Anda di halaman 1dari 15

STANDART PELAYANAN MINIMAL DAN STANDART

OPERASIONAL PROSEDUR RUMAH SAKIT

1. Pengertian Rumah Sakit, Standart Pelayanan Minimal dan Standart Operasional


Prosedur
Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
(Kepmenkes/228/Menkes/SK/III/2008). Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit
mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh
Badan Layanan Umum kepada masyarakat (Kepmenkes/228/Menkes/SK/III/2008).
Standar Operasional Prosedur merupakan suatu pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi
pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrative dan procedural sesuai tata
kerja, prosedur kerja dan system kerja pada unit kerja yang bersangkutan (Tjipto Atmoko).

2. Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-jenis
pelayanan indikator dan standar pencapaiain kinerja pelayanan rumah sakit. Fungsi standar
pelayanan minimal adalah mengurangi kesenjangan mutu pelayanan kesehatan antar daerah
dan sebagai aspek sumber dana desentralisasi dan dana dekonsentrasi atau pembatuan.
a. Jenis – jenis pelayanan rumah sakit
Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit
meliputi :
1). Pelayanan gawat darurat
2). Pelayanan rawat jalan
3). Pelayanan rawat inap
4). Pelayanan bedah
5). Pelayanan persalinan dan perinatologi
6). Pelayanan intensif
7). Pelayanan radiologi
8). Pelayanan laboratorium patologi klinik
9). Pelayanan rehabilitasi medik
10). Pelayanan farmasi
11). Pelayanan gizi
12). Pelayanan transfusi darah
13). Pelayanan keluarga miskin
14). Pelayanan rekam medis
15). Pengelolaan limbah
16). Pelayanan administrasi manajemen
17). Pelayanan ambulans atau kereta jenazah
18). Pelayanan pemulasaraan jenazah
19). Pelayanan laundry
20). Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
21). Pencegah Pengendalian Infeksi

b. Prinsip Penyusunan Dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal


1). Konsensus berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen atau sektor terkait dari
unsur-unsur kesehatan dan departemen terkait yang secara rinci terlampir dalam daftar tim
penyusun.
2). Sederhana standar pelayanan minimal disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan
dipahami.
3). Nyata standar pelayanan minimal disusun dengan memperhatikan dimensi ruang , waktu
dan persyaratan atau prosedur teknis.
4). Terukur seluruh indikator dan standar di dalam standar pelayanan minimal dapat di ukur
secara kualitatif dan kuantitatif.
5). Terbuka standar pelayanan minimal dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan
masyarakat
6). Terjangkau standar pelayanan minimal dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya
dan dana yang tersedia.
7). Akuntabel standar pelayanan minimal dapat dipertanggung gugatkan kepada public.
8). Bertahap standar pelayanan minimal mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan,
keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian standar pelayanan minimal.
c. Standar Pelayanan Minimal Berkaitan Dengan Pelayanan Kesehatan Tahun 2010-2015
Sesuai PERMENKES RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota terdapat 4 jenis pelayanan beserta indikator
kinerja dan target pada tahun 2010-2015
Pelayanan Kesehatan Dasar :
1). Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% pada tahun 2015.
2). Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% pada tahun 2015.
3). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan 90% pada tahun 2015.
4). Cakupan pelayanan nifas 90% pada tahun 2015.
5). Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% tahun 2010.
6). Cakupan kunjungan bayi 90% pada tahun 2010.
7). Cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada tahun
2010.
8). Cakupan pelayanan anak balita 90% pada tahun 2010.
9). Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin 100% pada tahun 2010.
10). Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun 2010.
11). Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pada tahun 2010.
12). Cakupan peserta KB aktif 70% pada tahun 2010.
13). Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada tahun 2010.
Pelayanan Kesehatan Rujukan
1). Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada tahun
2015.
2). Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)
di Kabupaten/Kota 100% pada tahun 2015.
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
1). Cakupan Desa/Kelurahan mengalami kejadian luar biasa yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam 100% pada tahun 2015.
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1). Cakupan desa siaga aktif 80% pada tahun2015
d. Contoh Penyusunan Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Adapun Standar Pelayanan minimal untuk setiap pelayanan, indikator dan standar dapat
dilihat pada tabel
No Jenis Pelayanan Indikator Standar
1 Gawat Darurat - Kemampuan menangani life1. 100 %
saving anak dan dewasa
- Jam buka Pelayanan Gawat2. 24 Jam
Darurat
3. 100 %
- Pemberi pelayanan gawat
darurat yang bersertifikat
- Ketersediaan tim4. Satu tim
penanggulangan bencana
- Waktu tanggap pelayanan5. ≤ lima menit terlayani,
Dokter di Gawat Darurat setelah pasien datang
- Kepuasan Pelanggan
6. ≥ 70 %
- Kematian pasien< 24 Jam 7. ≤ 2/1000 (pindah ke
pelayanan rawat inap
setelah 8 jam)
No Jenis Pelayanan Indikator Standar
- Khusus untuk RS Jiwa pasien 100%
2 Rawat Jalan dapat ditenangkan dalam waktu
≤ 48 Jam
-Tidak adanya pasien yang 100%
diharuskan membayar uang
muka
-Dokter pemberi Pelayanan 100 % Dokter Spesialis
di Poliklinik Spesialis
-Ketersediaan Pelayanan 2. Klinik Anak
-Pemberi pelayanan di Rawat Klinik Penyakit dalam
inap Klinik Kebidanan
2.-Dokter penanggung Klinik Bedah
jawab pasien rawat inap 3.
-Ketersediaan Pelayanan di RSa. Anak Remaja
Jiwa b. NAPZA
-Jam buka pelayanan c. Gangguan Psikotik
-Waktu tunggu di rawat jalan d. Gangguan Neurotik
-Kepuasan Pelanggan e. Mental Retardasi
-Penegakan diagnosis TB f. MentalOrganik
melalui pemeriksaan mikroskopg. UsiaLanjut
TB
-Terlaksananya kegiatan 4. 08.00 s/d 13.00
pencatatan dan pelaporan TB di Setiap hari kerja kecuali
RS Jumat : 08.00 - 11.00
5. ≤ 60 menit

6. ≥ 90 %

No Jenis Pelayanan Indikator Standar


3 Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di Rawat
1. a. Dr. Spesialis
inap c. b.Perawat
minimal pendidikan
D3atau S1
d.

2. Dokter penanggung jawab


pasien rawat inap 2. 100%
3. Ketersediaan pelayanan Rawat
Inap 3. a. Anak
b. Penyakit Dalam
c.Kebidananan
4. Jam visite Dokter Spesialis d. Bedah
4. 08.00 s/d 14.00 setiap
5. Kejadian infeksi pasca operasi hari kerja
5. < 1,5 %
6. Kejadian infeksi Nosokomial
6. < 1,5 %
7. Tidak adanya kejadian pasien
jatuh yang berakibat cacat/mati7. 100%

8. Kematian pasien > 48jam 8. < 0,24%

9. Kejadian pulang paksa 9. < 5%

10.Kepuasan pelanggan 10. > 90%

11.Rawat inap TB 11.


1. Penegakan diagnosis TB melalui1. > 60
pemeriksaan mikroskopis Tb
2. Terlaksana kegiatan pencatatan
dan pelaporan Tb di rumah sakit
12. Ketersediaan pelayanan rawat 2. >60%
inap di rumah sakit yang
memberikan pelayanan jiwa

13. Tidak adanya kejadian kematian


pasien gangguan jiwa karena 12. NAPZA, gangguan
bunuh diri psikotik , gangguan
14. Kejadianre-admissionpasien nerotik dan gangguan
gangguan jiwa dalam waktu < 1 mental organik
bulan 13. 100%
14. 100%
No Jenis Pelayanan Indikator Standar
15. < 6minggu
15. Lama hari perawatan pasien
gangguan jiwa
1.Waktu tunggu operasi efektif
4 1. < 2 hari
Bedah Sentral 2.Kejadian kematian dimeja
operasi 2. < 1%
3.Tidak adanya kejadian operasi
salah sisi 3. 100 %
4.Tidak adanya kejadian operasi
salah orang 4. 100 %
5.Tidak adanya kejadian salah
tindakan pada operasi 5. 100%
6.Tidak adanya kejadian
tertinggalnya benda asing/lain
6.
pada tubuh pasien setelah operasi 100 %
7.Komplikasi anastesi karena
overdosis,reaksi anastesi dan
salah penempatan
anastesiendotracheal tube. 7. <6%
1.
5 Persalinan, Kejadian kematian ibu karena
perinatologi(kecuali persalinan.
1.
rumah sakit khusus a. Perdarahan < 1%
di luar rumah sakit2.Pemberi pelayanan persalinan b. Pre – eklampsia < 30%
ibu dan anak) dan normal c. Sepsis< 2%
KB
2. a. Dokter Sp.OG
b. Dokter umum terlatih
3. Pemberi pelayanan persalinan (asuhan persalinan
dengan penyulit normal)
c. Bidan

3. Tim PONEK
4. Pemberi pelayanan persalinan yang terlatih
dengan tindakan operasi
4. a. Dokter Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter Sp.An

No Jenis Pelayanan Indikator Standar


5. Kemampuan menangani BBLR 5. 100 %
1500 gr- 2500 gr
6. < 20 %
6. Pertolongan persalinan
melaluiseksio cesaria 7. 100 %

7. Keluarga berencana
6 Intensif a. Presentase KB (Vasektomi
dan tubektomi) yang dilakukian
oleh tenaga kompeten
dr.SP.Og, dr.Sp.B, dr. Sp.U
,dr.umum terlatih
b. Presentase peserta KB mantap1. 3%
yang mendapat konseling KB
mantap bidan terlatih a.Dokter Sp.anastesi dan
1. Rata rata pasien yang kembali dokter spesialis sesuai
ke perawatan intensif dengan dengan kasus
kasus yang sama < 72 jam yangditangani.
2. Pemberi pelayanan Unit b. 100 % perawat
Intensif minimal D3 dengan
sertifikat perawat
mahir ICU/ setara D4
7 Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan
thorax foto
1. < 3 jam
2. Pelaksana ekspertisi

2. Dokter Sp. Rad


3. Kejadian kegagalan pelayanan
Rontgen
3. Kerusakan foto <2%
4. Kepusan pelanggan

4. >80%
No Jenis Pelayanan Indikator Standar
8. 1. ≥ 90 %
Lab. Patologi Klinik1. Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium
9. Rehabilitasi Medik 2. Pelaksana ekspertisi 2. < 20 %
3. Tidak adanya kejadian 3. 100 %
kesalahan pemberian diet
10. Kejadian Drop Out pasien1. < 50 %
Farmasi
terhadap pelayanan Rehabilitasi
Medik yang direncanakan
2. Tidak adanya kejadian
kesalahan tindakan2. 100 %
rehabilitatif medik
3. Kepuasan pelanggan3. ≥ 80%

1. Waktu tunggu pelayanan 1. a. < 30 menit


a.Obat jadi b. < 60 menit
b.Racikan 2. 100 %
2. Tidak adanya kejadian 3. > 80 %
kesalahan pemberian obat 4. 100 %
3. Kepuasan pelanggan

4. Penulisan resep sesuai 1. > 90 %


formularium 2. < 20 %
11 Gizi 3. 100 %
1. Ketepatan waktu pemberian
makanan kepada pasien
2. Sisa makanan yang tidak 1. 100 % terpenuhi
termakan oleh pasien
3. Tidak adanya 2.
kejadian
kesalahan pemberian diet
Transfusi darah
12 < 0,01 %
1. Kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan transfusi
2. Kejadian reaksi transfusi

No Jenis Pelayanan Indikator Standar


13 Pelayanan GAKIN 1. Pelayanan terhadap pasien 1. 100 % terlayani
GAKIN ysng datang ke RS
pada setiap unit pelayanan 2. 100 %

14 Rekam Medik 2. Kelengkapan pengisian rekam


3.
medik 24 jam setelah selesai 100 %
pelayanan
3. Kelengkapan informed concent
4. ≤ 10 menit
setelah mendapatkan informasi
yang jelas
4. Waktu penyediaan dokumen 5. ≤ 15 menit
rekam medik pelayanan rawat
jalan
5. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik palayanan rawat1. a. BOD < 30 mg/l
inap b. COD < 80 mg/l
c. TSS < 30 mg/l
1. Baku mutu limbah cair d. PH 6-9
15 Pengelolaan limbah 2. 100 %

1. 100 %
2. Pengelolaan limbah padat
2. 100%
infeksius sesuai dengan aturan

16
1. Tindak lanjut penyelesaian 3. 100%
Administrasi dan hasil pertemuan direksi
Mnajemen 2. Kelengkapan laporan
akuntabilitas kinerja
3. Ketepatan waktu pengususlan 4. 100%
kenaikan pangkat
4. Ketepatan waktu pengurusan
gaji berkala 5. > 60 %
5. Karyawan yang mendapat
pelatihan minimal 20 jam
setahun
6. >40 %
6. Cost recovery
7. 100 %
7. Ketepatan waktu penyusunan
laporan keuangan

No Jenis Pelayanan Indikator Standar


8. Kecepatan waktu pemberian 8. < 2jam
informasi tentang tagihan
pasien rawat inap
9. Ketepatan waktu pemberian
imbalan ( insentif) sesuai
kesepakatan waktu 9. 100 %

17 Ambulance / Kereta1. Waktu pelayanan ambulance/


Jenazah kereta jenazah 1. 24 jam
2. Kecepatan memberikan
pelayanan ambulance/ kereta2. < 230 menit
jenazah di rumah sakit
3. Response timepelayanan
ambulance oleh masyarakat
yang membutuhkan
3. Sesuai ketentuan daerah
1. Waktu tanggap (response time)
18 Pemulasaraan pelayanan pemulasaraan
Jenazah jenazah 1. < 2 jam
1. Kecepatan waktu menanggapi
19 Pelayanan Dan kerusakan alat
Pemeliharaan Sarana2. Ketepatan waktu pemeliharaan
Rumah Sakit 1. < 80 %
alat
3. Peralatan laboratorium dan alat
2. 100 %
ukur yang digunakan dalam
pelayanan terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan ketentuan3. 100 %
kalibrasi
Pelayanan Laundry1. Tidak adanya kejadian linen
20
yang hilang
2. Ketepatan waktu penyediaan
linen untuk ruang rawat inap
1. 100 %

21 Pencegahan Dan 1. Ada anggota Tim PPI yang


Pengendalian Infeksi terlatih 2. 100%
(PPI) 2. Tersedia APD di setiap
Rumah Sakit instalasi/ departemen

1. Anggota Tim PPI terlatih


75%
2. 60%
No Jenis Pelayanan Indikator Standar
3. Kegiatan pencatatan dan
3. 75%
pelaporan infeksi
nosokomial/HAI(Health Care
Associated Infection) di RS
(min 1 parameter)

3. Standart Operasional Prosedur


Penilaian kinerja aparatur pemerintah dapat dilakukan secara eksternal yaitu melalui
respon kepuasan masyarakat. Pemerintah menyusun alat ukur untuk mengukur kinerja.
pelayanan publik secara eksternal melalui Keputusan Menpan No.25/KEP/M.PAN/2/2004.
Berdasarkan Keputusan Menpan No. 25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, terdapat 14
indikator kriteria pengukuran kinerja organisasi sebagai berikut:
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan
untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya)
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan
pelayanan, terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab
petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan atau status masyarakat yang dilayani.
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya
yang ditetapkan oleh unit pelayanan
k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan
biaya yang telah ditetapkan.
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih,
rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan
n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat merasa
tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari
pelaksanaan pelayanan.

4. Tahap Penting Penyusunan Standar Operasional Prosedur

Adalah melakukan analisis sistem dan prosedur kerja, analisis tugas, dan melakukan analisis
prosedur kerja.

a. Analisis sistem dan prosedur kerja


Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan fungsi -fungsi
utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan
fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah kesatuan unsur atau unityang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk
keseluruhan, bekerja, berfungsi atau bergerak secara harmonis yang ditopang oleh sejumlah
prosedur yang diperlukan, sedang prosedur merupakan urutan kerja atau kegiatan yang
terencana untuk menangani pekerjaan yang berulang dengan cara seragam dan terpadu.
b. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang
mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas diperlukan dalam
setiap perencanaan dan perbaikan organisasi. Analisa tugas diharapkan dapat memberikan
keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan, syarat pejabat, dan tanggung jawab pejabat.
Di bidang manajemen dikenal sedikitnya 5 aspek yang berkaitan langsung dengan analisis
tugas yaitu :
1). Analisa tugas, merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis dan penetapan
seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus.
2). Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari analisa
tugas, disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan
isi tugas atau jabatan tertentu. Deskripsi tugas harus disusun berdasarkan fungsi atau
posisi, bukan individual; merupakan dokumen umum apabila terdapat sejumlah
personel memiliki fungsi yang sama; dan mengidentifikasikan individual dan
persyaratan kualifikasi untuk mereka serta harus dipastikan bahwa mereka memahami
dan menyetujui terhadap wewenang dan tanggung jawab yang didefinisikan itu.
3). Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan pekerja untuk
tugas spesifik.
4). Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas untuk
menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik dalam hubungannya
dengan tugas lain.
5). Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur penetapan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan menetapkan ukuran yang
dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksanaan pekerjaan. Melalui analisa tugas
ini tugas-tugas dapat dibakukan, sehingga dapat dibuat pelaksanaan tugas yang baku.
Setidaknya ada dua manfaat analisis tugas dalam penyusunan standar operasional
prosedur yaitu membuat penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan
serta menetapkan hubungan kerja dengan sistematis.
c. Analisis prosedur kerja
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langkahlangkah
pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana hal tersebut dilakukan, bilamana
hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut dilakukan, dan siapa yang melakukannya. Prosedur
diperoleh dengan merencanakan terlebih dahulu bermacam-macam langkah yang dianggap
perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian prosedur kerja dapat dirumuskan
sebagai serangkaian langkah pekerjaan yang berhubungan, biasanya dilaksanakan oleh lebih
dari satu orang, yang membentuk suatu cara tertentu dan dianggap baik untuk melakukan suatu
keseluruhan tahap yang penting. Analisis terhadap prosedur kerja akan menghasilkan suatu
diagram alur (flow chart) dari aktivitas organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang akan
mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktivitas-aktivitas kritis ini perlu didokumetasikan
dalam bentuk prosedurprosedur dan selanjutnya memastikan bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas
itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur kerja yang telah terstandarisasi. Prosedur kerja
merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan tujuan organisasi sebab prosedur
memberikan beberapa keuntungan antara lain memberikan pengawasan yang lebih baik
mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan; mengakibatkan
penghematan dalam biaya tetap dan biaya tambahan; dan membuat koordinasi yang lebih baik
di antara bagian-bagian yang berlainan. Dalam menyusun suatu prosedur kerja, terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu :
1). Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban pengawasan
2). Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya
3). Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu
4). Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya
5). Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan
6). Harus ada pengecualian yang seminimun-minimunya terhadap peraturan
7). Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu
8). Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang berubah
9). Pembagian tugas tepat
10). Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan
11). Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaaan yang sebaik-baiknya
12). Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan
dengan memperhatikan tujuan
13). Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum
14). Menggunakan prinsip pengecualia

5. Bentuk Dan Kriteria Standar Operasional Prosedur


Bentuk Standar Operasional Prosedur
a. Simple Steps Prosedur
Singkat dan tidak membutuhkan banyak keputusan yang ditulis. SOP ini dianut oleh
perusahaan yang memiliki pekerja tidak terlalu banyak.
b. Hierarchical Steps
Bentuknya cukup panjang lebih dari 10 langkah, tetapi tidak terlalu banyak keputusan.
c. Graphic Format
Bentuk ini sama sepertiHierarchical Steps yaitu cukup panjang lebih dari 10 langkah
tetapi tidak terlalu banyak keputusan. Perbedaannya terletak dalam penyampaiannya, Graphic
Formatberisikan suatu grafik, gambar, diagram untuk mengilustrasikan apa yang menjadi
tujuan dari suatu prosedur.
d. Flowchart Prosedur
Memiliki banyak keputusan, dapat ditulis dalam bentuk ini.Flowchart merupakan
grafik sederhana yang menjelaskan langkah-langkah dalam membuat keputusan. Hal yang
harus diperhatikan dalam pembuatanFlowchart ini yaitu pemakaian simbol-simbol dalam
penjelasanya, karena simbol-simbol ini memiliki arti dan makna yang berbeda.

Kriteria Standar Operasional Prosedur


a. Tata Cara Pengeloaan Standar Operasional Prosedur
1). Ketua tim akreditasi rumah sakit yang berwenang untuk mengelola standar operasional
prosedur.
2). Tim akreditasi mempunyai seluruh standar operasional prosedur rumah sakit

b. Tata Cara Penyusunan Standar Operasional Prosedur


1). Menggunakan format dari komite akreditasi rumah sakit (KARS).
2). Menetapkan bagian penanda tanganan dokumen apabila bukan direktur maka diberikan
surat keputusan pelimpahan tugas.
3). Menetapkan bagian checkdokumen mutu sebelum pembubuhan tanda tangan agar
menghindari kesamaan dokumen anatr unit kerja dengan pimpinan.

c. Kotak Heading Standar Operasional Prosedur


1). Kotak dan heading di cetak pada setiap halaman
2). Kotak rumah sakit diberi nama rumah sakit dan diberi logo
3). Judul standar operasional prosedur disesuaikan dengan proses kerja contoh:
pengambilan dan penyediaan spesimen untuk dikirim ke laboratorium bagi pasien
UGD
4). Nomor dokumen diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku di rumah sakit
tersebut yang dibuat sistematis dan keseragaman.
5). Nomor revisi diisi dengan status revisi dapat menggunakan huruf atau angka. Contoh
penggunaan huruf : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi I diberi huruf B dan
seterusnya jika contoh penggunaan angka : untuk dokumen baru diberi nomor 00,
dokumen revisi pertama diberi angka 01 dan seterusnya.
6). Halaman diisi pada nomor halaman dengan mencantumkan total halaman dan halaman
pertama. Contoh 1/5, 2/5, dan seterusnya.
7). Prosedur tetap diberi penamaan sesuai ketentuan atau istilah yang digunakan rumah
sakit. Contoh prosedur, prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan lain
sebagainya.
8). Tanggal terbit diberi tanggal sesuai dengan tanggal terbitnya yang harus sesuai dengan
tanggal diberlakukannya standar operasional prosedur.
9). Pada kotak ditetapkan direktur diberi tanda tangan direktur dan nama jelas.

d. Isi standar operasional prosedur


1). Pengertian berisi penjelasan dan atau tentang istilah yang mungkin sulit dipahami dan
menyebabkan salah pengertian.
2). Tujuan berisi tujuan pelaksanaan standar operasional prosedur secara spesifik
3). Kebijakan berisi kebijakan rumah sakit , bidang atau departemen yang menjadi dasar
dan garis besar tentang pembuatan standar operasional prosedur tersebut. Dapat berisi
terkait dengan beberapa kebijakan yang mendasari standar operasional tersebut. Dapat
juga terjadi satu kebijakan menjadi dasar beberapa standar operasional prosedur
sehingga tercantum dalam beberapa standar operasional prosedur yang “dipayungi”.
4). Prosedur bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langka-langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu danstaf atau petugas yang
berwenang. Didalamnya dapat dicantumkan alat, formulir atau fasilitas yang digunakan
waktu dan frekuensi dalam proses kerja yang digunakan. Dan dapat diuraikan secara
lengkap unsure-unsur yang menyangkut siapa, dimana, apa, kapan, bagaimana.
5). Unit terkait berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Izin Turun Minggu
    Surat Izin Turun Minggu
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin Turun Minggu
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • 5 6269302442723115056 PDF
    5 6269302442723115056 PDF
    Dokumen100 halaman
    5 6269302442723115056 PDF
    Darwinsyah Putra
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen13 halaman
    Pneumonia
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Refarat Sulfas Atropin
    Refarat Sulfas Atropin
    Dokumen14 halaman
    Refarat Sulfas Atropin
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • DIAGNOSIS ASTIGMATISME
    DIAGNOSIS ASTIGMATISME
    Dokumen17 halaman
    DIAGNOSIS ASTIGMATISME
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Lapkas KJDK
    Lapkas KJDK
    Dokumen25 halaman
    Lapkas KJDK
    fifah
    Belum ada peringkat
  • Kars I No Genesis
    Kars I No Genesis
    Dokumen59 halaman
    Kars I No Genesis
    amiuzuki
    Belum ada peringkat
  • Uniba - Gangguan Pendengaran
    Uniba - Gangguan Pendengaran
    Dokumen31 halaman
    Uniba - Gangguan Pendengaran
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Uji Chi Square
    Uji Chi Square
    Dokumen10 halaman
    Uji Chi Square
    vandapotan
    100% (8)
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen27 halaman
    Pneumonia
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Sadari
    Leaflet Sadari
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Sadari
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Lapkas KJDK
    Lapkas KJDK
    Dokumen22 halaman
    Lapkas KJDK
    Muhammad Rifki El-Muammary
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen13 halaman
    Pneumonia
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Trimester 3
    Trimester 3
    Dokumen3 halaman
    Trimester 3
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Piedra
    Piedra
    Dokumen12 halaman
    Piedra
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen13 halaman
    Pneumonia
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Asa Piedra Cover
    Asa Piedra Cover
    Dokumen1 halaman
    Asa Piedra Cover
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen13 halaman
    Pneumonia
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Stabilisasi Dan Transportasi
    Stabilisasi Dan Transportasi
    Dokumen3 halaman
    Stabilisasi Dan Transportasi
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • ENSEFALITIS
    ENSEFALITIS
    Dokumen14 halaman
    ENSEFALITIS
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • SISTEM LAKRIMAL
    SISTEM LAKRIMAL
    Dokumen39 halaman
    SISTEM LAKRIMAL
    Wirdatul Jannah
    Belum ada peringkat
  • Referat Mioma Uteri
    Referat Mioma Uteri
    Dokumen16 halaman
    Referat Mioma Uteri
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • 2877
    2877
    Dokumen2 halaman
    2877
    Puga Sharaz Wangi
    Belum ada peringkat
  • Cover, Daftar Isi, Kata Pengantar
    Cover, Daftar Isi, Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Cover, Daftar Isi, Kata Pengantar
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul
    Lembar Konsul
    Dokumen1 halaman
    Lembar Konsul
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Pitirosporum Folikulitis
    Pitirosporum Folikulitis
    Dokumen8 halaman
    Pitirosporum Folikulitis
    Othe Ahmad
    Belum ada peringkat
  • Resusitasi Jantung Paru
    Resusitasi Jantung Paru
    Dokumen4 halaman
    Resusitasi Jantung Paru
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat
  • RESUSITASI BAYI
    RESUSITASI BAYI
    Dokumen6 halaman
    RESUSITASI BAYI
    Asa Russevi Utami
    Belum ada peringkat