Anda di halaman 1dari 6

Nama asisten : Ira R.

Halim
Tanggal Praktikum :3 April 2018
Tanggal Pengumpulan :24 April 2018

PEMBUATAN TELUR ASIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Farhan Jamil (240210150034)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: farhanjamil21@gmail.com

ABSTRAK

Telur secara umum yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami,
kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur.
Penggaraman pada telur dapat memperpanjang masa simpan dan menghasilkan telur
dengan cita rasa spesifik. Telur bebek asin, kandungan gizi telur bebek asin lebih baik
dibanding telur ayam dan telur bebek yang masih segar. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi garam yang berbeda dan metode yang
berbeda terhadap sifat organoleptik telur. Metode yang digunakan yaitu metode
perendaman larutan garam dengan konsentrasi 23,5%, 26,5%, dan 30%, selain itu
dengan pembalutan telur dalam adonan garam dengan abu gosok dengan perbandingan
berat masing-masing 1:2 dan 1:4. Peningkatan konsentrasi garam akan meningkatkan
tingkat keasinan telur, semakin pekat warna kuning dari yolk, teksturnya semakin masir
pada kuning telur. Metode pembalutan adonan memiliki warna yang lebih pekat. Aroma
dari telur bebek akan lebih amis dibandingkan dengan telur ayam.

Kata Kunci :Telur asin, Konsentrasi Garam, Sifat Organoleptik

PENDAHULUAN kerusakan akibat serangan


mikroorganisme melalui pori-pori
Telur merupakan produk ternak telur. Penggunaan telur itik dalam
unggas yang memberikan sumbangan berbagai makanan tidak seluas telur
terbesar bagi terciptanya kecukupan gizi ayam karena bau amisnya yang tajam
masyarakat karena mengandung zat (Marssy, 2007). Dengan kondisi yang
makanan yang sangat dibutuhkan oleh demikian maka untuk memperpanjang
tubuh manusia seperti vitamin, asam- masa simpan dari telur diperlukan
asam amino yang lengkap dan seimbang pengawetan. Salah satu cara
serta mempunyai daya cerna yang tinggi pengawetan yang bisa diterapkan
(Sudaryani, 2003). Telur mengandung adalah dengan penggaraman.
komponen utama yang terdiri dari air Penambahan garam pada telur
73,7%, protein 13%, lemak 11,5 %, dalam jumlah tertentu dapat.
karbohidrat 0,65 %, mineral 0,90 %, menaikkan tekanan osmotik yang
protein serta mineral sekitar 0,8-1% menyebabkan plasmolisa pada sel
(Winarno dan Koswara, 2002). mikroba, mengurangi daya kelarutan
Kelemahan telur secara umum oksigen, menghambat kegiatan enzim
yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik proteolitik (Sarwono, 1987). Prinsip
kerusakan alami, kimiawi maupun dari pembuatan telur asin adalah
terjadinya proses ionisasi garam NaCl Alat yang digunakan yakni amplas,
yang kemudian berdifusi ke dalam baskom, lap bersih, panci stainless steel,
telur melalui pori-pori kerabang yang plastik, stoples dengan tutup.
tujuannnya untuk pengawetan Bahan yang digunakan yakni abu
(Wulandari et al. 2014). Selain dapat gosok, aquades, dan garam krosok. Sampel
yang digunakan yakni telur ayam negeri
memperpanjang masa simpan, dan telur bebek.
penggaraman juga akan menghasilkan Metode yang digunakan yaitu
telur dengan cita rasa spesifik. metode perendaman larutan garam dan
Berbagai jenis telur seperti telur
pembalutan telur dalam adonan garam
ayam segar, telur bebek segar, dan dengan abu gosok. Metode perendaman
telur bebek asin, kandungan gizi telur larutan garam dilakukan dengan
bebek asin lebih baik dibanding telur konsentrasi 23,5%, 26,5%, dan 30%.
ayam dan telur bebek yang masih Sedangkan metode pembalutan telur
segar. Kandungan gizi tersebut dalam adonan dengan perbandingan
diantaranya yaitu jumlah kalium, berat abu gosok dan garam masing-
protein, karbohidrat, kalsium, dan masing 1:2 dan 1:4. Metode keduanya
vitamin B-1 yang terdapat pada telur dilakukan perlakuan awal terlebih
bebek asin merupakan yang terbesar dahulu yaitu dicuci dan digosok pori-
dari telur ayam segar dan telur bebek pori kulitnya menggunakan amplas atau
segar (Margono dkk., 2000). sabut penggosok.
Metode pengasinan telur yang
selama ini dikenal adalah dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengasinan tradisional, yaitu
perendaman dalam larutan garam dan Prinsip pengasinan menurut
pembalutan telur dalam adonan garam Damayanthi dan Mudjajanto (1995)
dengan bubuk bata merah atau dengan adalah (1) memecahkan (plasmolisis)
abu gosok. Penetrasi garam secara membran sel mikroba, (2) garam
difusi pada pengasinan tradisional mempunyai sifat higroskopis sehingga
berlangsung secara lambat. Kecepatan akan menarik air keluar jaringan yang
penetrasi garam ini dapat dilakukan menyebabkan aw akan menjadi rendah,
dengan meningkatkan kadar NaCl (3) garam yang berbentuk larutan dapat
dalam larutan perendam. Selain hal mengurangi oksigen terlarut, dan (4) ion
tersebut, agar penetrasi garam ke Cl dari garam bersifat racun bagi
dalam telur dapat berlangsung lebih mikroorganisme.
cepat, maka pengasinan telur juga bisa Menurut Gaman dan
dilakukan dengan metode tekanan Sherrington (1992) menjelaskan bahwa
(Sujinem 2006). klorin digunakan sebagai desinfektan
Tujuan dari penelitian ini adalah yang mampu membunuh bakteri dengan
untuk mempelajari pengaruh masa reaksi sebagai berikut:
peram telur dengan konsentrasi garam Cl2 + H2O HCl + HOCl
yang berbeda dan metode yang berbeda Asam hipoklorat (HOCl) yang
terhadap sifat organoleptik telur asin terbentuk akan membunuh bakteri
sehingga dapat menghasilkan telur asin dengan cara oksidasi dan kemudian
yang baik dan disukai oleh konsumen. berubah menjadi asam klorida.
Pemberian garam menurut Belitz dan
METODOLOGI Grosch (2009) menimbulkan pengaruh
pada kelarutan protein. Pemberian yang
Alat dan Bahan
terlampau sedikit (konsentrasi rendah)
akan meningkatkan kelarutan protein dengan melarutkan garam 23,5%,
(efek salting in) dengan menekan 26,5% atau 30 % pada 1000 ml air, lalu
interaksi protein dan protein telur direndam pada larutan tersebut.
elektrostatik, sedangkan pemberian Telur disimpan selama 1 minggu pada
garam yang terlampau banyak suhu kamar. Setelah 1 minggu telur
(konsentrasi tinggi) akan menurunkan ditiriskan lalu direbus dan diamati
kelarutan protein (efek salting out) karakteristiknya.
sebagai hasil dari kecenderungan hidrasi Metode abu gosok dimulai
ion garam. Pengasinan tidak hanya dengan mencampurkan abu gosok
mempengaruhi karakteristik fisik, kimia dengan garam dengan perbandingan
maupun organoleptik dari telur asin, (1:2) atau (1:4). Campuran tersebut
namun juga mempengaruhi nilai gizinya dicampurkan dengan air hingga
(Poedjiadi, 2005). berbentuk pasta dan homogen. Telur
Prosedur pembuatan telur asin dibalut dengan pasta tersebut dengan
dilakukan dengan dua metode, yaitu tebal 1 cm. Telur yang telah dibalut
metode larutan garam dengan metode disimpan di baskom dan ditutup dengan
abu gosok. Metode larutan garam lap basah dan telur disimpan 1 minggu.
dimulai dengan mencuci telur dengan Setelah 1 minggu telur dibersihkan dari
air mengalir hingga bersih, lalu abu gosok, direbus, dan diamati
ditiriskan. telur yang sudah bersih karakteristiknya. Berikut hasil
diamplas permukaannya agar pori- pengamatan telur asin selama 1
porinya terbuka. Larutan garam dibuat minggu..
Tabel 1. Hasil Pengamatan Telur Asin
Jenis Warna Tekstur
Metode Aroma Rasa Gambar
Telur Kuning Putih Kuning Putih

larutan Khas Kuning


Lunak
ayam garam telur asin sedikit putih Lunak
berpasir
23,0 % asin gelap

larutan khas
kuning Putih Lunak
ayam garam telur asin lunak
cerah + berpasir
26,5% asin

larutan Khas Kuning


Sedikit
ayam garam telur asin sedikit putih lembut
kenyal
30,0% asin orange

Abu khas
kuning lunak
ayam telur asin Putih kenyal
1:2 cerah berpasir
asin

Abu Khas
Asin Kuning Putih
ayam telur Lunak lunak
1:4 +++ +++ +
rebus
Jenis Warna Tekstur
Metode Aroma Rasa Gambar
Telur Kuning Putih Kuning Putih
(55 gram)

larutan Khas
Kuning
bebek garam telur asin putih lunak lunak
gelap
23,0 % asin

larutan Khas Oranye


Asin Sangat
bebek garam telur kekuninga Putih lunak
+ lunak
26,5% rebus n

Khas
larutan telur Lunak, Kenyal
Asin Kuning
bebek garam asin putih sedikit ,
++ tua
30,0% sedikit masir lembut
amis

Abu asin Agak sangat


bebek Asin Putih keras
1:2 ++++ oranye lunak

Abu Khas Asin Oranye


Sangat
bebek Telur ++++ kekuninga Putih lunak
1:4 lunak
Rebus + n (70 gram)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Penampilan umum merupakan (1996) dan diperkuat oleh Winarno
salah satu parameter pengujian hedonik (2002) yaitu telur bebek memiliki
yang mempengaruhi penerimaan kandungan protein dan lemak yang
konsumen. Penampilan umum telur tinggi.
dinilai dari putih serta kuning telur. Hasil pengamatan terhadap rasa
Penampilan umum telur yaitu dengan peningkatan konsentrasi
menggambarkan keseluruhan dari telur garam akan meningkatkan tingkat
setelah dibelah menjadi dua bagian. keasinan telur. Rasa asin putih telur
Penampilan umum telur dipengaruhi dipengaruhi oleh banyaknya garam
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu yang masuk ke dalam putih telur setelah
garam dan air yang masuk ke dalam garam mengion menjadi ion Na+ dan Cl-
putih dan kuning telur (proses difusi). . Rasa asin menurut Soekarto (1985)
Berdasarkan hasil pengamatan berasal dari zat-zat anionik seperti Cl-
telur asin yang dilakukan memiliki dan kationik seperti Na+.
aroma yang dihasilkan memiliki khas Metode dengan pembalutan
telur asin. Aroma dari telur bebek akan adonan, telur rasanya lebih asin
lebih amis dibandingkan dengan telur dibandingkan dengan penggaraman. Hal
ayam. Hal ini dengan pendapat Haryoto tersebut dikarenakan abu gosok mampu
menahan atau menyerap air. Iodium masuk ke dalam putih telur atau disebut
yang larut dalam air dapat tertahan dan proses difusi akan mempengaruhi
banyak yang terserap ke dalam telur kekenyalan dari putih telur, sedangkan
(Puspitasari, 2014). Menurut penelitian pada kuning telur akan mempengaruhi
Yuniati (2000) yang menunjukkan kemasiran. Proses difusi yang terjadi
bahwa media campuran abu gosok dan pada telur mengakibatkan penguapan
garam iodium adalah media yang gas CO2. Penguapan gas CO2 dapat
terbaik karena penetrasi iodium paling mengakibatkan rusaknya protein musin.
cepat. Partikel abu gosok berbentuk Menurut Muchtadi dan Sugiyono
kecil/halus sehingga jika abu gosok, (1992), protein musin yang memberikan
garam dan air dicampurkan menjadi efek kekentalan pada putih telur
satu adonan garam iodium yang telah menjadi lebih encer. Pengenceran ini
meng-ion akan terikat oleh partikel abu terlihat lebih baik ketika direbus dan
gosok. Ukuran partikel abu gosok yang diamati.
relatif kecil ini akan memungkinkan Menurut Chi dan Tseng (1998)
kontak dengan permukaan kulit telur. menyatakan bahwa tekstur masir
Partikel abu gosok mengikat banyak disebabkan oleh membesarnya granula
ion-ion garam beriodium. Dengan yang ada dalam kuning telur.
adanya partikel yang kontak dengan Membesarnya granula pada kuning telur
kulit telur maka memungkinkan iodium dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kadar
akan terdifusi ke dalam telur melalui garam dan kadar air. Garam akan masuk
poripori kulit telur. ke dalam kuning telur dan akan merusak
Hasil pengamatan terhadap ikatan-ikatan yang terdapat dalam
warna terutama kuning telur memiliki granula sehingga dapat memperbesar
perbedaan warna dari setiap perlakuan. diameter granula. Masuknya air akan
Semakin tinggi konsentrasi garam, semakin memperbesar diameter granula.
maka semakin pekat warna kuning dari
yolk, begitu juga dengan metode KESIMPULAN
pembalutan adonan dengan warna yang
lebih pekat. Hal ini sesaui dengan Telur asin yang dilakukan
pendapat Oktaviani dkk (2012) bahwa memiliki aroma yang dihasilkan
konsentrasi garam menyebabkan kadar memiliki khas telur asin. Aroma dari
air telur menurun sehingga adanya telur bebek akan lebih amis
perubahan warna pada kuning telur dibandingkan dengan telur ayam.
warna kuning telur sebelum mengalami Peningkatan konsentrasi garam akan
proses pengasinan adalah kuning, warna meningkatkan tingkat keasinan telur,
akan berubah menjadi kuning semakin pekat warna kuning dari yolk,
kecoklatan, cokelat tua, orange atau teksturnya semakin masir pada kuning
kuning cerah setelah melalui proses telur. Metode pembalutan adonan
pengasinan. Dengan demikian memiliki warna yang lebih pekat.
pengasinan menyebabkan kadar air telur
menurun sehingga warna orange pada DAFTAR PUSTAKA
kuning telur semakin pekat.
Hasil pengamatan terhadap Belitz, H. D. & W. Grosch. 2009. Food
tekstur putih dan kuning telur semakin Chemistry. Fourth Edition.
tinggi konsentrasi garam teksturnya Springer, Germany.
semakin masir pada kuning telur. Hal
itu disebabkan garam dan air yang Chi, S. P. and K. H. Tseng. 1998.
Physicochemical properties of
salted picled yolk from duck and Terhadap Kadar Iodium dan
chicken eggs. J. Food Sci. 63 : 27- Kualitas Sensoris Telur Asin.
30. Diakses pada tanggal 23 April Jurnal Teknosains Pangan.
2018. Diakses pada tanggal 23 April
2018.
Damayanthi, E. & E. S. Mudjajanto.
1995. Teknologi Makanan. Sarwono, dkk. 1987. Telur Pengawetan
Departemen Pendidikan dan dan Manfaatnya. Seri Industri
Kebudayaan, Jakarta. Kecil. Cetakan I. Penebar
Swaday. Jakarta.
Gaman, P. M. & K. B. Sherrington.
1992. Ilmu Pangan, Pengantar Soekarto, S. T. 1985. Penilaian
Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Organoleptik untuk Industri
Mikrobiologi. Edisi ke-2. Pangan dan Hasil Pertanian.
Gadjah Mada University Press, Penerbit Bhratara Karya Aksara,
Yogyakarta. Jakarta.

Haryoto. 1996. Pengawetan Telur Sudaryani. 2003. Kualitas Telur.


Segar. Kanisius, Yogyakarta Penebar Swadaya, Jakarta.

Margono dan Muljadi. 2000. Studi Sujinem. 2006. Percepatan penetrasi


Transfer Massa Garam dalam garam ke dalam telur itik
Telur Secara Batch. Fakultas (Anasplatyrhincos) dengan
Teknik. UNS. Surakarta. metode tekanan dalam proses
pembuatan telur asin. Skripsi.
Marssy, Rad. 2007. Telur Asin, Asin Program Studi Teknologi Hasil
Tapi Berkalsium Tinggi. Ternak. Fakultas Peternakan.
Pendidikan Kimia FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
UNY. Yogyakarta.
Winarno FG, S Koswara. 2002. Telur :
Oktaviani, H., N. Kaniada dan N. R. Komposisi, Penanganan dan
Utami. 2012. Pengaruh Pengolahannya. M-Brio Press.
Pengasinan Terhadap Kandungan Bogor.
Zat Gizi Telur Bebek Yang Diberi
Limbah Udang. Jurnal Unnes of Wulandari, dkk. 2014. Tehnik
life Sciense, 1(2): 106-112. pengolahan Telur dan daging
Diakses pada tanggal 23 April Unggas. IPB Press. Bogor
2018.
Yuniati, S. 2000. Faktor Penyebab
Poedjiadi, A. & F. M. T. Supriyanti. Penurunan Kualitas Interior Telur
2005. Dasar-Dasar Biokimia. Ayam, FMIPA Universitas
Edisi Revisi. Universitas Terbuka: Jakarta.
Indonesia-Press, Jakarta

Puspitasari, dkk.. 2014. Pengaruh


Kombinasi Media dan
Konsentrasi Iodium Pada Dua
Jenis Garam (Nacl Dan Kcl)

Anda mungkin juga menyukai