Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No.

4 Tahun 2013 ISSN 2337-9995


Program Studi Pendidikan Kimia jpk.pkimiauns@ymail.com
Universitas Sebelas Maret

PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN


STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN
KONSEP REAKSI KIMIA KELAS X ATPH 1
SMK NEGERI 1 MOJOSONGO BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN
2012/2013

Rya Sucining Tyas1*, Endang Susilowati1, Haryono1


1
Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

* Keperluan korespondensi, telp: 085727955409, email: rya_suci@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui
pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
pada materi perkembangan konsep reaksi kimia di SMK Negeri 1 Mojosongo Boyoali.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas X ATPH 1 SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali Tahun Pelajaran
2012/2013. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Data diperoleh melalui wawancara,
observasi, tes, dan angket. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran
STAD dapat menigkatkan aktivitas (53,33% pada siklus I menjadi 66,67% pada siklus II) dan
prestasi belajar siswa (aspek kognitif 30% pada siklus I menjadi 76,67% pada siklus II) pada
materi perkembangan konsep reaksi kimia. Dari aspek afektif menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan presentase dari 43,33% pada siklus I menjadi 76,67% pada siklus II. Pada aspek
psikomotor mencapai 53,33%. Kesimpulan penelitian ini adalah pemanfaatan multimedia dalam
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa pada materi perkembangan konsep reaksi kimia kelas X ATPH 1 SMK
Negeri 1 Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: penelitian tindakan kelas, multimedia, student teams achievement division,
aktivitas belajar, prestasi belajar

PENDAHULUAN Keberhasilan proses belajar


Sumber daya manusia bangsa menjadikan tujuan penting dalam
Indonesia sangatlah penting untuk kegiatan pendidikan dalam kelas.
ditingkatkan sebagai upaya untuk Proses belajar mengajar
menghadapi persaingan diera merupakan suatu kegiatan kurikulum
globalisasi. Salah satu upaya lembaga pendidikan agar dapat
meningkatkan kualitas sumber daya mempengaruhi para siswa mencapai
manusia adalah dengan meningkatkan tujuan pendidikan yang telah
kualitas pendidikan. Meningkatnya ditetapkan. Kurikulum yang diterapkan
prestasi dan kualitas proses belajar oleh pemerintah saat ini adalah
merupakan unsur penting dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
peningkatan kualitas pendidikan. (KTSP). Pada KTSP, guru diberi

Copyright © 2013 72
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 72-79

kesempatan untuk mengembangkan konsep dan bersifat abstrak seperti


indikator pembelajarannya sendiri. Hal materi kimia, maka metode ini kurang
ini hendaknya membuat guru lebih cocok. Jika hal ini tetap dibiarkan siswa
kreatif dalam memilih serta yang kurang dalam memahami materi
mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan terpaksa mendapatkan
yang akan disampaikan di sekolah [1]. nilai kurang atau tidak tuntas.
Kurikulum KTSP menekankan kegiatan Hal tersebut bisa dilihat pada
pembelajaran yang berpusat pada kenyataan di lapangan bahwa dari tiga
siswa (student centered learning). materi pokok yang diajarkan pada
Pembelajaran berpusat pada siswa semester genap, materi pokok
merupakan pembelajaran yang perkembangan konsep reaksi kimia
keterlibatan siswa dalam proses belajar memiliki presentase ketuntasan yang
adalah utama. Siswa bertanggung rendah. Berdasarkan data nilai kelas X
jawab untuk membangun pemahaman tahun 2011/2012, presentase
sendiri sedangkan guru memfasilitasi ketuntasan dari data sembilan kelas
terjadinya interaksi sosial siswa. presentase rata–rata ketuntasannya
SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali 42,7% dengan nilai Kriteria Ketuntasan
adalah sekolah menengah kejuruan Minimum (KKM) 70. Berdasarkan hasil
negeri yang memiliki 41 kelas yang ulangan tengah semester ganjil siswa
terdiri dari kelas X, XI, dan XII yang kelas X SMK Negeri I Mojosongo
terbagi kedalam 6 program studi Boyolali tahun pelajaran 2012/2013,
keahlian diantaranya Agribisnis dari dua belas kelas presentase
Produksi Tanaman, Agribisnis Produksi ketuntasan paling rendah terdapat di
Ternak, Agribisnis Hasil Pertanian, kelas X ATPH 1 (Agribisnis Tanaman
Mekanisme Pertanian, Teknik Mesin Pangan dan Holtikultura) yaitu 28,125%
(Teknik Pemersinan) dan Teknik Kimia dengan nilai rata–rata 62.
(Kimia Industri). Pembelajaran yang Pendukung keterlaksanaan
berlangsung di SMK Negeri 1 pembelajaran yang berpusat pada
Mojosongo Boyolali ini terbagi dalam 3 siswa adalah aktivitas belajar siswa.
kategori yaitu normatif, adaptif dan Aktivitas belajar atau belajar aktif
produktif sesuai dengan Permendiknas adalah kegiatan mengolah pengalaman
22 Tahun 2006. Salah satu mata dan atau praktik dengan cara
pelajaran adaptif di SMK Negeri 1 mendengar, membaca, menulis,
Mojosongo Boyolali adalah mata mendiskusikan, merefleksikan
pelajaran kimia. rangsangan, dan memecahkan
Berdasarkan hasil observasi yang masalah [2].
dilakukan pada tanggal 18 Februari Dari hasil observasi di kelas,
2013 pembelajaran kimia di SMK dalam kegiatan belajar mengajar,
Negeri 1 Mojosongo Boyolali masih interaksi guru dan siswa dalam
berpusat pada guru (teacher centered proses belajar masih berjalan satu
learning). Metode pembelajaran yang arah, yakni dari guru saja.
digunakan masih metode tradisironal Penyampaian materi masih
yaitu metode ceramah. Siswa hanya menggunakan media modul dan
menerima pengetahuan dari guru, guru metode yang digunakan adalah
mengajarkan secara langsung dan metode ceramah. Tidak ada kegiatan
runtut. Hal tersebut akan memberikan diskusi di kelas, sehingga aktivitas
suatu dampak yang kurang baik bagi siswa terbatas pada mencatat
siswa. Dampak tersebut diantaranya penjelasan guru, mengerjakan tugas
akan menimbulkan kebosanan bagi dari guru dan sesekali menjawab
siswa, siswa cenderung pasif dan guru pertanyaan guru bila ditunjuk.
yang menjadi aktif, selain itu Untuk melaksanakan proses
keberhasilan metode ini sangat pembelajaran dalam rangka
bergantung pada siapa yang pencapaian kompetensi peserta didik
menggunakannya. Beberapa materi diperlukan media pembelajaran. Media
yang membutuhkan pemahaman merupakan setiap orang, bahan, alat,

Copyright © 2013 73
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 72-79

atau peristiwa yang dapat menciptakan penggunaan model pembelajaran yang


kondisi yang memungkinkan pebelajar dilakukan oleh guru akan dapat
untuk menerima pengetahuan, meningkatkan aktivitas siswa dalam
ketrampilan dan sikap [3]. proses belajar mengajar dan
Dilihat dari media yang digunakan pencapaian prestasi belajar siswa pada
dalam pembelajaran kimia di SMK materi kimia. Pembelajaran yang baik
Negeri 1 Mojosongo kurang menarik. adalah pembelajaran yang disesuaikan
Dari hasil wawancara dengan guru dengan karakteristik materi, kondisi
pengampu kimia, media pembelajaran siswa, sarana prasarana yang tersedia
yang biasa digunakan adalah serta tujuan pengajarannya [5].
modul/lembar kerja siswa (LKS), Dalam penelitian ini dipilih metode
namun kadang–kadang power point Student Teams Achievement Division
sederhana. Media yang telah (STAD). Prestasi akademik siswa pada
digunakan kurang menarik siswa, maka pembelajaran STAD lebih efektif dari
perlu adanya media lain yang lebih pada pembelajaran tradisional, selain
menarik. Harapannya dengan media itu keterlibatan siswa dalam
yang lebih menarik, siswa dapat pembelajaran lebih tinggi. Kesimpulan
terbantu dalam memahami materi serta secara keseluruhan bahwa
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran STAD merupakan
pembelajaran. strategi pembelajaran yang aktif [6].
Berdasarkan uraian diatas maka Slavin membagi kegiatan belajar STAD
dapat dirangkum beberapa dalam 5 tahap pembentukan tim,
permasalahan di SMK Negeri 1 presentasi kelas (penyajian informasi),
Mojosongo sebagai berikut 1) Metode kerja tim, pemberian kuis dan rekognisi
yang digunakan masih menggunakan tim [7].
metode ceramah yang mengakibatkan Dalam komponen pembelajaran
aktivitas belajar siswa rendah. 2) Media STAD terdapat kerja tim. Kerja tim yang
yang digunakan kurang menarik siswa dilakukan dalam penelitian ini
pada mata pelajaran kimia merupakan diskusi kelompok yang
menyebabkan pembelajaran menjadi anggotanya dibentuk secara heterogen.
monoton dan membosankan. 3) Dengan adanya kerja tim ini diharapkan
Prestasi belajar siswa yang masih dapat meningkatkan aktivitas belajar
rendah, salah satu materi pembelajaran siswa, dimana siswa saling
yang prestasinya masih rendah adalah berkomunikasi, saling membantu
materi perkembangan konsep reaksi kelompoknya dalam menguasai konsep
kimia. Presentase ketuntasan ulangan pada materi tersebut, pemahaman
harian siswa untuk materi konsep-konsep yang dianggap sulit
perkembangan konsep reaksi kimia dapat diselesaikan dengan cara
pada tahun ajaraan 2011/2012 sebesar bertukar pikiran dan berpendapat.
42,7 %. Sehingga interaksi sosial siswa juga
Dari berbagai masalah di atas, ikut terbangun.
maka perlu adanya perbaikan kualitas Media yang dipilih dalam
proses pembelajaran maupun prestasi penelitian ini adalah multimedia
siswa. Sebagai tindak lanjut guna berbasis flash. multimedia secara
mengatasi permasalahan yang terjadi umum merupakan gabungan dari
maka perlu dilakukan penelitian berbagai media teks, gambar, video,
tindakan (action research) yang dan animasi, dalam suatu program
berorientasi pada perbaikan kualitas berbasis komputer yang dapat
pembelajaran melalui sebuah memfasilitasi komunikasi interaktif [8].
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Multimedia secara efektif dapat
Classroom Action Research (CAR) [4]. membantu dan meningkatkan minat
Salah satu upaya yang dapat belajar siswa dan motivasi [9]. Selain
ditempuh oleh guru adalah dengan itu bahwa animasi dapat membantu
penerapan model pembelajaran yang siswa untuk pemahaman persepsi,
bersifat kooperatif. Ketepatan dalam mempermudah penerimaan materi

Copyright © 2013 74
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 72-79

serta sebagai motivasi dalam triangulasi atau pemeriksaan


pemecahan masalah [10]. keabsahan data dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu
sebagai pembanding data [13].
METODE PENELITIAN Teknik triangulasi, digunakan untuk
Penelitian ini merupakan Penilitian menguji kevalidan data yang bersifat
Tindakan Kelas (Classroom Action kualitatif seperti aspek afektif, aktivitas
Research) yang dilaksanakan dalam dan psikomotor. Selain dari angket
dua siklus. Menurut Kemmis dan data diperoleh melalui observasi
McTaggart penelitian tindakan kelas langsung dan wawancara. Dalam
merupakan penelitian yang dilakukan penelitian ini hasil antara angket dan
oleh guru di dalam kelasnya sendiri observasi terdapat sedikit perbedaan
melalui refleksi diri, dengan tujuan maka disinkronkan dengan wawancara
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, dengan siswa atau guru.
sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat [11]. PTK dilaksanakan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam proses berdaur (cyclical) yang Proses belajar mengajar
terdiri dari empat tahapan, planing, merupakan interaksi yang dilakukan
action, observation/ evaluation, dan oleh guru dengan peserta didik dalam
reflection [12]. situasi pendidikan atau pengajaran
Subyek penelitian adalah siswa untuk mewujudkan tujuan yang telah
kelas X ATPH 1 semester genap SMK ditetapkan. Untuk mencapai tujuan
Negeri 1 Mojosongo Boyolali tahun pembelajaran yang telah dirumuskan
ajaran 2012/2013. Pemilihan subyek perlu adanya perencanaan terhadap
dalam penilitian ini didasarkan pada kegiatan pembelajaran. Dalam
pertimbangan bahwa subjek tersebut pembelajaran berlangsung terjadi
mempunyai permasalahan yang proses interaksi antara guru dengan
telah teridentifikasi pada saat peserta didik dan sumber belajar dalam
observasi awal. Objek penelitian ini lingkungan belajar. Melengkapi proses
adalah aktivitas dan prestasi belajar. pembelajaran dengan media yang
Data yang dikumpulkan dalam sesuai dapat menciptakan kegiatan
penelitian ini meliputi data informasi pembelajaran yang efektif sehingga
tentang keadaan siswa dilihat dari dapat menunjang keberhasilan
aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek penguasaan konsep pada diri peserta
kualitatif berupa data hasil observasi, didik secara optimal.
angket aktivitas siswa, angket afektif STAD merupakan metode
dan wawancara yang menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada
proses pembelajaran di kelas dan siswa (student centered learning),
kesulitan yang dihadapi guru baik dimana siswa dituntut untuk lebih aktif
dalam menghadapi siswa maupun cara dan guru hanya sebagai fasilitator.
mengajar di kelas. Aspek kuantitatif Dalam penerapannya pembelajaran
yang dimaksud adalah berupa data STAD dilaksanakan dalam lima tahap
penilaian prestasi belajar siswa pada yaitu pembentukan kelompok,
materi perkembangan konsep reaksi penyajian informasi, kerja tim,
kimia yang meliputi aspek kognitif, pemberian kuis, dan rekognisi tim.
afektif dan psikomotor baik siklus I Dalam proses pembelajaran akan lebih
maupun siklus II. mudah apabila ada media
Teknik analisis data menggunakan pembelajaran. Media pembelajaran
analisis deskriptif kualitatif. Analisis bisa berupa media teks, gambar, suara
data dalam penelitian ini dilakukan (audio), video, animasi ataupun
melalui tiga tahap yaitu reduksi data gabungan dari media–media tersebut
(pengelolaan data), penyajian data yang biasa disebut multimedia. Peran
(mengorganisasikan data kedalam multimedia sangat membantu dalam
suatu bentuk tertentu sehingga terlihat proses pembelajaran yaitu pada tahap
bentuk datanya secara lebih utuh), dan penyajian informasi berupa materi.

Copyright © 2013 75
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 72-79

Selain berupa teks materi juga Berdasarkan hasil dari siklus I


disajikan berupa animasi–animasi dan maka dilakukan refleksi tindakan untuk
video yang mengambarkan reaksi kimia mengetahui sejauh mana ketercapain
(reaksi oksidasi reduksi dan reaksi target dari siklus I. Pada prestasi
asam basa). Sehingga multimedia belajar kognitif dan afektif belum
dapat menggambarkan materi menjadi mencapai target yang ditetapkan.
lebih nyata. Sebelum masuk pada siklus II
Berdasarkan hasil observasi, dilakukan wawancara dengan guru
angket, tes dan wawancara mengenai ketuntasan siswa bahwa
pembelajaran dengan menggunakan belum mencapai target yang diinginkan.
model Student Teams Achievement Setelah dibahas bersama ternyata
Devision (STAD) dengan pemanfaatan terdapat indikator yang belum tercapai,
multimedia dapat meningkatkan sehingga perlu dilakukan tindakan
aktivitas dan prestasi belajar siswa siklus II. Sehingga pada siklus II
pada materi perkembangan konsep kelompok diubah menjadi kelompok
reaksi kimia. Aktivitas belajar yang kecil yaitu terdiri dari tiga siswa tiap
dimaksud adalah aktivitas siswa kelompok. Anggota kelompok dibentuk
selama proses belajar yang meliputi secara heterogen, setiap kelompok
aktivitas oral, aktivitas visual, aktivitas terdapat satu siswa yang tuntas pada
emosional, dan aktivitas menulis. siklus I. Proses pembelajaran pada
Sedangkan prestasi belajar meliputi siklus II terfokus pada indikator
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. kompetensi yang belum tercapai.
Penilaian aspek afektif dan psikomotor Setelah dilakukan tes dan
dilakukan untuk memberikan informasi observasi pada siklus II diperoleh hasil
kepada guru terkait sikap siswa dan yang lebih baik. Perbandingan hasil
keterampilan siswa selama proses aktivitas belajar siswa pada saat
pembelajaran. pembelajaran disajikan pada Gambar I.
Aktivitas belajar siswa dinilai dari 80 66,67
angket aktivitas yang diberikan pada
tiap akhir siklus. Selain itu juga 60 53,33
46,67
dilakukan observasi yang digunakan 40 33,33
sebagai pembanding hasil angket
terkait aktivitas siswa selama proses 20
0 0
belajar mengajar. Aktivitas yang diukur 0
ada empat aspek yaitu aktivitas melihat Aktif Cukup Aktif Kurang
(visual activities), aktivitas berbicara Aktif
(oral activities), aktivitas emosional
(emotional activities), aktivitas menulis Siklus I Siklus II
(writing activities). Hasil dari tindakan
pada siklus I didapatkan hasil 53,33% Gambar 1.Perbandingan Aktivitas
siswa aktif, 46,67% siswa cukup aktif Belajar siswa Siklus I
dan 0% siswa tidak aktif. Aktivitas dan Siklus II
tertinggi pada aspek melihat, berikutnya Berdasarkan Gambar 1
aspek menulis, aspek berbicara dan menunjukkan peningkatan siswa yang
paling rendah aspek emosional. berkatagori aktif dari siklus I ke siklus II.
Sedangkan hasil tindakan pada Peningkatan aktivitas belajar siswa
prestasi belajar kognitif diperoleh hasil disebabkan oleh metode pembelajaran
30% siswa tuntas dan 70% siswa tidak yang diterapkan dan disertai daya
tuntas, prestasi belajar afektif 43,33% dukung oleh media yang digunakan.
siswa baik, 56,67% siswa kurang baik, Pada tahapan penyajian informasi guru
dan 0% siswa tidak baik. Sedangkan dan siswa sangat terbantu dengan
Prestasi belajar psikomotor siswa adanya multimedia yang digunakan.
diperoleh hasil 53,33% siswa terampil, Guru lebih mudah menyajikan informasi
46,67% siswa cukup terampil dan 0% sedangkan siswa lebih mudah dalam
siswa tidak terampil. menangkap informasi yang

Copyright © 2013 76
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 72-79

disampaikan oleh guru. Didalam Tes prestasi belajar aspek kognitif


multimedia terdapat beberapa video pada materi perkembangan konsep
dan animasi yang dapat memicu reaksi kimia dilakukan dua kali, yaitu
pertanyaan siswa, jadi aktivitas belajar diakhir siklus I dan siklus II. Tes kognitif
siswa seperti bertanya maupun yang diberikan berupa 20 soal pilihan
menjawab pertanyaan bisa terjalin pada ganda. Diagram batang persentase
saat pembelajaran berlangsung. ketuntasan belajar siklus I dan siklus II
Perhatian siswa terhadap informasi ditunjukkan pada Gambar 2.
yang disampaikan guru semakin 100
meningkat. Selanjutnya pada tahap 76,67
kerja tim siswa saling mendiskusikan 80 70
permasalahan berupa soal urian 60
bersama timnya. Aktivitas belajar
40 30
menyampaikan pendapat, menulis hasil 23,33
diskusi serta menyampaikan hasil 20
diskusi semakin meningkat.
0
Selanjutnya pada tahap kuis siswa Belum Tuntas Tuntas
lebih bersikap tenang dan percaya diri
dalam mengerjakan kuis yang Siklus I Siklus II
diberikan. Hasil dari kuis dijadikan
penentuan penghargaan tim, kategori Gambar 2. Diagram Batang Presentase
dalam penghargaan tim dibagi menjadi Prestasi Belajar Kognitif
tiga yaitu good team, best team dan Siklus I dan Siklus II
excellent team. Penghargaan ini sangat Berdasarkan data pada Gambar 2,
memotivasi siswa untuk lebih aktif pada presentasi siswa yang tuntas
setiap pertemuan. mengalami peningkatan dari 30%
Dari empat aspek yang diukur menjadi 76,67% pada siklus II. Hal ini
aspek yang paling tinggi baik siklus I menunjukan bahwa pemanfaatan
dan siklus II terdapat pada aktivitas multimedia dalam pembelajaran
melihat, pehatian siswa terhadap Student Teams Achievement Devision
penyampaian materi menggunakan (STAD) dapat meningkatkan prestasi
multimedia tinggi, siswa antusias untuk belajar kognitif pada materi
memahami materi melalui tampilan perkembangan konsep reaksi kimia.
animasi, gambar, atau video yang telah Hal tersebut sesuai dengan penelitian
diperlihatkan melalui multimedia. sebelumnya yang menyatakan bahwa
Indikator pada aktivitas menulis juga dengan adanya multimedia yang berisi
meningkat kegiatan kerja tim animasi, video ataupun gambar akan
menggiatkan siswa untuk memperoleh meningkatkan pemahaman materi yang
jawaban pertanyaan yang telah disampaikan [10]. Selain itu dengan
diberikan. Hasil dari kerja tim mereka adanya keterlibatan langsung siswa
tulis dalam lembar jawab yang nantinya dalam pembelajaran yang menerapkan
disampaikan didalam kelas. Meskipun metode STAD maka pemahaman
indikator aktivitas berbicara dan materi siswa juga ikut terbangun
emosional tidak setinggi aktivitas sehingga prestasi akademik siswa
melihat dan menulis namun kedua menjadi lebih meningkat [6].
indikator tersebut sudah jauh lebih Pada prestasi belajar siswa aspek
tinggi dari keadaan awal atau pra afektif penilaian diperoleh berdasarkan
siklus. angket afektif yang diberikan pada
Peningkatan aktivitas belajar siswa setiap akhir siklus serta didukung
sesuai dengan penelitian sebelumnya dengan hasil observasi selama proses
yang menyatakan bahwa pembelajaran pembelajaran. Penilaian ini digunakan
STAD menumbuhkan keterlibatan untuk memberikan informasi terkait
langsung siswa lebih tinggi dibanding sikap siswa selama mengikuti proses
pembelajaran tradisional (metode belajar mengajar yang meliputi sikap,
ceramah) [6]. minat, konsep diri, nilai dan moral. Hasil

Copyright © 2013 77
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 72-79

capaian aspek afektif siswa yang diukur terampil. Hal ini telah mencapai target
berdasarkan angket yang diberikan yang telah ditetapkan pada siklus I
pada akhir siklus I dan II disajikan yaitu 30%. Target yang ditetapkan
dalam Gambar 3. rendah karena siswa belum pernah
100 melakukan praktikum pada materi
76,67 apapun sebelumnya. Dikarenkan
80 keterbatasan waktu maka penilaian
56,67
60 43,33 psikomotor pada siklus II tidak
40 dilakukan.
23,33
Dalam penelitian tindakan kelas,
20
0,000,00 penelitian dapat dinyatakan berhasil
0 apabila masing-masing aspek yang
Kurang Cukup Baik diukur telah mencapai target yang telah
Baik Baik ditetapkan. Penelitian ini dapat
Siklus I Siklus II disimpulkan berhasil karena aspek
aktivitas, kognitif, afektif dan psikomotor
Gambar 3. Diagram Batang Presentase yang diukur telah mencapai target.
Prestasi Belajar Afektif Dapat ditarik kesimpulan bahwa
Siklus I dan Siklus II pemanfaatan multimedia dalam
Berdasarkan Gambar 3, terjadi pembelajaran Student Teams
peningkatan siswa yang berkriteria Achievement Devision (STAD) dapat
baik, dan berkurangnya siswa yang meningkatkan aktivitas dan prestasi
berkriteria cukup baik. Hasil tersebut belajar siswa pada materi
belum mencapai target pada siklus I perkembangan konsep reaksi kimia
pada siklus II menjadi 76,67%. kelas ATPH 1 SMK Negeri 1
Sementara itu penilaian psikomotor Mojosongo Boyolali tahun pelajaran
dilakukan untuk mengetahui 2012/2013.
keterampilan siswa dalam melakukan
kegiatan praktikum di laboratorium. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam penelitian ini penilaian Berdasarkan hasil penelitian yang
psikomotor hanya dilakukan pada siklus telah dilakukan dapat disimpulkan
I. Penilaian psikomotor dilakukan bahwa dapat ditarik kesimpulan bahwa
melalui observasi langsung. Dari skor pemanfaatan multimedia dalam
yang diperoleh dari tiap siswa pembelajaran Student Teams
kemudian dikriteria kedalam siswa Achievement Devision (STAD) dapat
terampil, cukup terampil dan kurang meningkatkan aktivitas belajar siswa
terampil. Hasil yang diperoleh disajikan (43,33% pada siklus I meningkat
dalam Gambar 4. menjadi 66,67% pada siklus II) dan
60 53,33 prestasi belajar siswa (prestasi belajar
46,67 kognitif siswa sebesar 30% pada siklus
50
I menjadi 76,67% pada siklus II,
40 prestasi belajar afektif siswa sebesar
30 43,33% pada siklus I menjadi 76,67%
20 pada siklus II, dan prestasi belajar
10 psikomotor siswa mencapai 53,33%)
0
0 pada materi perkembangan konsep
Terampil Cukup Kurang reaksi kimia kelas ATPH 1 SMK Negeri
Terampil Terampil 1 Mojosongo Boyolali tahun pelajaran
2012/2013.
Gambar 4. Diagram Pie Penilaian Berdasarkan hasil dari penelitian
Prestasi Belajar yang telah dilakukan, maka dapat
Psikomotor Siklus I dikemukakan beberapa saran yaitu
Hasil yang diperoleh pada pemanfaatan multimedia dalam
penilaian psikomotor berdasarkan pembelajaran STAD dapat diterapkan
Gambar 4 menunjukkan 53,33% siswa pada materi perkembangan konsep

Copyright © 2013 78
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 72-79

reaksi kimia, serta guru hendaknya Forum of Teacher Educational


memperhatikan pengaturan waktu serta Journal. 22 (3) 1-12
strategi yang baik, agar pembelajaran [6] Majoka, Muhammad Iqbal., Dad
berjalan lancar dan hasilnya lebih ,Malik Hukam., Mahmood, Tariq.
maksimal. Hendaknya peneliti lain yang (2010). Student Team
akan melakukan penelitian sejenis lebih Achievement Division (STAD) As
memperhatikan kualitas multimedia dari An Active Learning Strategy:
segi gambar yang lebih jelas dan Empirical Evidence From
animasi yang lebih interaktif dan Mathematics Classroom. Journal of
memperhitungkan pembagian sub Education and Sociology, ISSN:
materi pada setiap pertemuan agar 2078-032X.
pemahaman siswa lebih optimal. [7] Slavin, R.E. (2008). Cooperative
Learning, Teori, Riset dan Praktik.
Terjemahan oleh Narulita Yusron.
UCAPAN TERIMA KASIH Bandung: Nusa Media
Penelitian ini dapat selesai dengan [8] Munir. (2012). Multimedia Konsep
baik karena bantuan dari berbagai & Aplikasi dalam Pendidikan.
pihak. Oleh karena itu penulis Bandung: Alfabeta
mengucapkan terimakasih kepada [9] Jer Lou, Shi., Chen Lin, Hui., Chu
kepala SMK Negeri 1 Mojosongo Shih, Ru., & Hung Tseng, Kuo.
Boyolali atas izin yang diberikan (2012). Improving The
kepada penulis untuk melaksanakan Effectiveness Of Organic
penelitian serta kepada guru kimia dan Chemistry Experiments Through
siswa-siswi kelas ATPH 1 SMK Negeri Multimedia Teaching Materials For
1 Mojosongo Boyolali yang telah Junior High School Students. The
membantu penulis dalam Turkish Online Journal of
menyelesaiakn penelitian ini. Educational Technology (TOJET)
volume 11 Issue 2, April 2012.
DAFTAR RUJUKAN [10] Falvo, David A.(2008). Animations
[1] Depdiknas. (2008). Evaluasi and Simulations for Teaching and
Pelaksanaan KTSP oleh Tim Learning Moleculer Chemistry.
Pengembang Kurikulum Propinsi. International Journal of Technology
Jakarta: Pusat Kurikulum BPP in Teaching and Learning, 4(1),
Depdiknas 68–77.
[2] Badan Standar Nasional [11] Sunardi. Penelitian Tindakan
Pendidikan. (2007). Peraturan Kelas untuk Ilmu Pengetahuan
Menteri Pendidikan Nasional Sosial. Salatiga: Widya Sari press
Republik Indonesia Nomor 41 [12] Arikunto, S., Suhardjono &
Tahun 2007 Tentang Standar Supardi. (2011). Strategi
Proses Untuk Satuan Pendidikan Menyusun Penelitian Tindakan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kelas. Jakarta: Andi Offset.
Depdiknas [13] Moleong, L. J. (1996). Metodologi
[3] Anitah, Sri. (2009). Media Penelitian Kualitatif. Bandung:
Pembelajaran. Surakarta: Panitia Remaja Rosdakarya.
Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP
UNS Surakarta
[4] Hendriks, C. (2009). Using Action
Research to Improve Educational
Practise. AERJ. American
educational research journal, 3 (2)
14-21.
[5] Morgan, B. M. (2012). Teaching
Cooperative Learning with
Children’s Literature. National

Copyright © 2013 79

Anda mungkin juga menyukai