Anda di halaman 1dari 5

J. Akad. Kim.

3(4): 172-177, November 2014


ISSN 2302-6030
ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN C DAN KALIUM DALAM LABU
KUNING (Cucurbita Moschata)

Determination The Level of Vitamin C and Potassium (K) Content From


Pumkin Sample (Cucurbita Moschata)

* Heri Setiawan, Sri Mulyani dan I Made Tangkas


Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 03 October 2014, Revised 03 November 2014, Accepted 05 November 2014

Abstract
Research has been conducted to determine the level of vitamin C by a visible spectrophotometer, and
a metal content of potassium (K) from pumkin sample (Cucurbita Moschata) by Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS). Measuring the levels of vitamin C in the sample performed at a wavelength
(λ) = 510 nm and measuring the levels of potassium in the sample performed at a wavelength (λ) =
766,5 nm. The results obtained by the levels of vitamin C is sample A (pumpkin from Jono oge village)
obtained at 6 mg/L, sample B (pumpkin from Sidera village) obtained at 4,5 mg/L, and sample C
(pumpkin from Toro village) obtained at 0,97 mg/L. While the metal content of potassium is sample
A (pumpkin from Jono oge village) obtained at 23,22 mg/L, sample B (pumpkin from Sidera village)
obtained at 22,22 mg/L, and sample C (pumpkin from Toro village) obtained at 20,22 mg/L. These
data indicate that the levels of vitamin C and potassium sample A higher than sample B and C.
Keywords : Pumpkin (Cucurbita Moschata), Vitamin C, Potassium (K), Visible spectrophotometer,
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

Pendahuluan
Buah dan sayur mengandung berbagai mudah dicerna serta mengandung karoten (pro
zat gizi, khususnya vitamin dan mineral yang vitamin A) cukup tinggi (Choiroel & Sri. 2010)
cukup tinggi. Komposisi jenis gizi dalam Menurut Ahmad (2012) labu kuning
setiap jenis buah berbeda-beda tergantung merupakan salah satu jenis tanaman yang
pada beberapa faktor, yaitu perbedaan varietas, sudah lama dikenal dan banyak digunakan oleh
keadaan iklim tempat tumbuh, pemeliharaan masyarakat dalam olahan pangan tradisional.
tanaman, cara pemanenan, tingkat kematangan Ketersediaan labu kuning di Indonesia
waktu panen, kondisi selama pemeraman dan relatif tinggi karena dapat tumbuh di mana
kondisi penyimpanan (Enni., dkk. 2010). saja. Data Badan Pusat Statistik tahun 2003
Labu kuning merupakan salah satu jenis buah menunjukkan hasil rata-rata produksi labu
yang seringkali kita jumpai dalam berbagai kuning di Indonesia berkisar20-21 ton per
olahan yang diperuntukan untuk kebutuhan hektar. Namun tingkat konsumsi labu kuning
konsumsi. di Indonesia masih sangat rendah, kurang dari
Penyebaran buah labu kuning telah merata 5 kg per kapita per tahun. Hal ini terjadi akibat
di Indonesia, hampir di semua kepulauan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
nusantara terdapat tanaman buah labu kuning, kandungan gizi dari labu kuning itu sendiri.
karena di samping cara penanaman dan Berdasarkan uraian kandungan gizi dalam
pemeliharannya mudah buah labu kuning labu kuning (cucurbita moschata) penulis
memang dapat menjadi sumber pangan yang tertarik untuk menganalisis kandungan vitamin
dapat diandalkan. Labu kuning (curcurbita C, dan kalium mengingat fungsi dari kedua
moschata) banyak mengandung karbohidrat, kandungan tersebut erat kaitannya dengan
vitamin, dan serat. Sifat labu yang lunak dan kesehatan. Kalium dalam tubuh berfungsi
*Korespondensi: mengatur keseimbangan muatan elektrolit
H. Setiawan cairan tubuh dan keseimbangan asam basa
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan serta mengaktivasi banyak reaksi enzim dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
email: pasaribuheri@yahoo.com proses fisiologi, seperti transmisi impuls di
© 2014 - Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Tadulako saraf dan otot, kontraksi otot dan metabolisme
173
Volume 3, No. 4, 2014: 173-177 Jurnal Akademika Kimia

karbohidrat (Rismawati & Ira. 2012), kalium sampel dari dua kali perlakuan pada panjang
juga dimanfaatkan oleh sistem saraf otonom gelombang 510 nm dengan menggunakan
(SSO), yang merupakan pengendali detak spektrofotometer siar tampak dan dilanjutkan
jantung, fungsi otak, dan proses fisiologi penting dengan perhitungan kandungan vitamin C.
lainnya (Barasi. 2007).Menurut Higdon dalam Penentuan kadar kalium, dibuat deret kerja
Helmi., dkk (2007) vitamin C berfungsi dan kurva kalirasi dari larutan standar K 10
sebagai antioksidan yang dapat melindungi ppm yaitu 0 ppm, 0,5 ppm, 1,0 ppm, 1,5
molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh ppm, 2,0 ppm, kemudian tiap deret ini diukur
tubuh seperti protein, lipid, karbohidrat, dan serapannya pada panjang gelombang 766,5 nm
asam nukleat dari radikal bebas serta berperan dengan menggunakan alat Spektrofotometri
penting dalam sintesis kolagen, pembentukan Serapan Atom (SSA).
carnitine, dan juga terlibatdalam metabolisme
kolestrol menjadi asam empedu. Hasil dan Pembahasan
Selain alasan tersebut, di Sulawesi Tengah
khususnya di daerah Kabupaten Sigi, belum Hasil penelitian disajikan pada Tabel 1.
ada penelitian tentang labu kuning. Oleh Tabel 1. Kadar Vitamin C pada labu Kuning
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap kandungan Vitamin C (curcubita moschata)
dan kalium dalam labu kuning (cucurbita Sampel Labu Kuning Kadar Vitamin C
moschata). (cucurbita Moschata) (mg/100 g)
A 6
Metode B 4,5
Sampel penelitian C 0,97
Sampel dalam penelitian ini adalah labu
kuning yang berasal dari tiga daerah/desa yang
berada di Kabupaten Sigi yaitu desa Jono Oge, Kadar Vitamin C dalam suatu sampel
desa Sidera, dan desa Toro. ditentukan dengan spektroskopi sinar
tampak dapat dihitung dengan menggunakan
Waktu dan Tempat Penelitian persamaan : , sehingga berdasarkan
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium perhitungan diperoleh kadar Vitamin C untuk
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA sampel A (labu kuning yang tumbuh di Desa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jono Oge) adalah sebesar 6 mg/100 g, untuk
Universitas Tadulako, serta Laboratorium sampel B (labu kuning yang tumbuh di Desa
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sidera) adalah sebesar 4,5 mg/100 g, dan
Tadulako pada bulan September 2014. untuk sampel C (labu kuning yang tumbuh
di Desa Toro) adalah sebesar 0,97mg/100 g
Alat dan bahan (tabel. I). Berdasarkan hasil pada Tabel 1, kita
Alat yang digunakan adalah neraca digital, bisa melihat bahwa ternyata dari ketiga sampel
sendok, saringan, pisau, blender, labu ukur, tersebut sampel A merupakan labu kuning
pipet tetes, gelas ukur, erlenmeyer, kuvet, yang kandar vitamin C didalam buahnya
tabung reaksi, gelas kimia, kertas saring, kertas lebih tinggi sedangkan sampel C merupakan
aluminium voil, gelas ukur 50 ml, oven, tanur, labu kuning yang memiliki kadar vitamin
spektronik genesis 110, dan spektroscopi C terendah. Hal ini terjadi karena sampel C
serapan atom. Sedangkan bahan yang merupakan labu kuning yang penyimpanannya
digunakan adalah daging buah labu kuning , lebih lama dari pada sampel A dan B sehingga
larutan HPO3(2 % dan 6 %), arang aktif 0,75 kadar Vitamin C dalam sampel ini berkurang
g, larutan dye (2,6 diklorofenol-indofenol), karena menurut litratur kandungan asam
aquades, larutan heksan, larutan HNO3 pekat, askorbat akan menurun selama pematangan
larutan asam askorbat, dan larutan induk atau penyimpanan, hal ini berkaitan dengan
kalium 1000 ppm. respirasi buah dimana selama penyimpanan
asam askorbat mudah terdegradasi karena
Perlakuan awal yaitu pengambilan sampel pengaruh suhu, konsentrasi gula, pH, oksigen,
dan penyiapan cuplikan, kemudian dilanjutkan enzim, katalisis logam (Ita., dkk. 2011)
dengan pembuatan larutan standar Vitamin C Vitamin adalah zat-zat kompleks yang
masing – masing 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil
40 ppm, 50 ppm, dari larutan induk 1000 yang pada umumnya tidak dapat dibuat
ppm. Selanjutnya dihitung absorban rata – rata oleh tubuh(Dani, 2009).Vitamin C disebut

174
Heri Setiawan Analisis Kandungan Vitamin C dan Kalium Dalam Labu ................

juga asam askorbat yaitu suatu zat organis labu kuning yang menjadi sampel dalam
yangmerupakan ko-enzim atau askorbat ko- penelitian ini untuk tiap tempat berbeda-
faktor pada berebagai reaksi biokimiatubuh. beda kadarnya, hal ini disebabkan karena
Vitamin C merupakan vitamin yang sangat kandungan mineral tertentu dalam tanaman
penting bagi tubuh.Kebutuhan tubuh akan sangat erat kaitannya dengan kandungan
vitamin C berkisar antara 20-30 mg perhari, mineraldalamtanah. Setiap daerah memiliki
bagi anak-anakmaupun orang dewasa. tingkat kesuburan tanah yang berbeda, sehingga
Sedangkan untuk ibu-ibu yang sedang hamil kandungan unsur hara dalam tanah juga
dan menyusui perlu tambahan lagi sejumlah 20 berbeda-beda. Semakin banyak kandungan
mg. Sumber vitamin C sebagianbesar berasal mineral yang larut dalam tanah maka semakin
dari sayuran dan buah-buahan terutama buah- tinggi pula kandungan mineral yang terdapat
buahan segar (Endang & Yusrin. 2010) dalam tanaman tersebut (Yuli., dkk. 2013)
Berbagai metode analisis dapat Kalium merupakan salah satu mineral
dilakukan kadar Vitamin C dalam sampel didalam tubuh. Mineral merupakan salah
diantaranya adalah metode titrasi dan metode satu komponen yang sangat diperlukan oleh
spektrofotometri. Metode titrasi terbagi lagi makhluk hidup selain karbohidrat, lemak,
menjadi tiga jenis yaitu titrasi Iodium, titrasi protein, dan vitamin (Harricharan.,dkk. 1988).
2,6 D, dan titrasi asam-basa (Defi., dkk. Berbagai mineral terdapat dalam bahan
2012). Dalam penelitian ini digunakan metode biologi tetapi tidak semua mineral tersebut
spektrofotometri sinar tampak dimana pada terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial
metode ini, larutan sampel diletakkan pada dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral
sebuah kuvet yang disinari oleh cahaya UV yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
dengan panjang gelombang 518 nm. Pemilihan makhluk hidup untuk membantu kerja enzim
metode ini dilakukan dengan alasan bahwa atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral
analisis menggunakan metode ini memiliki esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan,
hasil yang akurat (Monalisa., dkk. 2013). yaitu mineral makro dan mineral mikro
(Zainal. 2008). Unsur mineral sangat penting
Penentuan Kadar Kalium (K) dengan dalam proses fisiologis baik hewan maupun
Spektrofotometer Serapan Atom manusia. Unsur mineral esensial makro seperti
Ca, Mg, Na, K, dan P diperlukan untuk
Tabel 2. Kadar Kalium pada labu kuning (cur- menyusun struktur tubuh seperti tulang dan
cubita moschata) gigi, sedangkan unsur mikro seperti Fe, Cu,
Sampel Labu Kuning Kadar Kalium (mg/L) Zn, Mo, dan I berfungsi untuk aktivitas sistem
(cucurbita Moschata) enzim dan hormon dalam tubuh. (Darmono.
A 23,22 2007)
B 22,22 Menurut Tuti & Muftri (2011) kalium
C 20,22 terutama merupakan ion intraselular, sangat
esensial untuk mengatur keseimbangan asam-
basa serta isotoni sel serta dihubungkan dengan
Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel mekanisme pertukaran dengan natrium. Selain
2. kadar kalium dalam sampel labu kuning itu kalium juga mengaktivasi banyak reaksi
(cucurbita moscata) yang diambil dari beberapa enzim dan proses fisiologi, seperti transmisi
daerah di kabupaten Sigi berbeda-beda yaitu impuls di saraf dan otot, kontraksi otot dan
untuk sampel A memiliki kadar kalium sebesar metabolisme karbohidrat. Mineral ini praktis
23,02 mg/L, sampel B memiliki kadar kalium terdapat dalam semua makanan konsentrasi
sebesar 22,22 mg/L, dan untuk sampel C total kalium dalam tubuh diperkirakan
memiliki kadar kalium sebesar 20,22 mg/L. sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini
Hasil tersebut menunjukan bahwa kadar dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa
kalium pada labu kuning yang tumbuh di desa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa
Jono Oge (sampel A) lebih tinggi dibandingkan otot (muscle mass). Kebutuhan minimum
dua sampel yang lain. Sedangkan kadar kalium kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
paling rendah dalam sampel labu kuning adalah Metode penetapan kadar mineral yang
sampel yang berasal dari desa Toro (Sampel spesifik dan sensitif salah satunya adalah
C). Sehingga diperoleh kandungan rata-rata menggunakan spektrofotometri serapan atom
kalium pada tanaman labu kuning yang berada (SSA), karena untuk satu logam digunakan
di daerah Kabupaten Sigi adalah 21,82 mg/L. lampu logam tertentu sebagai sumber cahaya.
Hasil perolehan kandungan Kalium dalam Tedapat berbagai macam metode analisis yang

175
Volume 3, No. 4, 2014: 173-177 Jurnal Akademika Kimia

dapat dilakukan untuk menentukan kadar Defi., Angelin, T., Karim. A., Asmawati.,
logam berat dalam sampel, namun metode & Seniwati. (2012). Analisis kandungan
yang paling sering dipakai adalah metode (SSA) β-karoten dan vitamin C pada berbagai
(Wahab, 2005). Menurut Hutagalung dalam varietas talas (Colocasia esculenta). Jurnal
Fauziah., dkk. (2012) metode pengukuran Indonesia Chimica Acta, 1, 1-10.
logam berat menggunakan Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS) yaitu pengukuran Endang, T.M.,& Yusrin. (2010). Penggunaan
berdasarkan penguapan larutan sampel metode kompleksometri pada penetapan
kemudian logam yang terkandung di dalamnya kadar seng sulfat dalam campuran seng
diubah menjadi atom bebas. sulfat dengan vitamin C. Jurnal Dosen
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Kesimpulan
Konsentrasi vitamin C dalam sampel labu Surabaya, 335-345.
kuning yang diteliti adalah sampel A (labu
kuning desa Jono Oge) diperoleh sebesar 6 mg/ Enni, S. R., Susanti.,& Putik, P. (2010).
L, sampel B (labu kuning desa sidera) diperoleh Perbandingan kadar vitamin dan mineral
sebesar 4,5 mg/L, sedangkan untuk sampel dalam buah segar dan manisan basah karika
C (labu kuning desa Toro) diperoleh sebesar dieng (Carica pubescens Lenne & K.Koch.
0,97 mg/L. Sedangkan konsentrasi logam Jurnal Biosaintifika, 2(2), 90-100.
kalium dalam sampel labu kuning yang diteliti
adalah sampel A (labu kuning desa Jono Oge) Fauziah, A. R., Rahardja, B. S.,& Cahyoko,
diperoleh sebesar 23,22 mg/ L, sampel B (labu Y. (2012). Korelasi ukuran kerangd arah
kuning desa sidera) diperoleh sebesar 22,22 (Anadara Graqnosa) dengan konsentrasi
mg/L, sedangkan untuk sampel C (labu kuning logam berat merkuri (Hg) di muara sungai
desa toro) diperoleh sebesar 20,22 mg/L. ketingan, Sidoarjo, JawaTimur.J ournal of
Marine And Coastal Science, 1(1), 34-44.
Ucapan Terima Kasih
Penulis menggucapkan terimakasih kepada Harricharan, H., Morris, J., & Devers, C.
Tasrik, Fira dan Idris, yang telah mendampingi (1988).Mineral content of some tropical
penulis selama melaksanakan penelitian ini. forage legumes.Journal of Tropical Agricultur.
(Trinidad),65(2), 132−136.
Referensi
Helmi, A., Vivi, D., & Almahdy, A. (2007).
Pengaruh pemberian vitamin C terhadap
Ahmad. (2012). Pengaruh penambahan tepung fetus pada mencit diabetes.Jurnal Sains dan
labu kuning (cucurbita moschata) dan tepung Teknologi Farmasi, 12(1), 32-40.
terigu terhadap pembuatan biskuit. (Skripsi)
Fakultas pertanian Universitas hasanuddin, Ita, S.R., Endah,D. H.,& Sri, D. (2011).
Makasar. Pengaruh perlakuan konsentrasi kalsium
klorida (CaCl2) dan lama penyimpanan
Barasi, M.( 2007). Nutrition at a glance.( terhadap kadar asam askorbat buah tomat
Penerjemah, Hermin). Jakarta: Erlangga. (Lycopersicum esculentum Mill).Buletin
Anatomi dan Fisiologi, 19(1).
Chairoel, A.,& Handajani, S. (2010). Mi
kering waluh (cucurbita moschata) dengan Monalisa, K., Fatimawali., & Gayatri, C.
antioksidan dan pewarna alami. Jurnal (2013).P erbandingan hasil penetapan
Caraka Tani, 25(1). 72-78 kadar vitamin C mangga dodol dengan
menggunakan metode spektrofotometri
Dani, I. (2009). Alat otomatisasi pengukur UV-Vis dan Iodometri. Jurnal Ilmiah
kadar vitamin C dengan metodetitrasi asam Farmasi – UNSRAT, 2(1), 86-89.
basa. Jurnal Neutrin, 1(2). 163-178
Rismawati. Y.,& Ira, F. (2012). Fisiologi dan
Darmono. (2007). Penyakit defsiensi gangguan keseimbangan natrium, kalium
mineral pada ternak uminansia dan upaya dan klorida serta pemeriksaan laboratorium.
pencegahannya.Jurnal Litbang Pertanian, Jurnal Kesehatan Andalas,1(2). 81-85
26(3). 104-108
176
Heri Setiawan Analisis Kandungan Vitamin C dan Kalium Dalam Labu ................

Tuti, R.P.,&Muftri, S. D.S. (2011).Penetapan Yuli, A.Y., Indrawati., & Refilda. (2013).
kadar kalium, natrium, dan magnesium Penentuan kandungan unsur hara mikro
pada semangka (Citrullus vulgaris, Schard) (Zn, Cu, dan Pb) didalam kompos yang
daging buah berwarna kuning dan merah dibuat dari sampah tanaman pekarangan
secara spektrofotometri serapan atom. dan aplikasinya pada tanaman tomat
Jurnal Darma Agung,1,1-7. (Solanum lycopersicum Mill). Jurnal Kimia
Unand, 2(1). 34-40
Wahab, A. W., & Mutmainnah. (2005).
Analisis kandungan logam berat timbal dan Zainal, A. (2008). Beberapa unsur mineral
seng di sekitar perairan pelabuhan pere- esensial mikro dalam sistem biologi dan
pare dengan metode adisi standar. Marina metode analisisnya.Jurnal Litbang Pertanian,
Chimica Acta,6(2), 21-24. 27(3). 99-105

177

Anda mungkin juga menyukai