupakan
matriks invers dari (AT · A).
Selanjutnya, dengan menyelesaikan persamaan (10) menggunakan sifat
h
matriks pada persamaan (11), diperoleh nilai bobot w0 = w2 = ,
3
4h h5
w1 = dan q0 = − . Kemudian nilai bobot yang diperoleh disubstitusikan
3 90
ke persamaan (8) sehingga untuk nilai n = 2 diperoleh persamaan
∫ x2 ( ) ( )
h h5 (4) x0 + x2
f (x)dx ≈ f (x0 ) + 4f (x1 ) + f (x2 ) − f . (12)
x0 3 90 2

Persamaan (12) disebut juga dengan aturan Simpson berdasarkan turunan


pada titik tengah. Derajat keakuratan dari metode ini adalah lima.
Misalkan n merupakan bilangan bulat kelipatan dua atau bilangan
bulat genap. Kemudian interval [a, b] dipartisi sebanyak n subinterval.
Selanjutnya dengan mensubstitusikan aturan Simpson berdasarkan turunan
pada titik tengah ke setiap subinterval, diperoleh bentuk komposit dari
aturan Simpson berdasarkan turunan pada titik tengah berikut:
∫ xn ( ∑
(n/2)−1

n/2 )
h
f (x)dx ≈ f (x0 ) + 2 f (x2i ) + 4 f (x2i−1 ) + f (b)
x0 3 i=1 i=1
( )
(h)5 ∑ (4) x2j−2 + x2j
n/2
− f .
90 j=1 2

Selanjutnya dengan menggunakan cara yang sama untuk memperoleh


aturan Trapesium dan aturan Simpson berdasarkan turunan pada titik tengah
beserta bentuk kompositnya, pada bagian berikutnya diperoleh aturan
Simpson 3/8 dan aturan Boole berdasarkan turunan pada titik tengah
beserta bentuk kompositnya.

Aturan Simpson 3/8 Berdasarkan Turunan pada Titik Tengah

Aturan Simpson 3/8 berdasarkan turunan pada titik tengah untuk n = 3

6
diperoleh
∫ x3 ( )
3h
f (x)dx ≈ f (x0 ) + 3f (x1 ) + 3f (x2 ) + f (xn )
8
x0
( )
3h5 (4) x0 + xn
− f .
80 2

Derajat keakuratan dari metode ini adalah lima.


Aturan Simpson 3/8 komposit berdasarkan turunan pada titik tengah
untuk subinterval n merupakan bilangan bulat kelipatan tiga diperoleh
∫ xn ( ∑
(n/3)−1

(n/3)−1

(n/3)−1
3h
f (x)dx ≈ f (x0 ) + 3 f (x3i+1 ) + 2 f (x3i ) + 3 f (x3i+2 )
x0 8 i=0 i=1 i=0
) ( )
3h5 ∑ (4) x3j−3 + x3j
n/3
+ f (xn ) − f .
80 j=1 2

Aturan Boole Berdasarkan Turunan pada Titik Tengah

Aturan Boole berdasarkan turunan pada titik tengah untuk n = 4 diperoleh


∫ x4 (
2h
f (x)dx ≈ 7f (x0 ) + 32f (x1 ) + 12f (x2 ) + 32f (x3 )
45
x0
) ( )
8h7 (6) x0 + xn
+ 7f (xn ) − f .
945 2

Derajat keakuratan dari metode ini adalah tujuh.


Aturan Boole komposit berdasarkan turunan pada titik tengah untuk
subinterval n merupakan bilangan bulat kelipatan empat diperoleh
∫ xn ( ∑
(n/4)−1

(n/4)−1
2h
f (x)dx ≈ 7f (x0 ) + 32 f (x4i+1 ) + 14 f (x4i )
x0 45 i=0 i=1


(n/4)−1

(n/4)−1 )
+ 12 f (x4i+2 ) + 32 f (x4i+3 ) + 7f (xn )
i=0 i=0
( )
8h7 ∑ (6) x4j−4 + x4j
n/4
− f .
945 j=1 2

3. ANALISIS ERROR

Pada artikel ini diberikan bentuk error metode Newton-Cotes tertutup

7
berdasarkan turunan pada titik tengah. Bentuk error diperoleh dengan
menggunakan konsep dari ketelitian terkait perbedaan antara rumus kuadratur
xp+1 1 ∫ b p+1 (bp+2 − ap+2 )
untuk monomial dan nilai eksak x dx =
(p + 1)! (p + 1)! a (p + 2)!
dimana p merupakan ketelitian dari rumus kuadratur.

Teorema 1 Bentuk error dari aturan Trapesium (n = 1) dengan turunan


pada titik tengah adalah
∫ b ( )
b−a (b − a)3 ′′ a + b (b − a)5 (4)
f (x)dx = (f (a) + f (b)) − f − f (ξ),
a 2 12 2 480

dengan ξ ∈ (a, b). Jadi aturan ini mempunyai keakuratan pada orde kelima
(b − a)5 (4)
dengan bentuk error R1 (f ) = − f (ξ) dan pada bentuk kompositnya
480
mempunyai keakuratan pada orde keempat.
Bukti. Dapat dilihat pada Zhao dan Li [9].

Teorema 2 Bentuk error dari aturan Simpson (n = 2) dengan turunan pada


titik tengah adalah
∫ b ( ( ) ) ( )
b−a a+b (b − a)5 (4) a + b
f (x)dx = f (a) + 4f + f (b) − f
a 6 2 2880 2
(b − a) (6)
7
− f (ξ),
241920
dengan ξ ∈ (a, b). Jadi aturan ini mempunyai keakuratan pada orde ketujuh
(b − a)7 (6)
dengan bentuk error R2 (f ) = − f (ξ) dan pada bentuk kompositnya
241920
mempunyai keakuratan pada orde keenam.
Bukti. Dapat dilihat pada Zhao dan Li [9].

Teorema 3 Bentuk error dari aturan Simpson 3/8 (n = 3) dengan turunan


pada titik tengah adalah
∫ b ( ( ) ( ) )
b−a 2a + b 2a + b
f (x)dx = f (a) + 3f + 3f + f (b)
8 3 3
a
( )
(b − a)5 (4) a + b 23(b − a)7 (6)
− f − f (ξ),
6480 2 9797760

dengan ξ ∈ (a, b). Jadi aturan ini mempunyai keakuratan pada orde ketujuh
yang lebih tinggi dari metode Simpson dan bentuk kompositnya mempunyai
23(b − a)7 (6)
keakuratan pada orde keenam dengan bentuk error R3 (f ) = − f (ξ).
9797760
Bukti. Dapat dilihat pada Zhao dan Li [9].

8
Teorema 4 Bentuk error dari aturan Boole (n = 4) dengan turunan pada
titik tengah adalah
∫ b ( ( ) ( ) ( )
b−a 3a + b a+b a + 3b
f (x)dx = 7f (a) + 32f + 12f + 32f
90 4 2 4
a
) ( )
(b − a) (6) a + b
7
17(b − a) (8)
9
+ 7f (b) − f − f (ξ),
1935360 2 45 · 211 · 8!

dengan ξ ∈ (a, b). Jadi aturan ini mempunyai keakuratan pada orde
kesembilan yang lebih tinggi dari metode Simpson 3/8 dan bentuk
kompositnya mempunyai keakuratan pada orde kedelapan dengan bentuk
17(b − a)9 (8)
error R4 (f ) = − f (ξ).
45.211 .8!
Bukti. Dapat dilihat pada Zhao dan Li [9].

4. UJI KOMPUTASI

Pada bagian ini, dilakukan uji komputasi menggunakan aturan-aturan pada


metode Newton-Cotes tertutup dan metode Newton-Cotes tertutup
berdasarkan turunan pada titik tengah untuk membandingkan metode mana
yang lebih baik dan lebih cepat dalam mendekati solusi eksak. Berikut ini
merupakan dua contoh fungsi beserta solusi eksak yang digunakan dalam
melakukan uji komputasi yaitu
∫2
1. 0 ex dx = 6.389056098930650,
∫2
2. 1 x1 dx = 0.693147180559945.

Hasil komputasi dari dua contoh yang digunakan diberikan pada Tabel 1.
Pada Tabel 1 terdapat notasi yang digunakan yaitu n merupakan jumlah
subinterval, Tn merupakan aturan Trapesium, M Tn merupakan aturan
Trapesium dengan turunan pada titik tengah, Sn merupakan aturan Simpson,
M Sn merupakan aturan Simpson dengan turunan pada titik tengah, Sn3/8
merupakan aturan Simpson 3/8, M Sn3/8 merupakan aturan Simpson 3/8
dengan turunan pada titik tengah, Bn merupakan aturan Boole, M Bn
merupakan aturan Boole dengan turunan pada titik tengah.

9
Tabel 1: Perbandingan hasil komputasi metode Newton-Cotes tertutup dan
metode Newton-Cotes tertutup berdasarkan turunan pada titik tengah
∫b
a
f (x)dx Aturan n Hasil Komputasi Error
Tn 20 6.394379425188750 5.32e − 003
M Tn 20 6.389057429548362 1.33e − 006
Sn 40 6.389056320706871 2.22e − 007
∫2
0
ex dx M Sn 40 6.389056098957052 2.64e − 011
Sn3/8 60 6.389056197501120 9.86e − 008
M Sn3/8 60 6.389056098945646 1.50e − 011
Bn 80 6.389056098933951 3.30e − 012
M Bn 80 6.389056098930651 8.88e − 016
Tn 20 0.693303381792694 1.56e − 004
M Tn 20 0.693147253676607 7.31e − 008
Sn 40 0.693147192747956 1.22e − 008
∫2 1
1 x
dx M Sn 40 0.693147180567545 7.60e − 012
Sn3/8 60 0.693147185977777 5.42e − 009
M Sn3/8 60 0.693147180564262 4.32e − 012
Bn 80 0.693147180560896 9.50e − 013
M Bn 80 0.693147180559946 8.88e − 016

Selanjutnya perbandingan setiap aturan yang menggunakan jumlah


subinterval yang sama pada kedua metode dapat dilihat pada tabel yang
diberikan. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil aproksimasi dari
kedua contoh menggunakan aturan-aturan pada metode Newton-Cotes
tertutup berdasarkan turunan pada titik tengah lebih cepat untuk mendekati
solusi eksak. Selain itu, nilai error dari masing-masing aturan pada metode
Newton-Cotes tertutup berdasarkan turunan pada titik tengah juga lebih
kecil sehingga ketelitian dari metode ini lebih tinggi.

Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak


Supriadi Putra, M.Si. yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] R. G. Bartle dan D. R. Shebert, Introduction to Real Analysis, Fourth
Edition, John Wiley & Sons., New York, 2011.

[2] R. L. Burden dan J. D. Faires, Numerical Analysis, Ninth Edition.,


Brooks/Cole, Boston, 2010.

10
[3] E. Babolian, M. Masjed-Jamei dan M. R. Eslahci, On numerical
improvement of Gauss-Legendre quadrature rules, Applied Mathematics
and Computation, 160 (2005), 779-789.

[4] C. O. E. Burg, Derivative based closed Newton-Cotes numerical


quadrature, Applied Mathematics and Computation, 218 (2012), 7052-
7065.

[5] M. Dehghan, M. Masjed-Jamai dan M. R. Eslahchi, On numerical


improvement of closed Newton-Cotes quadrature rules, Applied
Mathematics and Computation, 165 (2005), 251-260.

[6] D. Kincaid dan W. Cheney, Numerical Analysis Mathematics of Scientific


Computing., Brooks/Cole, Pacific Grove, 1991.

[7] R. Kress, Numerical Analysis., Springer, New York, 1998.

[8] J. H. Mathews dan K. D. Fink, Numerical Methods using Matlab, Fourth


Edition., Prentice-Hall, New Jersey, 2004.

[9] W. Zhao dan H. Li, Midpoint derivative based closed Newton-Cotes


quadrature, Abstract and Applied Analysis, 492507 (2013), 1-10.

11

Anda mungkin juga menyukai