Anda di halaman 1dari 5

NAMA : VICKY ADI ZUFIKAR

NIM : P27838115029

A. PERBANDINGAN KELAYAKAN
Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu
gagasan usaha.
Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha
yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial
benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam
memasarkan produk dapat dihindari.

B. ANALISIS DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan
penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap
pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat
terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan.

Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:


 Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.
 Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai
asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang
telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.
 Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan
jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi,
sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.
C. ANALISIS TITIK IMPAS
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi
suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan.
Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan
analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang
dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan
harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan
biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga
dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang pada
penjualan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam
analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus
ini untuk mengetahui:
a) Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
b) Struktur biaya tetap dan variable
c) Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
d) Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan rugi

Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu
manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat
mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan
melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan :
a) harga jual persatuan,
b) produksi minimal,
c) pendesainan produk, dan lainnya

Kelemahan BEP antara lain:


a. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga ini kadang-
kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar. Untuk menutuapi kelemahan itu, maka harus dibuat analisis sensitivitas untuk
harga jual yang berbeda.
b. Asumsi terhadap cost, penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga mengandung
kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap tidak
bisa tidak harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan lainnya. Dengan
demikian juga perhitungannya biaya variabel perunit juga akan dapat dipengaruhi
perubahan ini.
c. Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis.
d. Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas.
e. Biaya variabel juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume.

D. ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari
perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi
dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari
perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-
perubahan berikut:
1. Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan-
baku, produksi, dsb.
2. Penurunan produktivitas
3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek

Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut
terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.

Teknik dari analisis sensitivitas sebagai berikut :

1. Lakukan identifikasi faktor-faktor perubahan (penurunan produksi, penurunan harga


output, dan kenaikan biaya atau harga input) yang mungkin atau dapat saja terjadi pada
bisnis tersebut.
2. Perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi berapa besar pengaruh pada aliran kas
perusahaan, apakah manfaat ataupun biayanya.
E. ANALISIS PENGHENTIAN DAN PENGGANTIAN
o Sebuah keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi
pemerintah adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya,
diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh karena itu,
masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis ekonomi teknik yang
sangat hati-hati agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan logis yang selanjutnya dapat memperbaiki efisiensi operasi serta posisi
persaingan perusahaan.
o Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah
sbb:
1. Kerusakan (pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset.
Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah
aset menjadi kurang efisien.
2. Keperluan perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia.  kategori lain dari
keusangan (obsolescence)
3. Teknologi : Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-
beda. Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi.  kategori lain dari keusangan
(obsolescence)
4. Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal
terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak.
Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki
aset tersebut.  dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)

o Kesalahan hasil analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis, sehingga ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis penggantian :
1. Kesalahan estimasi masa lalu
Setiap kesalahan estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama
tidaklah relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan).
2. Perangkap Sunk Cost (Biaya Tertanam)
Jika pajak dilibatkan, kita harus memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi
teknik. Kesalahan serius dapat terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara
tidak tepat dalam.
3. Nilai investasi aset lama dan pandangan pihak luar (outsider viewpoint)
“Titik pandang pihak luar (outsider viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah
investasi aset lama (defender). Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga
yang netral dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair).
4. Pentingnya konsekuensi pajak penghasilan
Penggantian aset seringkali menimbulkan capital gain atau capital loss atau
keuntungan atau kerugian dari penjualan tanah atau properti yang dapat disusutkan.
5. Umur ekonomi aset baru
Umur ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent
uniform annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset.
6. Umur ekonomi aset lama
Pembandingan aset baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena
melibatkan umur yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai