PENDAHULUAN
Guru
K.1 K.5
K.2 K.4
K.3
KET :
K = Kelompok
BAB II
KAJIAN TEORI
2.6.2.Prinsip Penilaian
Berdasarkan Permendikbud 104 tahun 2014 prinsip penilaian meliputi aspek sebagai
berikut:
1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik diterapkan berdasarkan prinsip umum dan prinsip
khusus.
2. Prinsip umum sebagaimana dimaksud berlaku untuk semua bentuk penilaian.
3. Prinsip umum sebagaimana dimaksud meliputi sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka,
holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan edukatif.
4. Prinsip khusus sebagaimana dimaksud berlaku untuk masing-masing bentuk penilaian.
5. Prinsip khusus sebagaimana dimaksud mengacu kepada karakteristik pendekatan, model,
dan instrumen yang digunakan.
6. Prinsip khusus untuk Penilaian Autentik meliputi:
a. materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
b. bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;
c. berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
d. berbasis kinerja peserta didik;
e. memotivasi belajar peserta didik;
f. menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;
g. memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya;
h. menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
i. mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
j. menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
k. menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
l. menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
m. terkait dengan dunia kerja;
n. menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata;
o. menggunakan berbagai cara dan instrumen;
7. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan acuan kriteria.
8. Acuan kriteria sebagaimana dimaksud merupakan penilaian kemajuan peserta didik
dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan.
2.6.3.Fungsi Penilaian
Berdasarkan Permendikbud 104 tahun 2014 fungsi penilaian meliputi aspek sebagai
berikut:
1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar,
memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk
memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian.
3. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:
a. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
b. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
c. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi; dan
d. memperbaiki proses pembelajaran.
2.6.4.Tujuan penilaian
Berdasarkan Permendikbud 104 tahun 2014 tujuan penilaian meliputi aspek sebagai
berikut:
1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk
ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun
waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesterana, satu semesteran, satu tahunan, dan
masa studi satuan pendidikan.
3. Menetapkan Program perbaikan atau program pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang
lambat atau cepat dalam belajar dan pecapaian hasil belajar
4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
a
log b = n jika dan hanya jika an = b
g
Log gn = n
g
log g = 1
g
log 1 = 0
Sifat-sifat logaritma sebagai berikut :
(1) glog a + glog b = glog (a × b) (6) glog a × alog b = glog b
𝑎 gn
(2) glog a – glog b = glog (𝑏) (7) log a m = m g
n
log a
gn
(3) glog an = n × glog a (8) log a n = glog a
p
log a
a
g
log a
(4) glog a = p
(9) g
log g
1
(5) glog a = a
log g
2.10. Hipotesis
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada materi logaritma di kelas X-4 SMA Negeri 3 Balikpapan dalam proses
pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.2.Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika dengan standar kompetensi “Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
bentuk pangkat, akar dan logaritma” dan kompetensi dasar “Menggunakan aturan pangkat,
akar, dan logaritma”.
3.1.3.Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X-4 SMA Negeri 3 Balikpapan
Kecamatan Balikpapan Barat pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 terhitung mulai
tanggal 10 Agustus sampai dengan 30 Oktober 2015. Dengan pertimbangan sebagian besar
siswa di sana memiliki motivasi belajar yang rendah, siswa baru memasuki tahun pelajaran
baru, dan bertepatan dengan praktik latihan profesi peneliti di sekolah tersebut.
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Rencana pelaksanaan PTK dilakukan dengan 2 siklus dengan rincian :
1) Materi Pembelajaran dan Waktu Pelaksanaan Siklus I
Tabel 3.2. Materi Pembelajaran dan Waktu Pelaksanaan Siklus I
Pertemuan
Tanggal Materi Pembelajaran
Ke -
1 22 September 2015 Menentukan logaritma bilangan 1
sampai 10 dengan menggunakan
tabel logaritma
Menentukan antilogaritma suatu
bilangan dengan menggunakan
tabel logaritma
Tes siklus I
3.1.4.Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Balikpapan, Jalan Wolter Monginsidi, RT. 53, No.
01, Kelurahan Baru Ulu.
Dari bagan di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan kelas yang di
awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada, selanjutnya untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut diadakan sebuah perencanaan tindakan pada siklus I yang diawali
dengan perencanaan tindakan I yaitu rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan atau sebagai solusi dari masalah yang ada, selanjutnya penerapan latihan atau
tindakan yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan,
dan peningkatan yang diinginkan, setelah itu pengamatan/pengumpulan I yaitu aktivitas
mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan dan melakukan refleksi I yaitu suatu kegiatan
mengkaji, dan melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika hasil refleksi
menunjukkan perlu adanya perbaikan atas tindakan, maka penelitian tindakan akan dilanjutkan
ke siklus II dengan mengulangi langkah tindakan sebelumnya dengan adanya perbaikan.
Demikian seterusnya sampai tujuan penelitian tindakan kelas tercapai.
1. Pra Siklus
Tahap pra siklus ini dilaksanakan sebelum dimulai siklus I yang nantinya digunakan
sebagai acuan untuk membuat perencanaan tindakan. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan peneliti antara lain mengamati proses pembelajaran di kelas, mewawancarai guru
mata pelajaran, dan studi dokumen.
2. Siklus I
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran matematika materi
logaritma. Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini antara lain :
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah menyusun
perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), kisi-kisi dan instrumen
penilaian berupa lembar kerja siswa (LKS) dan kuis I , menyusun lembar observasi
aktivitas siswa dan guru, dan membuat media pembelajaran berupa power. Peneliti juga
menyusun dan mengembangkan bahan ajar (materi ajar). Penyusunan perangkat
pembelajaran dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan desain pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) yaitu meliputi:
a) Presentasi Materi Pelajaran, Peneliti yang bertindak sebagai guru membuka
pembelajaran dan melakukan kegiatan pendahuluan, Selanjutnya peneliti
menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media power poin;
b) Belajar Kelompok, Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok yang heterogen, dan
menempatkan siswa pada kelompoknya masing-masing. Peneliti membagikan LKS I
kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dan didiskusikan secara berkelompok.
Sebagai bahan belajar di rumah siswa diberikan tugas rumah yang berhubungan
dengan soal-soal yang telah diajarkan;
c) Evaluasi, Peneliti memeriksa hasil diskusi dan membagikan hasil diskusi untuk
dipresentasikan sesuai kelompoknya masing-masing. Selanjutnya poin setiap anggota
tim di rata-rata. Bagi kelompok yang memiliki poin rata-rata tertinggi dan terbanyak
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan, akan mendapatkan penghargaan berupa
bingkisan yang akan diumumkan pada pertemuan selanjutnya;
d) Kuis, Peneliti memberikan kuis kepada siswa yang dikerjakan secara individu dan
tidak boleh bekerja sama. Hasil dari kuis ini akan digunakan sebagai hasil belajar siswa
di siklus I.
3) Observasi
Observasi yang dimaksud pada tahap ini adalah pengumpulan data. Observasi
dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data yang dikumpulkan antara
lain hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa oleh observer dilakukan untuk mengamati
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi,
Hasil kerja kelompok menggunakan LKS, dan Hasil belajar siswa pada siklus I
menggunakan kuis I.
4) Refleksi
Setelah tahap tindakan dan observasi, hasilnya dianalisis untuk digunakan sebagai
refleksi. Karena hasil analisis data yang diperoleh belum sesuai dengan rencana yang
diharapkan,maka peneliti mengambil tindakan untuk melanjutkan siklus II. Dengan
kegiatan ini diharapkan, peneliti dapat merencanakan upaya perbaikan pada siklus
berikutnya.
3. Siklus II
Meliputi tahapan langkah-langkah seperti pada siklus I, tetapi berbeda bentuk dan sifat
tindakan yang dilakukan, atau bisa dikatakan siklus II merupakan perbaikan dan peningkatan
dari siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini antara lain:
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah menyusun
perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran Student Teams Achievement Divisio (STAD), kisi-kisi dan instrumen
penilaian dan kuis II , menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan guru, dan membuat
media pembelajaran berupa power point, kali ini peneliti menggunkan kartu log (kartu
logaritma). Peneliti juga menyusun dan mengembangkan bahan ajar (materi ajar).
Penyusunan perangkat pembelajaran dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan desain pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) yaitu meliputi:
a) Presentasi Materi Pelajaran, Peneliti yang bertindak sebagai guru membuka
pembelajaran dan melakukan kegiatan pendahuluan, Selanjutnya peneliti
menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media power poin;
b) Belajar Kelompok, Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok yang heterogen, dan
menempatkan siswa pada kelompoknya masing-masing. Peneliti membagikan Kartu
Log kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dan didiskusikan secara berkelompok.
Sebagai bahan belajar di rumah siswa diberikan tugas rumah yang berhubungan dengan
soal-soal yang telah diajarkan;
c) Evaluasi, Peneliti memeriksa hasil diskusi dan membagikan hasil diskusi untuk
dipresentasikan sesuai kelompoknya masing-masing. Selanjutnya poin setiap anggota
tim di rata-rata. Bagi kelompok yang memiliki poin rata-rata tertinggi dan terbanyak
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan, akan mendapatkan penghargaan berupa
bingkisan.
d) Kuis, Peneliti memberikan kuis kepada siswa yang dikerjakan secara individu dan tidak
boleh bekerja sama. Hasil dari kuis ini akan digunakan sebagai hasil belajar siswa di
siklus II.
3) Observasi
Observasi yang dimaksud pada tahap ini adalah pengumpulan data. Observasi
dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Data yang dikumpulkan antara
lain hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa oleh observer dilakukan untuk mengamati
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi,
Hasil kerja kelompok menggunakan Kartu Logaritma, dan Hasil belajar siswa pada siklus
II menggunakan kuis II.
4) Refleksi
Setelah tahap tindakan dan observasi, hasilnya dianalisis untuk digunakan sebagai
refleksi.
1. Kondisi Awal
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan tidak adanya diskusi dalam
kelompok kecil. Dan berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran pada tanggal
tanggal 27 Agustus 2015, diperoleh masalah yang dihadapi siswa yaitu rendahnya keberanian
siswa mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, rendahnya kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal-soal cerita, dan masih kurang berminat dalam mempelajari mata pelajaran
matematika. Berdasarkan rekapitulasi nilai ulangan harian siswa X-4 pada materi eksponen
diperoleh nilai rata-ratanya siswa yaitu 34,05, sedangkan KKM yang ditentukan dari pihak
sekolah untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Persentase ketuntasan yang dicapai hanya
17,5 % atau hanya 7 siswa yang tuntas dari total keseluruhan siswa di kelas tersebut adalah 40
siswa.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti merupakan perencanaan dari
seluruh kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD). Adapun perangkat pembelajaran yang disiapkan peneliti yaitu: 1)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan tiga; 2) Soal-soal yang akan di
gunakan selama siklus 1 yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS), Kuis dan Tugas Rumah.;
3) media pembelajaran yang berupa Slide Power Point materi. Dalam tahap ini
peneliti menyusun, sambil konsultasi dengan guru mata pelajaran.
25%
75%
Berdasarkan tabel 4.2. dan grafik 4.1., maka peneliti menentukan nilai rata – rata dan
ketuntasan klasikal siswa sebagai berikut :
1) Nilai Rata – rata Siswa
Hasil belajar siswa dalam siklus I dengan penerapan model kooperatif tipe STAD
pada materi logaritma dapat dicari dengan rata – rata (mean) dengan rumus :
∑ 𝑥𝑖
x= 𝑛
2398
= 40
= 59,95
2) Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Dari tabel 4.2., dari ketuntasan belajar secara individu dapat pula diketahui
ketuntasan secara klasikal dengan menggunakan rumus :
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75
Ketuntasan Klasik = x 100%
Jumlah siswa yang mengikuti
10
= 40 x 100%
= 25 %
d. Tahapan Refleksi
Dari data yang diperoleh diatas dan dari catatan lapangan, dapat disimpulkan
yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan peneliti memiliki tingkat
keberhasilan sangat tinggi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bisa dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa. Adapun keberhasilan yang
telah dicapai pada siklus I adalah nilai rata – rata yang telah diperoleh 59,95 dan siswa
yang tuntas sebanyak 10 orang siswa (25%). Adapun perbaikan yang harus dilakukan
pada siklus I yaitu hasil belajar siswa, karena masih terdapat 30 orang siswa yang
belum tuntas secara klasikal pada materi logaritma atau sebanyak 75%.
Dengan munculnya hambatan pada saat penelitian, maka perlu adanya perbaikan
yang harus dilakukan pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus I menjadi dasar dalam
perubahan yang harus dilakukan oleh peneliti pada siklus II.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II ini meliputi perencanaan
pembelajaran seperti biasa dan kegiatan perbaikan yang sudah dijelaskan diatas.
Adapun perangkat pembelajaran yang disiapkan peneliti yaitu: 1) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan keempat dan lima; 2) Soal-soal yang
akan di gunakan selama siklus 2 yaitu Kuis, dan Tugas Rumah; 3) media
pembelajaran yang berupa Slide Power Point materi , Lembar materi diskusi, dan
kartu logaritma.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II selama dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 2
September 2015 dan 01 Oktober 2015. Dalam pelaksanaan tindakan di siklus II,
peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan pembelajaran, sedangkan guru mata
pelajaran bertindak sebagai observer yang mengamati aktivitas selama pembelajaran.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus II:
a. Presentasi Materi
Pada hari Selasa tanggal 29 September 2015, telah dilaksanakan kegiatan
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD), guru memulai membuka pembelajaran dan mempresentasikan
materi pelajaran. Selama presentasi banyak siswa yang bertanya dan ingin maju
untuk mengerjakan contoh soal.
b. Belajar Kelompok
Pada hari Kamis tanggal 01 Oktober 2015 telah dilaksanakan kegiatan
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) guru membuka pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan
dengan berdoa. Guru mengecek kehadiran siswa, pada pertemuan kedua ini siswa
yang hadir sebanyak 40 orang. Selanjutnya guru menanyakan apa saja yang
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.tahap berikutnya, Guru meminta siswa
untuk berkumpul bersama dengan kelompoknya masing-masing dan memberikan
kartu logaritma untuk didiskusikan dan diselesaikan secara berkelompok. Selama
proses belajar kelompok guru menekankan bahwa semua anggota kelompok harus
bisa mengerjakan. Pada saat belajar kelompok ini siswa terlihat lebih menguasai
materi.
c. Evaluasi
Setelah tahap belajar kelompok, guru memberikan poin pada lembar tersebut yang
selanjutnya poin setiap anggota satu tim akan di hitung rata-ratanya, setelah itu
pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi perwakilan masing-masing kelompok.
Setelah itu guru memberikan hadiah berupah bingkisan.
d. Kuis
Setelah tahap evaluasi, guru memberikan kuis II yang dikerjakan secara individu.
Guru mengawasi jalannya kuis. Setelah kuis selesai guru bersama-sama siswa
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui pada siklus II.
c. Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi yang
dilakukan guru mata pelajaran pada saat pembelajaran berlangsung menggunakan
lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Berikut hasil tes belajar siswa
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3.berikut.
Tabel 4.3. Hasil Kuis I dan Hasil Kuis II pada Siklus II
15%
85%
Berdasarkan tabel 4.3. dan grafik 4.2., maka peneliti menentukan nilai rata – rata dan
ketuntasan klasikal siswa sebagai berikut
1) Nilai Rata – rata Siswa
Hasil belajar siswa dalam siklus II dengan penerapan model kooperatif tipe STAD
pada materi logaritma dapat dicari dengan rata – rata (mean) dengan rumus:
∑ 𝑥𝑖
x= 𝑛
3162
= 40
= 79,05
2) Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Dari tabel 4.3., dari ketuntasan belajar secara individu dapat pula diketahui
ketuntasan secara klasikal dengan menggunakan rumus :
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75
Ketuntasan Klasik = x 100%
Jumlah siswa yang mengikuti
34
= 40 x 100%
= 85 %
d. Tahapan Refleksi
Dari data yang diperoleh diatas dan dari catatan lapangan, dapat disimpulkan
yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan peneliti memiliki tingkat
keberhasilan sangat tinggi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bisa dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa. Adapun keberhasilan yang
telah dicapai pada siklus II adalah nilai rata – rata yang telah diperoleh yaitu 79,05
dan siswa yang tuntas sebanyak 34 orang siswa (85%). Sedangkan siswa yang masih
belum tuntas sebanyak 6 orang (15%).
Berdasarkan hasil analisa data, hasil belajar disimpulkan bahwa ketuntasan
belajar siswa secara klasikal sudah tuntas, hal ini disebabkan oleh siswa sudah aktif
dengan peran dan tangggung jawabnya masing-masing. Setelah pembelajaran siklus II
selesai dengan merefleksikan dari permasalahan-permasalahan yang muncul, akhirnya
dapat disimpulkan adalah pembelajaran dengan model STAD sudah tuntas karena
persentase ketuntasan belajar mencapai 85 %.
Berikut adalah grafik hasil belajar matematika siswa kelas X-4 pada Data awal dan siklus I
59,95
60
50
34,05
40
30
20 7 10
17,5% 25%
10
0
Rata-rata Nilai Jumlah Siswa yang Persentase
Tuntas Ketuntasan
Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata pada nilai awal adalah 34,05 meningkat
menjadi 59,95 pada siklus I. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada nilai awal siswa
adalah 17,5% yang artinya hanya ada 7 siswa yang memenuhi KKM, selanjutnya meningkat
menjadi 25% yang artinya jumlah siswa yang tuntas di kelas tersebut bertambah menjadi 10
siswa pada siklus I.
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Siklus I dan Hasil Siklus II
Hasil Siklus I Hasil Siklus II
No. Uraian
(Kuis I) (Kuis II)
1. Nilai Rata-rata siswa 59,95 79,05
2. Jumlah siswa yang tuntas 10 34
3. Persentase Ketuntasan 25% 85%
Berikut adalah grafik hasil belajar matematika siswa kelas X-4 pada siklus I dan siklus II
Gambar 4.4. Grafik Histogram Hasil Belajar Siswa II
79,05
80 59,95
70
60
50 34
40
30
10
20 25% 85%
10
0
Rata-rata Nilai Jumlah Siswa yang Persentase
Tuntas Ketuntasan
Siklus I Siklus II
Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata pada siklus I adalah 59,95 meningkat
menjadi 79,05 pada siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada nilai siklus I
adalah 25% yang artinya 10 siswa sudah memenuhi KKM, selanjutnya meningkat menjadi
85% yang artinya jumlah siswa yang tuntas di kelas tersebut bertambah menjadi 34 siswa pada
siklus II.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Nilai Awal, Hasil Siklus I, dan Hasil Siklus II
Hasil Siklus I Hasil Siklus II
No. Uraian Hasil Nilai Awal
(Kuis I) (Kuis II)
1. Nilai Rata-rata siswa 34,05 59,95 79,05
2. Jumlah siswa yang tuntas 7 10 34
3. Persentase Ketuntasan 17,5% 25% 85%
Berikut adalah grafik hasil belajar matematika siswa kelas X-4 pada Data awal, Siklus I, dan
Siklus II
Gambar 4.5. Grafik Histogram Hasil Belajar Siswa III
79,05
80
70 59,95
60
50
34,05 34
40
30
20 7 10
17,5% 25% 85%
10
0
Rata-rata Nilai Jumlah Siswa yang Persentase
Tuntas Ketuntasan
Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata pada nilai awal adalah 34,05 meningkat
menjadi 59,95 pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 79,05 pada siklus II.
Sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada nilai awal adalah 17,5% meningkat menjadi
25% pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 85%. Artinya jumlah siswa yang sudah
memenuhi KKM sebelum dilakukannya tindakan hanya 7 siswa meningkat menjadi 10 siswa
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada siklus I, kemudian jumlah siswa yang tuntas meningkat lagi menjadi
34 siswa setelah dilakukannya tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siklus II dengan adanya
perbaikan dari siklus I.
4.4. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus yakni siklus I
dan siklus II, dimana siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dan siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari selasa 22 September
2015, pelaksanaan siklus I dilakukan melalui empat tahapan yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Selanjutnya pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada
hari selasa 29 September 2015 dan hari kamis 01 Oktober 2015, pelaksanaan siklus kedua
juga melalui empat tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi
logaritma di kelas X-4 SMA Negeri 3 Balikpapan tahun ajaran 2015/2016.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara sebelumnya, diketahui beberapa
permasalahan pada mata pelajaran matematika di kelas X-4. Diperoleh juga data hasil belajar
siswa yang menunjukkan nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM dengan persentase
ketuntasan klasikal kurang dari 85%. Karena hal tersebut peneliti melakukan tindakan melalui
penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Pada saat model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini
diterapkan, respon dari siswa cukup antusias ketika mengikuti pelajaran, terlebih lagi ketika
proses belajar memasuki tahap berkelompok. Namun, setelah diterapkan siklus I nilai rata-rata
siswa yang dicapai siswa masih kurang dan masih ada beberapa siswa yang nilainya belum
mencapai KKM dikarenakan:
1. Saat mengerjakan secara berkelompok masih ada siswa yang enggan untuk
berdiskusi bersama teman sebayanya.
2. Masih ada siswa yang enggan untuk bertanya apabila masih kurang paham.
3. Hanya siswa yang pintar saja yang masih terlihat aktif.
Dari hasil pengamatan siklus I diatas, guru dan peneliti mengubah teknik penugasan
siswa pada siklus II, dari yang menggunakan LKS menjadi menggunakan Kartu Log (Kartu
Logaritma). Setelah penerapan tindakan siklus II, hasil belajar siswa meningkat, secara
berkelompok siswa bersemangat berdiskusi bersama teman sebayanya, siswa lebih berani
untuk bertanya, semua siswa menjadi lebih aktif.
Hasil belajar yang diperoleh dari data awal mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata
siswa 34,05 pada nilai awal meningkat menjadi 59,95 dengan persentase ketuntasan klasikal
17,5% meningkat menjadi 25% pada siklus I. Hal tersebut terjadi karena penggunaan model
pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang sebelumnya tidak
digunakan. Selanjutnya hasil belajar yang diperoleh dari siklus I mengalami peningkatan yaitu
nilai rata-rata 59,95 meningkat menjadi 79,05 dengan ketuntasan klasikal 25% meningkat
menjadi 85% pada siklus II. Hal tersebut terjadi karena penggunaan pembelajaran Teams
Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan adanya beberapa perbaikan yaitu
pemberian kartu logaritma pada saat diskusi kepada setiap kelompok.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada materi logaritma di kelas X-4 SMA Negeri 3 Balikpapan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada kondisi awal hanya mencapai
34,05 , setelah siklus I mencapai 59,95 dan pada siklus II naik menjadi 79,05.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan kartu logaritma pada kelas X-4 SMA
Negeri 3 Balikpapan tahun ajaran 2015/2016, maka saran – saran yang diberikan sebagai
sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
meningkatkan kompetensi peserta didik di SMA Negeri 3 Balikpapan pada khususnya sebagai
berikut :
a) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan masukan untuk peningkatan kinerja
guru.
b) Bagi Guru
Untuk meningkatkan hasil belajar matematika (materi logaritma) diharapkan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD).
c) Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD), agar hasil belajar siswa meningkat.