Anda di halaman 1dari 16

AB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien Tn. G dengan gastritis yang dirawat di Ruang Perawatan Interna RS. Tk. II
Pelamonia Makassar. Klien masuk rumah sakit tanggl 27 Juli 2003 dan mulai dirawat
oleh penulis dari tanggal 28 sampai dengan 29 Juli 2003 dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini diuraikan secara sistematis mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas pasien
1) Nama : Tn. “G”
2) Umur : 76 tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Pendidikan : Tamat SR
5) Pekerjaan : Veteran
6) Pendapatan : Rp. 75.000,-
7) Agama : Islam
8) Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
9) Status : Kawin
10) Alamat : Bontolanra
b. Identitas penanggung
1) Nama : Ny. “S”
2) Umur : 58 tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Pendidikan : Tidak sekolah
5) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6) Pendapatan : -
7) Agama : Islam
8) Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
9) Status : Kawin
10) Alamat : Bontolanra
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama : klien mengeluh sakit ulu hati.
2) Riwayat keluhan utama : ini dialami empat hari lalu disertai muntah banyak kali.
Sebelumnya klien makan coto, klien lalu berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke RS.
TK. II Pelamonia Makassar. Pada tanggal 28 Juli 2003 klien mengeluh mual, muntah
tidak lagi, nafsu makan kurang.
a) Hal yang memperberat keluhan : jika klien makan makanan yang pedis.
b) Hal yang meringankan keluhan : jika klien makan sedikit-sedikit.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Klien mulai merasa sakit ulu hati sejak tahun 1983.
2) Klien sudah empat kali dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama. Klien
dan keluarga sudah lupa tanggal dan tahun opname sebelumnya.
3) Klien tidak pernah dioperasi.
4) Klien tidak pernah kecelakaan.
5) Dulu klien suka merokok tapi sekarang hanya sesekali saja.
6) Klien suka minum kopi.
c. Riwayat kesehatan keluarga

Genogram 3 generasi

45 thn

76 thn 58 thn

30 thn 27 thn 25 thn

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Sudah meninggal
: Tinggal serumah

1) Orang tua dari ayah dan ibu klien meninggal tidak diketahui waktu dan penyebabnya.
2) Ayah dan ibu klien serta saudaranya yang meninggal tidak diketahui waktu dan
penyebabnya.
3) Saudara dari klien yang meninggal tidak diketahui waktu dan penyebabnya.
4) Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dan penyakit
menular.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Klien tampak lemah.
b. Kesadaran : Composmentis.
c. Tinggi badan dan berat badan tidak diukur.
d. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 90/50 mmHg
2) Nadi : 72 x/menit
3) Pernafasan : 20 x/menit
4) Suhu : 36,50C
e. Kulit
Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada eritema, kulit tidak pucat.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit baik.

f. Kepala
Inspeksi : rambut beruban, penyebaran tidak merata, keadaan kulit kepala tampak bersih, tidak
tampak adanya luka/massa.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa.
g. Muka
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak pucat, ekspresi wajah tampak meringis, klien tampak
murung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya benjolan.
h. Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya oedema pada palpebra, sclera tidak
icterus, conjungtiva tidak pucat, refleks cahaya pada pupil kanan positif pada pupil
kiri negatif (katarak), bulu mata menyebar rata, bola mata dapat bergerak ke segala
arah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada peningkatan tekanan intrakokuler.
i. Hidung
Inspeksi : tidak tampak adanya deviasi septum dan polip, tidak tampak adanya sekret atau
perdarahan.
Palpasi : tidak ada nyeri pada sinus frontalis, ethmoidalis, maksillaris.

j. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya peradangan, tidak ada serumen/sekret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tragus, mastoid.
k. Mulut
Inspeksi : bibir tidak kering, tidak cyanosis, gusi tidak ada peradangan, lidah tidak kotor, klien
memakai gigi palsu.
l. Tenggorokan
Inspeksi : posisi ovula di tengah, tidak tampak adanya peradangan pada tonsil.
m. Leher
Inspeksi : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
n. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal diameter anterior posterior : transversal 1 : 2, pengembangan
dada seimbang kiri dan kanan, tipe pernafasan eupnea, frekuensi pernafasan 20
x/menit, irama pernafasan teratur.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, vokal fremitus getaran seimbang kiri dan kanan.
Perkusi : sonor pada semua lapang paru, pekak pada ICS 3 – 5 midklavikula kiri, batas paru-
paru – hepar pekak pada ICS 6, batas paru-paru – lambung tympani pada ICS 8.
Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler di seluruh lapang paru.
o. Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis.
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : pekak pada daerah jantung ICS 3 – 5 dada kiri.
Auskultasi: S I : trikuspidalis pada ICS 5 midklavikula kiri, mitral pada ICS 4 linea parsternalis
kiri, terdengar murni dan teratur, tidak terdengar bunyi tambahan.
S II : aorta pada ICS 2 parasternalis kanan, pulmonal pada ICS 2 parasternalis kiri,
terdengar murni dan teratur, tidak terdengar bunyi tambahan.
p. Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, tidak tampak adanya luka, warna kulit sama dengan sekitarnya.
Auskultasi: peristaltik usus 8 x/menit, durasi 4 detik, interval teratur.
Perkusi : tympani pada area abdomen, pekak pada area hepar.
Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan daerah di bawah processus xifoideus, tidak
teraba pembesaran hepar, ginjal.
Keluhan : klien mengeluh sakit ulu hati.

q. Genitalia dan anus


Tidak dilakukan pemeriksaan berhubung karena pada anamnesis tidak didapatkan
adanya keluhan pada organ tersebut.
r. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Inspeksi : pergerakan kiri/kanan simetris, kekuatan otot 5/5, tidak tampak adanya oedema,
tidak ada atropi otot.
Refleks : biceps kanan/kiri : +/+
triceps kanan/kiri : +/+
sensori : dapat merasa nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat membedakan kasar
dan halus, tampak terpasang infus Dex 5 % 20 tts/menit.
2) Ekstremitas bawah
Inspeksi : klien bisa berjalan dengan dibantu, kekuatan otot kanan/kiri 5/5, tidak tampak
adanya oedema, tidak ada atropi otot.
Palpasi : KPR kanan/kiri +/+
APR kanan/kiri +/+
Sensori : dapat merasakan nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat membedakan
kasar dan halus.

4. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium tanggal 9 Juni 2003 Normal
Ureum darah : 45,3 mgr/dl 10 – 50 mgr/dl
Kreatinin darah : 1,3 mgr/dl 0,7 – 1,1 mgr/dl
Asam urat : 4,7 mgr/dl 3,6 – 7/2,3 – 6 mgr/dl
Glukosa sewaktu : 108,0 mgr/dl 70 – 140 mgr/dl
Hb : 11,6 gr% 14 – 16 gr %
Leukosit : 4.800/mm3 5000 – 10.000/mm3
Eosinofil : 2%
Segmen : 5,6 %
Limfosit : 41 %
Monosit : 1%
Urine lengkap :
Protein : (-)
Reduksi : (-)
Urobilin : (-)
Bilirubin : (-)
Leukosit : 3–5
Eritrosit : 2–3
Epitel : 1–2
Uric acid : 2–3

5. Pola Kegiatan Sehari-Hari


a. Nutrisi
1) Kebiasaan :
a) Pola makan : nasi, sayur, lauk.
b) Frekuensi : 3 x/hari
c) Nafsu makan : baik
d) Makanan kesukaan : buah-buahan
e) Makanan pantang : tidak ada
f) Banyak minum/hari : 2500 cc/hari
2) Perubahan setelah sakit :
a) Pola makan : bubur, sayur, lauk.
b) Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu, disertai mual, nafsu makan kurang,
keluarga mengatakan klien hanya makan ½ porsi.
b. Eliminasi
1) BAK
a) Kebiasaan :
(1) Frekuensi : 4 – 5 x/hari
(2) Warna : kuning
(3) Bau : pesing
(4) Jumlah/hari : tidak diukur
b) Perubahan setelah sakit : tidak ada.
2) BAB
a) Kebiasaan :
(1) Frekuensi : 1 x/hari
(2) Konsistensi : padat
(3) Warna : kuning kecoklatan
b) Perubahan setelah sakit : klien belum pernah BAB.
c. Personal hygiene
1) Kebiasaan :
a) Mandi : 2 x/hari memakai sabun mandi.
b) Sikat gigi : klien memakai gigi palsu.
c) Keramas : 3 x seminggu memakai shampo.
d) Ganti baju : 1 x sehari.
2) Perubahan setelah sakit : keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.
d. Istirahat dan tidur
1) Kebiasaan :
a) Tidur malam jam 22.00 – 04.30 wita.
b) Tidur siang jam 15.00 – 16.00 wita.
2) Perubahan setelah sakit : klien mengatakan sesekali terbangun karena sakit ulu hati.

e. Olahraga dan aktivitas


1) Kebiasaan :
a) Klien sering olahraga yaitu jalan-jalan sore.
b) Klien berolahraga secara teratur.
2) Perubahan setelah sakit :
a) Klien tidak pernah olahraga
b) Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.
c) ADL klien tampak dibantu ; makan dan minum.
d) Jika ke kamar mandi klien dibantu.

6. Pola Interaksi Sosial


a. Orang yang terdekat dengan klien adalah istri.
b. Klien mudah mendapat teman.
c. Jika mempunyai masalah, dibicarakan dengan keluarga.
d. Interaksi dengan keluarga baik.

7. Kesehatan Sosial
Keadaan rumah dan lingkungan menurut klien :
a. Kebersihan rumah : bersih
b. Status : milik sendiri.
c. Jumlah penghuni : 5 orang
d. Suasana rumah : klien mengatakan rumah tidak bising.
8. Keadaan Psikologis Selama Sakit
a. Persepsi klien tentang penyakitnya : klien menerima dengan sabar.
b. Harapan klien terhadap keadaannya yaitu ingin cepat sembuh.
c. Pola interaksi klien dengan petugas rumah sakit baik.
d. Klien tampak gelisah.

9. Kegiatan Keagamaan
Klien rajin shalat lima waktu.

10. Perawatan dan Pengobatan


a. Perawatan : istirahat dan diet lunak.
b. Pengobatan
1) IVFD RL : Dex 5 % 1 : 1 20 tts/menit.
2) Kapsul maag 3 x 1
3) Ulcidex 2 x 1
4) Dexanta 3 x 1
5) Kotrimoxazole 3 x 1
6) PCT kalau perlu.

B. Klasifikasi Data
1. Data subjektif :
a. Klien mengeluh sakit ulu hati sejak empat hari lalu disertai mual.
b. Keluarga mengatakan klien makan hanya setengah porsi.
c. Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
d. Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.
e. Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.
f. Klien berharap dapat cepat sembuh.
2. Data objektif
a. Ekspresi wajah tampak meringis.
b. Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah processus xifoideus.
c. Klien tampak lemah.
d. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/50 mmHg Nadi : 72 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,50C
e. Klien tampak murung.
f. Porsi makan tidak dihabiskan.
g. ADL klien tampak dibantu : makan dan minum, bila pasien ke kamar mandi dibantu.
h. Klien nampak gelisah.

C.
Tabel 3. 1

Analisa Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Kontak penyebab Nyeri.
- Klien mengatakan me- 
ngeluh sakit ulu hati Iritasi mukosa lambung
sejak 4 hari lalu disertai 
mual, nafsu makan Peradangan pada lambung
kurang. 
DO : Pelepasan zat bradikinin
- Ekspresi wajah nampak dan histamin
meringis. 
- Nyeri tekan pada abdo- Merangsang reseptor
men kuadran kiri atas, nyeri
daerah di bawah proces- 
sus xifoideus. Rangsangan pada
- Tanda-tanda vital : thalamus
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
T : 90/50 mmHg 
N : 72 x/menit Nyeri dipersepsikan di
P : 20 x/menit cortex cerebri
S : 36,50C 
Nyeri
2. DS : Lanjutan tabel 3.1 Gangguan pe-
- Klien mengeluh sakit menuhan
Kontak penyebab
ulu hati sejak 4 hari lalu nutrisi kurang

disertai mual, nafsu ma- dari ke-
Iritasi mukosa lambung
kan kurang. butuhan.

- Keluarga mengatakan
Pelepasan histamin,
klien hanya makan sete-
bradikinin, serotonin,
ngah porsi.
prostaglandin
DO :

- Keadaan umum tampak
Stimulus chemoreseptor
lemah.
trigger zone
- Porsi makan tidak diha-

biskan.
Stimulus pada pusat
- Hb : 11,6 gr %
muntah di medulla
oblongata

Koordinasi aktivitas gerak
dari lambung

Mual, muntah

3. DS : Lanjutan tabel 3.1 Intoleransi


- Klien mengatakan akti-vitas.
Intake yang kurang
kebu-tuhannya dipenuhi

dan dibantu oleh
Tubuh kekurangan zat
keluarga.
nutrisi sehingga energi
- Keluarga mengatakan
yang terbentuk dari hasil
klien mandi dengan
metabolisme berkurang
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
cara dilap basah. 
DO : Kelemahan fisik
- Klien tampak lemah. 
- ADL tampak dibantu : Intoleransi aktivitas
makan dan minum, bila
klien ke kamar mandi
dibantu.
4. DS : Proses penyakit Kecemasan.
- Klien sering bertanya 
tentang penyakitnya. Stressor
- Klien berharap dapat 
ce-pat sembuh. Cemas
DO :
- Klien tampak murung.
- Klien tampak gelisah.

D. Prioritas Masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada lambung,
ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu makan kurang.
DO :
- Ekspresi wajah tampak meringis.
- Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah processus xifoideus.
- Tanda-tanda vital :
T : 90/50 mmHg
N : 72 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,50C
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuuah tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu makan kurang.
- Keluarga mengatakan klien hanya makan setengah porsi.

DO :
- Keadaan umum tampak lemah.
- Porsi makan tidak dihabiskan.
- Hb : 11,6 gr %

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan :


DS :
- Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.
- Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.
DO :
- Klien tampak lemah.
- ADL tampak dibantu : makan dan minum, jika ke kamar mandi klien dibantu.

4. Cemas berhubungan dengan proses penyakitnya, ditandai dengan :


DS :
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
- Klien berharap dapat cepat sembuh.
DO :
- Klien tampak murung.
- Klien tampak gelisah..

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan menguraikan secara singkat mengenai kesenjangan
antara landasan teori dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan
gastritis di Ruang Interna RS. TK. II Pelamonia Makassar dari tanggal 28 – 29 Juli
2003 dengan menggunakan proses keperawatan. Adapun kesenjangan yang penulis
dapatkan adalah sebagai berikut :
A. Pengkajian
Pada saat pengkajian pada Tn. G didapatkan data yaitu sakit ulu hati, mual,
nafsu makan kurang, sebelumnya klien muntah banyak kali tapi pada saat pengkajian
klien sudah tidak muntah. Sedangkan menurut teori kepustakaan gastritis mempunyai
karakteristik yaitu adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium,
mual dan muntah. Di sini penulis tidak menemukan kesenjangan antara data teori dan
praktek.

B. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian pada studi kasus didapatkan diagnosa keperawatan yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada lambung.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
4. Cemas berhubungan dengan proses penyakitnya.
Sedangkan menurut literatur diagnosa keperawatan utama pada gastritis mencakup :
Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien
yang tidak adekuat.
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
Dengan demikian ada dua diagnosa keperawatan yang tidak terdapat pada
tinjauan kasus yaitu :
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
Diagnosa ini tidak ditegakkan karena klien sudah dirawat pada hari kedua saat
dilakukan pengkajian dan klien sudah tidak muntah serta telah mendapatkan terapi
IVFD RL Dex 5 % 1 : 1 20 tts/menit.
2. Kurang pengetahuan tentang pentalaksanaan diet dan proses penyakit.
Diagnosa ini tidak ditegakkan karena penulis telah mengangkat diagnosa kecemasan
berhubungan dengan proses penyakitnya yang pada prinsipnya tujuan dan
intervensinya hampir sama.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak terdapat dalam teori tetapi
didukung oleh data yang ada yaitu :
1. Intoleransi aktivitas.
Hal ini ditunjang oleh adanya data yaitu intake yang tidak adekuat dimana klien hanya
makan setengah porsi menyebabkan kondisi klien lemah dan kebutuhan klien dipenuhi
di tempat tidur dengan dibantu oleh keluarga.

C. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, selanjutnya penulis menetapkan tujuan
dan hasil yang dicapai serta intervensi yang tepat disesuaikan dengan masalah,
kebutuhan dan respon yang diberikan oleh klien.
Masalah kebutuhan dan respon keluarga mendasari penyusunan rencana
keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan pada gastritis disesuaikan dengan
kondisi aktual yang ditemukan.
Penyusunan rencana ini melibatkan keluarga dan sumber lainnya yang menjadi
dasar dalam penyusunan rencana keperawatan pada situasi yang nyata sehingga
rencana keperawatan yang disusun menjadi efektif bagi pemenuhan masalah dan
kebutuhan klien yang terganggu ditinjau dari kebutuhan dasar manusia.
Adapun rencana keperawatan pada diagnosa yang tidak terdapat dalam studi
kasus yaitu :
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan.
Kriteria : muntah tidak ada, klien minum 6 – 8 gelas/hari.
Intervensi keperawatan :
a. Pantau masukan dan urine yang keluar setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda awal
dehidrasi (haluaran urine minimal 30 ml/jam, masukan minimal 1,5 L/hari.
b. Observasi adanya indikator gastritis hemoragi ; takikardia, hipotensi, dan
hematemesis (muntah darah).
c. Berikan cairan intravena (3 L/hari) jika klien tidak bisa makan.
2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit
Tujuan : meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.
Kriteria : klien mengatakan mengerti tentang diet dan proses penyakit gastritis.
Intervensi keperawatan :
Beri HE kepada klien tentang diet gastritis dan proses penyakit gastritis.
Jelaskan kepada klien makanan yang perlu dihindari.
Beri HE kepada klien yang menderita anemia pernisiosa tentang kebutuhan terhadap
injeksi vitamin B12jangka panjang.
Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian antibiotika dan obat-obatan untuk
menurunkan sekresi lambung.

D. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan didasarkan pada hal-hal yang telah direncanakan
sebelumnya dan disesuaikan dengan masalah, kebutuhan dan respon klien dan
keluarga. Ffaktor pendukung dalam implementasi didasarkan yaitu klien dan keluarga
cukup kooperatif serta adanya kerjasama dari perawat dan tenaga kesehatan lainnya
selama intervensi dilaksanakan sehingga hampir semua implementasi dilakukan oleh
penulis. Hal ini juga dikarenakan adanya dukungan sarana yang ada.

E. Evaluasi
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah melaksanakan evaluasi dan dilaksanakan
setiap hari sesuai dengan implementasi yang dilakukan.
Evaluasi yang diharapkan untuk diagnosa yang tidak didapatkan dalam studi
kasus yaitu :
1. Terdapat tanda-tanda keseimbangan cairan :
a. Mentoleransi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter setiap hari.
b. Minum 6 – 8 gelas setiap hari.
c. Urine yang keluar kira-kira satu liter setiap hari.
d. Menunjukkan turgor kulit yang adekuat.
2. Klien mampu memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi dan menggunakan
obat-obat sesuai resep.
Keempat diagnosa yang penulis temukan dalam studi kasus belum dapat teratasi
sesuai dengan tujuan yang diharapkan karena klien telah lama menderita penyakit
gastritis sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk penyembuhannya.
Meskipun demikian keempat diagnosa tersebut pada dasarnya mengalami kemajuan-
kemajuan yang cukup berarti.

Anda mungkin juga menyukai