ABSTRAK
Telur secara umum yaitu memiliki sifat mudah rusak, baikkerusakan alami,
kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganismemelalui pori-pori telur.
Penggaraman pada telur dapat memperpanjang masa simpan dan menghasilkan telur
dengan cita rasa spesifik.Telur bebek asin,kandungan gizi telur bebek asin lebih baik
dibanding telur ayam dan telur bebek yang masih segar. Praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari pengaruh konsentrasi garam yang berbeda dan metode yang berbeda
terhadap sifat organoleptik telur. Metode yang digunakan yaitu metode perendaman
larutan garam dengan konsentrasi 23,5%, 26,5%, dan 30%, selain itu dengan
pembalutan telur dalam adonan garam dengan abu gosok dengan perbandingan berat
masing-masing 1:2 dan 1:4.Peningkatan konsentrasi garam akan meningkatkan tingkat
keasinan telur, semakin pekat warna kuning dari yolk, teksturnya semakin masir pada
kuning telur.Metode pembalutan adonan memiliki warna yang lebih pekat. Aroma dari
telur bebek akan lebih amis dibandingkan dengan telur ayam. Telur asin ayam dan
bebek yang diberi perlakuan garam dengan konsentrasi yang telah ditentukan memiliki
karakteristik yang hampir sama warna kuning keorenan, dan putih keorenan. Hal ini
juga berlaku pada perlakuan abu gosok memiliki karakteristik hampir sama putih
keorenan dengan intensitas yang berbeda. Telur yang memiliki rasa paling asin yakni
telur bebek dengan perlakuan abu gosok 1:4 dan paling sedikit asin yakni telur ayam
dengan perlakuan larutan garam 26,5%.
LATIHAN
4. Reaksi apa yang terjadi pada kulit, putih telur, dan kuning telur ketika
direndam dalam larutan garam?
Jawab :
Berdasarkan tabel hasil praktikum diatas, osmosis pada telur bebek
menyebabkan berat telur akan bertambah akibat dari masuknya suatu molekul
ke dalam telur, dalam hal ini air dan garam telah masuk ke dalam telur. Berat
telur bertambah sedangkan volume air berkurang, hal ini dikarenakan molekul
air dan garam bergerak masuk ke dalam telur karena larutan garam lebih
hipotonik dibanding isi telur yang hipertonik sehingga menyebabkan
hemolysis atau masuknya molekul air dan garam ke dalam telur, sehingga
berat telur bertambah tetapi volume air berkurang. Sedangkan telur bebek
yang mengalami proses pengasinan rasanya asin karena telur yang direndam
dalam media garam akan mengalami osmosis yaitu proses perpindahan
molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebih
tinggi (hipertonik).
Dengan adanya osmosis ini juga menyebabkan tekstur kuning telur
pada telur asin akan berubah menjadi lebih keras karena ketika molekul air
dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan garam masuk ke putih telur
karena konsentrasi putih telur lebih pekat daripada larutan garam, tetapi perlu
kita ingat bahwa masih ada kuning telur yang konsentrasinya jauh lebih pekat
dibanding dengan putih telur dan larutan garam. Sehingga molekul air dan
garam masuk ke kuning telur, tetapi lebih banyak garam yang masuk
dibanding dengan air. Semakin lama, garam yang terdapat di dalam kuning
telur akan semakin menumpuk sehingga kuning telur akan mengeras karena
kelebihan mineral garam dan adanya osmosis pada telur bebek ini pun
menyebabkan kuning telur berubah warna yang semula berwarna kuning biasa
menjadi jingga kecoklatan.