Anda di halaman 1dari 25

PEMANFAATAN RAGI ALAMI PADA PEMBUATAN KUE SERABI

Abela Agatha1, Paryoto2


1
Mahasiswa Program Studi Perhotelan, AKPINDO JAKARTA
2
Dosen Program Studi Perhotelan, AKPINDO JAKARTA
1
abellaagatta4195@gmail.com, 2paryoto88@yahoo.co.id

Abstract
Kismis in Latin as Vinifera consist of polifenol, mineral, iron, calcium, potassium,
Vitamine B, glucose and fructosa as the ingredient to produce natural yeast. This
research aims to conduct experimental baking Serabi cake using natural yeast and its
impact on its smell, colour, taste and texture and hedonic test. Research method using
exploitative experiment. The purposive sampling method consist of 2%, 6%, 10%, 14%
coding by 225, 305, 475 and 555 in the range of 25 to 27 Celcius degree for 4 intil 7
days. The results showed that the organoleptic result of sample code 555 by 14% yeast
as the best one compared with the others. While based o nhedonic test the sample with
305 code has shown a higher score.
Keywords: raisins, serabi cake, hedonic test, organoleptic test
Latar Belakang tepung terigu, atau gabungan dari tepung
beras dan tepung terigu yang berupa
Manusia selalu menggunakan akal
adonan cair dengan campuran bahan lain
mengisi kebutuhannya, termasuk
dengan proses pengolahan dipanggang
kebutuhan pangan. Uji coba dilakukan
dalam wajan besi atau tanah liat. Serabi
agar aman dan sehat dalam mengolah
adalah jajanan tradisional yang ada di
makanan. Berbagai proses dilakukan agar
Indonesia dan memiliki cita rasa yang
bahan makanan yang ada dapat
sangat enak. Jajanan ini dikenal dengan
dimanfaatkan dengan melakukan
serabi atau dikenal juga dengan surabi.
pengolahan baik di negara tropis dan
Ada dua jenis serabi yaitu, serabi manis
negara sub tropis, di Indonesia ragi
dengan memakai saus kinca, lalu ada pula
digunakan mengolah singkong menjadi
serabi asin yang menggunakan oncom
tape dan alkohol. Di Korea menyimpan
yang telah dibumbui. Kue serabi
kimchi sesuai tata cara kearifan penduduk
merupakan salah satu makanan tradisional
di sana. Di Afrika Barat juga dilakukan
yang masih dikenal sampai saat ini.
hal serupa dalam mencari dan
Serabi atau surabi merupakan salah
menciptakan keragaman dan keamanan
satu makanan ringan atau jajanan pasar
pangan agar terhindar dari penyakit
yang berasal dari Indonesia. Serupa
menular (Oguntoyinbo, 2014). Fokus
dengan pancake (pannekoek /pannenkoek)
penelitian ini adalah penggunaan ragi
namun terbuat dari tepung beras dan
menjadi alat eksperimen pembuatan Kue
diberi kuah cair yang manis (biasanya dari
Serabi.
gula kelapa). Kuah ini bervariasi menurut
Kue serabi merupakan kue tradisional
daerah di Indonesia. Kue serabi banyak
Indonesia yang dibuat dari tepung beras,

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 1
dijajakan pada pagi hari, sehingga kue ini Ragi alami adalah mikroorganisme
banyak dimanfaat untuk hidangan makan dari bahan-bahan alami yang didapatkan
pagi sebagai pengganti sarapan (Paryoto, dari hasil fermentasi tanpa memerlukan
2019). bahan tambahan buatan. Mikroorganisme
Sarapan merupakan hal terpenting dalam bahan-bahan alami menggunakan
dari seluruh jenis hidangan sehari. glukosa serta memproduksi
Sarapan adalah makanan yang dimakan karbondioksida, aroma alkohol, dam
pada pagi hari sebelum beraktivitas yang asam-asam organik. Menggunakan
terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk mikroorganisme bermanfaat yang berasal
atau makanan kudapan dengan waktu dari bahan-bahan alami (Ko, 2012).
sarapan mulai dari pukul 06.00 sampai Ragi adalah suatu macam tumbuh-
dengan pukul 10.00 (Soekirman, 2000). tumbuhan bersel satu yang tergolong
Sarapan dapat mengisi energi yang kedalam keluarga cendawan. Ragi
dibutuhkan oleh tubuh dan menyediakan berkembang biak dengan suatu proses
karbohidrat yag akan digunakan untuk yang dikenal dengan istilah pertunasan,
meningkatkan kadar glukosa darah. Kue yang menyebabkan terjadinya peragian.
serabi banyak dikonsumsi sebagai Peragian adalah istilah umum yang
makanan yang disajikan pada pagi hari mencangkup perubahan gelembung udara
atau sebagai makanan pagi (sarapan). dan yang bukan gelembung udara
Sehingga penjual serabi di daerah Jawa (aerobic dan anaerobic) yang disebabkan
Tengah kebanyakan dibuat dan dijual oleh mikroorganisme. Dalam pembuatan
hanya pagi hari. Bermacam-macam Kue roti, sebagian besar ragi berasal dari
Serabi yang dijajakan bahan utamanya mikroba jenis Saccharomyces Cerevisiae.
dominan tepung beras dan ada yang Ragi merupakan bahan pengembang
dikombinasi dengan tepung terigu atau adonan dengan produksi gas
tepung sagu (pati) sehingga kandungan karbondioksida (Ray & Joshi, 2014);
serat masih sedikit. Kebutuhan serat (Vilela, 2019).
makanan dalam tubuh sangat penting, Ragi terdiri dari sejumlah kecil
secara awam bahwa serat pangan berguna enzym, termasuk protease, lipase,
untuk memperlancar pencernaan, namun invertase, maltase dan zymase. Enzym
didalam percernaan terdapat manfaat yang penting dalam ragi adalah invertase,
lainnya bagi kesehatan. Zat gizi yang maltase dan zymase. Enzym invertase
terdapat dalam kue serabi yang biasa dalam ragi bertanggung jawab terhadap
dikonsumsi dominan adalah karbohidrat awal aktivitas fermentasi (Lim, 2011).
atau zat tepung. Enzym ini mengubah gula (sukrosa) yang
Penelitian ini fokus pada pemanfaatan terlarut dalam air menjadi gula sederhana
kismis sebagai ragi alami dalam yang terdiri atas glokosa dan fruktosa.
pembuatan kue serabi, sekaligus analisa Gula sederhana kemudian dipecah
pengaruhnya pada aroma, warna, rasa dan menjadi karbondioksida dan alkohol.
tekstur produk. Enzym amilase yang terdapat dalam
Tinjauan Pustaka tepung mampu memproduksi maltose
yang dapat dikonsumsi oleh ragi sehingga
Ragi fermentasi terus berlangsung. Proses

2 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
pengembangan adonan dapat terjadi dari mikrooganisme memberikan rasa
apabila ragi dicampur dengan bahan- dan aroma yang unik dan beragam.
bahan lain dalam pembuatan roti, maka 5. Menyehatkan. Selama proses
ragi akan menghasilkan CO2. Gas inilah fermentasi banyak enzim-enzim
yang menjadikan adonan roti menjadi bermanfaat yang baik untuk kesehatan
mengembang. Proses pengembangan dihasilkan. Para ahli telah melaporkan
adonan yang dilakukan oleh ragi bahwa mikroorganisme-
ditunjang oleh penggunaan bahan lain mikroorganisme dalam roti yang
yaitu gula sebagai sumber energi. difermentasi secara alami sangat
efektif sebagai antikolesterol,
Ragi Alami
antikanker, dan antioksidan.
Ragi alami adalah mikroorganisme
dari bahan-bahan alami yang didapatkan Prinsip Pembuatan Ragi Alami
dari hasil fermentasi tanpa memerlukan Proses ragi alami difermentasi, ini
bahan tambahan buatan. Mikroorganisme merupakan metode untuk menangkap
dalam bahan-bahan alami menggunakan mikroorganisme yang efektif seperti
glukosa serta memproduksi yeast, bakteri asam laktat untuk membuat
karbondioksida, aroma alkohol, dan asam- roti. Pertama-tama siapkan toples yang
asam organik. Ragi alami menggunakan telah disterilisasi, air, dan beberapa bahan
mikroorganisme bermanfaat yang berasal yang mengandung gula atau karbohidrat
dari bahan-bahan alami, bukan dari yeast seperti sukrosa pada buah, sayur, dan
buatan (Lim, 2011). tepung. Letakkan bahan-bahan tersebut
Manfaat menggunakan ragi alami ditoples, simpan pada suhu ruang (25-27
dalam adonan adalah: oC) selama beberapa hari.
1. Mudah dicerna. Selama proses Mikroorganisme di permukaan buah akan
fermentasi, berbagai mikroorganisme mulai tumbuh dan mengkonsumsi gula.
mengubah senyawa pada roti menjadi Selama fermentasi, bakteri yang memiliki
senyawa sederhana yang mudah pertumbuhan paling cepat akan tumbuh
dicerna. pertama kali, pada saat itu jika ragi
2. Membentuk tekstur yang empuk. berasal dari pati makan akan dipecah
Berbagai macam mikroorganisme menjadi molekul gula oleh bakteri.
dapat menghasilkan pelembab seperti Selama pertumbuhan bakteri asam laktat
trehalose yang dapat menghambat tersebut pH akan menurun sehingga
retrogradasi pati pada roti sehingga bakteri umum lainnya tidak dapat tumbuh,
keempukan roti menjadi lebih tahan tapi yeast tetap dapat tumbuh pada
lama. kondisi pH rendah dan yeast tersebut
3. Umur simpan yang panjang tanpa menghasilkan karbondioksida dan
pengawet. Berbagai mikroorganisme alkohol. Yeast tumbuh dengan baik pada
keasaman dan menghasilkan senyawa kondisi aerobic (ada oksigen), tapi
antibakteri pada adonan sehingga roti kondisi anaerobic (tak ada oksigen)
dapat disimpan lebih lama. dianjurkan pada proses pembuatan ragi
4. Kaya akan rasa dan aroma. Selama karena jika yeast ditumbuhkan secara
proses fermentasi, berbagai metabolit aerobic memungkinkan terjadinya
kontaminasi. Ragi sebaiknya disimpan

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 3
pada suhu yang tetap karena jika suhu dengan mikroorganisme yang
fluktuatif mikrobia menjadi stress. dibutuhkan pada ragi. Metode ini dapat
Kebutuhan gula juga harus tercukupi dibuat dari berbagai macam sumber
selama proses fermentasi. Jika gula tidak karbohidrat, tapi umumnya dari
cukup, bakteri yang berbahaya akan kentang, beras, dan ketan. Fermentasi
tumbuh dan yeast akan melemah (Ray & dapat dilakukan oleh malt, koji
Joshi, 2014). (Aspergillus oryzae), atau ragi tape.
Dengan metode ini tidak perlu
Bahan dan Pembuatan Ragi Alami
menambahkan gula karena enzim dari
Ada beberapa bahan yang dapat
kapang tersebut dapat mengubah
difermentasi tapi tidak aplikatif untuk
karbohidrat menjadi gula yang dapat
membuat roti, misalnya papaya, nanas,
difermentasi. Metode ini sangat stabil
dan kiwi karena mengandung enzim
terutama untuk membuat roti manis.
protease. Saat membuat adonan, gluten
3. Buah Segar
akan rusak oleh enzim protease sehingga
Buah segara dapat digunakan untuk
berpengaruh terhadap pengembangan
membuat ragi alami, misalnya dari
adonan. Sebelum anda membuat ragi
anggur, stroberi, apel, pisang, dan
dengan bahan tersebut, sebaiknya
sirsak. Jika ingin lebih berhasil
nonaktifkan enzim dengan pemanasan
membuat ragi, sebaiknya gunakan
kemudian fermentasikan pada suhu ruang
buah saat musimnya, karena
untuk menumbuhkan mikrobia.
lingkungan saat musim buah tersebut
Berdasarkan bahan-bahan (Tan &
akan menentukan mikroorganisme
Weerasuriya, 2013) mengklasifikasikan
yang tumbuh. Jangan mencuci buah
menjadi:
karena mikroorganisme yang efektif
1. Metode bubuk sereal untuk fermentasi juga terdapat dalam
Metode ini sangat umum dan kulit buah. Jadi sebaiknya gunakan
sederhana untuk membuat ragi. Bahan buah organik, sehingga tidak
yang umum digunakan adalah adonan membahayakan untuk pertumbuhan
asam rye, adonan asam putih, adonan mikroorganisme. Tambahkan gula atau
asam gandum utuh. Metode ini lebih madu untuk keberhasilan proses
stabil dibandingkan metode lain, fermentasi. Jika menggunakan buah
sehingga dapat diterapkan pada setiap yang tidak asam sebaiknya tambahkan
roti. Pembuat roti di San Francisco, air jeruk nipis untuk menurunkan pH.
Amerika juga masih menggunakan 4. Buah kering
adonan asam. Buah kering dapat menggunakan
2. Metode Sakarifikasi kismis, fig kering, atau kurma. Buah
Pada dasarnya pati tidak dapat kering biasanya butuh waktu lebih
digunakan oleh yeast untuk lama untuk proses fermentasi
pertumbuhan karena molekul pati yang dibandingan buah segar, jadi kita harus
besar. Pati harus dipecah menjadi mengaduknya sekali sehari sebelum
molekul yang kecil seperti glukosa. proses fermentasi dimulai.
Proses ini disebut sakarifikasi. Metode 5. Sayuran
ini dapat dilakukan dengan
menambahkan sumber karbohidrat

4 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
Ragi dari sayuran dapat menggunakan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh
umbi-umbian, seperti kentang manis, mikrobia sehingga ragi menjadi bau. Jika
singkong, ubi, dan wortel. Tapi jika ingin membuat ragi yang baik, dapat
menggunakan sayuran hijau, menambahkan air jeruk nipis untuk
tambahkan gula atau madu karena menurunkan pH. Tapi jika menggunakan
sayuran hijau tidak memiliki gula yang keasamannya tinggi seperti jeruk nipis,
dapat difementasi dan aktivitas fermentasi akan berjalan lebih lambat
fermentasinya lambat. Jangan gunakan (Lim, 2011).
bawang bombay dan bawang putih
Proses Pembuatan Ragi Alami Kismis
untuk membuat ragi karena baunya
Tan & Weerasuriya (2013) uji mikro-
tidak enak.
biologi dalam proses pembuatan ragi
Kadar pH dalam Pembuatan Ragi adalah sebagai berikut:
pH adalah salah satu faktor penting 1. Cuci toples dengan sabun dan bilas
untuk pertumbuhan mikroorganisme. dengan air bersih beberapa kali sampai
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung tidak ada sisa sabun dalam toples,
pada pH karena dalam mempengaruhi karena akan mengganggu proses
aktivitas enzim. Setiap jenis fermentasi (Jangan menggunakan
mikroorganisme memiliki kondisi optimal spons saat mencuci karena
pH yang berbeda-beda. Bakteri biasanya mengandung banyak bakteri).
tumbuh pada pH 6-8 atau kondisi netral, 2. Siapkan panci berisi air, masukan
tapi ragi dan jamur dapat tumbuh pada toples bersih ke dalamnya, lalu
pH 4-6. Awalnya, ragi memiliki pH 5-7 nyalakan api kompor. Saat air
dan dapat menurun bila ada pertumbuhan mendidih, tutup panci selama 5 menit.
bakteri asam laktat sedangkan bakteri Setelah itu keluarkan toples dan
yang lebih menyukai kondisi netral akan dinginkan di tempat bersih.
mati. Jadi tidak perlu khawatir akan 3. Timbang bahan-bahan, masukkan ke
adanya bakteri yang berbahaya. dalam toples steril dan aduk rata
Ada beberapa jamur yang dapat kemudian tutup toples (Jangan tutup
tumbuh pada ragi yang dapat toples terlalu rapat karena dapat
menghasilkan racun seperti mikotoksin meledak atau pecah akibat banyaknya
dari Aspergillus flavus dan fusarium spp. gas karbon dioksida yang dihasilkan
Jamur tersebut lebih menyukai selama fermentasi).
karbohidrat, kondisi asam, dan kondisi 4. Aduk perlahan-lahan sehari sekali,
aerobic (banyak oksigen) untuk jangan diaduk lagi setelah fermentasi
pertumbuhannya. Oleh karena itu dimulai. Tanpa pengadukan, ragi
sebaiknya gunakan kondisi anaerobic menjadi bulukan. Namun, jika terus
(tanpa oksigen) untuk membuat ragi. diaduk selama fermentasi berlangsung
Sebaiknya kontrol pH jika menginginkan dapat membuat rasanya menjadi lebih
ragi yang lebih stabil. Kita harus asam karena munculnya bakteri
memperhatikan jika menggunakan berbahaya.
sayuran untuk bahan ragi alami. Jika pH 5. Fermentasi berlangsung selama 4-7
dari bahan-bahan yang digunakan untuk hari pada suhu ruang (25-27⁰C) dan
membuat ragi adalah basa, maka akan ragi setiap hari lebih baik simpan ragi

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 5
didalam kotak styrofoam sehingga fermentasi ini membentuk suatu rasa
suhunya tidak banyak berubah-ubah. karena ragi bereaksi terhadap gula dan
Ragi telah telah siap jika semua kismis mengubahnya menjadi karbondioksida
mengapung dipermukaan dan ada dan alkohol (Ray & Joshi, 2014). Pada
banyak gelembung udara. Simpan dasarnya ragi memakan gula dan
dalam lemari es (dapat disimpan mengubahnya menjadi karbondioksida,
selama 2 minggu). dan juga memproduksi sejumlah zat-zat
kecil seperti alkohol, ketones, dan
Menyimpan Ragi
aldehydes. Lebih lanjut proses mengikuti
Cara Penyimpanan ragi alami
urutan yang sistematis (Vilela, 2019);
menurut Ko (2012):
(Ray & Joshi, 2014), sebagaimana urutan
1. Metode refresh
di bawah ini:
Ragi dapat disimpan dengan cara
1. Temperatur adonan, Ragi tidak akif
memberinya ‘makan’ secara teratur.
pada temperature 32⁰F-34⁰F (0⁰C-1⁰C)
Ini merupakan metode yang paling
dan mulai aktif ketika temperature
baik. Namun, jika ragi tidak dirawat
50⁰F (10⁰C). Pada saat 120⁰F (50⁰C)
atau diabaikan, akan terkontaminasi.
fermentasi mulai melambat dan sel-sel
Tidak baik jika melakukan refresh
ragi mulai mati dan fermentasi
lebih dari empat kali.
berkahir pada saat 140⁰F (60⁰C).
2. Metode penyimpanan dingin (dalam
2. Jumlah garam, garam dapat
lemari es)
memperlambat fermentasi ragi,
Simpan ragi pada suhu rendah (50℃).
penggunaan garam yang sesuai.
Ragi dapat digunakan untuk 3-7 hari.
3. Jumlah gula, penggunaan gula yang
Tetapi setelah disimpan dalam lemari
cukup dapat meningkatkan aktifitas
es, lebih baik ragi di-refresh sebelum
ragi (sekitar 5%, baker percentage).
digunakan.
Penggunaan 10% memperlambat
3. Metode kering
fermentasi.
Dengan metode ini, ragi dapat
4. Tipe gula yang dipakai, sukrosa,
disimpan selam kurang lebih 1 tahun.
glukosa, dan fruktosa dapat
Sebarkan atau oles ragi di atas kertas
berfermentasi dengan cepat, maltose
minyak lalu keringkan pada tempat
berfementasi dengan lambat sedangkan
sejuk dan berangin. Setelah kering,
laktosa tidak berfermentasi sama
buat menjadi bubuk dan simpan dalam
sekali.
wadah kedap udara. Anda dapat
5. pH dari adonan, pH yang optimum
menambahkan sekitar 1sdm ragi bubuk
adalah 4 sampai 6. Di atas atau
ini saat akan membuat ragi baru.
dibawah pH tersebut fermentasi
Fermentasi berjalan lambat
Fermentasi adalah proses 6. Jumlah ragi, jumlah ragi yang banyak
mikroorganisme yang tumbuh dari bahan tentu mempercepat fermentasi, tetapi
seperti buah atau sayur yang memecah penggunaan ragi yang terlalu banyak
pati menjadi gula. Hasil dari fermentasi dapat memberikan rasa ragi yang tidak
gula adalah etanol, asam laktat, asetat dan diinginkan, selain itu dapat membuat
karbondioksida (Vilela, 2019). Proses adonan capai.

6 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
7. Tipe ragi yang dipakai, produk ragi ini dapat menghasilkan ragi yang baik
yang dijual ke bakers mengandung dan lebih sedikit risiko terkontaminasi.
fermentasi ragi yang cepat dan bagus
Kismis
untuk adonan yang mebutuhkan waktu
Kismis adalah buah anggur yang
cepat.
dikeringkan. Kismis memiliki rasa dan
Klasifikasi Berdasarkan Metode Fermen- aroma yang khas sangat dimakan. Kismis
tasi mengandung konsentrat gula yang tinggi.
Dalam seni fermentasi Katz (2012) Selama proses dekristalisasi, buah akan
mengelompokan metode fermentasi direndam dalam sari buah atau air
menjadi tiga, single-step fermentation, mendidih untuk melarutkan gula. Proses
independent two-step fermentation, and ini juga yang membuat kulit kismis
simultaneous two-step fermentation. menjadi kasar. Buah kismis digunakan
Karakteristik fermentasi berbeda sebagai hiasan kue, campuran coklat
tergantung pada metodenya: ataupun topping pada ice cream atau
1. Single-step fermentation pengganti permen. Kismis memiliki
Metode ini paling sederhana kandungan zat-zat yang bermanfaat bagi
dibandingkan dua metode yang lain. tubuh. Kandungan gizi pada kismis
Yeast langsung dapat menggunakan berupa : raisin, air, energi, protein, lemak,
gula dari buah yang digunakan untuk abu, karbohidrat, serat, gula, kalsium, zat
membuat ragi. Buah yang digunakan besi, magnesium, fosfor, potasium,
misalnya kismis, anggur, apel. sodium, zinc, tembaga, mangan,
2. Independent two-step fermentation selenium, vitamin C, riboflavin, niasin,
Metode ini memiliki dua tahap folat, vitamin K, vitamin E.
fermentasi, karena yeast tidak dapat Kismis adalah anggur hitam yang
menggunakan pati secara langsung. berbentuk kecil-kecil dan dikeringkan.
Tahap sakarifikasi oleh enzim seperti Anggur hitam yang kecil biasanya disebut
malt dibutuhkan sebelum proses kismis pada mulanya berasal dari Yunani.
fermentasi. Mula-mula pati harus Pada saat ini terdapat beberapa varietas
dihirolisis menjadi maltose oleh enzim, anggur yang dapat memproduksi kismis
kemudian yeast menggunakan maltose yang berukuran kecil, berwarna biru
tersebut untuk fermentasi. Bahan yang kehitaman, dengan rasa yang enak dan
digunakan misalnya ragi dari nasi tidak berbiji. Mutu kismis yang baik harus
merah. tebal, bundar, berisi (berdaging) dan
3. Simultaneous two-step fermentation bersih, ukurannya seragam berwarna biru
Dalam metode ini, proses sakarifikasi kehitaman.
dan fermentasi berlangsung bersamaan Proses pengeringan buah anggur
tidak seperti independent two-step dapat dilakukan secara alami dengan sinar
fermentation. Pati tidak dapat matahari atau menggunakan oven. Proses
digunakan yeast, oleh karena itu pengeringan dilakukan hingga mencapai
amylase berperan dalam memecah kadar air 15-18 g dan kadar gula 68-70 g
karbohidrat bersamaan dengan yeast. per 100 g. Kismis yang baik memiliki
Sebagai enzim tambahan, biasanya warna kehitaman atau keemasan.
digunakan ragi tape dan koji. Metode

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 7
Kismis sangat manis karena memiliki Kandungan Kismis
konsentrasi gla yang tinggi, dan jika Tabel 1. Kandungan Gizi Pada 100g
disimpan lama, gula tersebut akan Kismis
terkristalisasi di dalamnya. Proses ini Kandungan Gizi Jumlah
dapat menyebabkan kismis menjadi kasar, Energi 300 kkal
walaupun tidak berpengaruh bagi Karbohidrat 79 g
penggunaannya. Dekristalisasi dapat Dietary Fiber 4g
dilakukan dengan merendam sebentar Calcium 50 mg
dalam cairan (misalnya alkohol, sari buah, Protein 3g
atau air mendidih) untuk melarutkan gula. Iron 1,9 g
Jenis-jenis Kismis Sodium 11 mg
Kismis dibuat dengan cara Potassium 750 mg
mengeringkan buah anggur tidak berbiji, Sugar 59 g
terutama dari jenis Vinifera, seperti Fat 0,5 g
Thompson seedless. Anggur jenis tersebut Sumber: Jurnal Kedokteran Universitas
selain tidak berbiji, juga memiliki kulit Indonesia
tipis, serta aroma dan rasa yang sangat Kandungan gula yang terdapat di
manis. Buah tersebut mudah dikeringkan, dalam kismis bukanlah sukrosa yang yang
serta tidak perlu ditambahkan gula merupakan gula yang dapat
sebagai pengawet. Banyak jenis kismis dimetabolisme oleh bakteri, melainkan
lain yang juga bermutu baik, di antaranya didominasi oleh glukosa dan fraktosa.
berasal dari Yunani dan negara-negara Menurut Ray & Joshi (2014),
mediterania lainnya dan Australia. Phytochemicals yang ada dalam kismis
Beberapa jenis kismis tersebut dikenal di sangat bermanfaat bagi kesehatan mulut
pasaran dengan nama atau merek untuk memerangi bakteri penyebab
“Vostizzas” yang biasanya berharga terjadinya karies dan penyakit gusi.
mahal. Jenis atau merek lain adalah Gulf, Lima kandungan kimia dalam kismis
Patras, Pygros, Amelia, dan cap “Crown” terdiri dari oleanolic aldehyde, betulin,
yang juga berasal dari Australia. betulinic acid, dan 5-(hydroxymethyl)-2-
Varietas kismis bergantung pada tipe furfural yang bisa ditemukan hamper
dari anggur yang digunakan. Kismis disemua jenis tumbuhan, seperti tomat,
Golden dibuat dari anggur jenis brokoli, bawang, sitrus, kentang, lada, dll.
Thompsons, dan diolah dengan Selain zat-zat tersebut, kismis juga
menggunakan Sulfur Dioxode (SO2), mengandung tannin dalam bentuk fenol
sedangkan varietas Flame dikeringkan dan catechins, serta flavanoid yang
untuk mendapatkan karakteristik warna. merupakan antioksidan dalam jumlah
Jenis lain yaitu Zante Currants merupakan yang lebih kecil dibanding anggur, karena
kismis yang lebih kecil yang mempunyai zat-zat ini mudah rusak dan hancur oleh
warna sangat gelap serta mempunyai rasa teknik proses modern seperti pemasakan.
asam. Selain itu perbedaan varietas, Menurut Paryoto (2019) konsep-
kismis sendiri mempunyai warna beragam konsep dasar dari kue serabi.
(hijau, hitam,biru, ungu, kuning) serta 1) Inti produk : Makanan ringan
ukuran yang berbeda-beda pula. tradisional yang telah dimodifikasi

8 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
sesuai keinginan pasar yang Desain Penelitian
menyenangkan, enak dan dapat Penelitian ini merupakan penelitian
dikonsumsi kapan dan dimana saja. eksperimen yaitu penelitian yang
2) Wujud produk : Kue serabi yang digunakan untuk mencari pengaruh
lembut dengan beraneka ragam rasa perlakuan tertentu terhadap yang lain
3) Dimensi produk : Dimensi produk dalam kondisi yang terkendalikan.
berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri Kondisi yang terkendalikan adalah adanya
produk yang meliputi bentuk, ukuran, hasil dari penelitian dikonversikan ke
warna serta fungsinya. Serba serabi dalam angka-angka, untuk analisis yang
disajikan dengan bentuk bulat, digunakan adalah dengan menggunakan
berwarna putih kecoklatan, empuk , analisis statistik (Lim, 2011). Uji coba ini
dan berukuran kecil agar terlihat lebih penulis lakukan bertujuan dan membuat
menarik serta memberikan kesan lucu desain penelitian untuk mempermudah
dan imut, hal ini sesuai dengan dalam proses pembuatan, dan mampu
posisinya sebagai cemilan ringan mengetahui sifat maupun karakteristik
material atau bahan yang digunakan.
Metodologi Penelitian

Standar Resep Kue Serabi Formula Penerapan Ragi Alami


Kismis:
1. Ragi Alami Kismis 2%
Formula Modifikasi Penerapan Ragi 2. Ragi Alami Kismis 6%
Alami Kismis 3. Ragi Alami Kismis 10%
4. Ragi Alami Kismis 14%

Uji Coba Kue Serabi Dengan Penerapan


Ragi Alami Kismis

Analisa Produk & Analisa Proses

Uji Kesukaan & Uji Organoleptik

Analisis Data

Simpulan

Mendapat Resep Formula Kue Serabi


Dengan Penerapan Ragi Alami

Gambar 1. Desain Penelitian

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 9
Penjelasan : 8. Setelah melakukan uji coba dan
1. Menentukan resep standar yang akan menganalisa hasil penelitian, maka
digunakan oleh peneliti dalam proses peneliti akan mendapatkan atau
eksperimen menentukan resep formula yang
2. Peneliti melakukan percobaan produk terbaik Kue Serabi dengan Penerapan
dengan komposisi ragi alami kismis, Ragi Alami Kismis.
sebanyak: Standar Resep Kue Serabi
1) 0% penambahan ragi alami kismis Adapun berikut ini adalah resep yang
2) 2% penambahan ragi alami kismis digunakan peneliti sebagai acuan standar
3) 6% penambahan ragi alami kismis dari pembuatan kue serabi.
4) 10% penambahan ragi alami kismis
Tabel 1. Standar Resep Kue Serabi
5) 14% penambahan ragi alami kismis
Bahan Ukuran
3. Analisis produk dan analisa proses
Berdasarkan penganalisaan, peneliti Tepung Beras 250gr
menyimpulkan bahwa produk Tepung Terigu 30gr
memiliki karakteristik ideal. Maka Gula 50gr
selanjutnya lima produk ini diujikan Garam 5gr
dengan tingkat kesukaan dan Ragi Instan 8gr
organoleptik. Kuning Telur 1btr
4. Uji kesukaan Santan 500ml
Pengujian ini dilakukan dengan Sumber: Paryoto (2019)
menyediakan sampel produk dengan Cara membuat :
masing- masing kriteria penambahan,
1. Rebus santan dan daun pandan sambil
dan diberikan kepada 40 responden
diaduk sampai mendidih. Biarkan
untuk mengetahui tingkat kesukaan
santan hangat.
produk.
2. Campur tepung beras, tepung terigu,
5. Uji organoleptik
ragi instan, gula pasir, dan garam.
Pengujian ini dilakukan dengan
Aduk rata, lalu tambahkan telur dan
menyediakan sampel produk dengan
kemudian aduk kembali hingga
masing- masing kriteria penambahan,
tercampur rata.
dan diberikan kepada 40 responden
3. Tuangkan santan sedikit demi sedikit
untuk mengetahui warna, tekstur,
sambil diuleni. Kocok menggunakan
aroma , dan rasa produk.
mixer sampai adonan kalis tidak ada
6. Analisis data
gumpalan. Setelah itu diamkan adonan
Data yang sudah didapat akan
selama 15 menit.
ditabulasi, diolah dan dianalisa
4. Panaskan wajan besi sambil dioles
7. Simpulan
sedikit minyak. Panaskan wajan
Tahap ini adalah dimana hasil dari
kembali salama 5 menit diatas api
penelitian yang dimaksudkan peneliti
sedang.
untuk mendapatkan kesimpulan untuk
5. Tuang adonan kedalam wajan besi.
jawaban permasalahan didalam
Biarkan mengembang, dan kering.
penulisan ini.
Lalu angkat.

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 43
Resep Uji Coba Kue Serabi Dengan Ragi ragi alami kismis. Dalam proses
Alami Kismis penentuan formula ini peneliti telah
Tabel berikut ini adalah formula- mencoba masing-masing dua kali
formula yang peneliti tentukan dalam percobaan. Sehingga dapat ditentukan
membuat kue serabi dengan penerapan batas interval tertentu.
Tabel 2. Resep Uji Coba Kue Serabi Dengan Penerapan Ragi Alami Kismis
Bahan Yield Kontrol 2% 6% 10% 14%
Tepung
Gr 100 Gr 100 Gr 100 Gr 100 Gr 100 Gr
Beras
Tepung
Gr 25 Gr 25Gr 25Gr 25 Gr 25 Gr
Terigu
Ragi Instan Gr 5 Gr 0 0 0 0
Ragi Alami
Gr 0 5Gr 15Gr 25Gr 35Gr
Kismis
Gula Pasir Gr 25Gr 25Gr 25Gr 25Gr 25Gr
Garam Gr 4Gr 4Gr 4Gr 4Gr 4Gr
Kuning
Pcs ½ Btr ½ Btr ½ Btr ½ Btr ½ Btr
Telur
Santan Ml 250 Ml 250 ml 250 ml 250 ml 250
5. Setelah proses fermentasi, campurkan
Proses Pembuatan Kue Serabi
adonan dengan kuning telur dan
Ekseperimen
garam, kemudian diaduk rata.
1. Panaskan santan, beri daun pandan
6. Proses pemasakan
pada masing-masingnya.
7. Setelah warna kecoklatan , dan santan
2. Timbang semua bahan.
matang, angkat dari cetakan. Serabi
3. Proses pengadukan adonan (mixing)
siap disajikan.
Cara ini dilakukan secara manual
menggunakan ballon whisk atau bisa Prosedur Percobaan Eksperimen
juga dengan rubber spatula. Semua Peneliti telah melakukan eksperimen
bahan dicampurkan kecuali telur dan sebanyak tujuh kali, dan hasil yang
garam didapat berbeda karena adanya modifikasi
4. Fermentasi adonan bahan. Berikut adalah hasil uji coba yang
Proses ini mengistirahatkan adonan peneliti lakukan sehingga dapat membuat
dengan kain basah, agar ragi didalam rangkuman catatan tentang uji coba.
adonan aktif dan mengembang.
Tabel 3. Prosedur Percobaan Eksperimen
Tanggal Percobaan
16 Februari 2019 Uji coba pertama kali peneliti lakukan dengan uji coba resep standar,
peneliti tidak menambahkan bahan apapun untuk menguji produk
maupun karaktek produk yang penulis miliki.
24 Februari 2019 Pada percobaan kedua peneliti melakukan uji coba dengan menambahkan
ragi alami kismis sebanyak 2sdm, dikarenakan maksud peneliti ingin
mengetahui karakter kue serabi jika ragi instan digantikan dengan ragi
alami kismis. Namun dari hasil uji tersebut didapatkan warna dari serabi

44 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
menjadi terlihat putih kusam, dan tekstur serabi menjadi lebih padat,
cenderung keras bukan lembut dan tidak berpori. Serabi memiliki aroma
sedikit asam ragi alami kismis. Hanya sedikit rasa manis dan cenderung
hambar.
25 Februari 2019 Percobaan selanjutnya peneliti menambahkan 4sdm ragi alami kismis,
untuk mengetahui apakah ada peningkatan kualitas pada kue serabi.
Namun, produk yang dihasilkan masih sama dengan uji coba sebelumnya.
26 Februari 2019 Uji coba keempat peneliti menambahkan 6sdm ragi alami kismis.
Menghasilkan, produk serabi dengan rasa manis yang sedikit, dan sedikit
rasa asam. Tekstur serabi agak padat dan berkerak, namun tidak berpori.
27 Februari 2019 Uji coba selanjutnya peneliti menambahkan 7sdm ragi alami kismis.
Tekstur adonan pada uji coba kali ini sedikit cair. Dan menghasilkan kue
serabi yang memiliki rasa asam ragi alami kismis, aroma ragi, dan tekstur
kue serabi agak padat, tetapi lembut, berkerak, dan tidak berpori.
28 Februari 2019 Pada percobaan selanjutnya peneliti menggunakan 7sdm ragi alami
kismis, dengan durasi fermentasi selama 1 ½ jam. Hasilnya, adonan cair
dan berbuih, adanya rasa asam pada kue serabi, dan tekstur serabi lebih
lembut, sedikit berpori dan berkerak.
22 Juli 2019 Peneliti membuat produk dengan formula yang ditentukan dan
memberikan uji produk terhadap mahasiswa Chef School semester 6
dengan kue serabi kontrol (101), perbandingan 5% (225), perbandingan 15
% (305) dan perbandingan 25% (475) dan (555) perbandingan 35%. Yang
nantinya akan peneliti analisis hasilnya di bab 4.
memilih tingkatan Suka, begitu
Instrumen penelitian
seterusnya sampai nilai 1 apabila
Instrumen penelitian yang
responden memilih paling kurang suka.
dipergunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuisioner yang dibuat sendiri Uji Hedonik
oleh peneliti. Sugiyono (2014) Uji hedonik merupakan sebuah
menyatakan bahwa instrumen penelitian pengujian dalam analisa sensori
adalah suatu alat pengumpul data yang organoleptik yang digunakan untuk
digunakan untuk mengukur fenomena mengetahui besarnya perbedaan kualitas
alam maupun sosial yang diamati. Dengan diantara beberapa produk sejenis dengan
demikian, penggunaan instrumen memberikan penilaian atau skor terhadap
penelitian yaitu untuk mencari informasi sifat tertentu dari suatu produk dan untuk
yang lengkap mengenai suatu masalah, mengetahui tingkat kesukaan dari suatu
fenomena alam maupun sosial. Dalam produk. Uji kesukaan digunakan untuk
angket tersebut berisikan aspek berupa mengukur kesukaan, biasanya dalam
aroma, rasa, tekstur, dan warna yang jangka waktu penerimaan atau preferensi
harus dinilai dalam pembuatan kue serabi tetentu. Dalam uji hedonik menggunakan
dengan penerapan ragi alami kismis. jumlah responden yang cukup banyak
Dengan skala nilai 1 sampai 5, yakni (Sharif, Butt, Sharif, Sharif, & Nasir,
dengan memberi nilai 5 apabila responden 2017).
memilih tingkatan Sangat suka dan Prinsip uji hedonik yaitu panelis
memberikan nilai 4 apabila responden diminta tanggapan pribadinya tentang

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 45
kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap Untuk melaksanakan penelitian
komoditi yang dinilai, bahkan tanggapan organoleptik diperlukan panel. Dalam
dengan tingkatan kesukaan atau tingkatan penilaian mutu atau analisis siat – sifat
ketidaksukaannya dalam bentuk skala sensori suatu komoditi, panel bertindak
hedonik. Dalam penganalisisan, skala he- sebagai instrument atau alat. Panel ini
donik ditransformasi menjadi skala terdiri dari orang atau kelompok yang
numerik dengan angka menaik menurut bertugas menilai sifat atau mutu Komoditi
tingkat kesukaan. berdasarkan kesan subjektif. Orang yang
Dengan data numerik ini dapat menjadi anggota panel disebut panelis.
dilakukan analisis statistik. Aplikasi
Waktu dan Tempat Uji Coba
dalam bidang pangan dalam bidang
Proses pembuatan dan pengujian Kue
pangan untuk uji hedonik ini digunakan
Serabi dengan penerapan ragi alami
dalam hal pemasaran, yaitu untuk
kismis ini dilakukan di di AKPINDO
memperoleh pendapat konsumen terhadap
yang beralamat di Jalan Pahlawan
produk baru, hal ini diperlukan untuk
Revolusi JL. H. Ahmad R, Pondok
mengetahui perlu tidaknya perbaikan
Bambu, Jakarta Timur. Waktu
lebih lanjut terhadap suatu produk baru
pelaksanaan dilakukan dibulan Juli 2019.
sebelum dipasarkan, serta untuk
mengetahui produk yang paling disukai Populasi, Sampel dan Teknik
oleh konsumen. Pengambilan Sampel
Uji Organoleptik Populasi
Pengujian organoleptik adalah Populasi adalah keseluruhan dari
pengujian yang didasarkan pada proses subjek penelitian. Jadi yang dimaksud
penginderaan. Bagian organ tubuh yang populasi adalah individu yang memiliki
berperan dalam penginderaan adalah sifat yang sama walaupun prosentase
mata, telinga, indera pencicip, indera kesamaan itu sedikit, atau dengan kata
pembau dan indera perabaan atau lain seluruh individu yang akan dijadikan
sentuhan. Kemampuan alat indera sebagai obyek penelitian (Lim, 2011).
memberikan kesan atau tanggapan dapat Populasi penelitian mahasiswa Chef
dianalisis atau dibedakan berdasarkan School AKPINDO semester VI karena
jenis kesan. Luas daerah kesan adalah mengetahui tentang karakteristik dasar
gambaran dari sebaran atau cakupan alat kue serabi pada umumnya dan dapat
indera yang menerima rangsangan. memberikan tanggapan atas kuisioner/
Kemampuan memberikan kesan dapat angket yang diberikan untuk menilai kue
dibedakan berdasarkan kemampuan alat serabi dengan penggunaan ragi alami
indra memberikan reaksi atas rangsangan kismis.
yang diterima. Kemampuan tersebut Sampel
meliputi kemampuan mendeteksi Sampel adalah sebagian dari jumlah
(detection), mengenali (recognition), dan karakteristik yang dimiliki oleh
membedakan (discrimination), memban- populasi tersebut. Karena keterbatasan
dingkan (scalling) dan kemampuan waktu dan tenaga digunakan sampel
menyatakan suka atau tidak suka penelitian. Sampel penelitian sebanyak
(hedonik).

46 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
40 orang. Peneliti menggunakan metode mengubah data kualitatif hasil uji
purposive sampling 40 mahasiswa Chef inderawi menjadi data kuantitatif. Berikut
School Akpindo semester 6 yang telah on kualitas inderawi yang akan dianalisa
the job training (OJT). adalah warna, aroma, rasa, tekstur.
Adapun langkah-langkah untuk
Kuesioner
menghitung rerata skor adalah sebagai
Kuesioner merupakan alat pengum-
berikut: nilai tertinggi = 4, nilai terendah
pulan data primer dengan metode survei
= 1, jumlah panelis keseluruhan = 40
untuk memperoleh opini responden.
(1) Menghitung jumlah skor maksimal =
Peneliti memberikan dua angket yang
jumlah panelis x nilai tertinggi = 40 x
berisi tentang uji hedonik dan uji
4 = 160
organoleptik. Angket uji hedonik untuk
(2) Menghitung jumlah skor minimal =
mengukur tingkat kesukaan responden
jumlah panelis x nilai terendah = 40 x
terhadap kualitas kue serabi dengan
1 = 40
kategori penilaian sangat suka, kurang
(3) Menghitung rerata maksimal:
suka, tidak suka. Pada angket uji
persentase maksimal = 4
organoleptik berisi tentang tingkat
(4) Menghitung rerata minimal:
kepekaan indrawi responden terhadap
persentase minimal = 1
kualitas kue serabi.
(5) Menghitung rentang rerata: rentang =
Metode Analisis Data Untuk Mengetahui rentang skor maksimal – skor
Kualitas Produk (Organoleptik) minimal = 4 – 1 = 3
Data yang diperoleh dari uji kualitas (6) Menghitung interval kelas rerata:
produk menggunakan inderawi kemudian interval persentase = rentang : jumlah
dianalisa dengan rerata atau mean untuk kriteria = 3 : 4 = 0,75
mengetahui kue Serabi hasil eksperimen
terbaik. Untuk mengetahui kriteria tiap Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
aspek pada sampel kue Serabi dilakukan akan diperoleh tabel interval skor.
analisis rerata skor,yaitu dengan
Tabel 4. Kelas Rerata dan Kriteria Uji Organoleptik
Indikator 1,00 ≤ x ≤ 1,74 1,75 ≤ x ≤ 2,49 2,50 ≤ x ≤ 3,24 3,25 ≤ x ≤
4,00
Aroma tidak beraroma khas Kurang beraroma Cukup beraroma Beraroma
kue serabi khas kue serabi khas kue serabi Khas kue
serabi
Warna Kuning kecoklatan Kuning kusam Putih kusam Putih bersih
Rasa Tidak Manis Kurang Manis Cukup manis Manis
Tekstur Tidak merekah Kurang merekah Cukup merekah Merekah
Luar
Tekstur Tidak kenyal Kurang kenyal Cukup kenyal Kenyal
Dalam
Selanjutnya dari hasil perhitungan eksperimen untuk mengetahui kualitas
tersebut juga akan diperoleh interval skor keseluruhan hasil eksperimen Kue Serabi.
dan kriteria kualitas kue Serabi hasil

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 47
Metode Analisis Data Untuk Mengetahui (1) Menghitung jumlah skor maksimal =
Kesukaan Produk (Hedonik) jumlah panelis x nilai tertinggi = 40 x
Data yang telah didapat dari uji 5 = 200
kesukaan menggunakan inderawi (2) Menghitung jumlah skor minimal =
kemudian dianalisa dengan rerata atau jumlah panelis x nilai terendah = 40 x
mean untuk mengetahui Kue Serabi hasil 1 = 40
eksperimen terbaik.Untuk mengetahui (3) Menghitung rerata maksimal
kesukaan tiap aspek pada sampel Kue Persentase maksimal= skor
Serabi dilakukan analisis rerata skor, yaitu maksimal:jumlah panelis= 200:40 = 5
dengan mengubah data kualitatif hasil uji (4) Menghitung rerata minimal
inderawi menjadi data kuantitatif. Berikut Persentase minimal= skor
kualitas inderawi yang akan dianalisa ada- minimal:jumlah panelis= 40:40= 1
lah aroma, warna, rasa, tekstur bagian luar (5) Menghitung rentang rerata
dan tekstur bagian dalam. Rentang = rerata skor maksimal –
Adapun langkah-langkah untuk skor minimal = 5 – 1 = 4
menghitung rerata skor adalah sebagai (6) Menghitung interval kelas rerata
berikut: nilai tertinggi = 5, nilai terendah Interval persentase = rentang : jumlah
= 1, jumlah panelis keseluruhan = 40 kriteria = 4 : 5 = 0,8
Tabel 5. Interval Kelas Rerata dan Kriteria Uji Hedonik
Indikator 1,00 ≤ X 1,80 ≤ X ≤ 2,60 ≤ X ≤ 3,40 ≤ X ≤ 4,20 ≤ X ≤
≤1,79 2,59 3.39 4,19 5,00
Aroma Tidak Suka Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat Suka
Warna Tidak Suka Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat Suka
Rasa Tidak Suka Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat Suka
Tekstur Luar Tidak Suka Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat Suka
Tekstur Tidak Suka Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat Suka
Dalam
Selanjutnya dari hasil perhitungan semua cara pembuatan kue serabi dengan
tersebut juga akan diperoleh interval skor penerapan ragi alami kismis sama dengan
dan kriteria kesukaan hasil eksperimen pembuatan kue serabi pada umumnya,
untuk mengetahui uji kesukaan perbedaannya hanya pada penerapan ragi
keseluruhan hasil eksperimen Kue Serabi. alami kismis pada 4 jenis adonan dan
berkomposisi berbeda–beda, dengan
Hasil dan Pembahasan
formula penerapan ragi alami kismis 2%,
Analisa Proses 6%, 10 % , 14%.
Setelah melaksanakan proses uji coba Hasil pengamatan pada saat proses
pembuatan kue serabi dengan penerapan pembuatan kue serabi diuraikan sebagai
ragi alami kismis dapat disampaikan berikut ini (peneliti melakukan percobaan
sebagai berikut: pada sampel 101 saat ini dengan menggunakan ½ resep):
pembuatan adonan terbilang cukup lama

48 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
Tabel 6. Analisa Proses Pembuatan Kue Serabi
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel
101 225 305 475 555
(kontrol) (2%) (6%) (10%) (14%)
Lama pengadukan bahan
adonan untuk mencapai
tingkat homogenisasi yang
Waktu cenderung berbeda dikarenakan
Pencamp penggunaan cairan tambahan
3 menit 3 menit 3 menit 3 menit 3 menit yaitu ragi alami kismis. Ragi
uran
alami kismis memiliki
Adonan
karakteristik yang berbeda
dengan santan sehingga
menghasilkan waktu yang
berbeda.
Fermentasi yang dibutuhkan
untuk sampel kontrol sekitar 15
menit untuk membuat adonan
mengembang. Sedangkan, pada
adonan lain membutuhkan
waktu lebih dari 1 jam. Hal ini
disebabkan oleh penggunaan
Waktu
2 jam 1 jam 1 jam 1 jam ragi alami kismis pada adonan.
Fermenta 15
10 45 40 30 Perbedaan pada waktu yang
si menit
menit menit menit menit terjadi dikarenakan penggunaan
Adonan
ragi alami kismis yang semakin
sedikit maka semakin lama
waktu fermentasi yang
dibutuhkan, sedangkan semakin
banyak pemakaian ragi alami
kismis maka waktu fermentasi
yang dibutuhkan lebih cepat.
Pada proses pemanggangan
kue serabi kontrol akan
mengalami waktu lebih cepat,
Proses
1.20 1.40 1.30 1.30 1.40 dikarenakan dalam proses
pemangg
menit menit menit menit menit pemasakan santan lebih cepat
ang-an
mengental. Tetapi santan masih
membuat tekstur kue serabi
lebih lembut.
Sumber: Data penelitian, 2019
disertai warna putih. Setelah matang
Analisa Produk
kue serabi dengan resep standar ini
1. Hasil percobaan dengan menggunakan
menghasilkan produk dengan tekstur
resep kontrol (101)dapat menghasilkan
luar berwarna coklat muda (seperti
adonan yang kental, dan mengembang

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 49
pancake) dan tekstur dalam yang ragi instan. Percobaan menghasilkan
berwarna putih. Kue serabi kode (101) adonan yang lebih cair dibandingkan
beraroma khas santan. adonan sebelumnya, adonan sedikit
2. Hasil percobaan yang peneliti lakukan kusam sedikit berbeda dengan formula
dengan formula dengan penerapan 2% 305. Setelah matang kue serabi dengan
ragi alami kismis untuk menggantikan resep formula 475 ini menghasilkan
ragi instan. Dalam percobaan adonan produk dengan tekstur luar berwarna
yang dihasilkan sama kental dengan coklat muda (seperti pancake) dan
adonan 101 namun dalam warna tetap tekstur dalam yang berwarna kusam,
namun sedikit lebih kusam. Setelah yang berasal dari ragi alami kismis
matang kue serabi dengan resep for- (10%) dan memiliki tekstur yang lebih
mula ini menghasilkan produk dengan kenyal dibandingkan produk 305. Kue
tekstur luar berwarna putih kecoklatan serabi kode (475) aroma khas santan,
muda (seperti crepes) dan tekstur namun aroma dan rasa dari khas ragi
dalam yang berwarna putih kusam, alami kismis sudah mendominasi dan
yang berasal dari ragi alami (2%) dan terasa .
adonan yang dihasilkan sangat padat 5. Hasil percobaan dari adonan yang
sedikit sekali pori. Kue serabi kode terakhir adalah menggunakan resep
225 masih didominasi aroma khas formula dengan penerapan 14% ragi
santan. alami kismis dalam menggantikan ragi
3. Hasil percobaan yang dilakukan instan. Percobaan menghasilkan
dengan formula dengan penerapan 6% adonan yang cair berbeda dengan
ragi alami kismis untuk menggantikan adonan sebelumnya. Adonan berwarna
ragi instan. Dalam percobaan adonan kusam sedikit berbeda dengan formula
yang dihasilkan lebih cair kental di 305 & 475. Setelah matang kue serabi
bandingkan adonan 225 namun dalam dengan resep formula 555 ini
warna tetap namun sedikit lebih menghasilkan produk dengan tekstur
kusam. Setelah matang kue serabi luar berwarna coklat muda (seperti
dengan resep formula 305 ini pancake). Aroma khas santan dan
menghasilkan produk dengan tekstur pandan sudah mulai hilang pada kue
luar berwarna coklat muda (seperti serabi kode 555 dan rasa dan aroma
pancake) dan tekstur dalam yang dari khas ragi alami kismis sudah
berwarna putih sedikit kusam, yang mendominasi. Tekstur keseluruhan
berasal dari ragi alami (6%) dan serabi sangat kenyal cenderung mudah
dengan adonan yang lebih berpori hancur.
dibandingkan produk 225. Kue serabi Hasil Mean Uji Organoleptik
kode (305) masih didominasi aroma Uji organoleptik ini dilakukan
khas santan namun aroma dan rasa dari dengan memberikan responden 5 sampel
khas ragi alami kismis sudah mulai produk dengan berbagai macam formula.
sedikit terasa . Uji organoleptik digunakan untuk menilai
4. Hasil percobaan dari adonan keempat aspek aroma, warna, rasa, tekstur luar dan
yaitu formula dengan penerapan 10% tekstur bagian dalam produk kue serabi
ragi alami kismis dalam menggantikan dengan penerapan ragi alami kismis

50 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
menggunakan indrawi. Hasil dari sebagai berikut:
perhitungan rerata uji organoleptik adalah
Aroma
Rata-Rata Aroma

Gambar 2. Diagram Hasil Mean Aroma Uji Organoleptik


Sumber: Data Penelitian, 2019
Berdasarkan diagram di atas tersebut. Sampel 475 dan 555 tidak
menunjukkan rata-rata aroma dari sampel beraroma khas serabi, maka di
kontrol (3,48), sampel 225 (2,88), sampel kategorikan tidak sesuai dengan standar
305 (2,78), sampel 475 (2,78) dan sampel kue serabi. Hal ini dikarenakan perubahan
555 (2,4) dengan rata-rata total (mean) aroma yang terjadi. Menurut Sangjin Ko
sebanyak (2,81). Ini menunjukan bahwa (2012) ragi alami memproduksi gas Co2,
persentase penerimaan responden aroma alkohol, dan asam organik,
terhadap aroma kue serabi dengan sehingga membuat kue serabi memiliki
penerapan ragi alami, yang diberikan aroma yang agak asam. Formula sampel
kepada responden mendekati kualitas dari 475 & 555 menggunakan lebih banyak
kue serabi adalah sampel 225 dan sample ragi alami kismis dibandingkan dengan
305, dikarenakan aroma yang dihasilkan sampel 225 dan sampel 305.
sesuai dengan aroma khas kue serabi
Warna
Rata-Rata Warna

Gambar 3. Diagram Hasil Mean Warna Uji Organoleptik


Sumber: Data Penelitian, 2019

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 51
Berdasarkan diagram di atas menun- dan sample 305, dikarenakan warna yang
jukkan rata-rata warna dari sampel dihasilkan sesuai dengan warna khas kue
kontrol (3,55), sampel 225 (3,15), sampel serabi tersebut. Sedangkan pada sampel
305 (2,78), sampel 475 (2,48) dan sampel 475 dan 555 tidak berwarna khas serabi,
555 (2,43) dengan rata-rata total (mean) maka di kategorikan tidak sesuai dengan
sebanyak (2,88). Ini menunjukan bahwa standar kue serabi. Warna pada kue serabi
persentase penerimaan responden dipengaruhi oleh air ragi alami kismis
terhadap warna kue serabi dengan yang berwarna coklat diakibatkan oleh
penerapan ragi alami kismis yang di proses karamelisasi gula yang terjadi saat
berikan kepada responden mendekati pemanggangan kismis yang
kualitas dari kue serabi adalah sampel 225 menyebabkan, kismis berwarna coklat.
Rasa
Rata-Rata Rasa

Gambar 4. Diagram Hasil Mean Rasa Uji Organoleptik


Sumber: Data Penelitian, 2019
Berdasarkan diagram di atas bahwa dikarenakan rasa yang dihasilkan
rata-rata rasa dari sample kontrol (3,3), mendekati rasa khas kue serabi. Sampel
sampel 225 (2,33), sampel 305 (2,58), 225 dan 305 tidak beraroma khas serabi,
sampel 475 (2,95) dan sampel 555 (2,98) maka dikategorikan tidak sesuai dengan
dengan rata-rata total (mean) sebanyak standar kue serabi. Rasa dipengaruhi oleh
(2,81). Persentase penerimaan responden jumlah ragi pada proses fermentasi. Saat
terhadap rasa kue serabi dengan fermentasi adonan, ragi mengubah
penerapan ragi alami kismis yang karbohidrat menjadi gas Co2 dan etanol,
diberikan kepada formula serabi selain itu ragi juga berperan dalam
mendekati kualitas dari kue serabi adalah pembentukan cita rasa (Lim, 2011; Vilela,
sampel 475 (10 %) dan sample 555 (14%) 2019).

52 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
Tekstur Luar
Rata-Rata Tekstur Luar

Gambar 5. Diagram Hasil Mean Tekstur Luar Uji Organoleptik


Sumber: Data Penelitian, 2019

Berdasarkan diagram di atas bahwa dengan standar kue serabi. Saat


rata-rata testur luar dari sampel kontrol fermentasi mikroorganisme yang tumbuh
(3,23), sampel 225 (2,18), sampel 305 memecah pati menjadi gula dan dari
(2,6), sampel 475 (2,85) dan sampel 555 proses tersebut menghasilkan etanol,
(3,2) dengan rata-rata total (mean) asam laktat, asetat dan CO2 (Sangjin Ko,
sebanyak (2,81). Persentase penerimaan 2012). Pemakaian ragi alami kismis pada
responden terhadap tekstur luar kue serabi sampel 225 sebanyak (2%), menghasilkan
dengan penerapan ragi alami kismis men- produk serabi yang tidak berpori,
dekati kualitas dari kue serabi adalah sedangkan sampel 555 menggunakan ragi
sampel 475 dan sampel 555 dikarenakan alami kismis sebanyak (14%)
tekstur luar yang dihasilkan sesuai dengan menghasilkan produk kue serabi yang
aroma khas kue serabi. Sampel 225 dan sangat berpori dan mendekati produk
305 tidak memiliki tekstur luar khas kontrol (101).
serabi, maka di kategorikan tidak sesuai
Tekstur Dalam
Rata-Rata Tekstur Dalam

Gambar 6. Diagram Hasil Mean Rasa Uji Organoleptik Tekstur Dalam


Sumber: Data Penelitian, 2019

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 53
Berdasarkan diagram di atas rata-rata Sampel 225 dan 305 tidak memiliki
tekstur dalam dari sampel kontrol (3,25), tekstur dalam khas serabi. Ragi alami
sampel 225 (2,2), sampel 305 (2,45), kismis mengandung mikroorganisme
sampel 475 (3,1) dan sampel 555 (3,05) yang dapat menghasilkan pelembab
dengan rata-rata total (mean) sebanyak seperti trehalose mampu menghambat
(2,81). Persentase penerimaan responden retrogradasi pati sehingga membentuk
terhadap tekstur dalam kue serabi dengan tekstur yang empuk (Sharif, 2017).
penerapan ragi alami kismis yang di Berikut adalah tabel rerata yang
berikan kepada responden mendekati menunjukan kualitas kue Serabi dengan
kualitas dari kue serabi adalah sampel 475 bahan ragi alami kismis dibandingkan
dan sampel 555 dikarenakan tekstur dengan kue serabi berbahan ragi alami
dalam yang dihasilkan sesuai dengan kismis. Tabel ini menghitung rerata
tekstur dalam khas kue serabi tersebut. masing-masing indikator penilaian:
Uji Organoleptik
Tabel 7 Interval Rerata Kelas dan Uji Organoleptik
Indikator 1,00 ≤ x ≤ 1,74 1,75 ≤ x ≤ 2,49 2,50 ≤ x ≤ 3,24 3,25 ≤ x ≤ 4,00
Aroma Tidak beraroma Kurang beraroma Cukup beraroma Beraroma Khas
khas serabi khas serabi khas serabi serabi
225 (2,23) 305 (2,55), 475 101/control (3,48)
(2,65), 555 (3,13)
Warna Putih kecoklatan Putih keabuan Putih kusam Putih bersih
475 (2,48), 555 225 (3,15), 305 101/kontrol
(2,43) (2,78) (3,55),
Rasa Tidak Manis Kurang Manis Cukup manis Manis
225 (2,33) 305 (2,58), 475 101/control (3,3)
(2,95), 555 (2,98)
Tekstur Tidak merekah Kurang merekah Cukup merekah Merekah
Luar 225 (2,18) 101/control
(3,23), 305 (2,6),
475 (2,85), 555
(3,2)
Tekstur Tidak kenyal Kurang kenyal Cukup kenyal Kenyal
Dalam 225 (2,2), 305 475 (3,1), 555 E/Kontrol (3,25),
(2,45) (3,05)
Sumber: Data Penelitian, 2019

Dari penelitian disimpulkan sampel memenuhi kriteria dengan warna putih


305, 475 dan 555 lebih mendekati aroma kusam, serta sampel 475 dan 555
khas dari kue serabi sedangkan sampel memenuhi kriteria putih keabuan. Begitu
225 cenderung kurang beraroma khas juga dengan segi rasa yang dihasilkan
serabi. Dari segi warna sampel 101 oleh sukrosa dari gula maupun alami dari
(kontrol) memenuhi dalam warna yang santan dan ragi alami maka didapatkan
putih bersih dan sampel 225 dan 305 sampel 101/kontrol memenuhi kriteria

54 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
manis, pada sampel 305, 475, dan 555 ada Berdasarkan hasil uji organoleptik
di taraf cukup manis dan sampel 225 be- penjggunaan ragi alami dari kismis
rada di kategori kurang manis. Pada sampel 555 dengan penggunaan ragi
tekstur luar penerimaan lebih menyukai alami 14%, cukup mendekati kriteria
sampel 101/kontrol sedangkan sampel sampel kontrol pada aroma, rasa, tekstur
305, 475, dan 555 memiliki tekstur luar luar dan tekstur dalam. Tetapi pada
yang cukup merekah, dan sampel 225 kriteria warna tidak memenuhi kualitas
kurang merekah. Dari tekstur dalam kue kontrol karena adanya penambahan ragi
serabi dengan penerapan ragi alami yang alami kismis 14% yang mempengaruhi
mendekati tekstur kontrol adalah sampel warna pada kue serabi.
475 dan 555 dalam taraf cukup kenyal,
Hasil Mean Uji Hedonik
sedangkan sampel 225 dan 555 berada
Uji hedonik ini dilakukan untuk
dalam taraf kurang kenyal. Setelah
meniai aspek kesukaan terhadap produk
dianalisa produk dengan sampel 555
kue serabi dengan penerapan ragi alami
dengan penerapan 14% ragi alami adalah
kismis. Hasil dari perhitungan rerata uji
sampel yang mendekati kontrol.
hedonik adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Interval Rerata Kelas Dan Uji Hedonik
Indikator 1,00 ≤ X 1,80 ≤ X ≤ 2,60 ≤ X ≤ 3.39 3,40 ≤ X ≤ 4,19 4,20 ≤ X ≤
≤1,79 2,59 5,00
Aroma Tidak Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat
Suka 225 (2,93), 305 101 (3,5) Suka
(2,98), 475 (2,85),
555 (2,75)
Warna Tidak Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat
Suka 555 (2,43) 225 (2,88), 305 101/kontrol Suka
(3,08), 475 (3) (3,63)
Rasa Tidak Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat
Suka 555 (2,3) 101/kontrol (3,3), Suka
225 (2,75), 305
(3,35), 475 (3,13)
Tekstur Tidak Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat
luar Suka 225 (2,28) 305 (2,85), 101/control Suka
475 (3), 555 (3,2) (3,68)

Tekstur Tidak Kurang Suka Cukup Suka Suka Sangat


dalam Suka 225 (2,53) 305 (3), 475 (3,18), 101/control Suka
555 (2,85) (3,45)
Sumber: Data Penelitian, 2019

Dari segi aroma sampel 101/kontrol dan 555 setelah penerapan ragi alami
(dengan menggunakan resep standar) dalam kategori cukup. Dari segi warna
masih sangat disukai karena aroma dari responden memilih sampel 101/kontrol
santan yang wangi, sampel 225,305, 475, memenuhi kriteria suka, lalu pada sampel

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 55
225, 305, dan 475 dalam taraf cukup suka. Referensi
Dari segi rasa sampel 101/kontrol, sampel
225, sampel 305, dan sampel 475 Katz, S. E. (2012). The Art of
responden memilih cukup suka dan Fermentation. New York: Chelsea
sampel 555 dalam kategori kurang suka. Green Publishing.
Dari segi tekstur luar responden memilih Ko, S. (2012). Rahasia Membuat Roti
101/kontrol dalam taraf suka, sementara Sehat dan Lezat dengan Ragi Alam.
sampel 305, sampel 475, sampel 555 Jakarta: Kawah Media.
dalam taraf cukup suka dan sampel 225 Lim, J. (2011). Hedonic Scaling: A
dalam taraf kurang suka. Berdasarkan Review of Methods and Theory. Food
tekstur dalam kue serabi, responden Quality and Preference, 22(8), 733–
memilih sampel 101/kontrol dalam taraf 747.
suka, dan 305, 475 dan sampel 555 dalam https://doi.org/10.16./j.foodqual.2011.
taraf cukup suka, sedangkan sampel 225 05.008
dalam taraf kurang suka. Produk dengan Oguntoyinbo, F. A. (2014). Safety
sampel 101 (kontrol) disukai oleh Challenges Associated with
responden. Traditional Foods of West Africa.
Food Reviews International, 30(4).
Simpulan
https://doi.org/10.1080/87559129.201
Setelah peneliti melakukan uji 4.940086
inderawi dan uji kesukaan dari Kue Serabi Paryoto. (2019). Pengaruh Fortifikasi
kontrol dan kue serabi dengan penerapan Tepung Ganyong Terhadap
ragi alami kismis maka peneliti dapat Kandungan Serat Dan Kue Srabi
menyimpulkan bahwa setiap subtitusi Sebagai Pangan Fungsional. Jurnal
pada komposisi ragi alami yang semakin Culinaria, 1(1), 62–87.
banyak akan merubah karakterisitik Ray, R. C., & Joshi, V. (2014). Fermented
warna, rasa, aroma, dan tekstur dari Foods: Past, Present and Future.
kontrol. Research Gate.
Berdasarkan hasil uji hedonik sampel https://doi.org/10.13140/2.1.1849.824
101 (kontrol) menurut penilaian uji 1
hedonik, pada kriteria aroma, warna, Sharif, M. K., Butt, M. S., Sharif, H. R.,
tekstur luar dan tekstur dalam rentang Sharif, H. R., & Nasir, M. (2017).
penilaian disukai oleh responden. Sensory Evaluation and Consumer
Sedangkan, pada sampel yang Acceptability. Handbook of Food
Menggunakan ragi alami penilaian Science and Technology.
kesukaannya kriteria rasa cukup disukai, Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan
dengan demikian penggunaan ragi alami Aplikasinya. Jakarta: Direktorat
dari kismis dapat digunakan pada batas Jendral Pendidikan Tinggi
konsentasi tidak lebih dari 14 %, karena Departemen Pendidikan Nasional.
akan berpengaruh pada warna kue serabi Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian
akan lebih keabu-abuan bila Bisnis. Bandung: Alfabeta.
konsentrasinya lebih banyak. Tan, A., & Weerasuriya, N. (2013).
Microbiological Testing of Foods:

56 Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020
What, Why, How. Microbiology Health-Promoting Compounds.
Australia, 34(2), 105. Fermentation, 5(2).
Vilela, A. (2019). Fermentation The https://doi.org/10.3390/fermentation5
Importance of Yeasts on 020046
Fermentation Quality and Human

Jurnal Culinaria, Edisi ke-4, Volume II Nomor 2, Periode Maret - Agustus 2020 57

Anda mungkin juga menyukai