3.1 Kasus
3.2 Pengkajian
3.2.1 Anamnesa
1. Data Demografi
Nama : Ny. G
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Surabaya
2. Keluhan utama: pasien dengan stenosis mitral biasanya mengeluh sesak, sianosi
dan batuk-batuk.
3. Riwayat penyakit sekarang: klien biasanya dibawah ke rumah sakit setelah
sesak nafas, sianosis dan batuk-batuk disertai dengan demam tinggi atau tidak.
4. Riwayat penyakit dahulu: klien pernah menderita penyakit demam rematik, SLE
(systemic lupus erythematosus), RA (rheumatoid atrthritis), miksoma (tumor jinak
di atrium kiri)
5. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada faktor herediter yang mempengaruhi
terjadinya stenosis mitral.
3.2.2 ROS (Review of System)
Kriteria hasil
Objektif: tekanan darah, MAP dalam batas normal, denyut nadi kuat, denyut
jantung dalam batas normal, kadar, ureum dan kreatinin normal, JVP stabil, kulit
hangat kemerahan, tidak berkeringan, irama jantung sinus, pola nafas efektif,
bunyi nafas normal; intensitas kuat dan irama BJ teratur.
INTERVENSI RASIONAL
1. Atur posisi tidur yang nyaman Posisi tersebut memfasilitasi expansi
(fowler/ high fowler). paru.
2. Bed rest total dan mengurangi Pembatasan aktivitas dan istirahat
aktivitas yang merangsang timbulnya mengu. Brangi konsumsi oksigen
respon valsava/ vagal maneuver. Catat miokard dan beban kerja jatung.
reaksi klien terhadap aktivitas yang
dilakukan.
3. Monitor tanda-tanda vitaldan denyut 3-7. tanda dam gejala tersebut
apikal setiap jam (pada fase akut), dan membantu diagnosis gagal jantung kiri.
kemudian tiap 2-4 jam bila fase akut Disritmia menurunkan curah jantung.
berlalu. BJ3 dan BJ4 Gallop’s akibat dari
penurunan pengembangan ventrikel kiri
dampak dari kerusakan katub jantung.
Peningkatan kadar BUN dan kreatinin
mengindikasikan penurunan suplai
darah renal. Penurunan sensori terjadi
akibat penurunan perfusi otak.
Kecemasan meningkat konsumsi
oksigen miokard. Istirahat daan
pembatasan aktivitas mengurangi
konsumsi oksigen pada miokard.
4. Monitor dan catat tanda-tanda
disritmia, auskultasi perubahan bunyi
jantung dan bising jantung.
5. Monitor kadar BUN dan kreatinin
darah sesuai program terapi.
6. Observasi perubahan sensori
7. Observasi tanda-tanda kecemasan dan
upayakan memelihara lingkungan yang
nyaman. Upayakan waktu istirahat dan
tidur adekuat.
8. Kolaborasi dengan team gizi untuk 8-9 diet rendah garam mengurangi
memberikan diet rendah garam dan retensi cairan ekstraseluler; selulosa
rendah kalori (bila klien obesitas) serta memudahkan buang air besar dan
cukup selulosa. mencegah respons valsava saat buang
air besar. Oral higine meningkatkan
nafsu makan.
9. Berikan diet dalam porsi kecil dan
sering, berikan perawatan mulut (oral
care) secara teratur.
10. Lakukan latihan gerak secara pasif Latihan gerak yang diprogramkan dapat
(bila fase akut berlalu) dan tindakan mencegah tromboemboli di vaskuler
lain untuk mencegah tromboemboli. perifer.
11. Kolaborasi team dokter untuk
a. Meningkatkan kontraktilitas miokard
terapi/tindakan. b. Menurunkan preload dan afterload,
a. Obat glikosid jantung meningkatkan curah jantung dan
b. Obat inotropik/digitalis dan vasoaktif. menurunkan beban kerja jantung.
c. Anti emetik dan laxsatif (sesuai
c. Mencegah aktifitas berlebihan
indikasi) saluran pencernaan yang merangsang
d. Tranquilizer/sedative seperti respons valsava.
diazepam. d. Menurunkan kecemasan dan
e. Bantuan oksigenasi (tinkatkan aliran memberikan relaksasi
dan konsentrasinya) tiap kali klien
e. Meningkatkan suplai oksigen selama
selesai melakukan aktivitas/makan. dan setelah terjadi peningkatan aktivitas
f. Cek EKG seriel. organ.
g. Rontgen toraks dan echocardiografi f-h. pemeriksaan tersebut membantu
(bila ada indikasi). menegakkan diagnosis dan menentukan
h. Kateterisasi jantung (flow-direct perkembangan kondisi fisik dan fungsi
catheter) bila ada indikasi. jantung.
i. Pembedahan penggantian katub (jika i.memperbaiki fugsi pompa jantung,
ada indikasi). menurunkan preload dan afterload,
meningkatkan curah jantung.
12. Monitor serum digitalis secara Toksisitas digitalis menimbulkan
periodic, dan efek samping obat-obatan rigiditas miokard, menurunkan curah
serta tanda-tanda peningkatan jantung, dan menurunkan perfusi organ.
ketegangan jantung. Jangan
memberikan digitalis bila mendapatkan
perubahan denyut nadi, bunyi jantung /
perkembangan toksisitas digitalis dan
segera laporkan kepada team medis.